Anda di halaman 1dari 26

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Preeklampsia berat (PEB) dan eklampsia masih merupakan salah satu penyebab utama kematian maternal dan perinatal di Indonesia. Mereka diklasifikasikan kedalam penyakit hypertensi yang disebabkan karena kehamilan. PEB ditandai oleh adanya hipertensi sedang-berat, edema, dan proteinuria yang pasif. Sedangkan eklampsia ditandai oleh adanya koma dan/atau kejang di samping ketiga tanda khas PEB. Penyebab dari kelainan ini masih kurang dimengerti, namun suatu keadaan patologis yang dapat diterima adalah adanya iskemia uteroplacentol. Diagnosis dini dan penanganan adekuat dapat mencegah perkembangan buruk PER kearah PEB atau bahkan eklampsia. Semua kasus PEB dan eklampsia harus dirujuk ke rumah sakit yang dilengkapi dengan fasilitas penanganan intensif maternal dan neonatal, untuk mendapatkan terapi definitif dan pengawasan terhadap timbulnya komplikasi-komplikasi. Di Indonesia preeklampsia-eklampsia masih merupakan salah satu penyebab utama kematian maternal dan kematian perinatal yang tinggi. Oleh karena itu diagnosis dini pre-eklampsia yang merupakan tingkat pendahuluan eklampsia, serta penanganannya perlu segera dilaksanakan untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan anak(1,2). Perlu ditekankan bahwa sindrom preeklampsia ringan dengan hiper-tensi, edema, dan proteinui sering tidak diketahui atau tidak diperhatikan; pemeriksaan antenatal yang teratur dan secara rutin mencari tanda preeklampsia sangat penting dalam usaha pencegahan preeklampsia berat dan eklampsia, di samping pengendalian terhadap faktor-faktor predisposisi yang lain. Preeklampsia-Eklampsia adalah penyakit pada wanita hamil yang secara langsung disebabkan oleh kehamilan. Pre-eklampsia adalah hipertensi disertai proteinuri dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20

minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum 20 minggu bila terjadi. Eklampsia adalah timbulnya kejang pada penderita preeklampsia yang disusul dengan koma. Kejang disini bukan akibat kelainan neurologis(2-4). Preeklampsia-Eklampsia hampir secara eksklusif merupakan penyakit pada nullipara. Biasanya terdapat pada wanita masa subur dengan umur ekstrem yaitu pada remaja belasan tahun atau pada wanita yang berumur lebih dari 35 tahun. Pada multipara, penyakit ini biasanya dijumpai pada keadaan-keadaan berikut (2) : 1) Kehamilan multifetal dan hidrops fetalis. 2) Penyakit vaskuler, termasuk hipertensi essensial kronis dan diabetes mellitus. 3) Penyakit ginjal.

1.2 Tujuan 1. Tujuan Umum Mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan preeklampsia ringan dan di dokumentasikan dalam bentuk soap. 2. Tujuan Khusus a. Mampu melakukan pengkajian pada ibu hamil Trimester II. b. Mampu melakukan interpresentasi data untuk menegakkan diagnosa masalah dan kebutuhan ibu dalam masa kehamilan Trimester II c. Menetapkan identifikasi malah yang terjadi pada ibu dalam masa kehamilan Trimester II. d. Mampu melaksanakan identifikasi tindakan segera. e. Mampu merencanakan asuhan yang akan di berikan pada ibu hamil. f. Mampu memberikan asuhan kebidanan sesuai dengan masalah kebutuhan. g. Mampu mengevaluasi ke efektifan hasil asuhan yang di berikan pada ibu hamil

1.3 Manfaat 1) Bagi Lahan Praktek Sebagai bahan masukan agar dapat meningkatkan mutu pelayanan kebidanan melalui pendekatan asuhan kebidanan. 2) Bagi Institusi Pendidikan Memberikan konstribusi terhadap pengimbangan ilmu pengetahuan kebidanan untuk meningkatkan kesehatan. 3) Bagi Klien Mendapatkan asuhan kebidanan sesuai dengan standar pelayanan kebidanannya merupakan hak pasien. 1.4 Ruang Lingkup Ruang lingkup penulisan makalah ini tentang asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil dengan pre-eklampsia ringan, dengan respon seorang ibu hamil Ny. T pada umur kehamilan 20 minggu, desa Sukamulya, Rt/Rw. 12 / 06 kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu, di wilayah kerja Puskesmas Kerticala pada tanggal 10 januari 2011.

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Kehamilan 1. Definisi Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim ibu. (prawiroharjo 2002 ). Selanjutnya dapat dijelaskan tingkat pertumbuhan dan besarnya janin sesuai kehamilan, pada setiap dilakukan pemeriksaan kehamilan ( Depkes RI, 2002 ). Kehamilan adalah masa yang di mulai dari konsepsi atau fertilisasi ( bertemunya antara ovum dan spermatozoa ) sampai dengan awal terjadinya persalinan aterm sekitar 280 hari 300 hari dengan perhitungan sebagai berikut : Kehamilan sampai 28 minggu dengan berat janin 1000 gram bila berakhir disebut keguguran. Kehamilan 29 36 minggu bila terjadi persalinan disebut prematuritas. Kehamilan 37 42 minggu disebut aterm. Kehamilan lebih dari 42 minggu disebut kehamilan lewat waktu atau postdatism ( serotinus ). Kehamilan dibgi menjadi 3 triwulan, yaitu : 1. Triwulan I 2. Triwulan II 3. Triwulan III : 0 12 minggu : 13 28 minggu : 29 42 minggu.

2. Perubahan fisiologis pada trimester II a. Sendawa dan buang angin Pada trimester ini sendawa dan buang angina adalah keluhan yang paling sering selama kehamilan. Hal ini karena usus merengang dan anda akan merasa kembung.

b. Nyeri ulu hati Rasa panas atau terbakar didada bagian bawah atau perut bagian atas tapi tidak ada hubunganya dengan jantung. Penyebab karena asam lambung naik ke kerongkongan. Hal ini karena hormon progesteron meningkat yang menyebabkan relaksasi dari otot saluran cerna dan juga karena rahim yang semakin membesar yang mendorong bagian atas perut, sehingga mendorong asam lambung naik ke kerongkongan.

c. Pelupa Pada beberapa ibu hamil akan menjadi sedikit pelupa selama kehamilannya, Ada beberapa teori tentang hal ini karena tubuh ibu terus bekerja berlebihan untuk perkembangan bayinya sehingga menimbulkan blok pikiran

d. Sakit perut bagian bawah Pada kehamilan 18-24 minggu anda akan merasakan nyeri diperut bagian bawah yang seperti ditusuk atau seperti tertarik disatu atau dua sisi, Penyebab perenggangan ligamentum dan otot untuk menahan rahim yang semakin membesar. Nyeri hanya sebentar dan tak menetap.

e. Mendengkur

Peningkatan aliran darah selama kehamilan akan menyebabkan sesak dan pembengkakan membrane mukosa yang menimbulkan mendengkur saat tidur.

f. Pusing Penyebab ketegangan emosi, ketegangan pada mata, pembesaran dan kongesti vascular pada sinus akibat stimulasi hormonal

g. Gusi dan hidung berdarah Hal ini karena peningkatan aliran darah selama masa kehamilan. Kadang juga mengalami sumbatan pada hidung hal ini karena perubahan hormonal. h. Pubahan kulit Garis kecoklatan mulai dari pusat ke tulang pubis disebut linea nigra. Kecoklatan pada wajah disebut chloasma atau topeng kehamilan, ini dapat menjadi petunjuk kurang asam folat. Strecth mark terjadi karena perengangan kulit yang berlebih biasanya pada perut dan payudara. Akibat perengangan kulit ini anda dapat merasa gatal.

i. Perubahan payudara Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan yang kekuningan yang disebut colostrums. Putting dan sekitarnya akan semakin bewarna gelap dan besar dan bintik-bintik kecil akan timbul disekitar putting, itu adalah kelenjar kulit.

j. Kram pada kaki Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, hampir 40 % wanita hamil mengalaminya.

Hal ini karena peningkatan hormone yang menahan cairan.

k. Pembengkakan sedikit Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, hampir 40% wanita hamil mengalaminya Hal ini karena peningkatan hormon yang menahan cairan. Pada trimester kedua ini akan tampak sedikit pembengkakan pada wajah, kaki , tangan. Hal ini sering karena posisi duduk atau berdiri yang terlalu lama.

3. Tanda bahaya pada kehamilan Bahaya pada kehamilan, meliputi : Perdarahan pervaginam Sakit kepala hebat Penglihatan kabur Bengkak di wajah dan jari jari tangan Pengeluaran cairan pervaginam Gerakan janin tidak terasa Sakit perut hebat ( Yulaikhah, 2008 )

4. Standar minimal asuhan antenatal care ( 14 T ) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan Tekanan darah Tinggi fundus Tablet Fe TT ( Tetanus Toxoid ) Tes Hb Tes VDRL Tekan / pijat payudara Tinggkatkan kebugaran ibu hamil dengan senam
7

Temu wicara Tes protein urine Tes reduksi urine Terapi iodium Terapi anti malaria

2.2 Pre-Eklampsia 1. Definisi Pre-eklampsia adalah suatu sindrom khas kehamilan berupa penurunan perfusi organ akibat vasospasme dan penyakit endotel. ( william, 2009 ) dan merupakan kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin, dan selama masa nifas yang terdiri atas trias gejala, yaitu hipertensi, proteinuria, dan edema. ( Yulaikhah, 2008 ). Pre-eklampsia merupakan penyebab kematian ibu dan perinatal yang tinggi terutama di negara berkembang. Untuk itu pengawasan ibu hamil sangat penting karena gejala pre-eklampsia umumnya terjadi dalam triwulan ke-3 tetapi dapat terjadi sebelumnya.

2. Penyebab Faktor yang mempengaruhi timbulnya pre-eklampsia antara lain : Primigravida, terutama primigravida muda. Distensi rahim akibat : hidramnion, hamil ganda, mola hidatidosa. Penyakit yang menyertai kehamilan : DM, kegemukan. Pre-eklampsia berkisar antara 3 % - 5 % dari kehamilan yang dirawat.

3. Gejala Klinis 1. Bertambahnya berat badan yang berlebihan 2. Edema pada kaki, jari tangan dan muka 3. Hipertensi 4. Proteinuria 5. Gejala subyektif, meliputi :
8

Sakit kepala terutama daerah frontalis. Rasa nyeri di daerah epigastrium. Gangguan mata, penglihatan menjadi kabur. Terdapat mual sampai muntah. Gangguan pernafasan sampai sianosis. Terjadi gangguan kesadaran ( Yulaikhah, 2008 )

4. Faktor faktor yang mempengaruhi terjadinya pre-eklampsai dan eklampsia adalah : Jumlah primigravida, terutama primigravida muda Distensi rahim yang berlebihan, seperti hidramnion, hamil ganda, molahidatidosa Penyakit yang menyertai kehamilan, seperti diabetes mellitus, obesitas ( ke gemukan ) Jumlah umur ibu di atas 35 tahun Pre-eklampsia berkisar antara 3 % - 5 % dari kehamilan yang di rawat ( Yulaikhah, 2008 ).

5. Patofisiologi Pada pre-eklampsia, terjadi spasme pembuluh darah di sertai dengan retensi garam dan air Pada biopsi ginjal, di temukan spasme hebat arteriol glomerulus. Pada beberapa kasus lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat di lalui oleh satu sel darah merah. Dengan demikian, jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme, tekanan darah akan naik, dalam usaha mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat di cukupi. Kenaikan berat badan dan edema yang di sebabkan penimbunan air yang berlebihan dalam ruang interstitial, belum di ketahui sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam

Proteinuria dapat di sebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahn pada glomerulus. ( Yulaikhah, 2008 )

6. Perubahan pada organ akibat pre-eklampsia a) Otak Spasme pembuluh darah arteriola otak menyebabkan anemia jaringan otak, perdarahan, dan nekrosis. Menimbulkan nyeri kepala yang hebat.

b) Plasenta dan rahim Spasme arteriola mendadak menyebabkan asfiksia berat sampai kematian janin. Spasme yang berlngsung lama akan mengganggu pertumbuhan janin. Terjadinya peningkatan tonus otot rahim dan kepekaannya terhadap rangsang sehingga terjadi partus prematurus. c) Ginjal Spasme pembuluh darah menyebabkan aliran darah ke ginjal menurun sehingga filtrasi glomelurus berkurang. Filtrasi glomelurus dapat turun 50% dari normal sehingga pada keadaan lanjut dapat terjadi oliguria dan anuria. Penyerapan air dan garam tubulus tetap, terjadi retensi garam dan air. Edema pada tungkai dan tangan, paru-paru, dan orang lain.

d) Paru Dapat terjadi bronkopneumonia sampai abses. Menimbulkn sesak nafas sampaai sianosis. Kematian pada preeklampsia-eklamsia dapat di sebabkan oleh edema paru yang menimbulkan dekompensasi kordis e) Mata

10

Terjadi spasme arteriola dan edema retina. Pada eklampsia, dapat terjadi ablasio retina atau lepasnya retina. Gejala lain meliputi skotoma, diplopia, dan ambliopia yang di sebabkan oleh adanya perubahan peredaran darah penglihatan di korteks serebi di dalam retina. dalam pusat

f) Hati Perdarahan yang tidak teratur. Terjadi nekrosis, trombosis pada lobus hati. Rasa nyeri di epigastrium karena peredaran subkapsular.

g) Jantung Perubahan degenerasi lemak dan edema. Perdarahan subendokardial. Menimbulkan dekompensasi kordis sampai terhentinya fungsi jantung. h) Pembuluh darah Permeabilitasnya terhadap protein makin tinggi sehingga terjadi vasasi protein ke jaringan. Protein ekstravaskuler menarik air dan garam menimbulkan edema. Hemokonsentrasi darah yang menyebabkan gangguan fungsi metabolisme tubuh dan trombosis. (manuaba,1998).

7. Keseimbangan cairan dan elektrolit 1) Terjadi perubahan pada metabolisme air, elektrolit, kristaroid, dan protein serum sehingga terjadi gangguan keseimbangan elektrolit. 2) Gula darah, kadar natrium bikarbonat, dan Ph darah dalam batas normal.normal. 3) Pada pre-eklampsia berat dan eklampsia, kadar gula darah naik sementara, asam laktat dan asam organik lainnya naik sehingga cadangan alkali turun keadaan ini di sebabkan oleh kejang.

11

4) Setelah kompulasi selesai, zat zat organik di oksidasi dan di lepaskan natrium, lalu bereaksi dengan karbonik sehingga terbentuk natrium bikarbonat. Dengan demikian cadangan alkali dapat kembali pulih normal. ( Yulaikhah, 2008 ).

8. Klasifikasi 1. Pre-eklampsia ringan Jika kehamilan lebih 37 minggudan tidak ada tanda - tanda perbaikan, lakukan penilain 2 kali seminggu secara rawat jalan; Pantau tekanan darah, proteinuria, reflek dan kondisi janin. lebih banyak istirahat. Diet biasa. Tidak perlu di beri obat-obatan. Jika rawat jalan tidak mungkin rawat d RS: Diet biasa Pantau tekanan darah 2 kali sehari, proteinuria 1 kali sehari. Tidak perlu obat - obatan. Tidak perlu diuretik, kecuali jika terdapat udema paru, dekompensasikordis atau gagal ginjal akut. Jika tekanan diastolik naik normal- pasien dapat di pulangkan ; 1. Nasehatkan untuk istirahat dan perhatikan tanda tanda preeklamsia berat. 2. Kontrol 2 kali seminggu. 3. Jika tekanan diastolik naik lagi; rawat kembali 4. Jika tidak ada tanda-tanda perbaikan; tetap rawat. 5. Jika terdapat tanda-tanda pertumbuhan janin terlambat, pertimbangan terminasi kehamilan. 6. Jika protein uria meningkat, tangani sebagai pre eklamsia berat. Jika kehamilan 37 minggu, pertimbangkan terminasi :

12

Jika serviks matang, lakukan induksi dengan oksitosin 51% dalam 500 ml dekstrose IV 10 tetes. Menit atau dengan prostaglandin .

Jika serviks belum matang, berikan prostaglandin, misoprostol atau kateter foley, atau terminasi dengan seksiob sesarea.

2. Pre-eklampsia berat Pre-eklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang di tandai dengan timbulnya tekanan darah tinggi 160 /110 mmHg atau lebih di sertai proteinuria dan atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Bila salah satu di antara gejala atau tanda diketemukan pada ibu hamil sudah dapat di golongkan pre-eklampsia berat : 1. Tekanan darah tinggi 160/110 mmHg 2. Oligoria, urine kurang dari 400 cc/24 jam. 3. Proteinuria lebih dari 3 gram/liter 4. Keluhan subyektif. 5. Pemeriksaan : Kadar enzim hati meningkat di sertai ikterus. Perdarahan pada retina. Trombosit kurang dari 100.000/mm.

9. Intervensi Pre-Eklampsi a. Pencegahan 1) Pemeriksaan antenatal yang teratur dan teliti dapat menemukan tanda tanda dini pre-eklampsia dan harus dilakukan penangan semestinya. Untuk mencegah terjadinya pre-eklampsia dapat dilakukan dengan : 2) Diet makan (empat sehat lima sempurna)

13

Makanan tinggi protein : beri protein tambahan satu butir telur setiap hari, tinggi karbohidrat, cukup vitamin dan rendah lemak, kurangi garam apabila berat badan bertambah atau uedema. 3) Cukup istirahat Istirahat yang cukup pada hamil semakin tua dalam bekerja seperlunya dan di sesuaikan dengan kemampuan. Lebih banyak duduk atau berbaring ke arah punggung janin sehingga aliran darah menuju plasenta tidak mengalami gangguan. 4) Pengawasan antenatal Bila terjadi perubahan persaan dan gerak janin dalam rahim segera datang ke tempat pemeriksaan. Keadaan yang memerlukan perhatian antara lain : Uji kemungkinan pre-eklampsia Pemeriksaan tekanan darah atau kenaikannya Pemeriksaan TFU Pemeriksaan kenaikkan BB atau uedema Pemeriksaan protein dalam urine Kalau mungkin dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal, fungsi hati, gambaran darah dan pemeriksaan retina mata.

Penilain kondisi janin dalam rahim Pemantauan TFU Pemeriksaan janin : gerakan janin dalam rahim, denyut jantung janin, pemantauan air ketuban. Anjurkan untuk pemeriksaan ultrasonografi Dalam keadaan yang meragukan, maka merujuk penderita

merupakan sikap yang terpilih dan terpuji.

b. Penanganan Penanganan pre-eklamsi bertujuan untuk menghindari kelanjutan menjadi eklamsi dan pertolongan kebidanan dengan melahirkan janin

14

dalam keadaan optimal dan bentuk pertolongan dengan trauma minimal. Tanda dan gejala pre-eklampsia berat : a) Tekanan darah sistolik > 160 mmHg b) Tekanan darah diastolik > 110 mmHg c) Peningkatan kadar enzim hati dan atau ikterus ( kuning ) d) Trombosit < 100.000 / mm3 e) Oliguria ( jumlah air seni < 400 ml / 24 jam ) f) Proteinuria ( protein dalam air seni > 3 g / L ) g) Nyeri ulu hati h) Gangguan penglihatan atau nyeri kepala bagian depan yang berat i) Perdarahan di retina ( bagian mata ) j) Edema ( penimbunan cairan ) pada paru k) Koma. Di tinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala gejala preeklampsia berat selama perawatan, maka perawatan di bagi menjadi : 1. Perawatan aktif Adalah kehamilan segera di akhiri dan di tambah pemberian obat obatan. Perawatan aktif dilakukan apabila usia kehamilan 37 minggu atau lebih, adanya ancaman terjadinya impending eklampsia, kegagalan terapi dengan obat obatan, adanya tanda kegagalan pertumbuhan janin di dalam rahim, adanya HELLP syndrome ( haemolysis, Elevated Liver enzymes, and Low Platelet) 2. Perawatan konservatif Adalah kehamilan tetap di pertahankan di tambah pemberian obat obatan. Perawatan konservatif dilakukan apabila kehamilan kurang dari 37 minggu tanpa di sertai tanda tanda impending eklampsia serta keadaan janin baik. Perawatan konservatif pada pasien pre-eklampsia berat yaitu :

15

Segera masuk rumah sakit Tirah baring Infus Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam Pemberian obat anti kejang : magnesium, sulfat Anti hipertensi, diuretikum, di berikan sesuai dengan gejala yang di alami Penderita di pulangkan apabila penderita kembali ke gejala gejala / tanda tanda pre-eklampsia ringan ( di perkirakan lama perawatan 1 2 minggu )

Penanganan kejang : o Beri obat antikonvulsan o Perlengkapan untuk penanganan ( jalan nafas, sedotan, masker oksigen, oksigen ) o Lindungi pasien dari kemungkinan trauma. o Aspirasi mulut dan tenggorokan o Baringkan pasien pada sisi kiri, posisi trendelenburg untuk mengurangi resiko aspirasi. o Beri oksigen 4 - 6 liter / menit Penanganan umum : Jika tekanan diastolic > 110 mmHg, antihipertensi sampai tekanan diastolic di antara 90 100 mmHg Pasang infus ringer laktat dengan jarum besar ( uk. 16 atau lebih ) Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai overload Kateterisasi urine untuk pengeluaran volume dan proteinuria Jika jumlah urine < 30 ml / jam Jangan tinggalkan pasien sendiri, kejang di sertai aspirasi dapat mengakibatkan kematian ibu dan janin Observasi tanda tanda vital, refleks dan denyut jantung janin setiap jam
16

Auskultasi paru untuk mencari tanda tanda uedema paru, kreptasi merupakn tanda uedema paru. Jika ada uedema paru, hentikan pemberian cairan dan berikan diuretic misalnya furosemide 40 mg per IV.

17

BAB III TINJAUAN KASUS

Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Pada Ny. T G1 P0 A0 Trimester II

Tanggal pengkajian Waktu Tempat Pengkaji

: 10 Januari 2011 : 10.00 WIB : Puskesmas Kerticala : Tim

A. Data subjektif 1. Identitas Nama Ibu Umur Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Agama : Ny. T : 20 tahun : SD Nama Suami Umur Pendidikan : Tn. M : 25 tahun : SMP : Tani : Rp. 800.000/ bulan : Islam

: Ibu Rumah Tangga Pekerjaan :: Islam Penghasilan Agam

Suku / Bangsa : Jawa Alamat : Desa Sukamulya Rt / Rw. 12 / 06

Suku / Bangsa : Jawa Alamat : Desa Sukamulya Rt / Rw. 12 / 06

2. Keluhan Utama Ibu datang ke puskesmas dengan keluhan pusing 3. Riwayat Kehamilan Sekarang HPHT TP : 03 09 2010 : 10 06 2011

18

Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan pertama dengan usia kehamilan 5 bulan dan mengeluh pusing, ibu sudah pernah memeriksakan kehamilannya sebanyak 3 kali di puskesmas. Obat obatan yang pernah di dapat yaitu tablet penambah darah, kalk, dan vitamin. Ibu sudah pernah mendapat imunisasi TT 1x yaitu TT 1 pada usia kehamilan 4 bulan tanggal 10 10 2010 dan ibu belum mengetahui tanda tanda bahaya kehamilan dan tanda tanda persalinan.

4. Riwayat Kesehatan Ibu Dan Keluarga Ibu dan keluarga tidak mempunyai penyakit berat seperti jantung, ginjal. Tidak mempunyai penyakit menular seperti HIV /AIDS, Hepatitis B, dan Malaria. Tidak mempunyai penyakit keturunan seperti Diabetes Mellitus, Astsma, tetapi keturunan dari pihak bapak dan mempunyai keturunan Gemilli atau Kembar dari pihak suami.

5. Riwayat Sosial Ekonomi Lama nikah 5 tahun. Mendapat respon dan dukungan yang baik dari suami dan keluarga, rencana persalinan di klinik bidan dan di tolong oleh bidan. Pengambil keputusan adalah suami, ibu pernah menggunakan kontrasepsi suntik selama 4 tahun. Ibu makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur, lauk pauk, minum 8 gelas / hari dan 1 gelas susu. Buang besar 1 kali sehari dan buang air kecil 5 kali sehari. Ibu tidak merokok, minum minuman keras dan tidak mengkonsumsi obat obatan terlarng.

B. Data Objektif 1. Pemeriksaan Umum Keadaan umum Kesadaran : Baik : Composmetis Tekanan darah Nadi

Tanda tanda vital : : 140 / 90 mmHg : 80x / menit

19

Respirasi Suhu

: 20x / manit : 36,50 c

2. Status Gizi BB sebelum hamil BB sekarang Tinggi badan Lila : 53 kg : 55 kg : 150 cm : 24 cm

3. Pemeriksaan Fisik Muka Mata Hidung Mulut : Tidak pucat, tidak ada edema, dan tidak ada cloasma gravidarum : Konjungtiva merah muda, sklera putih : Simetris, tidak ada sekret dan polip : Bibir tidak pucat, tidak kering, lidah bersih, gigi tidak ada karies dan tidak terdapat stomatitis. Telinga : Bersih, tidak ada serumen, fungsi

perdengaran baik, tidak ada nyeri tragus pada telinga kanan dan kiri Leher Dada Paru-paru Jantung Payudara : Tidak ada pembesaran pada kelenjar limfe, tyroid, dan vena jugularis. : Tidak terdapat tarikan dinding dada : Tidak ada bunyi ron menchi dan wheezing : Bunyi jantung reguler : Simetris, bersih, areola hitam, papila kanan dan kiri Menonjol,tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan.

20

Abdomen

: tidak ada bekas luka operasi, terdapat linea nigra dan striae gravidarum, pembesaran

perut sesuai dengan umur kehamilan. Leopold I Leopold II : TFU 18cm, : Sebelah kiri perut ibu teraba keras, datar, ada tahanan ( punggung ) DJJ 143x / menit, Leopold III Leopold IV ::-

Ekstremitas Atas Bawah

: : Kuku tidak pucat, tidak ada edema. : Kuku tidak pucat, tidak ada edema, tidak ada varises, reflek patela kanan dan kiri ( + ) / ( + ).

Genetalia dan anus CVAT

: Tidak di periksa karena ibu menolak. : (-)/(-)

4. Data Penunjang Hb Protein urine Glukosa urine Ph : 11gr% : (+) : (-) : 7.0

Golongan darah : B

C. Analisa G1P0A0 umur kehamilan 20 minggu dengan pre-eklampsia ringan, janin hidup tunggal intra uterine. Keadaan ibu dan janin baik.

D. Penatalaksanaan Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup Ibu mau melakukannya Membina hubungan baik dengan keluarga.
21

Melakukan infom consent ibu menyutujuinya. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan pada ibu bahwa letak janin ada keraguan dan terdapat 2 DJJ di dua tempat ibu mengetahuinya. Menganjurkan ibu untuk konsultasi ke dr. Puskesmas dan dr. SpOG ibu akan melakukannya. Menganjurkan ibu untuk : Diet rendah protein seperti telur, ikan, tahu,tempe. Mengkonsumsi banyak syuran dan buah buahan. Rendah karbohidrat seperti nasi, pengganti kentang dan ubi. mau melakukannya. Pemberian tablet Fe dan menyarankan ibu untuk meminumnya secara teratur dan di minum 1 kali sehari meminumnya. Memberi tahukan tanda - tanda bahaya pre-eklamsi berat seperti : Sakit kepala terutama daerah frontalis. Rasa nyeri di daerah epigastrium. Gangguan mata, penglihatan menjadi kabur. Terdapat mual sampai muntah. Gangguan pernafasan sampai sianosis. Terjadi gangguan kesadaran. ibu mengerti. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang satu minggu kemudian ibu bersedia, kunjungan ulang tanggal 12 februari 2011. Mendokumentsikan hasil asuhan. sebelum tidur ibu mau

22

BAB IV PEMBAHASAN

Setelah melakukan pengkajian asuhan kebidanan pada ibu hamil, penulis memaparkan tentang pemeriksaan kehamilan yang di lakukan secara rutin kepada Ny. T adalah 9 T yaitu timbang, berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, Te laboratorium, tatalaksana kasus, tabung persalinan, pemberian tetanus toxsoid, pemberian tablet zat besi, dan temu wicaraa. Sedangkan menurut dinas kesehatan sekarang pelayanaan atau standar asuhan kehamilan adalah minimal 14 T yaitu dengan disertai tes terhadap penyakit menular seksual. Sedangkn asuhan yang di berikan pada Ny. T yaitu 9 T timbang, berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, tes laboratorium, tatalaksana kasus, tabungan persalinan, pemberian tetanus toxoid, pemberian tablet zat besi, dan temu wicara, sedangkan tes penyakit menular seksual tidak dilakukan karena tidak tersedianya alat saran dan fasilitas. Berdasarkan kebijakan pemerintah ANC minimal dilakukan 4 kali selama kehamilan (Rustam muchtar, 1988). Sedangkan N y. A Telah melaksanakaan antenatal sebanyak 5 kali selama kehailan. Menurut teori yang ada di buku seri asuhan kebidanan kehamilan ( Yulaikhah,2008) tentang penanganan pre-eklampsia berat yaitu: 1. Istirahat di tempat tidur 2. Beri diet rendah garam 3. Beri obat penenang ( valium, fenobarbital ) 4. Hindari pemberian diuretik dan anti hipertensi 5. Pantau keadaan janin

23

BAB V PENUTUP

1. Kesimpulan Setelah melakukan pengkajian dari mulai pengumpulan data sampai dengan evaluasi dan asuhan kebidanan pada Ny. T dengan usia kehamilan 28 minggu di wilayah kerja Puskesmas Kerticala bahwa Ny. T telah melaksaanakan asuhan antenatal sebanyak 3 kali kunjungan dan telah dan telah mendapatkan standar asuhan kehamilan 9 T. Berdasarkan pemeriksaan laboratorium pemeriksaan di dapatkan protein urine (+) dan reduksi (-), dan dalam tanda - tanda vital tekanan darah 140 / 90 mmHg. Ny. T

mempunyai penyakit keturunan hipertensi dari pihak ibu, penanganan pada pre-eklampsia ringan yang di berikan sementara ini adalah istirahat di tempat tidur dan diet rendah garam. Dalam rangka menurunkan angka kematian maternal dan perinatal akibat preeklampsia-eklampsia deteksi dini dan pe-nanganan yang adekuat terhadap kasus preeklampsia ringan harus senantiasa diupayakan. Hal tersebut hanya dapat dilakukan dengan mempertajam kemampuan diagnosa para

penyelenggara pelayanan bumil dari tingkat terendah sampai teratas, dan melakukan pemeriksaan bumil secara teratur. Mengingat komplikasi terhadap ibu dan bayi pada kasus-kasus PEB-E, maka sudah selayaknyalah semua kasus-kasus tersebut dirujuk ke pusat pelayanan kesehatan yang memiliki fasilitas penanganan kegawatdaruratan ibu dan neonatal. Demikian makalah mengenai Penanganan Preeklampsia Berat dan Eklampsia kami rangkum sebagai penyegaran bagi rekan-rekan di daerah. Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya.

2. Saran 1) Bagi Institusi Pendidikan

24

Di harapakan agar lebih mempersiapkan managemen praktek lapangan semaksimal mungkin sehingga praktek dapat berjalan dengan baik. 2) Lahan Praktek Sebagai masukan untuk dapat memberikan asuhan kebidanan yang lebih berkualitas pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan asuhan pada bayi baru lahir sehingga meningkatkan kesehatan pada ibu dan anak. 3) Bagi Klien Di harapkan apabila klien suatu saat hamil kembali selalu mengamati perkembangan kehamilan, proses kelahiran, nifas dan bayinya dengan melakukan pemeriksaan rutin ke puskesmas, posyandu dan terdekat.

25

DAFTAR PUSTAKA

Yulaikhah, Lily.2008. Seri asuhan kebidanan kehamilan. Jakarta:EGC Williams. 2009. Obstetri. Jakarta: EGC http://sobat baru.blogspot.com/2008/11/penertian kehamilan.html Prawiroharjo, Sarwono.2008. ilmu kebidanan.jakarta: Yayasan Bina Pustaka Reeder, Mastroianni, Martin, Fitzpatrik. Maternity Nursing. 13rd ed. Philadelphia: JB Lippincott Co, 1976; 23: 463-72. Manuaba Gde IB. Penuntun diskusi obstetri dan ginekologi untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta, EGC, 1995; 25-30. Wiknjosastro H, dkk. Ilmu Kebidanan. Ed. ketiga. Cetakan keempat. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 1997; 24: 281-301. Ansar DM, Simanjuntak P, Handaya, Sjahid Sofjan. Panduan pengelolaan hipertensi dalam kehamilan di Indonesia. Satgas gestosis POGI, Ujung Pandang, 1985; C: 12-20. Wibisono B. Kematian perinatal pada preeklampsia-eklampsia. Fak. Ked. Undip Semarang, 1997; 6-12. Pritchard JA, MacDonald PC, Gant NF. William Obstetrics. Penerjemah: Hariadi R, dkk. Surabaya: Airlangga University Press, 1997; 27: 609-46. Briggs G Gerald B Pharm, Freeman K. Roger, Yaffe JS. Drugs in pregnancy and lactation. 4th Ed. Maryland: William & Wilkins, 1994; 66a.

26

Anda mungkin juga menyukai