Anda di halaman 1dari 2

SKB 3 MENTERI

Ketentraman hidup masyarakat sangat terganggu oleh kerentanan yang luar biasa terhadap isu agama. Sedikit saja identitas keagamaan disinggung, maka reaksi yang akan ditimbulkan sangat besar. Keragaman social dapat terjadi akibat factor-faktor agama seperti pendirian rumah ibadah, penyiaran agama, penodaan agama, peringatan hari-hari besar keagamaan, perkawinan antara pemeluk beda agama dan sebagainya. Dinamika perkembangan social yang berubah cepat akibat reformasi dan globalisasi serta kemajuan teknologi komunikasi (media masa) berdampak pada merosotnya integritas dan moral masyarakat, serta makin berkurangnya peran figure sentral dan figure moral di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Hal ini pada gilirannya dapat mengundang timbulnya berbagai reaksi social yang berbeda atau bertentangan dengan moral agama di kalangan masyarakat ( Muhammad Jamin, 2007:1). Dalam usaha mengatasi kerawanan social serta mewujudkan, memelihara dan mengembangkan kehidupan masyarakat yang rukun, saling pengertian dan saling menghormati, perlu peran Negara yang cukup besar dalam hal ini pemerintah. Peran tersebut sebenarnya telah tertuang dalam berbagai peraturan yang berkaitan dengan kebebasan beragama, kegiatan keagamaan dan pemeliharaan kerukunan antar umat beragama. Kerawanan social dapat terjadi akibat faktor-faktor non agama dan faktor-faktor agama seperti pendirian tempat ibadah, penyiaran agama, penodaan agama, peringatan hari-hari besar keagamaan, perkawinan antar pemeluk beda agama dan sebagainya. Dalam usaha mengatasi kerawanan social serta mewujudkan, memelihara dan mengembangkan kehidupan masyarakat yang rukun, saling pengertian dan saling menghormati, perlu peran Negara yang cukup besar dalam hal ini pemerintah. Peran tersebut sebenarnya tidak tertuang dalam berbagai peraturan yang berkaitan dengan kebebasan beragama, kegiatan keagamaan dan pemeliharaan kerukunan antar umat beragama. Menurut Muhammad Jamin, di lingkungan internal masing-masing kelompok agama, masih terdapat pemikiran dan perilaku keagamaan yang sempit dan dipandang kurang mengembangkan

ajaran-ajaran agama yang bersifat universal. Kecurigaan yang berlebihan dari aparat pemerintah terhadap aktifitas para ustad dan daI kadang masih dirasakan. Pemberitaan pers juga kadang dipandang sebagian masyarakat masih mengeploitasi permasalahan antar kelompok agama tanpa mempertimbangkan dampak yang ditimbulkan pada segi-segi keagamaan dan keharmonisan hubungan antar kelompok masyarakat (Muhammad Jamin, 2007:2).

Anda mungkin juga menyukai