Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS VALUASI EKONOMI LINGKUNGAN KESEDIAAN MEMBAYAR MASYARAKAT SEKITAR SUNGAI SIAK Nama : Hairul Amin Nim : 081011043

Prodi : Ilmu dan Teknologi Lingkungan UNAIR I. Tujuan Mengidentifikasi kesediaan membayar nilai ekonomi lingkungan oleh masyarakat di sekitar Sungai Siak dan faktor-faktor yang berhubungan dengannya. II. Metodologi Penelitian a. Metode pengambilan sampel Metode pengambilan sampel menggunakan kajian eksploratif dengan pengambilan sampel secara klaster di Kecamatan Tualang Kabupaten Siak. Pengambilan sampel dibagi berdasarkan 3 kategori: sampel pada kawasan dekat sungai sebanyak 41 rumah tangga, sampel pada kawasan berjarak menengah sebanyak 42 rumah tangga, dan sampel pada kawasan jauh dari sungai sebanyak 23 rumah tangga. b. Metode pengumpulan data Data yang dikumpulkan yaitu: 1. Data primer Data primer diperoleh berdasarkan hasil wawancara dengan responden menggunakan kuisioner. Data yang dikumpulkan berupa data umur, pendapatan, pendidikan, pekerjaan, jumlah tanggungan, lama berdomisili, jarak tempat tinggal ke Sungai Siak, nilai kesediaan membayar, dan tanggapan responden terhadap kualitas air sungai. 2. Data sekunder Data sekunder diperoleh dari instansi terkait. Data yang dikumpulkan berupa jumlah penduduk di Kecamatan Tualang dan data tentang kondisi daerah aliran Sungai Siak.

III.

Hasil a. Kesediaan membayar nilai ekonomi lingkungan masyarakat sekitar Sungai Siak Dari hasil survey yang telah dilakukan, sebagian besar responden masyarakat sekitar Sungai Siak (64,15%) bersedia membayar pada rentang harga Rp. 0,0 Rp. 24.999,- per bulan untuk biaya perbaikan lingkungan sungai. Sedangkan Sedangkan yang bersedia membayar diatas Rp. 125.000,- hanya 1,89%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kesediaan membayar nilai ekonomi lingkungan oleh masyarakat sekitar Sungai Siak masih rendah. Hal tersebut dapat disebabkan oleh 2 hal, yaitu faktor ekonomi dan kesadaran lingkungan. Faktor ekonomi yaitu kondisi ekonomi dari masyarakat Sungai Siak yang berada dalam kategori menengah ke bawah, sehingga kemampuan membayar nilai ekonomi lingkungan sangat terbatas. Faktor lain yaitu kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat sungai siak tentang pentingnya menjaga kualitas lingkungan serta manfaat yang dapat diberikan oleh lingkungan terhadap masyarakat, sehingga mereka beranggapan bahwa lingkungan dapat memperbaiki dirinya sendiri tanpa perlu campur tangan dari manusia. Selain itu mereka juga belum menyadari dampak dari pencemaran sungai terhadap kesehatan mereka. Secara keseluruhan jumlah nilai lingkungan yang hilang akibat penurunan kualitas lingkungan air Sungai Siak adalah sebesar Rp. 487.774.019,-. b. Hubungan jarak dengan kesediaan membayar nilai ekonomi lingkungan Berdasarakan variabel jarak, masyarakat pada jarak dekat dengan Sungai Siak (<800 m) mempunyai kesediaan membayar tertinggi dibandingkan dengan jarak menengah (800-2000) dan jarak jauh (>2000 m). Pada jarak terdekat kesediaan membayar terendah oleh masyarakat sekitar Sungai Siak adalah sebesar Rp. 1500,- sedangkan pada jarak menengah dan jauh adalah sebesar Rp. 0,-. Kesediaan membayar tertinggi pada jarak dekat adalah sebesar Rp. 200.000,- sedangkan pada jarak menengah sebesar Rp. 100.000,- dan jauh sebesar Rp. 50.000,-. Beradasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa penduduk pada jarak dekat mempunyai kesediaan membayar nilai ekonomi lingkungan lebih tinggi dibandingkan penduduk pada jarak menengah maupun jauh, baik itu pada kesediaan membayar terendah dan tertinggi. Hal ini dapat disebabkan penduduk pada jarak dekat mendapatkan dampak langsung akibat pencemaran sungai dibandingkan jarak menengah dan jauh sehingga mereka merasa perlu untuk memperbaiki kualitas sungai. Disamping itu masyarakat pada jarak dekat merupakan pengguna air sungai yang terbesar untuk aktifitas mereka, mereka menggunakan air sungai untuk kegiatan sehari-hari

seperti mandi, cuci, dan transportasi sehingga jika ada perubahan kualitas air sungai akan berpengaruh pada kesehatan dan kondisi ekonomi mereka. Jika dilihat dari perbandingan nilai lingkungan yang hilang, masyarakat pada jarak dekat menerima dampak yang paling besar akibat pencemaran dimana nilai lingkungan yang hilang sebesar Rp. 247.064.268,-, selanjutnya di ikuti masyarakat pada jarak menengah dengan nilai lingkungan yang hilang sebesar Rp. 187.184.857,-,. Masyarakat pada jarak jauh menerima dampak yang paling kecil akibat pencemaran sungai dibuktikan dengan nilai lingkungan yang hilang berada pada nilai terkecil yaitu sebasar Rp. 54.938.739,-. c. Hubungan pendapatan dengan kesediaan membayar nilai ekonomi lingkungan Faktor pendapatan tidak memiliki kaitan langsung dengan kesediaan membayar nilai lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan masyarakat yang mempunyai pendapatan tinggi justru mempunyai keinginan membayar nilai lingkungan lebih rendah daripada masyarakat yang mempunyai pendapatan kecil. Sebaliknya ada sebagian masyarakat berpendapatan rendah yang mempunyai keinginan membayar dalam jumlah besar. Pada masyarakat dengan pendapatan tertinggi (> Rp. 5.325.00,-), kesediaan membayar nilai ekonomi lingkungan tertinggi hanya sebesar Rp. 5000,-, sebaliknya masyarakat dengan pendapatan yang berada dibawahnya (Rp. 3.300.000 Rp. 4.649.000) memiliki kesediaan membayar nilai ekonomi lingkungan tertinggi sebesar Rp. 100.000,-. d. Hubungan pendidikan dengan kesediaan membayar nilai ekonomi lingkungan Berdasarkan data yang diperoleh, tingkat pendidikan tidak berkorelasi linier dengan kesediaan membayar nilai ekonomi lingkungan oleh masyarakat sekitar Sungai Siak atau dengan kata lain tingkat pendidikan tidak berpengaruh dalam menentukan kesediaan membayar nilai ekonomi lingkungan oleh masyarakat sekitar Sungai Siak. Tidak semua masyarakat pada tingkat pendidikan PT (Perguruan Tinggi) bersedia membayar dalam jumlah tinggi. Sebaliknya ada sebagian masyarakat pada tingkat pendidikan SMA bersedia membayar nilai ekonomi lingkungan lebih tinggi dibandingkan PT. Hal ini mungkin disebabkan kurangnya rasa kesadaran dan kepemilikan mereka terhadap Sungai Siak sehingga merasa tidak perlu untuk memperbaiki kualitas Sungai Siak. Hal ini diperkuat dengan status dari masyarakat sekitar Sungai Siak yang sebagian besar adalah pendatang. e. Hubungan kualitas lingkungan air sungai dengan kesediaan membayar nilai ekonomi lingkungan

Dari keseluruhan responden, lebih dari 50% beranggapan bahwa air Sungai Siak berbau, mengandung sampah, kotor, dan telah tercemar. Tetapi walaupun responden menganggap air sungai berbau, mengandung sampah, kotor, dan telah tercemar, tidak semua responden bersedia membayar nilai ekonomi lingkungan lebih besar. Bahkan ada beberapa responden pada jarak menengah dan jauh yang tidak bersedia membayar nilai ekonomi lingkungan untuk perbaikan kualitas Sungai Siak . hal ini mungkin disebabkan mereka tidak merasa mendapatkan dampak langsung ataupun tidak langsung dari penurunan kualitas air Sungai Siak. IV. Kesimpulan a. Kesediaan membayar nilai ekonomi lingkungan oleh masyarakat sekitar Sungai Siak masih tergolong rendah. b. Faktor yang yang paling mempengaruhi kesediaan membayar nilai ekonomi ingkungan adalah jarak dari tempat tinggal masyarakat terhadap Sungai Siak. c. Faktor pendapatan, pendidikan, dan kualitas air sungai kurang berhubungan dengan kesediaan membayar nilai ekonomi lingkungan oleh masyarakat sekitar Sungai Siak. V. Kritik dan Saran Data yang didapatkan masih belum merepresentasikan kondisi yang sebenarnya dari masyarakat sekitar Sungai Siak karena dari jumlah keseluruhan rumah tangga (RT) yaitu 21.108 RT hanya diambil 106 RT sehingga masih ada kemungkinan terjadi kondisi yang lain. Faktor pendidikan, pendapatan, dan kualitas air sungai mungkin mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kesediaan membayar nilai ekonomi lingkungan oleh masyarakat pada daerah lain disebabkan kondisi ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat yang berbeda-beda.

Anda mungkin juga menyukai