Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CAP (COMMUNITY ACQUIRED PNEUMONIA)/ PNEUMONIA AKUT) Di Ruang IGD

RSUP. DR. Sardjito Yogyakarta

Tugas Individu Stase Keperawatan Gadar Tahap Profesi Program Studi Ilmu Keperawatan FK UGM

Disusun Oleh: MELINA DEFITA SARI 08/268158/KU/12824

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2013

CAP (COMMUNITY ACQUIRED PNEUMONIA)/ PNEUMONIA AKUT) PENGERTIAN Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dan bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat. Pada pemeriksaan histologi terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka waktu yang bervariasi. Istilah pneumonia lazim dipakai bila peradangan terjadi oleh proses infeksi akut yang merupakan penyebab tersering.. Bila proses infeksi teratasi, terjadi resolusi dan biasanya struktur paru normal kembali. Pada perkembangan pengelolaan pneumonia telah dikelompokan pnemonia yang terjadi dirumah sakit yang disebut disebut Pneumonia Nosokomial (PN) kepada kelompok pneumonia yang berhubungan dengan pemakaian ventilator (PBV) (ventilator associated pneumonia-VAP) dan yang didapat di pusat perawatan kesehatan (PPK) (healthcare-associated pneumonia-HCAP). Dengan demikian pneumonia saat ini dikenal 2 kelompok utama yaitu pneumonia di rumah perawatan (PN) dan pneumonia komunitas (PK) yang didapat dimasyarakat. ETIOLOGI Diketahui berbagai patogen yang cenderung dijumpai pada faktoor risiko tertentu misalnya H. Influenza pada pasien perokok, patogen atipikal pada lansia, gram negatif pada pasien dari rumah jompo, dengan adanya PPOK, penyakit penyerta kardiopulmonal/jamak, atau pasca terapi antibiotika spketrum luas. Ps. Auruhginosa pada pasien bronkietaksis, terapi streoid(>10mg/hari), malnutrisi dan imunosupresi dengan disertai lekopeni. Macam-macam jenis patogennya adalah S. Pneumoniae, H. Influenzae, Mycolasma, Chamydia Legionella, M. catarrhalis, Klebsiell, batang gram negatif lainya, S.auereus, S, pyogenes, dan virus (namun tidak ada organisme yang dapat diindentifikasi pada 40%-60% kasus).

PATOFISIOLOGI Mencakup interaksi antara mikroorganisme (MO) penyebab yang masuk melalui berbagai jalan, dengan daya tahan tubuh. Kuman mencapai alveoli melalui inhalasi, aspirasi kuman orofaring, penyebaran hematogen dari focus infeksi lain, atau penyebaran langsung dari lokasi infeksi. Pada bagian saluran napas bawah, kuman menghadapi daya tahan tubuh berupa sistem pertahanan mukosilier, daya tahan selular makrofag alveolar, limfosit bronkial dan neutrofit. Faktor predisposisi antara lain berupa kebiasaan merokok, pasca infeksi virus. Penyakit jantung kronik, DM, keadaan imunodefisiensi, kelainan atau kelemahan struktur organ dada dan penurunan kesadaran. Pneumonia diharapkan akan sembuh setelah terapi 2 3 minggu. Bila lebih lama perlu dicurigai adanya infeksi kronik oleh bakteri anaerob atau non bakteri seperti oleh jamur mikrobakterium atau parasit. Karena itu penyelidikan lanjut terhadap MO perlu dilakukan bila pneumonia berlangsung lama. Tanda dan gejalanya adalah adan terasa lemas,Badan terasa panas , Sesak napas, muntah-muntah Mencakup interaksi antara mikroorganisme (MO) penyebab yang masuk melalui berbagai jalan, dengan daya tahan tubuh. Kuman mencapai alveoli melalui inhalasi, aspirasi kuman orofaring, penyebaran hematogen dari focus infeksi lain, atau penyebaran langsung dari lokasi infeksi. Pada bagian saluran napas bawah, kuman menghadapi daya tahan tubuh berupa sistem pertahanan mukosilier, daya tahan selular makrofag alveolar, limfosit bronkial dan neutrofit. Faktor predisposisi antara lain berupa kebiasaan merokok, pasca infeksi virus. Penyakit jantung kronik, DM, keadaan imunodefisiensi, kelainan atau kelemahan struktur organ dada dan penurunan kesadaran. Pneumonia diharapkan akan sembuh setelah terapi 2 3 minggu. Bila lebih lama perlu dicurigai adanya infeksi kronik oleh bakteri anaerob atau non bakteri seperti oleh jamur mikrobakterium atau parasit. Karena itu penyelidikan lanjut terhadap MO perlu dilakukan bila pneumonia berlangsung lama.

TANDA GEJALA Tanda fisik yang memprediksi mortalitas, peningkatan mobiditas dan komplikasi berupa: Badan terasa lemas, Badan terasa panas Sesak napas,muntah-muntah Respiratori >30x/menit; Tekanan diastolik<60 atau sistolik<90 mmHg; nadi > 125 x/mnt; suhu 350 C atau lebih 400 C, bingung atau penurunan kesadaran, adanya infeksi ekstrapulmoner Hasil laboratorium: Leukosit <4000 atau >30.000/mm3 PaO2 < 60 mmHg atau PaCO2>50 mmHg Kreatinin> 1,2 mg% atau BUN >20 mg%, Gambaran foto torak terlihat lesi lobus jamak, adanya rongga, perluasan yang cepat atau adanya efusi pleura Hematokrit <30% atau Hb<9 gr% Adanya sepsis atau disfungsi organ berupa asidosis metabolik koagulopati pH arterial <7,35 PENEGAKAN DIAGNOSA Penegakkan diagnosis dibuat dengan maksud pengarahan pada pemberian terapi yaitu dengan mencakup bentuk dan luas penyakit, tingkat berat penyakit, dan perkiraan jenis kuman penyebab infeksi. Dugaan mikroorganisme penyebab infeksi akan mengarahkan pada pemilihan terapi antibiotik yang tepat. a. Anamnesa : evalusi faktor pasien/predisposisi: PPOK atau penyakit kronik, kejang/tidangsadar, penurunan imunitas. Kejadian mendadak (menggigil, demam), nyeri pleuritik (pleuritik chest pain), batuk disertai dengan sputum yang purulen b. Pemeriksaan fisik Awitan akut biasanya oleh kuman patogen seperti S. Pneumoniae, Stresptococcus spp. Stphylococcus. Pneumonia virus ditandai dengan mialgia, malaise, batuk kering dan nonproduktif. Awitan lebih insidious dan ringan pada orang tua/imunitas menurun akibat kuman yang kurang patogen/oppurtunistik

Demam, sesak napas, tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi yang pekak, rhonki yang nyaring, suara pernapasan bronkial). Bentuk Pneumonia klasik berupa bronkopneumonia, pneumonia lobaris atau pleuropneumonia. c. Pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan radiologis dapat berupa pneumonia alveolar dengan gambaran air bronkhogram (airspace disease) misalnya oleh Streptococus pneumonia. Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atau sugestif untuk kuman aspirasi. Bentuk lesi berupa kavitasi dengan air-fluid level sugestif. Pembntukan kista, abses dan fibrosis akibat terjadinya nekrosis jaringan paru

d. Pemeriksaan laboratorium Leokositosis umumnya menandai adanya infeksi bakteri, leukosit normal/rendah dapat disebabkan oleh infksi virus/mikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi respons leukosit, orang tua atau lemah. Leukopenia menunjukan depresi imunitas, misalnya neutropenia pada infeksi kuman gram negatif atau S. Aureus pada pasien keganasan atau gangguan kekebalan. e. Pemeriksaan bakteriologis : sputum, darah, aspirasi nasotrakela/transtrakeal, aspirasi jarum transtorakal, torakosentesis, bronkoskopi atau biopsi. PENANGANAN Perawat melakukan pendekatan pada pasien, menjelaskan proses penyakit pada klien dan keluarga. Observasi TTV, kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi medis yang meliputi pemberian cairan infus yang terdiri dari RL, D5, NaCl dan melakukan injeksi CeFo atau antibiotik yang diberikan 3 x 1 gr, obat peroral yang terdiri dari Lesicol 3 x 1 dan Doverin 3 x 1, pemeriksaan laboratorium untuk memastikan ada atau tidak penyakit lain yang parah. KONSEP DASAR ASKEP 1. Pengkajian a. Aktivitas / istirahat Gejala : kelemahan, kelelahan, insomnia Tanda : Letargi, penurunan toleransi terhadap aktivitas b. Sirkulasi Gejala : riwayat gagal jantung kronis

Tanda : takikardi, penampilan keperanan atau pucat c. Integritas Ego Gejala : banyak stressor, masalah finansial d. Makanan / Cairan Gejala : kehilangan nafsu makan, mual / muntah, riwayat DM Tanda : distensi abdomen, hiperaktif bunyi usus, kulit kering dengan turgor buruk, penampilan malnutrusi e. Neurosensori Gejala : sakit kepala dengan frontal Tanda : perubahan mental f. Nyeri / Kenyamanan Gejala : sakit kepala nyeri dada meningkat dan batuk myalgia, atralgia g. Pernafasan Gejala : riwayat PPOM, merokok sigaret, takipnea, dispnea, pernafasan dangkal, penggunaan otot aksesori, pelebaran nasal Tanda : sputum ; merah muda, berkarat atau purulen Perkusi ; pekak diatas area yang konsolidasi, gesekan friksi pleural Bunyi nafas : menurun atau tak ada di atas area yang terlibat atau nafas Bronkial Framitus : taktil dan vokal meningkat dengan konsolidasi Warna : pucat atau sianosis bibir / kuku h. Keamanan Gejala : riwayat gangguan sistem imun, demam Tanda : berkeringat, menggigil berulang, gemetar, kemerahan, mungkin pada kasus rubeda / varisela i. Penyuluhan Gejala : riwayat mengalami pembedahan, penggunaan alkohol kronis 2. Diagnosa keperawatan dan Intervensi a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan nflamasi trakeobronkial pembentukan oedema, peningkatan produksi sputum b. Kerusakan pertukaran gas dapat dihubungkan dengan perubahan membran alveolar kapiler (efek inflamasi) c. Pola nafas tidak efektif Dapat dihubungkan dengan Proses inflamasi Penurunan complience paru

d.Resiko tinggi penyebaran infeksi dapat dihubungkan dengan ketidakadekuatan pertahanan utama , tidak adekuat pertahanan sekunder (adanya infeksi, penekanan imun) e. Intoleran aktivitas dapat dihubungkan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen Daftar Pustaka Doenges, M.E. (1993). Rencana Asuhan keperawatan. Edisi 3.Jakarta: EGC. Smeltzer, S.C., & Bare, B.G. (2002). Keperawatan Medikal-bedah Brunner & Sudarth. Edisi 8. Vol 3. Jakarta: EGC. Suyono, Slamet. 2001. Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit FKUI : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai