Anda di halaman 1dari 16

BAB I PENDAHULUAN Penyakit kulit banyak sekali bentuk dan penyebabnya, kebanyakan dari penyakit kulit dalah penyakit

menular. Sehingga perlu diwaspadai akan keberadaannya. Salah satu penyakit menular adalah scabies yang disebabkan oleh sarcoptes scabei var. Scabies mudah menyebar baik secara langsung melalui sentuhan langsung dengan penderita maupun secara tak langsung melalui baju, seprai, handuk, bantal, air, atau sisir yang pernah digunakan penderita dan belum dibersihkan dan masih terdapat tungau sarcoptesnya. Penyebabnya adalah kondisi kebersihan yang kurang terjaga, sanitasi yang buruk, kurang gizi, dan kondisi ruangan terlalu lembab dan kurang mendapat sinar matahari secara langsung. Penyakit kulit scabies menular dengan cepat pada suatu komunitas yang tinggal bersama sehingga dalam pengobatannya harus dilakukan secara serentak dan menyeluruh pada semua orang dan lingkungan pada komunitas yang terserang scabies, karena apabila dilakukan pengobatan secara individual maka akan mudah tertular kembali penyakit scabies. Predileksi dari skabies ialah biasanya pada daerah tubuh yang memiliki lapisan stratum korneum yang tipis, misalnya: axilla, areola mamae, sekitar umbilikus, genital, bokong, pergelangan tangan bagian volar, sela-sela jari tangan, siku flexor, telapak tangan, siku flexor, telapak tangan dan telapak kaki.1

BAB II STATUS PASIEN I. IDENTITAS Nama Jenis Kelamin Umur Pekerjaan Alamat : An. L : Perempuan : 6 Tahun : Siswi : Simpang Pulai, Jambi

Status pernikahan : Belum Menikah Suku Bangsa Hobi : Melayu : Ngemil

II.

ANAMNESA ( Autoanamnesis dan Alloanamnesis) Keluhan Utama :

Timbul bercak-bercak merah, bintil-bintil berisi air yang terasa gatal di tangan kiri kanan, perut, pinggang, bokong kiri dan kanan, serta paha kiri dan kanan sejak 1 bulan yang lalu.

Keluhan Tambahan : -

Riwayat perjalanan penyakit :

sejak 1 bulan yang lalu, os mengeluh timbul bercak-bercak merah, serta bintil-bintil berisi air, terasa gatal, awalnya hanya timbul didaerah pinggang saja, Os mengaku sangat gatal pada malam hari, pada saat Os bangun bintil yang berisi air sudah pecah karena Os garuk, kemudian timbul lagi disekitarnya sampai ke bokong, setelah itu Os dibawa berobat oleh ibu nya ke klinik dan Os diberi salep oxytetracyclin 3% dan antibiotik. Ibu Os mengaku setelah diberi obat, lesi hilang dan tidak gatal lagi, tetapi setelah obat habis bercak bercak merah, serta bintil-bintil berisi air muncul lagi ditempat lain yaitu diperut. 2 minggu yang lalu orang tua Os membeli sendiri salep yang sama di apotik, lesi hilang dan gatal juga hilang, tetapi setelah salep habis muncul lagi dan bertambah banyak di tangan kiri dan kanan, ketiak kiri dan kanan, serta paha kiri dan kanan, ahirnya ibu Os membawa berobat ke poli penyakit kulit dan kelamin RSUD Raden Mattaher Jambi. Os tinggal bersama ayah ibu, 1 orang adik, dan kakek, adik Os juga mengalami sakit yang sama dengan Os. Ibu Os Mengaku disekolah Os ada beberapa temannya mengalami sakit yang sama dengan Os.

Riwayat penyakit dahulu : Riwayat penyakit yang sama (-)

Riwayat penyakit keluarga : Adik Os ( 3 tahun ) mengalami keluhan yang sama. Kakek Os, mengalami penyakit kulit juga, tetapi ibu Os mengaku berbeda dengan yang dialami Os, dan hanya alergi biasa.

III.

PEMERIKSAAN FISIK Status Generalis Keadaan Umum : Tampak sakit ringan Kesadaran Vital Sign TD Nadi Kepala Mata ka/ki Leher Thorak : Dbn : Pulmo : vesikuler (+/+), whezing (-/-), ronkhi(-/-) Cor Abdomen : BJ I-II reguller, mur-mur (-), gallop (-) : Lihat status dermatologi :: 80x/i : Normochepal : konjungtiva anemis -/-, skelera ikterus -/-, pupil isokor RR: 20x/i suhu : Afebris : Komposmentis

Extremitas superior : Lihat status dermatologi Extremitas inferior : Lihat status dermatologi Genitalia BB : Dbn : 34 kg

IV.

STATUS DERMATOLOGIS

Regio brachii anterior dan antebrachii anterior sinistra

Gambaran : Regio antebrachii sinistra terdapat vesikel eritema miliar, multipel, bentuk bulat, penyebaran diskret Regio antebrachii sinistra terdapat ekskoriasi eritema miliar, terdapat 2 buah ekskoriasi, teratur, penyebaran diskret.

Regio abdominis lateralis

Gambaran : Regio abdominis lateralis terdapat vesikel eritema miliar, multipel, bentuk bulat, penyebaran diskret

Regio coxae sinistra

Gambaran: Regio coxae sinistra terdapat vesikel eritema miliar, multipel, bentuk bulat, penyebaran diskret Regio coxae sinistra terdapat ekskoriasi eritema miliar, multipel, teratur, penyebaran diskret.

Regio femoris lateralis

Gambaran: Regio femoralis lateralis terdapat vesikel eritema miliar, multipel, bentuk bulat, penyebaran diskret Regio femoralis lateralis terdapat ekskoriasi eritema miliar, multipel, teratur, penyebaran diskret.

V.

PEMERIKSAAN PENUNJANG -

VI.

DIFFERENTIAL DIAGNOSA Skabies

Prurigo hebra Dermatitis atopik

VII.

DIAGNOSA KERJA Skabies dengan infeksi sekunder

VIII. TERAPI Nonfarmakologis : Memberikan edukasi pada pasien Jaga kebersihan Jangan main pasir,tanah Untuk ibu, agar menjemur kasur, dan benda-benda yang tak dapat dicuci Kalau bisa mencuci baju dengan air panas, supaya kumannya mati. Rajin melakukan pengobatan dan seluruh keluarga harus diobati.

Farmakologis: Krim campuran untuk pengobatan topikal yang terdiri dari:

Gentamisin 1 mg, dan bethametasone 0,5 mg cream 10 gr, dengan permetrin 5% cream 15 gram, dioleskan 2 kali sehari pada seluruh tubuh.

Untuk pengobatan sistemik: Methylprednisolone 0,7 kg/BB (0,7 x 34 = 23 terbagi 3 kali sehari) 7 mg/ hari 3x1. Klimdamicin 8-16 mg/kg (8 mg x 34 BB = 272 terbagi 3-4 kali sehari) 90 mg/hari 3x1.

IX.

PROGNOSIS

Prognosis dari skabies yang diderita pasien pada umumnya baik bila diobati dengan benar dan juga menghindari faktor pencetus dan predisposisi begitu juga sebaliknya.

X.

PEMERIKSAAN ANJURAN Dengan adanya keluhan gatal terutama pada malam hari, kelainan kulit pada tempat predileksi, dan adanya penyakit serupa pada anggota keluarga yang serumah, sudah dapat diduga bahwa penyakit tersebut adalah skabies. Terlebih jika ditemukan terowongan. Kita lakukan pemeriksaan sebagai berikut, cara untuk menemukan tungau:1,3 Carilah mula-mula terowongan, kemudian pada ujung yang terlihat papul atau vesikel dicongkel dengan jarum dan diletakkan diatas

sebuah kaca obyek, lalu ditutup dengan kaca penutup, dan dilihat dengan mikroskop cahaya. Dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung diatas selembar kertas putih dan dilihat dengan kaca pembesar. Dengan membuat biopsy irisan. Caranya : lesi dijepit dengan 2 jari kemudian dibuat irisan tipis dengan pisau dan diperiksa dengan mikroskop cahaya. Dengan biopsy eksisional dan periksa dengan pewarnaan H.E. 1

10

BAB III PEMBAHASAN

Pada kasus diatas ditegakkan diagnosa skabies dengan infeksi sekunder berdasarkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan dermatologik. Dari anamnesis diketahui anak perempuan berumur 6 tahun mengeluh timbul bercak-bercak merah, bintil-bintil berisi air, disertai rasa gatal, awalnya hanya timbul didaerah pinggang saja, Os mengaku sangat gatal pada malam hari, pada saat Os bangun bintil yang berisi air sudah pecah karena Os garuk, kemudian timbul lagi disekitarnya sampai ke bokong, perut, tangan kiri dan kanan, ketiak

11

kiri dan kanan, serta paha kiri dan kanan Os mengeluhkan hal ini sejak 1 bulan yang lalu, adik Os (3 tahun) juga mengalami sakit yang sama dengan Os. Ibu Os Mengaku disekolah Os ada beberapa temannya mengalami sakit yang sama seperti Os. Pasien dapat di diagnosa skabies, dimana hal ini sesuai dengan teori yang ada bahwa dengan ditemukannya 2 dari tanda 4 tanda kardinal skabies maka diagnosa dapat ditegakkan. Dimana tanda kardinal yang ditemukan adalah pruritus nokturna dan adanya orang disekitar pasien yang mengalami keluhan yang sama.1 Dari pemeriksaan fisik umum keadaan pasien baik dan tidak ada kelainan. Dari pemeriksaan dermatologis dijumpai pada : Regio brachii ante brachii sinistra dextra, regio abdominis lateralis, regio coxae sinistra dextra, regio femoris lateralis, terdapat : Vesikel eritema miliar, multipel, bentuk bulat, penyebaran diskret Ekskoriasi eritema miliar, multipel, teratur, penyebaran diskret.

Hal ini sesuai dengan diagnosis skabies dimana didalam teori dikatakan bahwa predileksi terjadinya pada daerah dengan stratum korneum yang tipis, namun karena pada anak-anak lapisan stratum korneumnya sebagian besar masih tipis maka penyebarannya dapat bersifat atipikal. Dan ditemukannya papul atau vesikel yang merupakan ujung terowongan, dan ditemukannya ekskoriasi dimana sudah terjadinya infeksi sekunder akibat garukan.1,2 Pemeriksaan penunjang pada pasien ini tidak dilakukan, namun ada pemeriksaan anjuran cara untuk menemukan tungau : Carilah mula-mula terowongan, kemudian pada ujung yang terlihat papul atau vesikel dicongkel dengan jarum dan diletakkan diatas sebuah kaca obyek, lalu ditutup dengan kaca penutup, dan dilihat dengan mikroskop cahaya.

12

Dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung diatas selembar kertas putih dan dilihat dengan kaca pembesar.

Dengan membuat biopsy irisan. Caranya : lesi dijepit dengan 2 jari kemudian dibuat irisan tipis dengan pisau dan diperiksa dengan mikroskop cahaya.

Dengan biopsy eksisional dan periksa dengan pewarnaan H.E 1,3

Pada pasien ini diagnosis bandingnya adalah : 1. Prurigo hebra Prurigo hebra adalah penyakit kulit kronik dimulai sejak bayi atau anak, sering terdapat pada anak dengan tingkat sosial-ekonomi dan higiene rendah. Tanda khas ialah adanya papul-papul miliar tidak berwarna, berbentuk kubah, lebih mudah diraba daripada dilihat. Keluhannya sangat gatal. Garukan yang terus-menerus menimbulkan erosi, ekskoriasi, krusta, hiperpigmentasi, dan likenifikasi. Sering pula terjadi infeksi sekunder. Tempat predileksi di ekstremitas bagian ekstensor dan simetris, dapat meluas ke bokong, perut, muka dapat pula terkena. Biasanya bagian distal lebih parah. Umumnya tungkai lebih parah daripada lengan. Untuk menyingkirkan diagnosa prurigo hebra, dimana pada kasus ini ditemukan papul/vesikel yang eritema, sedangkan pada prurigo hebra tidak demikian, dan sangat gatalnya bisa kapan saja pada skabies sering gatal malam hari. Dan pada prurigo hebra apabila sudah kronik tampak kulit yang sakit lebih gelap kecoklatan dan berlikenifikasi, sedangkan pada scabies tidak.1,2 2. Dermatitis atopik Dermatitis Atopik atau Eczema Dermatitis atau Eksim adalah peradangan pada lapisan atas kulit yang sifatnya kronis atau menahun. Penderita penyakit ini biasanya mengeluh kulit nya terasa gatal dan kering,

13

pucat/redup, yang tidak sembuh-sembuh atau sering kambuh walaupun sudah diobati. Umumnya mengenai bayi dan anak-anak, namun tidak jarang juga dialami oleh orang dewasa. Gejala utamanya pruiritus, dapat hilang timbul sepanjang hari, tetapi umumnya lebih hebat pada malam hari. Akibatnya penderita akan menggaruk sehingga timbul bermacammacam kelainan dikulit, likenifikasi, eritema, erosi, ekskoriasi, eksudasi dan krusta.1,2 Untuk menyingkirkan diagnosa dermatitis atopik, dimana pada kasus ini sifatnya bukan kronis atau menahun, baru dirasakan sejak 1 bulan yang lalu. dan sama-sama mengalami sangat gatal pada malam hari tetapi pada skabies kulitnya tidak kering, pucat/redup. Pada pasien ini penatalaksanaan nya adalah dengan memberikan obat secara topikal dan sistemik. Pengobatan topikal merupakan krim campuran dari Gentamisin 1 mg, dan bethametasone 0,5 mg cream 10 gr, dengan permetrin 5% cream 15 gram, dioleskan 2 kali sehari pada seluruh tubuh. 3 Untuk pengobatan sistemik terdiri dari Methylprednisolone 0,7 kg/BB (0,7 x 34 = 23 terbagi 3 kali sehari) 7 mg/ hari 3x1. Klimdamicin 8-16 mg/kg (8 mg x 34 BB = 272 terbagi 3-4 kali sehari) 90 mg/hari 3x1.

Prognosis dari skabies yang diderita pasien pada umumnya baik bila diobati dengan benar dan juga menghindari faktor pencetus dan predisposisi begitu juga sebaliknya. Selain itu perlu juga dilakukan pengobatan kepada keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama. 1,2,3

BAB IV KESIMPULAN

14

Telah dilaporkan sebuah kasus pada seorang anak perempuan berusia 6 tahun. Disimpulkan bahwa anak tersebut mengalami kelainan bersifat infeksi dan cenderung pada scabies dengan infeksi sekunder. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan dermatologis. Pasien dirawat jalan dan diberi terapi topikal dan sistemik. Dan Prognosis diderita pasien baik bila diobati dengan benar dan juga menghindari faktor pencetus dan predisposisi begitu juga sebaliknya.

DAFTAR PUSTAKA

15

1. Djuanda Adhi. Ilmu penyakit kulit dan kelamin edisi 5. Fakultas kedokteran universitas indonesia. Jakarta : 2007. Hal: 122-125 2. Siregar R. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit Edisi 2. EGC. Jakarta : 2004. Hal: 164-167 3. Sunaryanto A. Skabies dengan infeksi sekunder. FK Universitas Udayana. 2009 (scribd).

16

Anda mungkin juga menyukai