Multiplexer (MUX) adalah penghubung antara beberapa input ke satu output, sedangkan demultiplexer (DEMUX) kebalikannya, menghubungkan 1 input dengan beberapa output. Salah satu aplikasi pasangan MUX DEMUX adalah untuk pemakaian saluran bersama secara bergantian, atau menghubungkan satu sama lain saluran yang banyak dengan jaringan bintang seperti pada sentral telepon digital.
Gambar 6.1. Kotak Hitam, Tabel Kebenaran dan Persamaan Boolean untuk 4-to-1 MUX.
11
Pada gambar 6.2 dapat dilihat bentuk rangkaian MUX yang tidak hanya berlaku untuk 4-bit data input saja, tetapi berlaku umum dengan variasi jumlah gerbang AND, jumlah gerbang NOT, jumlah input gerbang AND dan jumlah input gerbang OR. Kita dapat bayangkan misalnya untuk 8-to1 MUX, karena jumlah data inputnya 8-bit, maka jumlah gerbang AND juga 8 buah, jumlah gerbang NOT 3 buah, jumlah input AND 4-bit, dan jumlah input OR 8-bit. Silakan bayangkan rangkaian digital untuk MUX ukuran lain. Dapat disimpulkan bahwa Multiplexer Digital merupakan rangkaian sederhana.
11
Gambar 6.3. Kotak Hitam, Tabel Kebenaran dan Persamaan Boolean untuk 1-to-4 DEMUX.
6.3. Decoder.
Sangat mirip dengan DEMUX, Decoder terdiri dari N-bit input selektor, 1-bit input Enable dan 2 bit output. Gambar 6.5 dan 6.6 memperlihatkan contoh Decoder, dalam hal ini 2-to-4 Decoder. Jika kita perhatikan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, sebenarnya Decoder adalah DEMUX, cukup mengganti nama bit data input menjadi bit Enable, dan nama bit output menjadi Data Output, maka DEMUX disulap berubah menjadi Decoder. Sim salabim, pokpok-pok, berubah jadi apa ? Decoder. Horee.
N
11
Gambar 6.5. Kotak Hitam, Tabel Kebenaran, dan Persamaan Boolean untuk 2-to-4 DECODER.
11
Persamaan Boolean menjadi amat berbeda. Untuk prioritas acak atau tidak berurut, sangat mungkin kita memerlukan penyederhanaan rangkaian dengan K-Map atau Tabulasi.
Gambar 6.7. Kotak Hitam, Tabel Kebenaran dan Persamaan Bolean untuk 4-to-2 Priority Encoder
11
M(A,B,C) = (3,5,6,7)
dapat diwujudkan dengan rangkaian digital yang komponen utamanya 8-to-1 MUX seperti tampak pada gambar 6.9 atau 4-to-1 MUX seperti pada gambar 6.10. Pada gambar 6.9, seluruh baris pada Tabel Kebenaran disalin ke input MUX 8-to-1, sangat mudah, tetapi kurang efisien. Sedangkan pada gambar 6.10, dengan membagi tabel kebenaran menjadi 4 bagian seperti pada gambar 6.11, Fungsi Boolean M(A,B,C) = (3,5,6,7) dapat diwujudkan dengan rangkaian seperti tampak pada gambar 6.10 tersebut.
Gambar 6.9. Rangkaian Digital untuk 3-bit input dan 1 bit output dengan 8-to-1 MUX.
Gambar 6.10. Rangkaian Digital untuk 3-bit input dan 1 bit output dengan 4-to-1 MUX.
11
Gambar 6.11 memberikan contoh, bagaimana Tabel di sebelah kiri dipecah menjadi 4 area yang masing-masing memiliki nilai AB yang sama, kemudian output F disesuaikan dengan C. Untuk 2 baris pertama pada Tabel Kebenaran, karena pada kedua baris tsb F bernilai 0, maka input paling atas dari MUX adalah angka 0. Untuk 2 baris kedua, karena output F selalu bernilai 1, maka input kedua dari atas pada MUX diberi angka 1. Untuk 2 baris ketiga, karena F selalu sama dengan C, maka input ketiga dari atas pada MUX harus sama dengan C. Sedangkan untuk 2 baris terakhir, karena F selalu kebalikan dari C, maka input terakhir pada MUX harus sama dengan C.
Gambar 6.11. Rangkaian Digital untuk 3-bit input dan 1 bit output dengan 4-to-1 MUX.
11
Gambar 6.13. MUX-DEMUX 16-1-16 dari 5 buah MUX 4-to-1 dan 5 buah DEMUX 1-to-4
11