Anda di halaman 1dari 6

MARHABAN YAA RAMADHAN

.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya berwasiat kepada diri saya sendiri dan kepada saudara-saudara sekalian, marilah kita tingkatkan Islam, iman dan taqwa kita kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala karena hanya dengan Islam, iman dan taqwa itulah kita akan mendapatkan kebahagiaan baik di dunia terlebih lagi Insya Allah di akhirat

Beberapa hari lagi, insya Allah, kita akan kedatangan tamu yang mulia lagi terhormat, bulan Ramadhan yang mubarak yang selalu dirindukan kedatangannya dan disayangkan kepergiannya. Betapa tidak, bagi muslim sejati Ramadhan adalah kekasih hati, ia bagaikan darah segar yang membangkitkan kembali semangat dan gairah yang mulai mengendor. Dialah syahrul mubarak, bulan yang penuh berkah dan ampunan. Hanya orang-orang munafiq, fasiq dan zhalim yang apatis dan mengabaikan kehadiran Ramadhan, bahkan mereka mencela, membenci, dan menganggapnya sebagai beban berat, pengekang hawa nafsu yang selama ini diperturutkan. Mereka tidak segan-segan makan dan minum di depan mereka yang tengah melaksanakan shiyam (puasa). Bahkan mereka dengan seenaknya berpesta pora dengan dosa dan kemashiyatan, waliyaadzu billah. Namun demikian kita kita tetap harus bersyukur, masih mayoritas dari kaum Muslimin melaksanakan puasa, meski harus kita akui dengan jujur bahwa masih banyak pula di antara mereka yang belum tepat dalam menyambut dan mengisi hari-hari yang penuh berkah tersebut. Bahkan masih banyak di kalangan kaum Muslimin yang belum mengerti hakikat dan keutamaan ibadah di bulan Ramadhan.

KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN


Bulan Ramadhan adalah bulan yang mulia dan istimewa. Allah SWT telah mengistimewakannya daripada bulan-bulan lainnya dengan beberapa keistimewaan dan keutamaan, diantaranya : 1. Bulan Ramadhan adalah syahrush-shiyam (bulan puasa) Allah berfirman :

]
Barangsiapa diantara kamu hadir (di negri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah dia berpuasa di bulan itu

(QS. Al Baqarah:185)

Bulan Ramadhan menjadi istimewa karena di dalam bulan inilah dilaksanakan ibadah puasa (shiyam). Suatu ibadah yang begitu penting keberadaannya dan amat agung kedudukannya serta sangat besar ganjaran dan keutamaan bagi orang-orang yang melaksanakannya. Shiyam adalah kewajiban bagi setiap Muslim, dan kita mengetahui bahwa amalanamalan yang wajib itu lebih dicintai Allah SWT dari yang lain, bahkan shiyam adalah salah satu Rukun Islam yang mana seseorang tidak menjadi Muslim yang benar kecuali bila ia menegakkan rukun-rukun Islam itu. Firman Allah SWT :

]
(QS. Al Baqarah : 183)
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa

Bersabda Rasulullah

]
Ditegakkan Islam itu di atas lima perkara : Syahadat bahwa tidak ada Ilah yang disembah secara haq kecuali Allah, dan bahwa Muhammad utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, haji ke Baitullah, dan Shaum (puasa) bulan Ramadhan.

(HR. Bukhari dan Muslim, dari

Abdullah Bin Umar)

Shiyam Ramadhan adalah amalan yang Allah peruntukkan untuk-Nya secara khusus, Dia-lah, Allah SWT yang menentukan ganjarannya. Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah SAW bersabda :

, ] :
Setiap amalan anak Adam adalah untuknya, kebaikan dibalas dengan pahala yang sepuluh kebaikan semisalnya sampai tujuh ratus kali lipat. Firman Allah : Kecuali Shiyam (puasa), maka sungguh puasa adalah untuk-Ku dan Aku yang menentukan ganjarannya

(HR. Bukhari

dan Muslim). Berkata Abu Ubaid ra sebagaimana dinukil dalam Lisanul Arab : Sesungguhnya Allah mengkhususkan puasa itu untuk-Nya dan Dia-lah yang akan memberi balasannya -padahal seluruh amal kebaikan adalah untuk Allah dan tentu Dia-lah yang membalas untuk semuanya- karena

puasa tidak nampak dari ucapan ataupun perbuatan anak Adam, sehingga tak terdeteksi oleh Malaikat, karena puasa adalah suatu niat dalam hati, dan sikap menahan dari aktifitas makan minum, maka Allah SWT yang menentukan balasannya dan melipat gandakannya sesuai keinginan-Nya. Jadi bukan dari catatan Malaikat. Al-Qurthubi berkata : Karena amal-amal lain dapat dimasuki oleh riya, sementara puasa tidak ada yang mengetahuinya -dengan sekedar perbuatan puasa- kecuali Allah, maka Allah menyandarkan puasa itu pada diri-Nya, karena itu Allah katakan dalam hadist (qudsi-pent): Dia (hamba-Ku yang berpuasa) meninggalkan syahwatnya karena Aku. Shiyam Ramadhan adalah sarana untuk mendapatkan ampunan serta hapusnya dosa dan kesalahan. Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda:

]
Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan dasar keimanan dan mengharapkan Ridha Allah SWT pasti diampuni dosa-dosanya yang telah lalu

(HR. Bukhari dan Muslim).

Kata Al-Allamah Al-Albani : Dan jika seseorang tidak mempunyai dosa, maka puasa baginya menjadi sebab terangkatnya derajatnya, seperti halnya para nabi yang mashum dari dosa-dosa. Dari Abu Hurairah pula, bahwasanya Rasulullah bersabda :

]
Bulan-bulan Ramadhan menghapuskan dosa di antaranya, apabila dosa-dosa besar dijauhi

(HR. Muslim). Orang-orang berpuasa masuk syurga dari pintu khusus yang bernama Rayyaan seperti diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Sahl Bin Saad bahwa Rasulullah bersabda yang artinya: Sesungguhnya di syurga ada sebuah pintu yang bernama Rayyaan, orang-orang
berpuasa masuk lewat pintu tersebut pada hari Qiyamat, tidak boleh seorang lainpun yang masuk lewat pintu itu, lalu dikatakan: Dimana orang-orang yang berpuasa lalu mereka bangkit (memasuki pintu tersebut), tak ada yang masuk selain mereka. Dan bila mereka telah masuk, pintu tersebut ditutup pula, maka tidak ada seorang lainpun yang bisa masuk (lewat pintu tersebut).

Kalaulah tidak ada hal lain yang terkandung dalam bulan Ramadhan kecuali dilaksanakannya puasa, yang merupakan salah satu rukun Islam, maka itu sudah cukup menjadikan bulan Ramadhan sebagai bulan yang sangat mulia dan sangat istimewa. 2. Bulan Ramadhan Adalah Syahrul Quran Disebut demikian karena dalam bulan yang mulia ini Allah menurunkan Al-Quran untuk pertama kali, dan turunnya Al-Quran merupakan momentum sejarah yang amat sakral karena Al-Quran adalah pedoman hidup bagi umat manusia. Allah berfirman:

]
185 :
Bulan Ramadhan bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)

(QS. Al Baqarah : 185)

Dengan Al-Quran Rasulullah SAW merubah kondisi jahiliyah yang hina-dina menjadi ummat ini yang berperadaban tinggi, diakui oleh kawan dan lawan. Malam turunnya Al Quran tersebut disebut sebagai Lailatul Qadr (malam kemuliaan), ganjaran beribadah pada malam tersebut lebih baik dari pada ganjaran ibadah seribu bulan di luar Lailatul Qadr. Allah SWT telah mengabarkan dalam Al-Quran tentang turunnya Malaikat Jibril dan malaikat-malaikat yang lain, yang semakin menunjukkan keutamaan malam itu, karena itu Rasulullah SAW senantiasa berjaga-jaga, dan berusaha mendapatkan malam yang mulia itu, dan Beliau SAW bersabda:

Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan dasar keimanan dan mengharapkan Ridha Allah pasti diampuni dosa-dosanya yang telah lalu (HR. Bukhari Barang siapa yang mendirikan shalat malam pada malam lailatul qadar dengan iman dan mengharapkan ganjaran darinya maka akan dihapuskan darinya dosa-dosanya yang telah lalu(HR.)

Dari sisi lain, bulan Ramadhan memiliki korelasi yang begitu spesifik dengan Al-Quran dimana pada bulan Ramadhan ini Rasulullah memberikan perhatian yang sangat besar dan prima pada tilawah Al-Quran, begitupun dengan sahabat-sahabat Beliau dan segenap generasi Salaf Ash-shaleh sesudah mereka. Setiap Ramadhan Rasulullah mengecek kembali bacaan dan hafalan Qurannya bersama Malaikat Jibril, Beliau tidak pernah lupa mengkhatamkan Al-quran secara tartil selama bulan Ramadhan.
) 3. Bulan Ramadhan Adalah Bulan Keberkahan (

Berkah artinya banyaknya kebaikan, dan pada bulan Ramadhan telah disyariatkan banyak amalan-amalan kebajikan di samping puasa, baik itu yang bersifat ibadah ritual seperti Qiyamullail (shalat tarawih), tilawatul quran, dzikir, istighfar dan doa, itikaf pada sepuluh hari terakhir, umrah maupun amaliyah sosial seperti bersedekah, memberi makan orang berpuasa (pada waktu berbuka), dan sebagainya. Semua itu merupakan ladang-ladang kebajikan yang dengannya kaum Muslimin berlomba-lomba meraih janji-janji Allah berupa rahmat dan ampunan, terkabulnya doa dan permohonan, serta berlipat-gandanya ganjaran amal kebaikan. Camkanlah ucapan Rasulullah ketika beliau menggembirakan para sahabat dengan kehadiran bulan yang mulia ini.

Telah tiba bulan Ramadhan, bulan yang penuh keberkahan, Allah telah mewajibkan atas kamu puasa di bulan ini, dalam bulan ini pintu-pintu syurga dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup rapat-rapat, para syaitan dibelenggu. Dalam bulan ini ada suatu malam yang lebih baik daripada seribu bulan, siapa yang tidak mendapat kebaikan malam itu, sungguh ia telah rugi.

(HR.

Ahmad dan An-Nasai dari Abu Hurairah ) Dan dari Ubadah Bin Shamit bahwasanya Rasulullah bersabda: Telah datang
Ramadhan pada kalian, bulan keberkahan, Allah mengunjungi kalian pada bulan ini, lalu Dia menurunkan Rahmat-Nya dan menghapus kesalahan-kesalahan dan mengijabah (memenuhi) permohonan (doa), Allah menyaksikan perlombaan kalian dalam bulan ini, dan membanggabanggakan kalian di hadapan para malaikat. Maka tunjukkanlah kepada Allah kebaikan dari diridiri kalian, karena sesungguhnya orang yang sengsara adalah yang tidak mendapatkan rahmat Allah dalam bulan ini.

(HR. Thabrani)

Cukuplah hadits-hadits yang telah disebutkan di atas sebagai bukti dan gambaran betapa bulan Ramadhan adalah suatu nimat Allah yang sangat besar untuk kaum Muslimin, dia adalah sebuah kesempatan dan momentum yang amat berharga bagi kita untuk meraih berbagai anugerah yang dijanjikan kepada kita, terutama pengampunan dari Allah serta dihapuskan-Nya dosa-dosa dari kesalahan kita karena dalam kehidupan ini, kita banyak melakukan kesalahan atau mashiat kepada Allah dan Rasul-Nya. Kemashiatan yang bila terus berlanjut akan mengundang murka Allah , cepat atau lambat, di dunia atau di akhirat. Rasulullah pernah mengaminkan malaikat Jibril yang mendoakan neraka atas orangorang yang mendapatkan bulan Ramadhan, lalu bulan mulia itupun berlalu, sementara orang tersebut tidak mendapatkan ampunan dari Allah . (HR. Thabrani) Mudah-mudahan kita termasuk orang yang benar-benar dapat mengisi hari-hari yang mulia di bulan Ramadhan tahun ini, dengan amal-amal shaleh sesuai yang dituntunkan dan dianjurkan oleh Rasulullah dan sahabat-sahabat beliau, begitupula para ulama-ulama yang mengikuti jejak mereka dalam setiap zaman karena hanya amal shalihlah yang mengantarkan kita untuk meraih segala keutamaan dan anugerah yang dijanjikan Allah , dan marilah kita menyambut bulan yang mulia ini dengan penuh suka cita, kebahagiaan dan semangat baru serta tekad untuk menjadikan bulan tersebut sebagai langkah awal menuju pada babak baru dalam kehidupan ini, kehidupan yang diwarnai oleh iman dan taqwa, jauh dari noda-noda mashiat dan kekufuran, itulah hidup yang ideal bagi setiap Muslim dan hanya dengan hidup seperti itulah jaminan kebahagiaan dari Allah akan diraih. Insya Allah Taala.

.
Khutbah Kedua

. . . . . . .

. . . . .

Anda mungkin juga menyukai