Anda di halaman 1dari 466

1

2

































3





























4


































5
































6




































7


























8



























9



























1 0


































1 1































1 2

































1 3
























1 4




























1 5




























1 6






























1 7



























1 8















1
























3 .






2

































3






































4



































5


































6



































7































8


























9































1 0





























1 1

































1 2






























1 3





























1 4




























1 5





























1 6


































1 7






























1 8

























1 9













1
































2































3































4































5

































6

































7
































8





























9






























1 0





























1 1



















1

























3 .



2































3
































4






























5






















6


























7



























8















1































2
































3

































4



























1
























3 .



2






























3


























4



























5










( 3 )













6

























7























1





































2















































3









































4


















































5















































6












































7






































8
































9




































1 0











































1 1





































1 2









































1 3












































1 4






































1 5








































1 6

































1 7



































1 8











































1 9






































2 0









































2 1










































2 2











































2 3






































2 4









































2 5












































2 6






































2 7
























2 8































2 9







































3 0






































3 1




























3 2































3 3































3 4









1






































2













































3






































4













































5












































6




































7




































8






































9





































10




































11


































12



































13





































14


































15

































16
































17




































18









































19





































20































21


















22







































23


































24































25






























26





























































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































H . H . H . H . B A M B A N G B A M B A N G B A M B A N G B A M B A N G M . M . M . M . Y A S I N Y A S I N Y A S I N Y A S I N



































































































































































































































































































































1





PERATURAN DAERAH KABUPATEN DOMPU
NOMOR 18 TAHUN 2011

TENTANG
RETRIBUSI JASA UMUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI DOMPU,

Menimbang : a. bahwa berdasakan ketentuan Pasal 180 angka 2 Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi daerah, Peaturan Daerah tentang Retribusi
mengenal Retribusi Jasa Umum, Jasa Usaha dan Retribusi
Perizinan Tertentu harus disesuaikan dalam jangka waktu
2 tahun sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
dimaksud;
b. bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Dompu yang
mengatur tentang Retribusi daerah sudah tidak sesuai
dengan semangat Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009
Tentang pajak daerah dan Retribusi Daerah maka
peraturan daerah yang mengatur Retribusi Jasa Umum
tersebut perlu di lakukan Penyesuaian untuk diganti
dengan Peraturan Daerah yang Berdasarkan Undang-
Undang nomor 56;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan
Daerah tentang Retribusi Jasa Umum.
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar 1945;
2. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah
Daerah-daerah Tingkat I Nusa Tenggara Barat dan Nusa
Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 1655);

2

3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang hukum
acara pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1981 Nomor 76 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3209);
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang
Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3209);
5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002
Nomor 134,Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4247);
6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
7. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4437) Sebagaimana telah di ubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12
tahun 2008 Tentang Perubahan Ke dua Atas Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
59 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4844);
9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
10. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4851);

3

11. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
Dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5025).
12. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5038).
13. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5049);
14. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063);
15. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5234);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelola Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelengaraan
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4593);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Antara Pemerintah, Pemerintahan
Daerah Propinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82,Tambahan Lembar Negara Republik
Indonesia Nomor 4737);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 69 tahun 2010 tentang Tata
Cara Pemberian dan Pemanfaatan insentif Pemungutan
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara

4

Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 119,Tambahan
Lembar Negara Republik Indonesia Nomor5161);
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah di ubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
21. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri
Pekerjaan Umum, Menteri Komunikasi dan Informatika dan
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 18
Tahun 2009, Nomor 07/PRT/M/2009, Nomor 19/PER/M.
KOMINFO/03/2009, Nomor 3/P/2009 tentang Pedoman
Pembangunan dan Penggunaan Bersama Menara
Telekomunikasi;
22. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 11/PMK.07/2010
tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Terhadap Pelanggaran
Ketentuan di Bidang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah.


Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DOMPU
dan
BUPATI DOMPU

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI JASA UMUM.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan
1. Daerah adalah Kabupaten Dompu.

5

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah.
3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD
adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah.
4. Kepala Daerah adalah Bupati Dompu.
5. Sekretariat Daerah adalah Sekretariat Daerah Kabupaten Dompu.
6. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang retribusi
daerah sesuai ketentuan peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
7. Retribusi Pelayanan Kesehatan yang selanjutnya disebut Retribusi adalah
biaya yang dipungut oleh pemerintah daerah atas jasa pelayanan
kesehatan, obat-obatan, akomodasi, pemeriksaan Laboratorium dan
pelayanan medik.
8. Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan yang selanjutnya disebut
retribusi adalah biaya yang dipungut oleh Pemerintah daerah atas jasa
pengangkutan, pemusnahan sampah dan lainnya.
9. Sampah adalah barang-barang yang merupakan kotoran yang berasal
dan perorangan, Rumah tangga, perumahan, kantor dan tempat-tempat
umum atau lingkungan khususnya.
10. Bak Sampah adalah tempat untuk menampung sampah yang disediakan
oleh pemakai persil pada masing-masing.
11. Tempat Pembuangan Sampah Sementara adalah tempat yang disediakan
oleh pemerintah daerah pada tiap-tiap desa atau kelurahan untuk
menampung pembuangan sampah dari masyarakat.
12. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum yang selanjutnya disebut
retribusi adalah pemungutan biaya yang dilakukan atas pemarkir atau
penggunaan tempat parkir di tepi jalan umum yang ditentukan oleh
pemerintah daerah.
13. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak
bersifat sementara.
14. Jalan adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum.
15. kendaraan adalah suatu alat yang dapat bergerak di jalan terdiri dan
kendaraan bermotor atau kendaraan tidak bermotor.
16. Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan
teknik yang berada pada kendaraan itu.
17. kendaraan Tidak Bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh
tenaga orang atau hewan.
18. Sepeda Motor adalah kendaraan bermotor beroda dua atau tiga atau
tanpa rumah-rumah, baik dengan atau tanpa kereta gandeng.

6

19. Fasilitas Parkir adalah fasilitas untuk memarkir kendaraan yang
disediakan oleh pemerintah daerah baik di badan jalan, diluar badan
jalan maupun di tempat-tempat lain.
20. Fasilitas parkir pada Badan Jalan adalah fasilitas untuk parkir dengan
menggunakan sebagian badan jalan.
21. Fasilitas Parkir diluar Badan Jalan adalah fasilitas parkir kendaraan yang
dibuat khusus yang dapat berupa taman parkir yang disediakan oleh
pemerintah daerah.
22. Fasilitas Parkir untuk Umum adalah tempat-tempat untuk memarkir
kendaraan meliputi peralatan parkir dan gedung parkir yang disediakan
oleh pemerintah daerah.
23. Rambu Parkir adalah tanda-tanda yang menunjukkan tempat parkir.
24. Marka Parkir adalah tanda-tanda yang berupa garis-garis ditempat parkir
yang menunjukkan cara parkir.
25. Petugas Parkir adalah petugas yang melaksanakan tugas-tugas parkir,
baik di badan jalan maupun digedung parkir atau taman-taman parkir
yang ditetapkan Bupati atau pejabat yang ditunjuk.
26. Badan jalan adalah Merupakan bagian dari daerah manfaat jalan yang di
peruntukan bagi median, perkerasan jalan,jalur troktoar,bahu
jalan,bangunan pelengkap dan perkerasan jalan.
27. Fasilitas Parkir Khusus adalah tempat-tempal khusus untuk parkir dapat
berupa taman parkir atau gedung parkir.
28. Retribusi Pelayanan Pasar yang selanjutnya disebut retribusi adalah
biaya yang dipungut oleh Pemerintah daerah atas jasa pelayanan pasar
dalam pemanfaatan los dan kios pasar.
29. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disebut
retribusi adalah biaya yang dipungut oleh Pemerintah Daerah atas jasa
pemeriksaan dalam kelayakan kendaraan bermotor.
30. Pengujian Kendaraan Bermotor adalah serangkaian kegiatan menguji
dan/atau memeriksa bagian-bagian kendaraan bermotor, kereta
gandengan, kereta tempelan dan kendaraan khusus dalam rangka
pemenuhan terhadap persyaratan teknis dan layak jalan.
31. Kereta Gandengan adalah suatu alat yang dipergunakan untuk
mengangkut barang seluruh bebannya ditumpu oleh alat itu sendiri dan
dirancang untuk ditarik oleh kendaraan bermotor.
32. Kereta Tempelan adalah suatu alat yang dipergunakan untuk
mengangkut barang yang dirancang untuk ditarik dan sebagian bebannya
ditumpu oleh kendaraan bermotor penariknya.

7

33. Kendaraan khusus adalah kendaraan bermotor selain dan pada
kendaraan bermotor untuk penumpang dan kendaraan bermotor untuk
barang, yang penggunaannya untuk keperluan khusus atau mengangkut
barang-barang khusus.
34. Mobil Penumpang adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi
sebanyak-banyaknya 8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat
duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan
pengangkutan bagasi.
35. Mobil Bis adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi lebih dari 8
(delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik
dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi.
36. Mobil Barang adalah setiap kendaraan bermotor selain dan sepeda motor,
mobil penumpang, mobil bis, dan kendaraan khusus.
37. Kendaraan Umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan
untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran.
38. Pengujian Pertama adalah pelaksanaan pengujian bagi kendaraan
bermotor wajib uji yang baru dan/atau yang belum pernah diuji.
39. Buku Uji Berkala yang selanjutnya disebut Buku Uji adalah tanda bukti
lulus uji berbentuk buku yang berisi data dan legitimasi hasil pengUjian
kendaraan bermotor.
40. Tanda Uji Berkala Kendaraan yang selanjutnya disebut Tanda Uji Berkala
adalah tanda bukti lulus uji berbentuk pelat berisi data mengenal kode
wilayah pengujian nomor uji kendaraan dan masa berlaku yang dipasang
secara permanen pada tempat tertentu dikendaraan.
41. Tanda Samping adalah tanda yang berisi informasi singkat hasil uji
berkala, yang dicantum/dipasang secara permanen dengan menggunakan
cat pada bagian samping kanan dan kiri mobil bis, mobil barang, kereta
gandeng, kereta tempelan dan kendaraan khusus.
42. Layak Jalan adalah suatu kondisi teknis dan kendaraan berrnotor yang
secara dinamis memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
43. Nilai Teknis adalah nilai gabungan/komulatif dan bagian-bagian teknis
kendaraannya yang diuji.
44. Sampah adalah barang-barang yang merupakan kotoran yang berasal
dan perorangan, rumah tangga,perumahan,kantor dan tempat-tempat
umum atau lingkungan khususnya.
45. Bak Sampah adalah Tempat untuk menampung sampah yang di sediakan
oleh pemakai persil pada masing-masing.

8

46. Tempat pembuangan sampah sementara adalah tempat yang disediakan
oleh Pemerintah Daerah pada tiap-tiap kelurahan atau Desa untuk
menampung buangan sampah dari masyarakat.
47. Jasa adalah kegiatan pemerintah Daerah berupa usaha dan pelayanan
yang menyebabkan barang fasilitas atau kemanfaatan lainnya yang dapat
dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
48. Retribusi Pelayanan Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus adalah
biaya yang dipungut oleh Pemerintah Daerah atas jasa pelayanan
penyediaan dan/atau penyedotan kakus yang dilakukan oleh Pemerintah
Daerah.
49. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi adalah biaya yang
dipungut oleh Pemerintah Daerah atas jasa pemanfaatan ruang untuk
menara telekomunikasi dengan memperhatikan aspek tata ruang,
keamanan, dan kepentingan umum.
50. Jasa Umum adalah jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerah untuk
tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh
orang pribadi atau badan.
51. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi Perseroan
Terbatas, BUMN/BUMD, persekutuan, Perkumpulan, firma, kongsi,
koperasi, yayasan atau organisasi sejenisnya, lembaga, dana pensiun,
bentuk usaha tetap serta bentuk usaha lainnya.
52. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang menurut peraturan
Perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran
retribusi, termasuk pemungut atau pemotong retribusi tertentu.
53. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan
batas waktu bagi Wajib Retribusi untuk memanfaatkan jasa dan
perizinan tertentu dan Pemerintah Daerah yang bersangkutan.
54. Surat Setoran Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SSRD adalah
bukti pembayaran atau penyetoran retribusi yang telah dilakukan dengan
menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas
daerah melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Kepala Daerah.
55. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SKRD
adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan besarnya jumlah
pokok retribusi yang terutang.
56. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya
disingkat SKRDLB, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan
jumlah kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi
lebih besar daripada retribusi yang terutang atau seharusnya tidak
terutang.

9

57. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat STRD adalah
surat untuk melakukan tagihan retribusi dan/atau sanksi administratif
berupa bunga dan/atau denda.
58. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah
data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan
profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan daerah dan retribusi
dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan
peraturan Perundang-undangan perpajakan daerah dan retribusi daerah,
59. Penyidikan tindak pidana di bidang retribusi adalah serangkaian
tindakan yang dilakukan oleh Penyidik untuk mencari serta
mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak
pidana di bidang retribusi yang terjadi serta menemukan tersangkanya.
60. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kabupaten Dompu.


BAB II
JENIS RETRIBUSI

Pasal 2
(1). Jenis Retribusi Jasa Umum yang diatur dalam Perda ini adalah:
a. Retribusi Pelayanan Kesehatan;
b. Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan;
c. Retribusi Pelayanan Parkir di tepi jalan umum;
d. Retribusi Pelayanan Pasar;
e. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor;
f. Retribusi penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus; dan
g. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.
(2). Jenis retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digolongkan sebagai
Retribusi Jasa Umum.

Bagian Kesatu
Retribusi Pelayanan Kesehatan
Paragraf 1
Nama, Subjek dan Objek

Pasal 3
Dengan nama retribusi pelayanan kesehatan dipungut setiap retribusi
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah, Puskesmas, Puskesmas

10

Pembantu, Puskesmas Keliling dan Polindes/Poskesdes atau pelayanan
kesehatan lain yang sejenis.

Pasal 4
(1) Subjek retribusi adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh atau
menerima pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah,
Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling dan Polindes atau
tempat pelayanan kesehatan lain yang sejenis.
(2) Objek retribusi adalah pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum
Daerah, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling dan
Polindes atau tempat pelayanan kesehatan lainnya yang sejenis yang
dimiliki dan/atau dikelola oleh pemerintah daerah, kecuali pelayanan
pendaftaran.
(3) Dikecualikan dari objek retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah, BUMN,
BUMD, dan pihak swasta.

Paragraf 2
Jenis Pelayanan Kesehatan dan Kelas Perawatan

Pasal 5
(1) Pelayanan kesehatan dikelompokkan ke dalam pelayanan :
a. Rawat Jalan;
b. Rawat Inap; dan
c. Rawat Darurat.
(2) Jenis pelayanan di rumah sakit umum daerah terdiri dari :
a. Pemeriksaan penunjang diagnostik;
b. Tindakan medik therapi;
c. Rehabilitasi medik;
d. Pelayanan medis gigi;
e. Pelayanan Spesialistik;
f. Pelayanan Umum;
g. Pelayanan Jenazah;
h. Pelayanan Ambulance atau mobil jenazah; dan
i. Pelayanan konsultasi khusus.
(3) Segala jenis pemeriksaan dan tindakan lain yang belum tergolong dalam
satu kelompok pelayanan akan ditetapkan oleh Bupati berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.


11

Paragraf 3
Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa

Pasal 6
Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jenis pelayanan dan lamanya
penggunaan jasa sarana dan jasa pelayanan yang diberikan di RSUD,
puskesmas, puskesmas keliling, puskesmas pembantu, balai pengobatan,
rumah sakit umum daerah, dan tempat pelayanan kesehatan lainnya yang
sejenis.

Paragraf 4
Prinsip, Sasaran Penetapan Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

Pasal 7
Prinsip, sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi
Dimaksudkan untuk menutup sebagian biaya penyelenggaraan pelayanan
dengan mempertimbangkan kemampuan masyarakat dan aspek keadilan.

Paragraf 5
Jenis Struktur dan Besarnya Tarif

Pasal 8
(1) Struktur dan besarnya tarif retribusi pelayanan kesehatan di RSUD
ditetapkan sebagai berikut:
a. Biaya Administrasi :
1. Pendaftaran Pasien Baru :
a) Poliklinik Rp. 4.000,00
b) Rawat Inap Rp. 4.000,00
c) IGD Rp. 5.000,00
2. Pendaftaran Pasien Lama :
a) Poliklinik Rp. 3.000,00
b) Rawat Inap Rp. 3.000,00
c) IGD Rp. 4.000,00
3. Rekam Medis Pasien Baru :
a) Poliklinik Rp. 7.000,00
b) Rawat Inap Rp. 20.000,00
c) IGD Rp. 10.000,00
b. Biaya pemeriksaan dalam rangka penerbitan :
1. Surat keterangan kesehatan Rp. 10.000,00

12

2. Surat Keterangan Sakit Rp. 2.500,00
3. Surat Keterangan Kesehatan Calon Pegawai Rp. 100.000,00
4. Surat Keterangan cuti hamil Rp. 3.000,00
5. Surat keterangan untuk menikah Rp. 5.000,00
6. Surat keterangan untuk Klaim asuransi Rp. 20.000,00
7. Surat keterangan untuk kepentingan
penyidikan (visum luar) kecuali visum KDRT Rp. 50.000,00
8. Surat keterangan untuk General Check Up Rp. 150.000,00
c. Pemeriksaan Dokter Rawat Jalan dan IGD :
1. Jasa Pelayanan :
a) Dokter Umum Rp. 15.000,00
b) Dokter Spesialis Rp. 25.000,00
c) IGD Rp. 20.000,00
2. Konsultasi Gizi :
a) Dokter Umum Rp. 15.000,00
b) Dokter Spesialis Rp. 15.000,00
d. Tindakan Rawat Jalan dan IGD :
1. Kelompok I (III A)
a. Dokter Umum Rp. 30.000,00
b. Dokter Spesialis Rp. 50.000,00
c. IGD Rp. 40.000,00
Tindakan Rawat Medik sebagai berikut :
1) Alergi Test/patch Test;
2) Angkat K-Wire;
3) Bilas Lambung;
4) Biopsi(Pengambilan Jaringan);
5) Cabut Gigi tanpa komplikasi;
6) Dilatasi Phimosis;
7) Eksisi Clavus;
8) Eksisi Condiloma Accuminata;
9) Eksisi granuloma pyogenikum;
10) Eksisi Keloid < 5 cm;
11) Eksisi Syringoma;
12) Eksisi Veruka Vulgaris;
13) Ekstrasi kalium Oxalat;
14) Ektirpasi kista Ateroma/Lipoma/ Ganglion < 2 Cm;
15) Ekstrasi Kuku;
16) Epilasi Bulu Mata;
17) FNA ( Fine Needle Aspiration);

13

18) Ganti Balut(khusus gangrene dibetika dan luka baker luas
>25%);
19) Insisi Furunkel/Abses;
20) IPPB (Intermiten Positive Pressure Breathing);
21) Irigasi Telinga;
22) Kaustik;
23) Lobolaplasti 1 Telinga;
24) Mantoux Test;
25) Nekretomi;
26) Papsmear (Pengambilan Sekret);
27) Parasentese Telinga;
28) Pasang/Angkat Implant/IUD;
29) Pasang dan Angkat Jahit;
30) Pasang Infus umbilicalis;
31) Pasang Pesarium;
32) Pemasangan Belog Tampon;
33) Pemasangan Kateter (Kasus Non Operasi);
34) Pengeluaran Corpu Alienum;
35) Pengisian Saluran GigiSulung;
36) Pengobatan Epistaksis;
37) Perawatan Saluran Akar Gigi + Pulp;
38) Pulpatomi;
39) Punksi Batu;
40) Punksi Hematoma Telinga;
41) Reposisi Trauma Hidung Sederhana;
42) Sondage Canalculi Lacrimalis;
43) Spooling Bola Mata;
44) Spooling Cerumen Telinga;
45) Tindakan Anoscopy;
46) Tindakan Businasi;
47) Tindakan Cuci Sinus (Perawatan);
48) Tindakan Nebulizer;
49) Tindakan Pada Keratosis Seboroika;
50) Tindakan Psikoterapi/Psikometri;
51) Tindakan Roser Plasty;
52) Water Drinking Test;dan
53) Tindakan Pembuatan Visum et repertum korban Hidup.
2. Kelompok II (III B)
a. Dokter Umum Rp. 100.000,00

14

b. Dokter Spesialis Rp. 200.000,00
c. IGD Rp. 150.000,00
Tindakan Rawat Medik sebagai berikut :
1) Akupuntur (4x Tindakan);
2) Angkat K-Wire dengan Hekting;
3) Aspek reseksi (gigi);
4) Aspirasi Pneumotoraks;
5) Eksisi Chalazion;
6) Eksisi Hordeulum / Granuloma;
7) Eksisi Keloid >5 cm;
8) Ektirpasi Kista Ateroma / lipoma/ ganglion >2 cm;
9) Fisiotrapi dengan Alat (4x Tindakan);
10) Insisi Abses Glutea/Mammae(besar);
11) Insisi Epulis;
12) Insisi Intra Oral;
13) Jahit Luka Palpebra;
14) Lobulolasti 2 Telinga;
15) Pasang Gips;
16) Pemberian Sitostatika;
17) Pencabutan Gigi dengan Komplikasi;
18) Pengangkatan Neuro Fibroma;
19) Pengankatan Nevus;
20) Pengangkatan Skin tag;
21) Pengangkatan Tandur Kulit;
22) Terapi Okupasi(4x Tindakan);
23) Terapi Wicara (4x Tindakan);
24) Tindakan Bedah Beku;
25) Tindakan Bedah Flap;
26) Tindakan Cryosurgery;
27) Tindakan Dermabrasi;
28) Tindakan Punksi Lumbal;
29) Tindakan Electro Convulsive Therapy (ECT);
30) Eksisi Granulasi Telinga;
31) Insisi Abses Mastoid;
32) Pengeluaran Corpus alienum yang Sulit (THT);
33) Punksi Sinus (Kack Punksi);
34) Bedah Kimia ( Kulit & Kelamin);
35) Eksisi Condiloma Acuminata > 5 Cm (kul kel);
36) Eksisi Veruka Vul Garis >5 cm. >10 Cm (kul kel);

15

37) Electro cauterisasi keratosis seborosis >10 lesi (kul kel);dan
38) Electrobcauterisasi Syringoma. 10 lesi (kul kel).
3. Kelompok III (III C)
a. Dokter Umum Rp. 300.000,00
b. Dokter Spesialis Rp. 400.000,00
c. IGD Rp. 350.000,00
Tindakan Rawat Medik sebagai berikut :
1) Alveolectomi;
2) Amputasi Jari (tanpa Narkose);
3) Eksisi Pterigium;
4) Ektirpasi Fibroma;
5) Enucleatie Kista D 42;
6) Fistulectomi;
7) Frenectume;
8) Gingivectomy;
9) Injeksi Haemoroid (termasuk obat);
10) Injeksi Varises (termasuk obat);
11) Insisi Mucocele;
12) Kuretase tanpa narkose;
13) Adontectomydengan local anestesi;
14) Operculectomy;
15) Pemasangan WSD;
16) Penutupan Oroantral Fistula;
17) Punksi / Irigasi Pleura;
18) Punksi Sumsum Tulang;
19) Reposisi dengan anestesi Lokal;
20) Sistostomi;
21) Tindakan Deepening Sulcus;
22) Tindakan manual plasenta;
23) Tubektomi;
24) Vasektomi;
25) Vena Seksi;
26) Hecting Conjunctiva (MATA);
27) Eksterpasi Cyste Conjunctiva (MATA);dan
28) Tumor palpebra.
e. Tindakan Kebidanan :
1. Partus Normal :
a. Bidan :
1) Kelas 3 Rp. 325.000,00

16

2) Kelas 2 Rp. 425.000,00
3) Kelas 1 Rp. 525.000,00
4) Kelas VIP Rp. 625.000,00
b. Dokter Umum :
1) Kelas 3 Rp. 425.000,00
2) Kelas 2 Rp. 525.000,00
3) Kelas 1 Rp. 625.000,00
4) Kelas VIP Rp. 725.000,00
c. Dokter Spesialis Obgyn :
1) Kelas 3 Rp. 525.000,00
2) Kelas 2 Rp. 625.000,00
3) Kelas 1 Rp. 825.000,00
4) Kelas VIP Rp. 1.000.000,00
2. Partus dengan Vakum/Forcep :
a. Bidan :
1) Kelas 3 Rp. 525.000,00
2) Kelas 2 Rp. 625.000,00
3) Kelas 1 Rp. 825.000,00
4) Kelas VIP Rp. 1.000.000,00
b. Dokter Umum :
1) Kelas 3 Rp. 675.000,00
2) Kelas 2 Rp. 775.000,00
3) Kelas 1 Rp. 975.000,00
4) Kelas VIP Rp. 1.200.000,00
c. Dokter Spesialis Obsgyn :
1) Kelas 3 Rp. 800.000,00
2) Kelas 2 Rp. 900.000,00
3) Kelas 1 Rp. 1.200.000,00
4) Kelas VIP Rp. 1.600.000,00
3. Partus dengan Sectio Secaria :
a. Sectio Secaria :
1) Kelas 3 Rp. 2.000.000,00
2) Kelas 2 Rp. 2.500.000,00
3) Kelas 1 Rp. 3.500.000,00
4) Kelas VIP Rp. 4.500.000,00
b. Resustisasi Bayi Oleh Dokter Anak :
1) Kelas 3 Rp. 200.000,00
2) Kelas 2 Rp. 250.000,00
3) Kelas 1 Rp. 350.000,00

17

4) Kelas VIP Rp. 450.000,00
c. Resustisasi Bayi Oleh Perawat Kamar Bayi :
1) Kelas 3 Rp. 100.000,00
2) Kelas 2 Rp. 125.000,00
3) Kelas 1 Rp. 175.000,00
4) Kelas VIP Rp. 225.000,00
4. Partus dengan Sectio Secaria dengan Komplikasi :
a. Sectio Secaria di Rawat di ICU Rp. 6.000.000,00
b. Resustisasi Bayi Oleh Dokter Anak Rp. 450.000,00
c. Resustisasi Bayi Oleh Perawat Kamar Bayi Rp. 225.000,00
f. Biaya Rawat Inap :
1. Kamar :
a. Kelas 3 Rp. 50.000,00
b. Kelas 2 Rp. 75.000,00
c. Kelas 1 Rp. 100.000,00
d. Kelas VIP Rp. 200.000,00
e. ICU Rp. 250.000,00
2. Visite Dokter Umum :
a. Kelas 3 Rp. 10.000,00
b. Kelas 2 Rp. 25.000,00
c. Kelas 1 Rp. 40.000,00
d. Kelas VIP Rp. 50.000,00
e. ICU Rp. 75.000,00
3. Visite Dokter Spesialis :
a. Kelas 3 Rp. 20.000,00
b. Kelas 2 Rp. 50.000,00
c. Kelas 1 Rp. 75.000,00
d. Kelas VIP Rp. 100.000,00
e. ICU Rp. 150.000,00
g. Tindakan Keperawatan :
1. Pasang Infus :
a. Kelas 3 Rp. 15.000,00
b. Kelas 2 Rp. 20.000,00
c. Kelas 1 Rp. 25.000,00
d. Kelas VIP Rp. 30.000,00
e. ICU Rp. 30.000,00
2. Pasang Cateter/Magslang/ NGT :
a. Kelas 3 Rp. 15.000,00
b. Kelas 2 Rp. 20.000,00

18

c. Kelas 1 Rp. 25.000,00
d. Kelas VIP Rp. 30.000,00
e. ICU Rp. 30.000,00
3. Pasang Hugna :
a. Kelas 3 Rp. 15.000,00
b. Kelas 2 Rp. 20.000,00
c. Kelas 1 Rp. 25.000,00
d. Kelas VIP Rp. 30.000,00
e. ICU Rp. 30.000,00
4. WSD :
a. Kelas 3 Rp. 100.000,00
b. Kelas 2 Rp. 125.000,00
c. Kelas 1 Rp. 150.000,00
d. Kelas VIP Rp. 200.000,00
e. ICU Rp. 200.000,00
5. Pleural :
a. Kelas 3 Rp. 20.000,00
b. Kelas 2 Rp. 25.000,00
c. Kelas 1 Rp. 30.000,00
d. Kelas VIP Rp. 50.000,00
e. ICU Rp. 50.000,00
6. Asites :
a. Kelas 3 Rp. 20.000,00
b. Kelas 2 Rp. 25.000,00
c. Kelas 1 Rp. 30.000,00
d. Kelas VIP Rp. 50.000,00
e. ICU Rp. 50.000,00
7. EKG/ECG :
a. Kelas 3 Rp. 15.000,00
b. Kelas 2 Rp. 20.000,00
c. Kelas 1 Rp. 25.000,00
d. Kelas VIP Rp. 30.000,00
e. ICU Rp. 30.000,00
8. Nebulizer :
a. Kelas 3 Rp. 15.000,00
b. Kelas 2 Rp. 20.000,00
c. Kelas 1 Rp. 25.000,00
d. Kelas VIP Rp. 35.000,00
e. ICU Rp. 35.000,00

19

9. Jahit Luka :
a. Kelas 3 Rp. 15.000,00
b. Kelas 2 Rp. 20.000,00
c. Kelas 1 Rp. 25.000,00
d. Kelas VIP Rp. 35.000,00
e. ICU Rp. 35.000,00
10. Traksi :
a. Kelas 3 Rp. 25.000,00
b. Kelas 2 Rp. 30.000,00
c. Kelas 1 Rp. 50.000,00
d. Kelas VIP Rp. 80.000,00
e. ICU Rp. 80.000,00
11. Syring Pump :
a. Kelas 3 Rp. 25.000,00
b. Kelas 2 Rp. 35.000,00
c. Kelas 1 Rp. 50.000,00
d. Kelas VIP Rp. 75.000,00
e. ICU Rp. 75.000,00
12. Blood Title :
a. Kelas 3 Rp. 15.000,00
b. Kelas 2 Rp. 20.000,00
c. Kelas 1 Rp. 25.000,00
d. Kelas VIP Rp. 30.000,00
e. ICU Rp. 30.000,00
13. Dc shok :
a. Kelas 3 Rp. 15.000,00
b. Kelas 2 Rp. 20.000,00
c. Kelas 1 Rp. 25.000,00
d. Kelas VIP Rp. 30.000,00
e. ICU Rp. 30.000,00
14. Perawatan Luka :
a. Kelas 3 Rp. 15.000,00
b. Kelas 2 Rp. 20.000,00
c. Kelas 1 Rp. 25.000,00
d. Kelas VIP Rp. 30.000,00
e. ICU Rp. 30.000,00
15. Persiapan Operasi :
a. Kelas 3 Rp. 25.000,00
b. Kelas 2 Rp. 30.000,00

20

c. Kelas 1 Rp. 50.000,00
d. Kelas VIP Rp. 100.000,00
e. ICU Rp. 100.000,00
16. Rjp :
a. Kelas 3 Rp. 30.000,00
b. Kelas 2 Rp. 50.000,00
c. Kelas 1 Rp. 75.000,00
d. Kelas VIP Rp. 100.000,00
e. ICU Rp. 100.000,00
17. Perawatan Luka D :
a. Kelas 3 Rp. 15.000,00
b. Kelas 2 Rp. 20.000,00
c. Kelas 1 Rp. 25.000,00
d. Kelas VIP Rp. 40.000,00
e. ICU Rp. 40.000,00
18. USG Kehamilan :
a. Kelas 3 Rp. 30.000,00
b. Kelas 2 Rp. 45.000,00
c. Kelas 1 Rp. 75.000,00
d. Kelas VIP Rp. 100.000,00
e. ICU Rp. 100.000,00
19. Infus Pump :
a. Kelas 3 Rp. 25.000,00
b. Kelas 2 Rp. 35.000,00
c. Kelas 1 Rp. 50.000,00
d. Kelas VIP Rp. 75.000,00
e. ICU Rp. 75.000,00
20. USG Non Kehamilan :
a. Kelas 3 Rp. 50.000,00
b. Kelas 2 Rp. 60.000,00
c. Kelas 1 Rp. 75.000,00
d. Kelas VIP Rp. 100.000,00
e. ICU Rp. 100.000,00

h. Perawatan Bayi :
1. Perawatan :
a. Ruang Bayi Normal Rp. 25.000,00
b. Ruang Bayi Bermasalah Rp. 100.000,00
c. Ruang PICU Rp. 200.000,00

21

2. Visite :
a. Ruang Bayi Normal Rp. 25.000,00
b. Ruang Bayi Bermasalah Rp. 50.000,00
c. Ruang PICU Rp. 100.000,00
3. Fototerapi :
a. Ruang Bayi Normal Rp. 75.000,00
b. Ruang Bayi Bermasalah Rp. 100.000,00
c. Ruang PICU Rp. 150.000,00
4. Konsultasi Laktasi :
a. Ruang Bayi Normal Rp. 25.000,00
b. Ruang Bayi Bermasalah Rp. 25.000,00
c. Ruang PICU Rp. 25.000,00
5. Imunisasi :
a. Ruang Bayi Normal Rp. 10.000,00
b. Ruang Bayi Bermasalah Rp. 10.000,00
c. Ruang PICU Rp. 10.000,00
6. Memandikan Bayi :
Ruang Bayi Normal Rp. 10.000,00
i. Tindakan Operasi di Bedah Sentral
1. Kelompok 1 :
a. Kelas 3 Rp. 1.500.000,00
b. Kelas 2 Rp. 1.700.000,00
c. Kelas 1 Rp. 2.000.000,00
d. Kelas VIP Rp. 2.500.000,00
Jenis Tindakan Operasi :
1) Angkat Pen/screw;
2) Apendektomi akut;
3) Biopsi dalam Narkose Umum;
4) Biopsi prostat;
5) Biopsis saraf kutaneus/otot;
6) Biopsis testis;
7) Blok saraf tepi;
8) Dibredement Fraktur Terbuka;
9) Dilatasi Urethra;
10) Eksisi/Konikasi;
11) Enucleatie Kista;
12) Excochliasi;
13) Extirpasi Polip;
14) Extipasi Tumor;

22

15) Fiksasi Externa Sederhana;
16) Fiksasi Internal Sederhana;
17) Fistulektomi;
18) Flebek Tomi;
19) Foto koagulasi;
20) Hemoroiddektomi;
21) Kolostomi;
22) Kuretase/Diratase Kuretase dengan narkose;
23) Labioplasti Unilateral;
24) Laparatomy Percobaan;
25) Marsupialisasi ranula;
26) Meatotomi;
27) Odontectomy>2 elemen dengan narkose;
28) Operasi Hernia tanpa komplikasi;
29) Operasi Hidrokel;
30) Operasi Katarak ICCE/ECCE;
31) Pengangkatan Fibro Adenom Mamae;
32) Pengangkatan Ganglion Poplitea dengan narkose;
33) Punksi cairan otak dengan narkose;
34) Rekonstruksi Kelainan jari/ekstremitas (polidaktili,
sindaktili, construction hanf) sederhana;
35) Repair fistel urthra pascauretroplasti;
36) Repair Komplikasi AV Shunt;
37) Repair luka robek sederhana pada wajah;
38) Reposisi fraktur sederhana os nasal;
39) Seshaping untuk Tours/Tumor Tulang;
40) Sequesterectomy Dengan narkose;
41) Sirklase;
42) Sirkumsisi pada Phymosis dengan narkose;
43) Sistostomy;
44) Terapi Sklerosing;
45) Tonsilakstomy;
46) Turbiknotomy;
47) Enuelasi/Evicerasi (MATA);
48) Nectino Skiera/Comea/Explorasi(MATA);dan
49) Antrostomy Irigasi (THT).
2. Kelompok 2 :
a. Kelas 3 Rp. 2.000.000,00
b. Kelas 2 Rp. 2.500.000,00

23

c. Kelas 1 Rp. 3.000.000,00
d. Kelas VIP Rp. 4.000.000,00
Jenis Tindakan Operasi:
1) Adenolisis;
2) Amputasi Trasnsmedular;
3) Anoplasti sederhana (Cut Back);
4) Apendektomi Perforata;
5) Atrostomi & Adenoidektomy;
6) Caldwell Luc Anthorostomy;
7) Debridement pada luka bakar;
8) Drainage kista Pankreas;
9) Drainage Periureter;
10) Eksisi Chodee;
11) Eksisi Higroma;
12) Eksisi Kelenjar liur submandibula;
13) Eksisi kista Tiroglosus;
14) Eksisi Urachus;
15) Eksporasi Abses Parafaringeal;
16) Eksporasi kista Branchial;
17) Eksporasi kista Ductus Tiroglosus;
18) Eksplorasi kista Tiroid;
19) Ethmoidektomy (Intraenasal);
20) Extirpatie Plunging Ranula;
21) Fiksasi internal Yang Kompleks;
22) Fissurektomy;
23) Fissurektomy peri anal;
24) Hystrectomy partial;
25) Kehamilan Ektopik Terganggu(KET);
26) Kistetomy;
27) Koreksi Disartikulasi;
28) Koreksi Extropion / Entropion;
29) Koreksi Priapismus;
30) Koreksi Symblepharon;
31) Koreksi Torsio Testis;
32) Labioplasti Bilateral;
33) Ligasi Tinggi Hidrokel;
34) Mastektomy Subkutaneus;
35) Myomectomy;
36) Open Renal Biopsi;

24

37) Operasi Hernia Incarcareta;
38) Operasi Hernia dengan Komplikasi;
39) Operasi Hypospadia;
40) Operasi menchester Fortegil;
41) Oprasi mikrotia;
42) Operasi pada spermatocele;
43) Operasi pada voricocele / palomo;
44) Operasi Palatoplasti;
45) Orchidektomy Subkapsuler;
46) Pemasangan pipa Shepard;
47) Pemasangan T Tube;
48) Penektomy;
49) Potong Flap;
50) Regional Flap;
51) Rekanalisasi Ruptura/Transkannal;
52) Rekostruksi Kontraktur;
53) Repair Fistel;
54) Repair Fraktur Penis;
55) Repair luka pada wajah kompleks;
56) Repair tendon jari;
57) Reposisi Fixatie (Computate);
58) Reposisi Fraktur / Dislokasi Dalam narkose;
59) Reposisi Fraktur rahang sederhana;
60) Reposisi Fraktur rahang simple;
61) Salpingoofarektomi unilateral;
62) Segmentatomy;
63) Seksio Sesaria(Sectio Ceasaria);
64) Saptum Reseksi;
65) Skingrafting yang tidak luas;
66) Tindakan Congenital Fornix Plastik;
67) Tindakan Argon Laser / Kenon;
68) Tindakan blok Resectie;
69) Tindakan Cyclodia Termi;
70) Tindakan pada Kolpodeksis;
71) Tonsilio Adenoidectomi;
72) Tracheostomi;
73) Ureterolysis;
74) Ureterostomi;
75) Vasografi;

25

76) Vesicolithotomi (Sectio Alta);
77) Explorasi Abses Septumnase (THT);
78) Mastoidektomi Sederhana (THT);
79) Reposisi Fraktur os Nasai terbuka (THT);dan
80) Repair Atresia Choanae (THT).
3. Kelompok 3 :
a. Kelas 3 Rp. 3.000.000,00
b. Kelas 2 Rp. 3.500.000,00
c. Kelas 1 Rp. 4.000.000,00
d. Kelas VIP Rp. 5.000.000,00
Jenis Tindakan Operasi :
1) Amputasi Eksisi Kista Branchiogenik;
2) Anterior / posterior Sklerotomi;
3) Arthreosplasty;
4) Detorsi Testis dengan Orchidopexi;
5) Divertikulektomi;
6) Eksisi Angiofibroma Nasofaring;
7) Eksisi hemangiona komplek;
8) Eksisi Mamma Aberran;
9) Eksplorasi Duktus Kuledokus;
10) Enukleasi Kista Ginjal;
11) Extraksi Linear;
12) Fare Head Flap;
13) Faringotomi;
14) Fistula Ureterovesika;
15) Frontoethmoidektomi (Ekstranasal);
16) Goniotomi;
17) Graf Vena membuat A Vistula;
18) Hemiglosektomi;
19) Herniatomi Bilateral;
20) Hystrecktomy Total;
21) Internal Urethrotomi;
22) Isthobektomi;
23) Keratoplastie lamellar;
24) Kolosistektomi;
25) Koreksi Atresia Ani;
26) Koreksi CTEV (congenital talipes equino varus);
27) Koreksi Fraktur Rahang Multiple / Kompleks;
28) Koreksi Strabismus;

26

29) Labiopalatoplasti Bilateral;
30) Laparatomi Eksplorasi;
31) Laparatomi VC;
32) Litotripsi;
33) Maksilektomi Partialis;
34) Mandibulektomi Marginalis;
35) Mastektomi Simpleks;
36) Mastoidektomi Radikal;
37) Myringoplasty;
38) Nefropexie;
39) Nefrostomi open;
40) Neurektomi Saraf Vidian;
41) Open Reduksi Fraktur / Dislokasi Lama;
42) Operasi Cyclodialysa;
43) Operasi Peyronie;
44) Operasi Psoas Hiscth / Boari Flap;
45) Operasi Tumor Jinak Ovarium;
46) Operasi Tumor Pembuluh Darah;
47) Orchidektomi Ligasi Tinggi;
48) Orthognatie Surgery;
49) Parotidektomi;
50) Pembedahan Kompartemental;
51) Phacoemulsifikasi;
52) Prostetektomi Retropublik;
53) Pyeloplasty;
54) Rekonstruksi Kontraktur Kompleks;
55) Rekonstruksi Blassemeck;
56) Rekonstruksi Defek /Kelainan Tubuh yang kompleks;
57) Rekonstruksi Vesikal;
58) Reparasi Fistula Vesiko Vaginal;
59) Reposisi Fraktur maksila / Zygoma;
60) Recectie Rahang;
61) Reseksi Adenomiosis;
62) Reseksi Anastomosis;
63) Reseksi Partial Vesika;
64) Reseksi Urachus;
65) Rinotomi Lateralis;
66) Salpingoofarektomi bilateral;
67) Salvaging operasi mikro;

27

68) Simpatektomi;
69) Sistoplasti Reduksi;
70) Skingrafting yang luas;
71) Solenektomi;
72) Tindakan Dekompresi Fasialis;
73) Tindakan Pharyngeal Flap;
74) Tirodektomi;
75) Trabekulektomi;
76) Transeksi Esofagus;
77) Tumor Ganas / Adneksa luas dengan rekonstruksi;
78) Uretero Singmoidostomi;
79) Uretero Ureterostomi;
80) Ureterocutaneostomi;
81) Ureterolithotomi;
82) Urethrektomi;
83) Uretroplasti;
84) Bronkoskopi Rigis Eksplosrasi (THT);
85) Esotagoskopi Rigid Eksplorasi (THT);
86) Midfacial degloving (THT);
87) Mastoidektomi Modifikasi (THT);dan
88) Sphenoimidektomi (THT).
4. Khusus :
a. Kelas 3 Rp. 3.000.000,00
b. Kelas 2 Rp. 3.750.000,00
c. Kelas 1 Rp. 4.500.000,00
d. Kelas VIP Rp. 6.000.000,00
Jenis Tindakan Operasi :
1) Adrenalektomi abdominotorakal;
2) Amputasi Forequarter;
3) Ampulasi Hind Quarter;
4) Bladder Neck Incision;
5) Compilacated Functional Neuro Percuteneus Paraverteb /
Visceral block;
6) Compilacated Functional Neuro Percuteneus Kordotomi;
7) Compilacated Functional Neuro Stereotaxy Kompleks;
8) Compilacated Functional Neuro Stereotaxy Sederhana;
9) Debulking;
10) Dekompresi Syaraf;
11) Dekompresi Syaraf tepi;

28

12) Direksi Kelenjar Getah Benih (KGB) Pelvis;
13) Direksi Kelenjar Inguinal;
14) Diseksi Leher Radikal Modifikasi / Fungsional;
15) Divertikulektomi Vesika;
16) Eksisi luas Radikal + Rekonstruksi;
17) Ekstirpasi Tumor Scalp / Cranium;
18) Epididimovasostomi;
19) Explorasi testis mikro surgery;
20) Extended Pylolithektomi (Gilverne);
21) Free Flap Surgery;
22) Fungsional Endoscopy Sinus Surgery (FESS);
23) Ganti Sendi (total knee, HIP, Elbow) tidak termasuk alat;
24) Gastrectomi (Biroth 1 & 2);
25) Glosektomi Totalis;
26) Grafting pada Arterial Insufisiensi;
27) Hemiglosektomi + RND;
28) Hemipelvektomi;
29) Histrecktomy Radikal;
30) Horseshoe Kidney Koreksi;
31) Koledoko Jejunostomi;
32) Koreksi Impresif Fraktur sederhana;
33) Koreksi Scoliosis;
34) Koreksi Spondilitis;
35) Kraniotomi / trenpanasi konvensional;
36) Kraniotomi+Bedah Mikro;
37) Kraniotomi+Endoskopi;
38) Laminaktomi Kompleks;
39) Laminaktomi Sederhana;
40) Laparascopy Operatif;
41) Laparaskopik Kolesistektomi;
42) Laringektomi;
43) Le-Ford advancement surgery;
44) Limfadenektomi ileoinguinal;
45) Limfadenektomi Retroperitoneal;
46) Longitudinal Nefrolithotomi (Kadet);
47) Maksilektomi Totalis;
48) Mandibulektomi Partialis dengan rekontruksi;
49) Mandibulektomi Totalis;
50) Mastektomi Radikal;

29

51) Microsurgery;
52) Microsurgery Ligasi Vena Sprematika;
53) Miles Operation;
54) Myocutaneus Flap / Pectoral Mayor;
55) Nefretomi Partial;
56) Nefretomi Radikal;
57) Nefro Ureterektomi;
58) Nefrostom Percutan;
59) Neurektomi / Neurolise;
60) Operasi Ablatio Retina;
61) Operasi Aneurisme Aorta;
62) Operasi Arteri Carotis;
63) Operasi Arteri Renalis Stenosis;
64) Operasi Fraktur Kompleks (Acetabulum, Tulang Belakang,
Pelvis);
65) Operasi Fraktur Muka Multiple (tanpa miniplate Screw);
66) Operasi Frektur Tripodo / multiple;
67) Operasi Fusi Korpus Vertebra Approach Anterior;
68) Operasi Fusi Korpus Vertebra Approach Posterior;
69) Operasi Ileal Condoit (Bricker);
70) Operasi Konvensial Plexus Brakhialis / Lumbalis Sacralis /
Cranial / Spinalis Perifer;
71) Operasi Kranioplasti / Koreksi Fraktur;
72) Operasi Mega Kolon (Hirschprung);
73) Operasi Mikro Cranialis / Spinalis Perifer;
74) Operasi Mikro Plexus Brakhialis / Lumbalis Sacralis;
75) Operasi pada Atresia Esofagus;
76) Operasi Pemasangan fiksasi internal pada kasus bedah
syaraf;
77) Operasi Pemasangan Pintasan VA / VP Shunt;
78) Operasi Pemasangan Traksi Cervical / dan Pemasangan
Halo Vest;
79) Operasi Shunting Femoralis;
80) Operasi Shunting Poplitea / Tibialis;
81) Operasi Shunting Splenorenal;
82) Operasi Tumor Ganas Ovarium;
83) Operasi Tumor Spinal Daerah Cervikal;
84) Operasi Tumor Spinal Daerah Kraniospinal;
85) Operasi Tumor Spinal Daerah Torakolumbal;

30

86) Operasi Usus (Duhamel);
87) Operasi Vaskuler yang memerlukan Teknis Operasi
Khusus;
88) Orbitotomi Lateral;
89) Orthognatic Surgery;
90) Pankreaktektomi;
91) Parotidektomi Radikal + Mandibulektomi;
92) Pembedahan Forequater;
93) Percutaneous Nephrolithostripsy (PCNL);
94) Postero Sagital Anorectoplasty (PSA);
95) Radical Neck Desection;
96) Radikal Cystektomi;
97) Radikal Prostatektomi;
98) Rekontruksi Kelopak mata Berat;
99) Rekontruksi Meningokel Kranial (anterior/posterior);
100) Rekontruksi Meningokel Spina Bifida;
101) Rekontruksi Orbita Congenital;
102) Rekontruksi Renovaskuler;
103) Rekontruksi Saket Berat;
104) Repair Vasico Vagina Fistel Complax;
105) Replantasi;
106) Reseksi Esofagus + interposisi Kolon;
107) Reseksi Hepar;
108) RPLND;
109) Simple Functional Neuro Surgery;
110) Splenektomi;
111) Stapedektomi;
112) Surgical Staging;
113) Temporal Bone Recection;
114) Timpano Plastik;
115) Tindakan Astroscopy;
116) Triple Produser Keratiplasti dengan Glaukoma;
117) TUR Prostat;
118) TUR Tumor Buli-buli;
119) Ureteroneo Cystosthomi;
120) Urethrenuscopy (URS);
121) Uretroplasty;
122) Ventrikulostomi / VE Drainege;
123) Vitrektomi;

31

124) Vulvektomi;dan
125) Paket Bedah Paru.
5. Ruang Pemulihan:
a. Kelas 3 Rp. 50.000,00
b. Kelas 2 Rp. 100.000,00
c. Kelas 1 Rp. 150.000,00
d. Kelas VIP Rp. 200.000,00
j. Pemeriksaan Laboraturium:
1. Pemeriksaan darah rutin/Lengkap:
a. Rawat Jalan Rp. 60.000,00
b. Kelas 3 & 2 Rp. 60.000,00
c. Kelas 1 Rp. 62.500,00
d. VIP Rp. 65.000,00
2. Pemeriksaan urine:
a. Rawat Jalan Rp. 20.000,00
b. Kelas 3 & 2 Rp. 20.000,00
c. Kelas 1 Rp. 22.500,00
d. VIP Rp. 25.000,00
3. Pemeriksaan Faeces:
a. Rawat Jalan Rp. 22.500,00
b. Kelas 3 & 2 Rp. 22.500,00
c. Kelas 1 Rp. 25.000,00
d. VIP Rp. 27.500,00
4. Pemeriksaan Sputum:
a. Rawat Jalan Rp. 22.500,00
b. Kelas 3 & 2 Rp. 22.500,00
c. Kelas 1 Rp. 22.500,00
d. VIP Rp. 27.500,00
5. Pemeriksaan golongan darah:
a. Rawat Jalan Rp. 22.500,00
b. Kelas 3 & 2 Rp. 22.500,00
c. Kelas 1 Rp. 25.000,00
d. VIP Rp. 27.500,00
6. Pemeriksaan Test Kehamilan:
a. Rawat Jalan Rp. 22.500,00
b. Kelas 3 & 2 Rp. 22.500,00
c. Kelas 1 Rp. 25.500,00
d. VIP Rp. 27.500,00
7. Widal Slide:

32

a. Rawat Jalan Rp. 45.000,00
b. Kelas 3 & 2 Rp. 45.000,00
c. Kelas 1 Rp. 47.500,00
d. VIP Rp. 50.000,00

8. Malaria:
a. Rawat Jalan Rp. 32.500,00
b. Kelas 3 & 2 Rp. 32.500,00
c. Kelas 1 Rp. 35.000,00
d. VIP Rp. 37.500,00
9. Masa Pembekuan dan Perdarahan:
a. Rawat Jalan Rp. 14.500,00
b. Kelas 3 & 2 Rp. 14.500,00
c. Kelas 1 Rp. 17.000,00
d. VIP Rp. 19.500,00
10. Tes Psikotropik:
a. Rawat Jalan Rp. 162.500,00
b. Kelas 3 & 2 Rp. 162.500,00
c. Kelas 1 Rp. 165.000,00
d. VIP Rp. 167.500,00
11. HIV Test:
a. Rawat Jalan Rp. 57.500,00
b. Kelas 3 & 2 Rp. 57.500,00
c. Kelas 1 Rp. 60.000,00
d. VIP Rp. 62.500,00
12. Tubex:
a. Rawat Jalan Rp. 92.500,00
b. Kelas 3 & 2 Rp. 92.500,00
c. Kelas 1 Rp. 95.000,00
d. VIP Rp. 97.500,00
13. TPHA:
a. Rawat Jalan Rp. 47.500,00
b. Kelas 3 & 2 Rp. 47.500,00
c. Kelas 1 Rp. 50.000,00
d. VIP Rp. 52.500,00
14. VDRL:
a. Rawat Jalan Rp. 47.500,00
b. Kelas 3 & 2 Rp. 47.500,00
c. Kelas 1 Rp. 50.000,00

33

d. VIP Rp. 52.500,00
15. IG BTA:
a. Rawat Jalan Rp. 52.500,00
b. Kelas 3 & 2 Rp. 52.500,00
c. Kelas 1 Rp. 55.000,00
d. VIP Rp. 57.500,00
16. IGM DBD:
a. Rawat Jalan Rp. 47.500,00
b. Kelas 3 & 2 Rp. 47.500,00
c. Kelas 1 Rp. 50.000,00
d. VIP Rp. 52.500,00
17. IGG DBD:
a. Rawat Jalan Rp. 47.500,00
b. Kelas 3 & 2 Rp. 47.500,00
c. Kelas 1 Rp. 50.000,00
d. VIP Rp. 52.500,00
18. HCV:
a. Rawat Jalan Rp. 47.500,00
b. Kelas 3 & 2 Rp. 47.500,00
c. Kelas 1 Rp. 50.000,00
d. VIP Rp. 52.500,00
19. Analisa Sperma:
a. Rawat Jalan Rp. 52.500,00
b. Kelas 3 & 2 Rp. 52.500,00
c. Kelas 1 Rp. 55.000,00
d. VIP Rp. 57.500,00
20. Analisa Cairan Vagina:
a. Rawat Jalan Rp. 42.500,00
b. Kelas 3 & 2 Rp. 42.500,00
c. Kelas 1 Rp. 45.000,00
d. VIP Rp. 47.500,00
21. Hapusan Darah:
a. Rawat Jalan Rp. 32.500,00
b. Kelas 3 & 2 Rp. 32.500,00
c. Kelas 1 Rp. 35.000,00
d. VIP Rp. 37.500,00
22. Kimia Klinik:
a. Asam Urat:
1) Rawat Jalan Rp. 25.000,00

34

2) Kelas 3 & 2 Rp. 25.000,00
3) Kelas 1 Rp. 27.500,00
4) VIP Rp. 30.000,00
b. Gula Darah Sewaktu:
1) Rawat Jalan Rp. 25.000,00
2) Kelas 3 & 2 Rp. 25.000,00
3) Kelas 1 Rp. 27.500,00
4) VIP Rp. 30.000,00
c. Gula Darah Puasa:
1) Rawat Jalan Rp. 25.000,00
2) Kelas 3 & 2 Rp. 25.000,00
3) Kelas 1 Rp. 27.500,00
4) VIP Rp. 30.000,00
d. Gula Darah 2 Jam PP:
1) Rawat Jalan Rp. 25.000,00
2) Kelas 3 & 2 Rp. 25.000,00
3) Kelas 1 Rp. 27.500,00
4) VIP Rp. 30.000,00
e. GOT/GPT:
1) Rawat Jalan Rp. 25.000,00
2) Kelas 3 & 2 Rp. 25.000,00
3) Kelas 1 Rp. 27.500,00
4) VIP Rp. 30.000,00
f. Albumin:
1) Rawat Jalan Rp. 25.000,00
2) Kelas 3 & 2 Rp. 25.000,00
3) Kelas 1 Rp. 27.500,00
4) VIP Rp. 30.000,00
g. Cholesterol HDL:
1) Rawat Jalan Rp. 25.000,00
2) Kelas 3 & 2 Rp. 25.000,00
3) Kelas 1 Rp. 27.500,00
4) VIP Rp. 30.000,00
h. LDL:
1) Rawat Jalan Rp. 25.000,00
2) Kelas 3 & 2 Rp. 25.000,00
3) Kelas 1 Rp. 27.500,00
4) VIP Rp. 30.000,00
i. Trigliserida:
1) Rawat Jalan Rp. 25.000,00
2) Kelas 3 & 2 Rp. 25.000,00

35

3) Kelas 1 Rp. 27.500,00
4) VIP Rp. 30.000,00
j. Ureum:
1) Rawat Jalan Rp. 25.000,00
2) Kelas 3 & 2 Rp. 25.000,00
3) Kelas 1 Rp. 27.500,00
4) VIP Rp. 30.000,00
k. Creatinin:
1) Rawat Jalan Rp. 25.000,00
2) Kelas 3 & 2 Rp. 25.000,00
3) Kelas 1 Rp. 27.500,00
4) VIP Rp. 30.000,00
l. Bilirubin Total:
1) Rawat Jalan Rp. 25.000,00
2) Kelas 3 & 2 Rp. 25.000,00
3) Kelas 1 Rp. 27.500,00
4) VIP Rp. 30.000,00
m. Bilirubin Direct:
1) Rawat Jalan Rp. 25.000,00
2) Kelas 3 & 2 Rp. 25.000,00
3) Kelas 1 Rp. 27.500,00
4) VIP Rp. 30.000,00
n. Pemeriksaan HBSAg/Kimia Klinik:
1) Rawat Jalan Rp. 47.500,00
2) Kelas 3 & 2 Rp. 47.500,00
3) Kelas 1 Rp. 50.000,00
4) VIP Rp. 52.500,00
o. Pemeriksaan HBAIC:
1) Rawat Jalan Rp. 150.000,00
2) Kelas 3 & 2 Rp. 150.000,00
3) Kelas 1 Rp. 152.500,00
4) VIP Rp. 155.000,00
k. Pemeriksaan Radiologi:
1. Thorax PA Rp. 50.000,00
2. Thorak AP/Lat Rp 100.000,00
3. Thorax Anak PA Rp. 45.000,00
4. Thorax Anak AP/Lat Rp. 90.000,00
5. Abdomen (BNO) Rp. 50.000,00
6. Abdomen Anak Rp. 45.000,00

36

7. Abdomen 3 Posisi Rp. 150.000,00
8. Abdomen Anak 2 Posisi Rp. 90.000,00
9. Schedel AP/Lat Rp. 100.000,00
10. Waters (SPN) 1 Posisi Rp. 50.000,00
11. Basis Cranii Rp. 60.000,00
12. Cranium AP/Lateral Rp. 100.000,00
13. Orbita 1 Posisi Rp. 60.000,00
14. Mandibula Close Mouth AP/OBL Rp. 45.000,00
15. Mandibula Open Mouth AP/OBL Rp. 45.000,00
16. TMJ 1 Posisi Rp. 45.000,00
17. Mastoid Rp. 50.000,00
18. Nasal bone Rp. 45.000,00
19. Vertebrae Cervical AP/Lateral Rp. 90.000,00
20. Vertebrae Cervical AP/Lateral/Obl Rp. 135.000,00
21. Vertebrae Lumbal Rp. 50.000,00
22. Vertebrae Lumbal AP/Lateral/OBL Rp. 150.000,00
23. Os.Sacrum 2 Posisi Rp. 50.000,00
24. Os.Coccygins AP/Lateral Rp. 50.000,00
25. Pelvis/Coxae AP Rp. 50.000,00
26. Pelvis Anak AP Rp. 45.000,00
27. Coxae AP/Lateral Rp. 100.000,00
28. Scapula PA Rp. 45.000,00
29. Clavicula AP Rp. 45.000,00
30. Shoulder Joint AP Rp. 45.000,00
31. Humerus AP/Lateral Rp. 45.000,00
32. Elbow Joint AP/Lateral Rp. 45.000,00
33. Antebrachi AP/Lateral Rp. 45.000,00
34. Wrist Joint AP/Lateral Rp. 45.000,00
35. Manus AP/OBL Rp. 45.000,00
36. Digiti AP/Lateral Rp. 45.000,00
37. Femur AP/Lateral Rp. 50.000,00
38. Genu AP/Lateral Rp. 45.000,00
39. Cruris AP/Lateral Rp. 50.000,00
40. Angcle Joint AP/Lateral Rp. 45.000,00
41. Pedis AP/OBL Rp. 50.000,00
42. Digiti AP/Lateral Rp. 45.000,00
43. Calcenius AP/Lateral Rp. 45.000,00
44. Softtissue AP/lateral Rp. 45.000,00
45. Gigi Geligi/Dental Rp. 20.000,00

37

l. Pelayanan Intalasi Farmasi:
1. Jasa pembacaan tiap resep Rp. 1.000,00
2. Jasa racik tiap puyer/kapsul Rp. 300,00
3. Jasa racik tiap salap/krim Rp. 5.000,00
m. Tarif Pelayanan Ambulance:
1. Repereal dalam Kota Dompu:
a) Siang Rp. 100.000,00
b) Malam Rp. 150.000,00
2. Luar Kota:
a) Dihitung per-kilometer @ Rp. 5.000,00 Tidak termasuk
penyebrangan;
b) Jasa Perawatan dan Sopir masing-masing 15%.
3. Angkutan Mayat:
a) Siang Rp. 100.000,00
b) Malam Rp. 150.000,00
n. Kamar Jenazah:
1. Perawatan Jenazah:
a) Umum Rp. 150.000,00
b) Khusus Rp. 300.000,00
2. Konservasi Jenazah:
a) Umum Rp. 200.000,00
b) Khusus Rp. 400.000,00
3. Visum ET Repertum Luar Rp. 50.000,00
4. Penyimpanan Jenazah Rp. 100.000,00
(2) Struktur dan besarnya tarif retribusi pelayanan kesehatan di Puskesmas
dan jaringannya ditetapkan sebagai berikut:
a. Besar retribusi pelayanan kesehatan di sarana kesehatan dasar adalah
sebagai berikut:
1. Biaya Permintaan Surat Keterangan:
a) Surat keterangan kesehatan Rp. 10.000,00
b) Surat Keterangan Sakit Rp. 2.500,00
c) Surat Keterangan cuti hamil Rp. 3.000,00
d) Surat keterangan untuk menikah Rp. 5.000,00
e) Surat keterangan rujukan Rp. 5.000,00
f) Surat keterangan kelahiran Rp. 5.000,00
g) Surat keterangan kematian Rp. 5.000,00
2. Rawat jalan / poliklinik untuk setiap kunjungan
a) Puskesmas Rp. 5.000,00
b) Puskesmas pembantu Rp. 4.000,00

38

c) Puskesmas keliling Rp. 4.000,00
d) Polindes/Poskesdes Rp. 4.000,00
3. Tarif One day Care Rp. 25.000,00
4. Rawat inap
a) Kelas / Hari Rp. 50.000,00
b) VIP (AC & Kulkas /Hari Rp. 75.000,00
(termasuk jasa kamar, visite dokter dan jasa Perawat)
5. Tarif Laboratirium Puskesmas
a) Pemeriksaan Darah Rutin Rp. 10.000,00
b) Pemeriksaan Urin Rp. 10.000,00
c) Pemeriksaan Tes Kehamilan Rp. 16.000,00
d) Pemeriksaan Gol Darah Rp. 10.000,00
e) Pemeriksaan DDL Malaria Rp. 6.000,00
f) Pemeriksaan Hepatitis Rp. 15.000,00
g) Pemeriksaan Widal Rp. 21.000,00
h) Pemeriksaan Trombosit Rp. 10.000,00
i) Pemeriksaan BTA Rp. 10.000,00
j) Sipilis Gram Negatif Rp. 16.000,00
k) GO Rp. 28.000,00
l) Faces Rp. 10.000,00
m) Hemoglobin Rp. 6.000,00
n) Sedimen Rp. 6.000,00
o) Jamur Rp. 10.000,00
p) Laju Endapan Darah (LLD) Rp. 6.000,00
q) Hematokrit Rp. 6.000,00
r) Hitungan Jenis Leokosit Rp. 7.000,00
s) Kimia Klinik:
1) SGOT Rp. 25.000,00
2) SGPT Rp. 25.000,00
3) Akalin Fosfat Rp. 25.000,00
4) Gama GT Rp. 23.000,00
5) Bilirubin Total Rp. 16.000,00
6) Bilirubin Dire Rp. 16.000,00
7) HbSAg Rp. 15.000,00
8) Cholesterol Total Rp. 20.000,00
9) Cholesterol HDL Rp. 23.000,00

39

10) Cholesterol IDL Rp. 21.000,00
11) Trigliserida Rp. 25.000,00
12) CKMB Rp. 20.000,00
13) CKNAC Rp. 20.000,00
14) TIBC Rp. 16.000,00
15) Iron Rp. 16.000,00
16) Alpbumin Rp. 16.000,00
17) Kalsium Rp. 16.000,00
18) Protein Total Rp. 16.000,00
19) Ureum Rp. 16.000,00
20) Kreatin Rp. 16.000,00
21) Gula Darah Acak Rp. 16.000,00
22) Gula Darah Puasa Rp. 16.000,00
23) Gula Darah 2 Jam PP Rp. 16.000,00
6. Pemeriksaan Medik dan Terapi
a) Tindakan medik dan terapi:
1) Persalinan Normal Rp. 500.000,00
2) Persalinan dengan Penyulit Rp. 650.000,00
b) Tindakan Medik Kecil Penjahitan Luka:
1) Luka Kecil < 5 jahitan Rp. 15.000,00
2) Luka Sedang 6-10 jahitan Rp. 20.000,00
3) Luka Sedang > 10 jahitan Rp. 25.000,00
c) Insisi abses:
1) Kecil Rp. 15.000,00
2) Sedang Rp. 20.000,00
3) Besar Rp. 25.000,00
d) Sirkumsisi / Hitan: Rp. 75.000,00
e) Eksterfasi Tumor Superfisial:
1) Besar Rp. 125.000,00
2) Sedang Rp. 100.000,00
3) Kecil Rp. 75.000,00
f) Tindik Bayi Rp. 15.000,00
g) Pembersih Serum Rp. 20.000,00
h) Pengeluaran Benda Asing dari Telinga Rp. 20.000,00
i) Pengambilan Corpus Alenium (THT) Rp. 20.000,00
j) Perawatan Luka Rp. 10.000,00
7. Perawatan Penambalan Gigi
a) Tumpatan Sementara Rp. 10.000,00
b) Tumpatan Permanen Rp. 25.000,00

40

8. Pembersihan Karang Gigi Rp. 25.000,00
a) Insis Absesi:
1) Intra Oral Rp. 30.000,00
2) Ekstra Oral Rp. 40.000,00
b) Pencabutan Gigi Sulung Rp. 15.000,00
c) Pencabutan Gigi Permanen Rp. 25.000,00
d) Pencabutan Gigi Miring Rp. 50.000,00
9. Visum Et Repertum
a) Visum Luka Rp. 50.000,00
b) Pemeriksaan Diagnostik Rp. 150.000,00
10. Pelayanan kesehatan lain-lain
a) Pemeriksaan kesehatan:
1) untuk keperluan sekolah Rp.5.000,00
2) untuk keperluan bekerja Rp.20.000,00
3) pemeriksaan refraksi mata Rp.10.000,00
4) pemeriksaan buta warna Rp.10.000,00
b) Transport rujukan pasien dari desa/Pustu/polindes/Poskesdes
ke Puskesmas dan/atau dari Puskesmas ke RSUD Dompu, RSU
Kab./Kota lain dan RSUP Provinsi NTB, BBM per Km =
Rp.4.500,00 (sudah termasuk jasa opersional Puskel, jasa tenaga
kesehatan, supir, dll), pembagian prosentase tersebut akan
diatur berdasarkan keputusan Bupati.
c) Pemeriksaan Calon Jemaah Haji:
Tarif rawat jalan Rp.5.000,00
d) Pemeriksaan Calon Pengantin Rp. 25.000,00
e) Pemeriksaan calon tenaga kerja Rp. 25.000,00
f) Pelayanan Keluarga Berencana:
1) Pamasangan IUD Rp.60.000,00
2) Pencabutan IUD Rp.60.000,00
3) Pemasangan implant Rp.60.000,00
4) Suntik KB Rp.10.000,00
g) Penanganan efek samping/komplikasi IUD/Implant
Rp. 100.000,00
11. UGD
1. Tarif tindakan sesuai dengan tarif tindakan medik dan terapi
2. Tarif rawat inap sesuai dengan tarif rawat inap

41

(3) Tarif rawat jalan bagi PT. ASKES PERSERO Indonesia dan anggota
keluarganya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(4) Bagi pasien yang tidak mampu harus menunjukkan karu tidak mampu /
kartu sehat dan tidak dipungut pembayaran, ketentuan ditentukan oleh
direktur.
(5) Tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat ditinjau kembali
paling lama 3 (tiga) tahun sekali.

Pasal 9
Besar tarif pelayanan pemeriksaan rawat inap bagi peserta ASKES dan
anggota keluarganya sesuai dengan ketentuan bagi pelayanan kesehatan
peserta ASKES yang berlaku.

Pasal 10
Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan di RSUD, Puskesmas,
Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling dapat bekerjasama dengan
pihak lain.

Pasal 11
(1) 50% (lima puluh porsen) dan seluruh penerimaan Puskesmas, Puskesmas
Pembantu dan Puskesmas Keliling dan Biaya Pelayanan baik dan Jasa
Medik maupun Jasa Pelayanan akan diberikan kepada Puskesmas,
Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling.
(2) Tatacara pemberian biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan Keputusan Bupati.
(3) Tatacara penggunaan biaya yang diberikan kepada Puskesmas,
Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur lebih lanjut oleh Kepala Dinas Kesehatan.


Bagian Kedua
Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan
Paragraf 1
Nama Subjek dan Objek

Pasal 12
Dengan nama retribusi pelayanan persampahan/kebersihan dipungut setiap
retribusi pelayanan persampahan/kebersihan


42

Pasal 13
(1) Subjek retribusi adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh
pelayanan jasa persampahan/kebersihan dan di wajibkan untuk
membayar retribusi.
(2) Objek retribusi adalah pelayanan persampahan/kebersihan yang
diselenggarakan oleh pemerintah daerah, meliputi:
a. pengambilan/pengumpulan sampah dan sumbernya ke lokasi
pembuangan sementara;
b. pengangkutan sampah dan sumbernya dan atau lokasi pembuangan
sementara ke tokasi pembuangan/pemusnahan akhir sampah; dan
c. penyediaan lokasi pembuangan/pemusnahan akhir sampah.
(3) Dikecualikan dan objek retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
adalah pelayanan kebersihan jalan umum, taman, tempat ibadah, sosial,
dan tempat umurn lainnya.


Paragraf 2
Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa

Pasal 14
(1) Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jenis dan volume sampah.
(2) Jenis sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sampah
organik dan non organik, berbahaya dan tidak berbahaya.
(3) Dalam hal volume sampah sulit diukur, maka volume sampah dapat
ditaksir dengan berbagai pendekatan, antara lain berdasarkan luas lantai
bangunan rumah tangga, perdagangan dan industri serta fungsi dan jenis
usaha.


Paragraf 3
Prinsip, Sasaran Penetapan Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

Pasal 15
(1) Prinsip, sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi
dimaksudkan untuk menutup sebagian biaya penyelenggaraan pelayanan
dengan mempertimbangkan kemampuan masyarakat dan aspek keadilan.
(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain biaya
pengumpulan, pengangkutan dan pengolahan sampah dan/atau
pemusnahan sampah.

43

Paragraf 4
Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

Pasal 16
(1) Struktur dan besarnya tarif retribusi pelayanan persampahan/kebersihan
ditetapkan sebagai berikut:
a. Rumah permanen Rp. 10.000,00 / bulan
b. Rumah semi permanen / panggung Rp. 5.000,00 / bulan
c. Hotel / Penginapan Rp. 25.000,00 / bulan
d. Restoran Rp. 25.000,00 / bulan
e. Rumah makan Rp. 25.000,00 / bulan
f. Kios penjualan Rp. 10.000,00 / bulan
g. Toko Rp. 15.000,00 / bulan
h. Toko dengan rumah kediaman Rp. 20.000,00 / bulan
i. Bengkel bermotor Rp. 15.000,00 / bulan
j. Gedung Pertemuan Rp. 25.000,00 / bulan
k. Rumah Sakit Rp. 20.000,00 / bulan
l. Kantor Pemerintah / Swasta Rp. 20.000,00 / bulan
m. Bakulan Rp. 5.000,00 / bulan
(2) Tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat ditinjau kembali
paling lama 3 (tiga) tahun sekali.

Bagian Ketiga
Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum
Paragraf 1
Nama Subjek dan Objek

Pasal 17
Dengan nama retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum dipungut setiap
retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum.

Pasal 18
(1) Subjek retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan atau
memanfaatkan tempat pelayanan parkir di tepi jalan umum dan
diwajibkan untuk membayar retribusi.
(2) Objek retribusi adalah penyediaan pelayanan parkir di tepi jalan umum
yang ditentukan oleh pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

44

(3) Dikecualikan dan objek reteribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
adalah tempat pelayanan parkir yang disediakan, dimiliki dan/atau
dikelola oleh BUMN, BUMD, dan pihak swasta.

Paragraf 2
Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa

Pasal 19
Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jenis kendaraan dalam
pemanfaatan tempat pelayanan parkir di tepi jalan umum.

Paragraf 3
Prinsip, Sasaran Penetapan Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

Pasal 20
Prinsip, sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi
dimaksudkan untuk menutup sebagian biaya penyelenggaraan pelayanan
dengan mempertimbangkan kemampuan masyarakat dan aspek keadilan.

Paragraf 4
Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

Pasal 21
(1) Struktur dan besarnya tarif retnbusi pelayanan parkir di tepi jalan umum
ditetapkan sebagai berikut:
a. Sepeda Rp. 500,00/sekali parkir
b. Berhur dan sejenisnya Rp. 1.000,00/hari
c. Gerobak dorong Rp. 500,00/hari
d. Sepeda motor Rp. 1.000,00/sekali parkir
e. Oplet/jip/Pickup/Mini bus, Sedan dan sejenisnya
Rp. 2.000,00/sekali parkir
f. Bus/Micro Bus/Truck dan Sejenisnya Rp. 2.000,00/sekali parkir
g. Tronton/Trailer dan Sejenisnya Rp. 5.000,00/sekali parkir
(2) Pelayanan parkir dijalan pada arus lalu lintas dan kawasan wisata
dipungut retribusi parkir yang besarnya sebagai berikut:
a. Sepeda Rp. 1.000,00/sekali parkir
b. Berhur dan sejenisnya Rp. 1.000,00/hari
c. Sepeda motor Rp. 2.000,00/sekali parkir
d. Bus/Micro Bus/Truk/Sedan dan Sejenisnya
Rp. 5.000,00/sekali parkir

45

(3) Setiap penggunaana parkir ditepi/bahu jalan untuk kegiatan bongkar
muatan barang dipungut retribusi parkir yang besarnya sebagai berikut:
a. Truk dengan muatan sumbu terberat (MST)
dibawah 1 ton Rp. 3.000,00/bongkar/muat
b. Truk dengan muatan sumbu terberat (MST)
1 ton s/d 5 ton Rp. 7.000,00/bongkar/muat
c. Truk dengan muatan sumbu terberat (MST)
diatas 5 ton Rp. 10.000,00/bongkar/muat
(4) Tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan Ayat (3)
dapat ditinjau kembali paling lama 3 (tiga)tahun sekali.


Bagian Keempat
Retribusi Pelayanan Pasar
Paragraf 1
Nama Subjek dan Objek

Pasal 22
Dengan nama retribusi pelayanan pasar dipungut setiap retribusi pelayanan
pasar yang secara khusus disediakan oleh pemerintah daerah.


Pasal 23
(1) Subjek retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan atau
memanfaatkan jasa pelayanan pasar dan diwajibkan untuk membayar
retribusi.
(2) Objek retribusi adalah penyediaan fasilitas pasar tradisional/sederhana,
berupa pelataran, los, kios yang dikelola pemerintah daerah, dan khusus
disediakan untuk pedagang.
(3) Dikecualikan dari objek retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
adalah pelayanan fasilitas pasar yang dikelola oleh BUMN, BUMD, dan
pihak swasta.

Paragraf 2
Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa

Pasal 24
Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jenis, luas, kelas dan jangka
waktu pemanfaatan jasa pelayanan pasar.

46

Paragraf 3
Prinsip, Sasaran Penetapan Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

Pasal 25
Prinsip, sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi
dimaksudkan untuk menutup biaya sebagian penyelenggaraan pelayanan
dengan mempertimbangkan kemampuan masyarakat dan aspek keadilan.


Paragraf 4
Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

Pasal 26
(1) Struktur dan besarnya tarif retribusi pelayanan pasar ditetapkan sebagai
berikut:
a. Pasar induk/pasar kabupaten:
1. Untuk pemakaian pelataran pasar beratap/los bersekat/pembatas
dikenakan tarif sebesar Rp. 1.500,00 per meter persegi/hari;
2. Untuk pemakaian pelataran pasar beratap/los dikenakan tarif
sebesar Rp. 1.000,00/hari;
3. Untuk pemakaian pelataran pasar terbuka dikenakan tarif Rp.
1.000,00/hari.
b. Pasar Kecamatan yang dikuasai pemda:
1. Untuk pemakaian pelataran pasar beratap/los bersekat/pembatas
dikenakan tarif sebesar Rp. 1.500,00/hari;
2. Untuk pemakaian pelataran pasar beratap/los dikenakan tarif
sebesar Rp. 1.000,00/hari;
3. Untuk pemakaian pelataran pasar terbuka dikenakan tarif Rp.
500,00/hari.
(2) Tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat ditinjau kembali
paling lama 3 (tiga) tahun sekali.

Bagian Kelima
Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor
Paragraf 1
Nama Subjek dan Objek

Pasal 27
Dengan nama retribusi pengujian kendaraan bermotor dipungut retribusi atas
setip pelayanan dalam pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor.

47

Pasal 28
(1) Subjek retribusi adalah orang pribadi atau badan yang memiliki
kendaraan bermotor wajib uji yang menikmati pelayanan jasa pengujian
kendaraan bermotor dan pemerintah daerah.
(2) Objek retribusi adalah pelayanan pengujian kendaraan bermotor,
termasuk kendaraan bermotor di air, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah.

Paragraf 2
Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa

Pasal 29
Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jumlah berat yang
diperbolehkan (JBB) pemanfaatan jasa pengujian kendaraan bermotor.

Paragraf 3
Prinsip, Sasaran Penetapan Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

Pasal 30
Pninsip, sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi
dimaksudkan untuk menutup sebagian biaya penyelenggaraan pelayanan
dengan mempertimbangkan kemampuan masyarakat dan aspek keadilan.


Paragraf 4
Struktur dan Besarnya Tanif Retribusi

Pasal 31
(1) Struktur dan besarnya tarif retribusi pengujian kendaraan bermotor
ditetapkan sebagai berikut:
a. Pengujian Kendaran Bermotor
1. Kendaraan dengan JBB=5500 kg dengan rincian sebagai berikut :
a). Biaya Uji Rp. 30.000,00
b). Penggantian Buku Uji Rp. 20.000,00
c). Plat Uji,Kawat,Segel Rp. 10.000,00

d). Tanda Samping/Stiker Rp. 15.000,00 +
Rp 75.000,00

2. Kendaraan dengan JBB=5500-15000 kg dengan rincian sebagai
berikut :
a). Biaya Uji Rp. 40.000,00

48

b). Penggantian Buku Uji Rp. 20.000,00
c). Plat Uji,Kawat,Segel Rp. 10.000,00

d). Tanda Samping/Stiker Rp. 15.000,00 +
Rp. 85.000,00
3. Kendaraan dengan JBB= 15000 kg dengan rincian sebagai berikut :
a). Biaya Uji Rp. 50.000,00
b). Penggantian Buku Uji Rp. 20.000,00
c). Plat Uji,Kawat,Segel Rp. 10.000,00

d). Tanda Samping/Stiker Rp. 15.000,00 +
Rp. 95.000,00
c. Numpang uji keluar/masuk dikenakan biaya sebesar biaya uji berkala
menurut JBB-nya
d. Penggantian tanda lulus uji :
1. Buku uji rusak Rp. 50.000,00
2. Buku uji hilang Rp. 75.000,00
3. Plat uji,Kawasan dan Segel rusak Rp. 10.000,00
4. Plat uji dan Segel hilang Rp. 10.000,00

5. Tanda Samping Rp. 15.000,00 +
Rp. 135.000,00
e. Pengecetan identitas/lokasi Rp. 10.000,00
(2) Tarif retribusi sebagaimana yang di maksud pada ayat (1) dapat ditinjau
kembali paling lama 3 (tiga)tahun sekali.

Pasal 32
Kendaraan bermotor wajib uji sebagaimana dimaksud dalam pasat 29 ayat (1)
dikenakan retribusi sebagai berikut :
a. Numpang uji kendaraan di dalam daerah dan kendaraan antar provinsi
sesuai dengan besarnya biaya sebagaimana dimaksud dalam pasal 32 ayat
(1) huruf c.
b. Pengujian untuk keperluan perpindahan/mutasi uji kendaraan ke luar
daerah sebesar Rp. 150.000,00.

Bagian Keenam
Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus
Paragraf 1
Nama Subjek dan Objek

Pasal 33
Dengan nama retribusi penyediaan dan/atau penyedotan kakus dipungut
retribusi atas penyediaan dan/atau penyedotan kakus.

49


Pasal 34
(1) Subjek retribusi adalah orang pribadi atau badan yang mendapatkan
pelayanan penyediaan dan/atau penyedotan kakus dan diwajibkan untuk
membayar retribusi.
(2) Objek retribusi adalah pelayanan penyediaan dan/atau penyedotan kakus
yang dilakukan oleh pemerintah daerah.
(3) Dikecualikan dan objek retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
adalah pelayanan penyediaan dan/atau penyedotan kakus yang
disediakan, dimiliki dan/atau dikelola oleh BUMN, BUMD, dan pihak
swasta.

Paragraf 2
Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa

Pasal 35
Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jenis dan volume pemanfaatan
penyedotan kakus.


Paragraf 3
Prinsip dan Sasaran Penetapan Besarnya Tarif Retribusi

Pasal 36
Prinsip, sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi
dimaksudkan untuk menutup biaya sebagian penyelenggaraan pelayanan
dengan mempertimbangkan kemampuan masyarakat dan aspek keadilan.


Paragraf 4
Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

Pasal 37
(1) Struktur dan besarnya tarif retribusi penyediaan dan/atau penyedotan
kakus ditetapkan sebagai berikut:
a. Untuk kakus rumah tangga dan sekolah sebesar
Rp. 100.000,00/kakus;
b. Untuk kakus perkantoran sebesar

50

Rp. 250.000,00/kakus;
c. Untuk kakus hotel sebesar
Rp. 350.000,00/kakus;
d. Untuk RSUD sebesar
Rp. 250.000,00/kakus;
e. Fasilitas sosial dan fasilitas umum sebesar
Rp. 100.000,00/kakus.
(2) Tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat ditinjau kembali
paling lama 3 (tiga) tahun sekali.


Bagian Ketujuh
Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi
Paragraf 1
Nama Subjek dan Objek
Pasal 38
Dengan nama retribusi pengendalian menara telekomunikasi dipungut setiap
retribusi pengendalian menara telekomunikasi.

Pasal 39
(1) Subjek retribusi adalah orang pribadi atau badan yang memanfaatkan izin
pengendalian menara telekomunikasi dan diwajibkan untuk membayar
retribusi.
(2) Objek retribusi adalah pemberian jasa pengendalian dan pengamanan
menara telekomunikasi dengan memperhatikan aspek tata ruang,
keamanan, dan kepentingan umum dalam rangka pemanfaatan ruang.


Paragraf 2
Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa

Pasal 40
Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan pemanfaatan ruang dikaitkan
dengan frekwensi pengawasan dan pengendalian menara telekomunikasi.


Paragraf 3
Prinsip, Sasaran Penetapan Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

Pasal 41
Prinsip, sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi
dimaksudkan untuk menutup biaya sebagian penyelenggaraan pelayanan
dengan mempertimbangkan kemampuan masyarakat dan aspek keadilan.

51


Paragraf 4
Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Menara Telekomunikasi

Pasal 42
Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Menara Telekomunikasi akan diatur
lebih lanjut dengan peraturan Bupati.

Paragraf 5
Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

Pasal 43
Besarnya tarif retribusi pengendalian menara telekomunikasi ditetapkan
sebesar 2% (dua porsen) dari nilai jual objek pajak yang digunakan sebagai
dasar perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) menara telekomunikasi.


BAB III
PEMUNGUTAN RETRIBUSI
Bagian Kesatu
Wilayah Pemungutan

Pasal 44
Wilayah retribusi adalah wilayah Kabupaten Dompu.


Bagian Kedua
Masa Retribusi

Pasal 45
(1) Masa retribusi adalah jangka waktu tertentu yang ditetapkan sebagai
dasar untuk menentukan besarnya retribusi terhutang.
(2) Masa Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah 1 (satu)
tahun dan wajib memperpanjang jika masa berlakunya habis.
(3) Retribusi terhutang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terjadi pada
saat orang pribadi atau badan memperoleh izin dari Bupati.

52


Bagian Ketiga
Tata Cara Pemungutan, Pembayaran dan Penagihan

Pasal 46
(1) Pungutan retribusi tidak dapat diborongkan.
(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang
dipersamakan.
(3) Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dapat berupa karcis, kupon, dan kartu langganan.

Pasal 47
(1) Retribusi yang terutang harus dibayar tunai/dilunasi sekaligus.
(2) Hasil pemungutan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disetor
secara bruto ke Kas Daerah.
(3) Pembayaran retribusi terutang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterbitkannya SKRD
atau dokumen lain yang dipersamakan.
(4) Dalam hal Wajib Retribusi tertentu tidak membayar tepat pada waktunya
atau kurang membayar, dikenakan sanksi administratif berupa bunga
sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dari Retribusi yang terutang yang
tidak atau kurang dibayar.
(5) Tata cara pelaksanaan pemungutan dan pembayaran retribusi termasuk
penentuan pembayaran, tempat pembayaran, angsuran, dan penundaan
pembayaran ditetapkan dengan Peraturan Bupati.


Pasal 48
(1) Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar ditagih dengan
menggunakan STRD.
(2) Penagihan retribusi terutang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
didahului dengan surat teguran.
(3) Tata cara penagihan retribusi dilaksanakan berdasarkan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 49
(1) Surat teguran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (2) diterbitkan
oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk.

53

(2) Pengeluaran surat teguran/peringatan/surat lain yang sejenis sebagai
tindakan awal pelaksanaan penagihan retribusi dikeluarkan setelah 7
(tujuh) hari sejak tanggal jatuh tempo pembayaran.
(3) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat
teguran/peringatan/surat lain yang sejenis, wajib retribusi harus
melunasi retribusi yang terutang.
(4) Surat teguran/peringatan/Surat lain yang sejenis sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dikeluarkan oleh pejabat yang ditunjuk.
(5) Tata cara penagihan dan penerbitan surat teguran/peringatan/surat lain
yang sejenis diatur dengan Peraturan Bupati.


Bagian Keempat
Pemanfaatan

Pasal 50
(1) Pemanfaatan dan penerimaan masing-masing jenis retribusi diutamakan
untuk mendanai kegiatan yang berkaitan langsung dengan
penyelenggaraan pelayanan yang bersangkutan.
(2) Ketentuan mengenai alokasi pemanfaatan penerimaan retribusi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Biaya administrasi;
b. Survey lapangan;
c. Pembinaan;dan
d. Pengawasan.


Bagian Kelima
Keberatan

Pasal 51
(1) Wajib Retribusi tertentu dapat mengajukan keberatan hanya kepada
Bupati atau pejabat yang ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain yang
dipersamakan.
(2) Keberatan diajukan secara tertutis dalam bahasa Indonesia dengan
disertai alasan-alasan yang jelas.
(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan
sejak tanggal SKRD diterbitkan, kecuali jika Wajib Retribusi tertentu
dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena
keadaan di luar kekuasaannya.

54

(4) Keadaan di luar kekuasaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
adalah suatu keadaan yang terjadi di luar kehendak atau kekuasaan
Wajib Retribusi.
(5) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar retribusi dan
pelaksanaan penagihan retribusi.

Pasal 52
(1) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal
Surat Keberatan diterima harus memberi keputusan atas keberatan yang
diajukan dengan menerbitkan Surat Keputusan Keberatan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah untuk
memberikan kepastian hukum bagi Wajib Retribusi, bahwa keberatan
yang diajukan harus diberi keputusan oleh Bupati.
(3) Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya
atau sebagian, menolak, atau menambah besarnya retribusi yang
terutang.
(4) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat
dan Bupati tidak memberi suatu keputusan, keberatan yang diajukan
tersebut dianggap dikabulkan.

Pasal 53
(1) Jika pengajuan keberatan dikabulkan sebagian atau seluruhnya,
kelebihan pembayaran retribusi dikembalikan dengan ditambah imbalan
bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan untuk paling lama 12 (dua belas)
bulan.
(2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung sejak bulan
pelunasan sampai dengan diterbitkannya SKRDLB.

BAB IV
PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN

Pasal 54
(1) Atas kelebihan pembayaran retribusi, Wajib Retribusi dapat mengajukan
permohonan pengembalian kepada Bupati.
(2) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan, sejak diterimanya
permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), harus memberikan keputusan,
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) lalah
dilampaui dan Bupati tidak memberikan suatu keputusan, permohonan
pengembalian pembayaran retribusi dianggap dikabulkan dan SKRDLB
harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan.

55

(4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang retribusi lainnya, kelebihan
pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) langsung
diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang retribusi tersebut.
(5) Pengembalian kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan
sejak diterbitkannya SKRDLB.
(6) Jika pengembalian kelebihan pembayaran retribusi dilakukan setelah
lewat 2 (dua) bulan, Bupati memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua
persen) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan pembayaran
retribusi.
(7) Tata cara pengembalian kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB V
KADALUWARSA PENAGIHAN

Pasal 55
(1) Hak untuk melakukan penagihan Retribusi menjadi kedaluwarsa setelah
melampaui waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya
retribusi, kecuali jika Wajib Retribusi melakukan tindak pidana di bidang
retribusi.
(2) Kedaluwarsa penagihan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tertangguh jika:
a. diterbitkan Surat Teguran; atau
b. ada pengakuan utang retribusi dan Wajib Retribusi, baik langsung
maupun tidak langsung.
(3) Dalam hal diterbitkan Surat Teguran sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf a, kedaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal diterimanya
Surat Teguran tersebut.
(4) Pengakuan utang retribusi secara langsung sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf b adalah Wajib Retribusi dengan kesadarannya menyatakan
masih mempunyai utang retribusi dan belum melunasinya kepada
Pemerintah Daerah.
(5) Pengakuan utang retribusi secara tidak langsung sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf b dapat diketahui dari pengajuan permohonan.
angsuran atau penundaan pembayaran dan permohonan keberatan oleh
Wajib Retribusi.

56

Pasal 56
(1) Piutang retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk
melakukan penagihan sudah kedaluwarsa dapat dihapuskan.
(2) Bupati menetapkan Keputusan Penghapusan Pitang Retribusi daerah
yang sudah kedaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Tata cara penghapusan piutang retribusi yang sudah kedaluwarsa diatur
dengan Peraturan Bupati.

BAB VI
PEMBUKUAN DAN PEMERIKSAAN

Pasal 57
(1) Bupati berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban retribusi dalam rangka melaksanakan peraturan
perundang-undangan di bidang retribusi.
(2) Wajib Retribusi yang diperiksa wajib:
a. memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau catatan,
dokumen yang menjadi dasarnya dan dokumen lain yang
berhubungan dengan objek retribusi yang terutang;
b. meberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang
dianggap perlu dan memberikan bantuan guna kelancaran
pemeriksaan; dan/atau
c. memberikan keterangan yang diperlukan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemeriksaan retribusi diatur
dengan Peraturan Bupati.

BAB VII
INSENTIF PEMUNGUTAN

Pasal 58
(1) Instansi yang melaksanakan pemungutan Retribusi dapat diberi insentif
atas dasar pencapaian kinerja tertentu.
(2) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
(3) Tata cara pemberian dan pemanfaatan insentif sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.



57

BAB VIII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 59
(1) Bupati melakukan pembinaan umum atas pelaksanaan Peraturan Daerah
ini.
(2) Kepala Dinas Pendapatan Kabupaten Dompu melakukan pembinaan
teknis pungutan retribusi berdasarkan Peraturan Daerah ini.
(3) Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah terkait melakukan pembinaan.


BAB IX
PENYIDIKAN

Pasal 60
(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah
diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan
tindak pidana di bidang retribusi, sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Hukum Acara Pidana.
(2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pejabat Pegawai
Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah yang diangkat oleh
pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(3) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :
a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau
laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi agar
keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas;
b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang
pribadi atau Badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan
sehubungan dengan tindak pidana retribusi;
c. meminta keterangan dan bahan bukti dan orang pribadi atau Badan
sehubungan dengan tindak pidana di bidang retribusi;
d. memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain berkenaan dengan
tindak pidana di bidang retribusi;
e. melakukan pengeledahan untuk mendapat bahan bukti pembukuan,
pencatatan, dan dokumen lain, serta melakukan penyitaan bukti
tersebut;
f. meminta batuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas
penyidikan tindak pidana di bidang retribusi;
g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan
ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan
memeriksa identitas orang, benda, dan/atau dokumen yang dibawa;

58

h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana retribusi;
i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa
sebagai tersangka atau saksi;
j. menghentikan penyidikan; dan/atau
k. melakukan tindakan lain yang pertu untuk kelancaran penyidikan
tindak pidana di bidang perpajakan Daerah dan Retribusi Daerah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan
dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada
Penuntut Umum mealui Penyidik pejabat Polisi Negara Republik
Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang
Hukum Acara Pidana.

BAB X
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 61
Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku, maka:
a. izin yang telah ada tetap berlaku sampai jangka waktu masa berlakunya
berakhir;
b. terhadap permohonan izin baru dan permohonan perpanjangan izin yang
sedang dalam proses penerbitan izin tetap dilanjutkan;
c. terhadap permohonan izin baru yang belum diproses disesuaikan dengan
peraturan daerah ini.

BAB XI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 62
Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku :
a. Peraturan Daerah Kabupaten Dompu Nomor 15 Tahun 2002 Tentang
Kebersihan Kota;
b. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Dompu Nomor 15 Tahun
1998 tentang Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum;
c. Peraturan Daerah Kabupaten Dompu Nomor 08 Tahun 2001 tentang
Retribusi Pelayanan Pasar;
d. Peraturan Daerah Kabupaten Dompu Nomor 7 Tahun 2001 tentang
Retribusi Pelayanan Kesehatan, Peraturan Daerah Kabupaten Dompu
Nomor 18 Tahun 2001 tentang Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor;
e. Peraturan Daerah Kabupaten Dompu Nomor 18 Tahun 2001 tentang
Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor;dan

59

f. Peraturan Daerah Kabupaten Dompu Nomor 03 Tahun 2004 tentang
Retribusi Sub Sektor Telekomunikasi.
Dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 63
Peraturan Bupati dan/atau Keputusan Bupati sebagai pelaksanaan atas
Peraturan Daerah ini ditetapkan paling lambat 1 (satu) tahun sejak Peraturan
Daerah ini diundangkan.

Pasal 64
Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan daerah ini, sepanjang mengenai
teknis pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan dan/atau
Keputusan Bupati.

Pasal 65
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten
Dompu.

Ditetapkan di Dompu
pada tanggal 31 Desember 2011

BUPATI DOMPU,

ttd

H. BAMBANG M. YASIN

Diundangkan di Dompu
pada tanggal 31 Desember 2011

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN DOMPU,

TTD


H. ZAENAL ARIFIN HIR



LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DOMPU TAHUN 2011 NOMOR 18

60

PENJELASAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN DOMPU
NOMOR TAHUN 2011
TENTANG
RETRIBUSI JASA UMUM


I. UMUM
Dalam konteks penyelenggaraan otonomi daerah maka terbitnya Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
merupakan langkah yang sangat strategis untuk lebih memantapkan
kebijakan desentralisasi fiscal, khususnya untuk membangun hubungan
keuangan antara pusat dan daerah yang lebih ideal
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah merupakan pengganti Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 yang dijabarkan lebih lanjut dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah dan
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah
Sebagai salah satu bagian continous improvement maka Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ini
memperbaiki tiga hal, yaitu :
1. Penyempurnaan sistim pemungutan Pajak dan retribusi;
2. Pemberian kewenangan yang lebih besar kepada daerah dibidang
perpajakan daerah (Local Taxing empowerment); dan
3. Peningkatan efektifitas pengawasan.
Penyempurnaan sistim pemungutan Pajak dan retribusi dilakukan dengan
mengubah sistim daftar terbuka menjadi sistim daftar tertutup, dalam arti
Daerah hanya boleh memungut pajak dan retribusi yang obyeknya tercantum
dalam Undang-Undang dimaksud.
Pemberian kewenangan yang lebih besar dilakukan dengan penambahan jenis
pajak daerah dan retribusi daerah dan yang sudah ada, pengalihan beberapa
jenis pajak pusat menjadi pajak daerah, dan pemberian diskresi kepada
daerah dalam penetapan tarif.
Adapun Peningkatan efektifitas pengawasan dilakukan secara preventif dan
represif, dalam arti disamping Peraturan Daerah tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan pemerintah
atasan sebelum ditetapkan, juga dapat berakibat dibatalkan jika perda

61

ditetapkan tidak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang
tersebut.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 menggolongkan Retribusi kedalam tiga
golongan yaitu golongan Retribusi Jasa Umum, golongan Retribusi Jasa Usaha
dan golongan Retribusi Perijinan Tertentu, khusus Retribusi Pelayanan
Kesehatan Pelayanan Persampahan, Penggantian Biaya Cetak KTP dan Akta
Catatan Sipil Pelayanan Parkir di Tepi Jalan, Pelayanan Pasar, Pengujian
Kendaraan Bermotor, Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus dan Retribusi
Pengendalian Menara Telekomunikasi adalah tergolong Retribusi Jasa Umum.
Pasal 180 angka 2 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah menyatakan bahwa Peraturan Daerah tentang
Retribusi mengenai Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha, dan
Retribusi Perizinan Tertentu harus disesuaikan dalarn jangka waktu 2 tahun
sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah dimaksud, Undang-Undang tersebut disahkan
pada tanggal 15 September 2009 dan diberlakukan mulai tanggal 1 Januari
2010.
Guna memenuhi amanat Undang-Undang tersebut maka, Peraturan Daerah
Kabupaten Dompu Nomor 15 Tahun 2002 Tentang Kebersihan Kota, Peraturan
Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Dompu Nomor 15 Tahun 1998 tentang
Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum, Peraturan Daerah Kabupaten Dompu
Nomor 08 Tahun 2001 tentang Retribusi Pelayanan Pasar, Peraturan Daerah
Kabupaten Dompu Nomor 7 Tahun 2001 tentang Retribusi Pelayanan
Kesehatan, Peraturan Daerah Kabupaten Dompu Nomor 18 Tahun 2001
tentang Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor, Peraturan Daerah
Kabupaten Dompu Nomor 18 Tahun 2001 tentang Retribusi Pengujian
Kendaraan Bermotor, Peraturan Daerah Kabupaten Dompu Nomor 03 Tahun
2004 tentang Retribusi Sub Sektor Telekomunikasi, sehingga perlu diganti.
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka Peraturan Daerah Kabupaten
Dompu Nomor 15 Tahun 2002 Tentang Kebersihan Kota, Peraturan Daerah
Kabupaten Daerah Tingkat II Dompu Nomor 15 Tahun 1998 tentang Retribusi
Parkir di Tepi Jalan Umum, Peraturan Daerah Kabupaten Dompu Nomor 08
Tahun 2001 tentang Retribusi Pelayanan Pasar, Peraturan Daerah Kabupaten
Dompu Nomor 7 Tahun 2001 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan,
Peraturan Daerah Kabupaten Dompu Nomor 18 Tahun 2001 tentang Retribusi
Pengujian Kendaraan Bermotor, Peraturan Daerah Kabupaten Dompu Nomor
18 Tahun 2001 tentang Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor, Peraturan
Daerah Kabupaten Dompu Nomor 03 Tahun 2004 tentang Retribusi Sub
Sektor Telekomunikasi adalah tergolong Retribusi Jasa Umum yang sudah

62

tidak sesuai dengan semangat Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, menjadi tidak berlaku.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1
Cukup jelas
Pasal 2
Cukup jelas
Pasal 3
Cukup jelas
Pasal 4
Cukup Jelas
Pasal 5
Cukup Jelas
Pasal 6
Cukup jelas
Pasal 7
Cukup jelas
Pasal 8
Cukup jelas

Pasal 9
Cukup jelas
Pasal 10
Cukup jelas
Pasal 11
Cukup jelas
Pasal 12
Cukup jelas
Pasal 13
Cukup jelas
Pasal 14
Cukup jelas
Pasal 15
Cukup jelas
Pasal 16
Cukup jelas
Pasal 17

63

Cukup jelas
Pasal 18
Cukup Jelas
Pasal 19
Cukup jelas
Pasal 20
Ayat (1) Cukup jelas
Ayat (2) Cukup jelas
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan tempat umum lainnya dalam
ketentuan ini adalah tempat yang dapat digunakan oleh
masyarakat umum dan dikelola oleh pemerintah daerah.

Pasal 21
Ayat (1) Cukup jelas
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan sampah organik adalah sampah
yang mudah membusuk dan mudah diuraikan oleh mikroba
seperti sisa makanan, sayuran dan daun-daun kering.
Sedangkan sampah non organik adalah sampah yang tidak
bisa diuraikan oleh mikroba dan tidak mudah membusuk
seperti kaleng, plastik, botol, dan sejenisnya.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan volume sampah sulit diukur dalam
ketentuan, ini adalah volume sampah dapat ditaksir dengan
berbagai pendekatan, yaitu diukur dengan menggunakan
pendekatan jenis dan fungsi bangunan rumah, rumah
tangga, perdagangan dan industri.

Pasal 22
Cukup jelas
Pasal 23
Cukup jelas
Pasal 24
Cukup jelas
Pasal 25
Cukup jelas
Pasal 26
Cukup jelas

64

Pasal 27
Cukup jelas
Pasal 28
Cukup jelas
Pasal 29
Cukup jelas
Pasal 30
Cukup jelas
Pasal 31
Cukup jelas
Pasal 32
Cukup jelas
Pasal 33
Cukup jelas
Pasal 34
Cukup jelas
Pasal 35
Cukup jelas
Pasal 36
Cukup jelas
Pasal 37
Cukup jelas
Pasal 38
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas
Huruf b
Cukup jelas
Huruf c
Yang dimaksud dengan Kios Kelas A dalam ketentuan ini
adalah kios milik Pemerintah Kabupaten Dompu yang
berada di lokasi pasar yang dibangun dikompleks bisnis
moderen (Mall, Pusat Pertokoan, Square).
Yang dimaksud dengan kios Kelas B dalam ketentuan ini
adalah kios milik Pemerintah Kabupaten Dompu yang
dibangun diluar kompleks bisnis moderen (Mall, Pusat
Pertokoan, Square).

Ayat (2) Cukup jelas

65


Pasal 39
Cukup jelas
Pasal 40
Cukup jelas
Pasal 41
Cukup jelas
Pasal 42
Cukup jelas
Pasal 43
Cukup jelas
Pasal 44
Cukup jelas
Pasal 45
Cukup jelas
Pasal 46
Cukup jelas
Pasal 47
Cukup jelas
Pasal 48
Cukup jelas
Pasal 49
Cukup jelas
Pasal 50
Cukup jelas
Pasal 51
Cukup jelas
Pasal 52
Cukup jelas
Pasal 53
Mengingat tingkat penggunaan jasa pelayanan yang bersifat
pengawasan dan pengendalian sulit ditentukan serta untuk
kemudahan penghitungan, atau retribusi ditetapkan 2 %
(dua persen) dan nilai jual objek pajak yang digunakan
sebagai dasar penghitungan PBB menara telekomunikasi,
yang besarnya retribusi dikaitkan dengan frekuensi
pengawasan dan pengendalian menara telekomunikasi
tersebut.
Pasal 54

66

Cukup jelas
Pasal 55
Cukup jelas
Pasal 56
Cukup jelas
Pasal 57
Cukup jelas
Pasal 58
Cukup jelas
Pasal 59
Cukup jelas
Pasal 60
Cukup jelas
Pasal 61
Cukup jelas
Pasal 62
Cukup jelas
Pasal 63
Cukup jelas
Pasal 64
Cukup jelas
Pasal 65
Cukup jelas



TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DOMPU NOMOR 18









Nomor Seri :
1


































2










































3









































4




































5








































6








































7










































8




































9

































1 0











































1 1












































1 2




































1 3































1 4































1 5

































1 6































1 7




































1 8



































1 9



































2 0






































2 1









































2 2













































2 3












































2 4




































2 5































2 6




































2 7



































2 8





































2 9





































3 0


































3 1







































3 2



































3 3









B U P A T I B U P A T I B U P A T I B U P A T I D O M P U , D O M P U , D O M P U , D O M P U ,
H . H . H . H . B A M B A N G B A M B A N G B A M B A N G B A M B A N G M . M . M . M . Y A S I N Y A S I N Y A S I N Y A S I N


S E K R E T A R I S S E K R E T A R I S S E K R E T A R I S S E K R E T A R I S D A E R A H D A E R A H D A E R A H D A E R A H K A B U P A T E N K A B U P A T E N K A B U P A T E N K A B U P A T E N D O M P U , D O M P U , D O M P U , D O M P U ,
H . H . H . H . Z A E N A L Z A E N A L Z A E N A L Z A E N A L A R I F I N A R I F I N A R I F I N A R I F I N H I R H I R H I R H I R

3 4









































3 5








































3 6









































3 7










































3 8






































1





PERATURAN DAERAH KABUPATEN DOMPU
NOMOR 20 TAHUN 2O11

TENTANG
RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI DOMPU,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 180 angka 2 Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, Peraturan Daerah tentang Retribusi
mengenai Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha dan
Retribusi Perizinan Tertentu harus disesuaikan dalam
jangka waktu 2 tahun sejak berlakunya Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah dimaksud;
b. bahwa Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 1994 tentang
Retribusi Izin Trayek dan Oprasional Kendaran Bermotor,
Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2001 tentang Retribusi
Izin Mendirikan Bangunan, adalah Tergolong Retribusi
Perizinan Tertentu yang sudah tidak sesuai dengan
semangat Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, sehingga perlu
dicabut;dan
c. bahwa Retribusi Izin Usaha Perikanan adalah salah satu
jenis retribusi perizinan tertentu yang berpotensi dan dapat
dipungut daerah guna meningkatkan pendapatan daerah;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu membentuk
Peraturan Daerah tentang Retribusi Perizinan Tertentu.
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar 1945;
2. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah
Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan
Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia

2

Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 1655);
3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981
Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3209);
4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1983 tentang Zona
Ekonomi Eksklusif Indonesia (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1983 Nomor 44, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3260);
5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung (Lembaran Negara Repubilk Indonesia Tahun 2002
Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4247);
6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Repubilk Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
7. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
8. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4433) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5073);
9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 125 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor

3

59 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4844);
10. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438);
11. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4724);
12. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4725);
13. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739);
14. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5025);
15. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5038);
16. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5049);
17. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5234);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2002 tentang Usaha
Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2002 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4230);

4

19. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang
Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4532);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistim
infomasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4576) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 56
Tahun 2005 tentang Sistim infomasi Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor
110, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5155);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
22. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4593);
23. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Antara Pemerintah, Pemerintahan
Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
82,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4737);
24. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang
Pengelolaan Uang Negara/Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 83,Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4738);
25. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 tentang
Konservasi Sumber Daya Ikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 134, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4779);
26. Peraturan Pemerintah Nomor 69 tahun 2010 tentang Tata
Cara Pemberian dan Pemanfaatan insentif Pemungutan
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara

5

Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 119, Tambahan
Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 5161);
27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah di ubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
28. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2009
tentang Penetapan Izin Gangguan di Daerah;
29. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 11/PMK.07/2010
tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Terhadap Pelanggaran
Ketentuan di Bidang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;
30. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;
31. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pokok-
Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah
Kabupaten Dompu Tahun 2008 Nomor 6, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Dompu Nomor 29).

Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DOMPU
dan
BUPATI DOMPU

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN
TERTENTU.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Dompu.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah.

6

3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD,
adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah.
4. Kepala Daerah adalah Bupati Dompu.
5. Sekretariat Daerah adalah Sekretariat Daerah Kabupaten Dompu.
6. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang retribusi
daerah sesuai ketentuan peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
7. Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah pungutan
Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang
khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk
kepentingan orang pribadi atau Badan.
8. Jasa adalah kegiatan Pemerintah Daerah berupa usaha dan pelayanan
yang menyebabkan barang, fasilitas, atau kemanfaatan lainnya yang
dapat dinikmati oleh orang pribadi atau Badan.
9. Perizinan Tertentu adalah kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam
rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau Badan yang
dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan
pengawasan atas kegiatan, pemanfaatan ruang, serta penggunaan sumber
daya alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna
melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.
10. Izin Mendirikan Bangunan yang selanjutnya disebut IMB adalah izin yang
dikeluarkan oleh Bupati kepada orang pribadi atau badan untuk
mendirikan, menambah, merobohkan, merubah dan atau merawat
bangunan dan prasarana bangunan sesuai dengan persyaratan
administrasi dan tekhnis.
11. Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara
tetap pada tanah dan atau perairan pedalaman dan atau laut.
12. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau
hunian dan sarana pembinaan keluarga.
13. Garis Sempadan Bangunan adalah garis batas yang ditarik pada jarak
tertentu sejajar dengan sumbu jalan atau sungai atau pantai yang
merupakan batas antara bagian lahan yang boleh dan tidak boleh
dibangun dan tidak boleh dilampaui kecuali oleh pagar pekarangan.
14. Koefisien Dasar Bangunan atau selanjutnya disebut KDB adalah angka
persentase berdasarkan perbandingan luas lantai dasar bangunan gedung
dan luas lahan tanah yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan
rencana tata bangunan dan lingkungan.
15. Indeks Terintegrasi adalah bilangan hasil korelasi matematis dan indeks
parameter-parameter fungsi, klasifikasi, dan waktu penggunaan

7

bangunan gedung sebagai faktor pengali terhadap harga satuan retribusi
untuk menghitung besaran retribusi.
16. Jalan adalah suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun
meliputi semua bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas.
17. Petak adalah sebidang tanah dari hasil perencanaan pembagian dan
suatu jenis penggunaan dan peruntukkan yang merupakan bagian dari
suatu lingkungan khusus dimana diatas tanah tersebut telah ada atau
dapat didirikan bangunan.
18. Izin Gangguan adalah izin yang dikeluarkan oleh Bupati kepada orang
pribadi atau badan untuk mendirikan atau menjalankan usaha sesuai
Undang-Undang gangguan (Hinder Ordonantie).
19. Kendaraan adalah suatu alat yang dapat bergerak di jalan terdiri dari
kendaraan bermotor.
20. Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang di gerakan oleh peralatan
teknis yang ada pada kendaraan itu.
21. Kendaraan umum adalah setiap kendaraan bermotor yang di sediakan
untuk di pergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran.
22. Mobil penumpang umum adalah setiap kendaraan bermotor semata-mata
menurut bentuknya di gunakan untuk melayani penumpang umum.
23. Angkutan penumpang umum adalah pemindahan orang dari satu tempat
ke tempat lain dengan menggunakan mobil penumpang umum pada
suatu atau beberapa trayek tertentu.
24. Angkutan penumpang umum trayek kota adalah trayek yang seluruhnya
berada dalam wilayah ibukota yang melayani angkutan penumpang
umum dalam wilayah ibukota.
25. Angkutan penumpang umum trayek pedesaan adalah trayek seluruhnya
berada dalam wilayah kabbupaten yang melayani angkutan penumpang
umum dari ibukota kabupaten ke kecamatan dan desa dan sebaliknya.
26. Kartu pengawas adalah bukti pengawasan tahunan terhadap izin trayek
angkutan penumpang umum yang di berikan kepada orang pribadi atau
badan yang menyediakan pelayanan angkutan umum pada suatu trayek
atau beberapa trayek tertenutu yang di keluarkan oleh Bupati Kepala
Daerah.
27. Trayek adalah lintasan kendaraan umum untuk melayani jasa angkutan
orang dengan mobil penumpang umum yang mempunyai asal dan tujuan
perjalanan tetap, lintasan tetap dan jadwal tetap maupun tidak tetap.
28. Jaringan trayek adalah kumpulan dari trayek-trayek yang menjadi satu
kesatuan jaringan pelayanan orang.

8

29. Trayek tetap dan teratur adalah pelayanan angkutan yang di lakukan
dalam jaringan acara tetap dan teratur dengan jadwal tetap atau tidak
terjadwal.
30. Izin trayek adalah izin yang di berikan kepada pribadi atau badan yang
menyediakan pelayanan angkutan penumpang umum pada suatu atau
beberapa trayek tertentu.
31. Izin Usaha Perikanan yang selanjutnya disebut IUP adalah izin yang
dikeluarkan oleh Bupati kepada orang pribadi atau badan untuk
melakukan usaha pembudidayaan ikan atau usaha penangkapan ikan
dengan menggunakan kapal perikanan beserta alat penangkap ikan
sesuai dengan daerah penangkap ikan dan jumlah kapal perikanan yang
digunakan dan atau usaha pengangkutan ikan.
32. Usaha Perikanan adalah semua usaha perseorangan atau badan untuk
menangkap dan membudidayakan ikan termasuk kegiatan menyimpan,
mendinginkan atau mengawetkan ikan untuk tujuan komersial.
33. Perusahaan Perikanan adalah perusahaan yang melakukan usaha
perikanan dan dilakukan oleh warga negara Indonesia atau badan hukum
Indonesia.
34. Kapal Perikanan adalah kapal, perahu yang berukuran kekuatan tidak
lebih 10 (sepuluh) GT dan/atau mesinnya berkekuatan tidak lebih dari 30
(tiga puluh) daya kuda.
35. Alat penangkapan ikan adalah sarana dan perlengkapan atau benda-
benda lainnya yang dipergunakan untuk penangkapan ikan.
36. Surat Keterangan Pengiriman Hasil Perikanan yang selanjutnya disebut
SKPHP adalah izin yang diwajibkan untuk diperoleh setiap pengiriman
hasil perikanan keluar daerah oleh orang pribadi atau badan untuk
tujuan pemasaran dan pengolahan.
37. Sertifikat Mutu Hasil Perikanan yang selanjutnya disebut SMHP adalah
surat keterangan mutu hasil perikanan yang diberikan kepada orang
pribadi atau badan yang melakukan pengujian mutu hasil perikanan.
38. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi Perseroan
Terbatas, BUMN/BUMD, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi,
koperasi, yayasan atau organisasi sejenisnya, lembaga, dana pensiun,
bentuk usaha tetap serta bentuk usaha lainnya.
39. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang menurut peraturan
Perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran
retribusi, termasuk pemungut atau pemotong retribusi tertentu.

9

40. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan
batas waktu bagi Wajib Retribusi untuk memanfaatkan jasa dan perizinan
tertentu dan Pemerintah Daerah yang bersangkutan.
41. Surat Setoran Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SSRD, adalah
bukti pembayaran atau penyetoran retribusi yang telah dilakukan dengan
menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas
daerah melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Kepala Daerah.
42. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SKRD,
adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan besarnya jumlah
pokok retribusi yang terutang.
43. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya
disingkat SKRDLB, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan
jumlah kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi
lebih besar dari pada retribusi yang terutang atau seharusnya tidak
terutang.
44. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat STRD, adalah
surat untuk melakukan tagihan retribusi dan/atau sanksi administratif
berupa bunga dan/atau denda.
45. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah
data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan
profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan daerah dan retribusi
dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan daerah dan retribusi daerah.
46. Penyidikan tindak pidana dibidang retribusi adalah serangkaian tindakan
yang dilakukan oleh Penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti
yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana dibidang retribusi
yang terjadi serta menemukan tersangkanya.
47. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kabupaten Dompu.


BAB II
JENIS RETRIBUSI

Pasal 2
(1) Jenis Retribusi Perizinan Tertentu yang diatur dalam Perda ini adalah:
a. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan;
b. Retribusi Izin Trayek; dan
c. Retribusi Izin Usaha Perikanan.

10

(2) Jenis retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digolongkan sebagai
Retribusi Perizinan tertentu.


Bagian Kesatu
Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan
Paragraf 1
Nama, Objek dan Subjek Retribusi

Pasal 3
(1) Dengan nama Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan dipungut retribusi atas
pemberian izin mendirikan bangunan oleh Bupati atau pejabat yang
ditunjuk.
(2) Objek Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan adalah pemberian izin untuk
mendirikan suatu bangunan.
(3) Dikecualikan dari obyek Retribusi adalah:
a. Tempat Peribadatan, sarana kepentingan sosial yang bersifat nirlaba,
dan rumah sangat sederhana;
b. Bangun bangunan berupa tiang bendera, pergola tanaman hias, bak
sampah, shelter bus, sumur resapan, dan instalasi pengelolaan air
limbah (IPAL);dan
c. Bangunan Milik Pemerintah atau Pemerintahan Daerah.
(4) Jenis bangun bangunan terdiri dari:
a. Rumah tinggal, penginapan, pertokoan, tempat usaha dan lainnya;
b. pagar;
c. menara;
d. bangunan Reklame;
e. stasiun pengisian bahan bakar umum;
f. kolam renang;
g. lapangan olahraga terbuka;
h. ipa (instansi pengelolaan air);
i. perkerasan halaman;
j. turab (tembok penahan air);
k. instalasi / utilitas;
l. jembatan;dan
m. resevoar.

Pasal 4
(1) Subjek Retribusi IMB adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh
izin untuk mendirikan, menambah, merobohkan, merubah dan/atau
merawat bangunan dan prasarana bangunan dari Bupati.

11

(2) Wajib Retribusi IMB adalah orang pribadi atau badan yang menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk
melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungutan atau
pemotongan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan.
(3) Retribusi yang terutang dipungut di wilayah Kabupaten Dompu.

Paragraf 2
Perizinan dan Jangka Waktu Berlakunya Izin

Pasal 5
(1) Bangunan harus dibangun sesuai dengan fungsi dan peruntukan lokasi
yang telah ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang.
(2) Orang pribadi atau badan sebelum membangun atau merubah bangunan
wajib memiliki IMB dari Bupati.
(3) Izin berlaku untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun dan dapat
diperpanjang setiap masa berlakunya berakhir.
(4) Perpanjangan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan
selambat-lambatnya I (satu) bulan sebelum berakhir masa berlakunya
izin.

Pasal 6
(1) Keterlambatan perpanjangan izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
ayat (3) dapat dikenakan denda sebesar 30 % (tiga puluh) persen dari
besarnya nilai retribusi untuk keterlambatan paling lama 3 (tiga) bulan.
(2) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat
(4) tidak dilaksanakan maka dapat dikenakan sanksi denda atau sanksi
pidana.
(3) Terhadap IMB yang telah selesai masa berlakunya dapat diajukan
kembali kepada Bupati.
(4) Tata cara pengajuan dan persyaratan untuk memperoleh izin,
perpanjangan dan pencabutan izin diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Bupati.

Paragraf 3
Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa

Pasal 7
(1) Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan fungsi bangunan, lantai
bangunan dan jenis kontruksi.
(2) Bangunan dan jenis kontruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberikan bobot koefisien.

12

(3) Besarnya koefisien sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan
sebagai berikut:
a. Koefisien fungsi bangunan :
1. Fungsi Hunian : 1
2. Fungsi Sosial : 1
3. Fungsi Usaha : 1,5
4. Fungsi Budaya : 1
5. Fungsi Khusus : 1,25
b. Koefisien lantai bagunan :
1. Lantai basement : 1,20
2. Lantai dasar : 1,00
3. Lantai II : 1,090
4. Lantai III : 1,120
5. Lantai IV : 1,135
c. Koefisien jenis kontruksi :
1. Bangunan Permanen : 1
2. Bangunan semi permanen : 0,7
d. Koefisien lantai bagunan :
1. Jalan Negara : 1
2. Jalan Propinsi : 0,90
3. Jalan Kabupaten : 0,75
4. Jalan Lingkungan : 0,50
(4) Tingkat pengguna jasa dihitung sebagai perkalian koefisien- koefisien
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a sampai huruf d dari
bangunan yang ada.

Paragraf 4
Prinsip dan Sasaran Dalam Penetapan Struktur
dan Besanya Retribusi

Pasal 8
(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya retribusi
didasarkan pada tujuan untuk menutup sebagian atau seluruh biaya
penyelenggaraan pemberian izin mendirikan bangunan.
(2) Biaya penyelenggaraan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
biaya pengecekan dan pengukuran ruang/tempat usaha, biaya
pemeriksaan di biaya transportasi dalam rangka pengawasan dan
pengendalian.

Pasal 9
(1) Struktur dan besarnya Tarif Retribusi diukur dari perkalian tingkat
pengunaan Jasa sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 di kali luas

13

bangunan atau (RAB) dan harga dasar bangunan serta koefisien permil
yang telah ditentukan.
(2) Besarnya tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai
berikut:
a. untuk bangunan yang memiliki 1 (satu) lantai adalah dengan rumus :
Tingkat Pengunaan Jasa x Luas Bangunan/RAB x Tarif Harga Dasar
Bangunan x 6 0/00 (Enam Permil);
b. untuk bangunan yang memiliki lantai lebih dari 1 (satu) adalah dengan
rumus : Tingkat Pengunaan Jasa x Luas Bangunan/RAB x Tarif Harga
Dasar Bangunan x 8 0/00 (Delapan Permil);
c. untuk perbaikan dengan perubahan bentuk dan luasnya bangunan
adalah dengan rumus : Tingkat Pengunaan Jasa x Luas
Bangunan/RAB x Tarif Harga Dasar Bangunan x 3 0/00 (Tiga Permil);
d. perhitungan yang menggunakan RAB tidak dikalikan dengan harga
dasar bangunan, cukup dikalikan dengan koefisien a dan b
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) (tingkat penggunaan
jasa).
(3) Besarnya tarif dasar bangunan ditetapkan oleh Bupati.

Pasal 10
Mekanisme dan tata cara memperoleh IMB diatur lebih lanjut peraturan
Bupati.


Bagian Kedua
Retribusi Izin Trayek
Paragraf 1
Nama, Objek, dan Subjek Retribusi

Pasal 11
(1) Dengan nama Retribusi Ijin Trayek di pungut retribusi atas penyediakan
pelayanan angkutan penumpang umum pada suatu atau beberapa trayek
tertentu yang diterbitkan Bupati.
(2) Objek Retribusi Izin Trayek adalah pemberian izin kepada badan untuk
menyediakan pelayanan angkutan penumpang umum pada suatu atau
beberapa trayek tertentu.

Pasal 12
(1) Subjek Retribusi adalah badan yang memperoleh izin untuk
menyediakan pelayanan angkutan penumpang umum pada suatu atau
beberapa trayek tertentu.

14

(2) Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang wajib membayar
retribusi atas izin yang diterbitkan Bupati.

Paragraf 2
Jangka Waktu Berlakunya Izin

Pasal 13
(3) Izin trayek berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat
diperpanjang untuk masa 5 (lima) tahun berikutnya.
(4) Perpanjangan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum berakhir masa berlakunya
izin.
(5) Keterlambatan perpanjangan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dapat dikenakan denda sebesar 30 % (tiga puluh) persen dari besarnya
nilai retribusi untuk keterlambatan paling lama 3 (tiga) bulan.
(6) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak
dilaksanakan maka izin trayek dapat dicabut.
(7) Terhadap izin trayek yang dicabut sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dapat diajukan permohonan kembali kepada Bupati dengan membayar
denda sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
(8) Tata cara pengajuan dan persyaratan untuk memperoleh izin,
perpanjangan dan pencabutan izin diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Bupati.


Paragraf 3
Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa

Pasal 14
Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jumlah izin yang diberikan dan
jenis angkutan umum penumpang.

Paragraf 4
Prinsip, Sasaran dan Penetapan Struktur dan
Besarnya Tarif Retribusi

Pasal 15
(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya retribusi di
dasarkan pada tujuan untuk menetapkan sebagian atau sama dengan
biaya penyelenggaraan pemberian izin trayek.

15

(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi komponen biaya
survei lapangan dan biaya transportasi dalam rangka pengendalian dan
pengawasan.

Pasal 16
(1) Struktur tarif digolongkan berdasarkan jenis angkutan penumpang umum
dan daya angkut.
(2) Struktur dan besarnya tarif retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1)
adalah sebagai berikut:
a. mobil penumpang sampai dengan 8 tempat
duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi Rp. 300.000,00
b. mobil bus 9 s/d 12 tempat duduk tidak termasuk
tempat duduk pengemudi Rp. 400.000,00
c. mobil bus lebih dari 24 tempat duduk tidak
termasuk tempat duduk pengemudi Rp. 600.000,00
d. mobil bus lebih dari 26 tempat duduk tidak
termasuk tempat duduk pengemudi Rp. 750.000,00
e. angkutan khusus Rp. 500.000,00
f. izin trayek insidentil Rp. 10.000,00

Pasal 17
(1) Untuk kepentingan pengawasan dan ketaatan atas semua jenis izin trayek
atau usaha angkutan, masing-masing kendaraan umum diberikan kartu
pengawas setiap tahunya dengan retribusi.
(2) Besarnya retribusi atas diberikannya kartu pengawas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan berdasarkan jenis kendaraan yang
digunakan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. kendaran umum jenis bus besar Rp. 100.000,00
b. kendaran umum jenis mobil penumpang Rp. 150.000,00
(3) Bentuk dan format kartu pengawas untuk masing-masing jenis izin trayek
atau usaha angkutan ditetapkan dengan Peraturan Bupati.
(4) Kartu pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berlaku untuk (1)
satu tahun,

Bagian Ketiga
Retribusi Izin Usaha Perikanan
Paragraf 1
Nama, Objek, dan Subjek Retribusi

Pasal 18
(1) Dengan nama Retribusi Izin Usaha Perikanan dipungut retribusi atas
pemberian izin kepada orang pribadi atau badan untuk melakukan
kegiatan usaha penangkapan dan pembudidayaan ikan.

16

(2) Objek Retribusi Izin Usaha Perikanan adalah pemberian izin kepada orang
pribadi atau badan untuk melakukan kegiatan usaha penangkapan dan
pembudidayaan ikan, meliputi:
a. surat izin usaha perikanan (SIUP);
b. surat izin penangkapan ikan (SIPI);
c. surat izin kapal pengangkut ikan (SIKPI).
(3) Tidak termasuk objek retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
adalah usaha/kegiatan dibidang perikanan yang dikecualikan dari
kewajiban memiliki izin berdasarkan peraturan Perundang-undangan
disektor perikanan.

Pasal 19
(1) Subjek Retribusi Izin Usaha Perikanan adalah orang pribadi atau badan
yang memperoleh izin untuk melakukan kegiatan usaha penangkapan
dan pembudidayaan ikan dari Bupati.
(2) Wajib Retribusi Izin Usaha Perikanan adalah orang pribadi atau badan
yang wajib membayar retribusi atas izin yang diterbitkan Bupati.
(3) Perorangan / Badan Hukum yang melakukan kegiatan pengangkutan /
pengiriman ikan keluar daerah wajib memiliki SKPHP dari Dinas Kelautan
dan Perikanan Kabupaten Dompu.

Paragraf 2
Jangka Waktu Berlakunya Izin

Pasal 20
(1) IUP berlaku selama perusahaan menjalankan usahanya dan wajib
mendaftarkan ulang setiap tahun.
(2) Pendaftaran ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum berakhir masa berlakunya
izin.
(3) Keterlambatan pendaftaran ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dapat dikenakan denda sebesar 30 % (tiga puluh) persen dari besarnya
nilai retribusi untuk keterlambatan paling lama 3 (tiga) bulan.

Pasal 21
(1) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat
(3) tidak dilaksanakan maka pemegang IUP diberi teguran tertulis.
(2) Apabila teguran tertulis sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak
dilaksanakan maka IUP dicabut dan tidak belaku lagi.
(3) Terhadap IUP yang dicabut sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
diajukan permohonan kembali kepada Bupati dengan membayar denda
sebagaimana dimaksud dalam pasal 20 ayat (3).

17

(4) Tata cara pengajuan dan persyaratan untuk memperoleh izin,
perpanjangan dan pencabutan ijin diatur dengan Peraturan Bupati.

Paragraf 3
Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa

Pasal 22
Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jenis usaha, luas areal tempat
usaha, kapasitas dan volume usaha.
Paragraf 4
Prinsip dan Sasaran Penetapan Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

Pasal 23
(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besanya retribusi
didasarkan pada tujuan untuk menutup sebagian atau seluruh biaya
penyelenggaraan pemberian Izin usaha perikanan.
(2) Biaya penyelenggaraan izin sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi biaya
pengecekan dan pengukuran ruang/tempat usaha, biaya pemeriksaan
dan biaya trasportasi dalam rangka pengawasan dan pengendalian.

Paragraf 5
Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

Pasal 24
Tarif retribusi IUP untuk masing-masing jenis usaha ditetapkan sebagai
berikut:
a. Usaha Penangkapan:
1. Perahu/Kapal bermotor bermesin dalam berukuran (berat kotor) dari 5
GTs/d 10 GT dengan tenaga kurang dari 30 DK
Rp. 200.000,00/tahun.
2. Alat-alat penangkapan
a) bagan Rp. 100.000,00/unit/tahun;
b) purse seine Rp. 100.000,00/unit/tahun;
c) gill net Rp. 50.000,00/unit/tahun.
b. Usaha Budidaya
1. Usaha Budidaya
a) mutiara/pungutan Rp. 10.000.000,00/titik maksimal (67 Ha).
b) budidaya rumput laut
1) 5-10 Ha/pungutan Rp. 500.000,00/usaha intensif;
2) 10-25 Ha/pungutan Rp. 500.000,00/usaha intensif;

18

3) Lebih dari 25 Ha/pungutan Rp. 1.500.000,00/ usaha intensif.
2. Budidaya Tambak
a) 1-5 Ha/pungutan Rp. 500.000,00/usaha intensif;
b) 5-10 Ha/pungutan Rp. 1.000.000,00/usaha intensif;
c) 10-20 Ha/pungutan Rp. 2.500.000,00/usaha intensif/3 tahun;
d) lebih dari 20 Ha/pungutan Rp. 5.000.000,00/usaha intensif/3
tahun.
3. Budidaya Ikan Air Tawar
a) 1-5 Ha/pungutan Rp. 500.000,00/usaha intensif;dan
b) Hachery/pungutan Rp. 100.000,00/usaha intensif.


BAB III
PEMUNGUTAN RETRIBUSI
Bagian Kesatu
Wilayah Pemungutan

Pasal 25
Wilayah retribusi adalah wilayah Kabupaten Dompu.


Bagian Kedua
Masa Retribusi

Pasal 26
(1) Masa retribusi adalah jangka waktu tertentu yang ditetapkan sebagai
dasar untuk menentukan besarnya retribusi terhutang.
(2) Retribusi terhutang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terjadi pada
saat orang pribadi atau badan memperoleh izin dari Bupati.


Bagian Ketiga
Tata Cara Pemungutan, Pembayaran, dan Penagihan

Pasal 27
(1) Pungutan retribusi tidak dapat diborongkan.
(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang
dipersamakan.
(3) Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat berupa karcis, kupon,dan kartu langganan.

19


Pasal 28
(1) Retribusi yang terhutang harus dibayar tunai/dilunasi sekaligus.
(2) Hasil pemungutan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disetor
secara bruto ke Kas Daerah.
(3) Pembayaran retribusi yang terutang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan selambat lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterbitkannya SKRD
atau dokumen lain yang dipersamakan.
(4) Dalam hal wajib retribusi tertentu tidak membayar tepat pada waktunya
atau kurang membayar, dikenakan sanksi administratif berupa bunga
sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dan retribusi yang terutang yang
tidak atau kurang dibayar.
(5) Tata Cara pelaksanaan pemungutan dan pembayaran retribusi termasuk
penentuan pembayaran, tempat pembayaran, angsuran dan penundaan
pembayaran ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

Pasal 29
(1) Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang bayar ditagih dengan
menggunakan STRD.
(2) Penagihan retribusi terutang sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
didahului dengan surat teguran.
(3) Tata cara penagihan retribusi dilaksanaan berdasarkan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 30

(1) Surat Teguran sebagaimana dimaksud Dalam Pasal 32 ayat (2) diterbitkan
oeh Bupati atau pejabat yang ditunjuk.
(2) Pengeluaran Surat Teguran/Peringatan/Surat lain yang sejenis sebagai
tindakan awal pelaksanaan penagihan retribusi dikeluarkan setelah 7
(tujuh) hari sejak tanggal jatuh tempo pembayaran.
(3) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal Surat Teguran
peringatan/Surat lain yang sejenis, wajib retribusi harus melunasi
retribusi yang terutang.
(4) Surat Teguran/Peringatan/Surat lain yang sejenis sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dikeluarkan oleh pejabat yang ditunjuk.
(5) Tata Cara Penagihan dan penerbitan Surat Teguran/Peringatan/Surat
lain yang sejenis diatur dengan Peraturan Bupati.



20

Bagian Keempat
Pemanfaatan
Pasal 31

(1) Pemanfaatan dan penerimaan masing-masing jenis retribusi diutamakan
untuk mendanai kegiatan yang berkaitan langsung dengan
penyelenggaraan pelayanan yang bersangkutan.
(2) Ketentuan mengenai alokasi pemanfaatan penerimaan retribusi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. biaya administrasi;
b. survey lapangan;
c. pembinaan; dan
d. pengawasan.


Bagian Kelima
Keberatan
Pasal 32

(1) Wajib Retribusi tertentu dapat mengajukan keberatan hanya kepada
Bupati atau pejabat yang ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain yang
dipersamakan.
(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan
disertai alasan-alasan yang jelas.
(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan
sejak tanggal SKRD diterbitkan, kecuali jika wajib retribusi tertentu dapat
menunjukan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena
keadaan di luar kekuasaannya.
(4) Keadaan di luar kekuasaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
adalah suatu keadaan yang terjadi di luar kehendak atau kekuasaan
wajib retribusi.
(5) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar Retribusi dan
pelaksanaan penagihan retribusi.

Pasal 33
(1) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal
surat keberatan diterima harus memberi keputusan atas keberatan yang
diajukan dengan menerbitkan Surat Keputusan Keberatan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah untuk
memberikan kepastian hukum bagi wajib retribusi, bahwa keberatan yang
diajukan harus diberi keputusan oleh Bupati.

21

(3) Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya
atau sebagian, menolak, atau menambah besarnya retribusi yang
terutang.
(4) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat
dan Bupati tidak memberi suatu keputusan, keberatan yang diajukan
tersebut dianggap dikabulkan.

Pasal 34
(1) Jika pengajuan keberatan dikabulkan sebagian atau seluruhnya,
kelebihan pembayaran Retribusi dikembalikan dengan ditambah imbalan
bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan untuk paling lama 12 (dua belas)
bulan.
(2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung sejak bulan
pelunasan sampai dengan diterbitkannya SKRDLB.


BAB IV
PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN

Pasal 35
(1) Atas kelebihan pembayaran retribusi, wajib retribusi dapat mengajukan
permohonan pengembalian kepada Bupati.
(2) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan, sejak diterimanya
permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), harus memberikan keputusan.
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah
dilampaui dan Bupati tidak memberikan suatu keputusan, permohonan
pengembalian pembayaran Retribusi dianggap dikabulkan dan SKRDLB
harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan.

Pasal 36
(1) Apabila wajib retribusi mempunyai utang retribusi lainnya, kelebihan
pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud dalam pasal 35 ayat (1)
langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang retribusi
tersebut.
(2) Pengembalian kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud
dalam pasal 35 ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2
(dua) bulan sejak diterbitkannya SKRDLB.
(3) Jika pengembalian kelebihan pembayaran retribusi dilakukan setelah
lewat 2 dua) bulan, Bupati memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua

22

persen) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan pembayaran
Retribusi.
(4) Tata cara pengembalian kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana
dimaksud dalam pasal 35 ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.


BAB V
KADALUWARSA PENAGIHAN

Pasal 37
(1) Hak untuk melakukan penagihan retribusi menjadi kedaluwarsa setelah
melampaui waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya
retribusi, kecuali jika wajib retribusi melakukan tindak pidana di bidang
retribusi.
(2) Kedaluwarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tertangguh jika:
a. diterbitkan surat teguran; atau
b. ada pengakuan utang retribusi dan wajib retribusi, baik langsung
maupun tidak langsung.
(3) Dalam hal diterbitkan Surat Teguran sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf a, kedaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal diterimanya
Surat Teguran tersebut.
(4) Pengakuan utang retribusi secara langsung sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf b adalah wajib retribusi dengan kesadarannya menyatakan
masih mempunyai utang retribusi dan belum melunasinya kepada
Pemerintah Daerah.
(5) Pengakuan utang retribusi secara tidak langsung sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf b dapat diketahui dan pengajuan permohonan
angsuran atau penundaan pembayaran dan permohonan keberatan oleh
wajib retribusi.

Pasal 38
(1) Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk
melakukan penagihan sudah kedaluwarsa dapat dihapuskan.
(2) Bupati menetapkan keputusan penghapusan piutang retribusi daerah
yang sudah kedaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Tata cara penghapusan piutang retribusi yang sudah kadaluwarsa diatur
dengan Peraturan Bupati.


23

BAB VI
PEMBUKUAN DAN PEMERIKSAAN

Pasal 39
(1) Bupati berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban retribusi dalam rangka melaksanakan peraturan
perundang-undangan retribusi,
(2) Wajib Retribusi yang diperiksa wajib:
a. memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen
yang menjadi dasarnya dan dokumen lain yang berhubungan dengan
objek retribusi yang terutang;
b. memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang
dianggap perlu dan memberikan bantuan guna kelancaran
pemeriksaan; dan/atau
c. memberikan keterangan yang diperlukan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenal tata cara pemeriksaan retribusi diatur
dengan Peraturan Bupati.

BAB VII
INSENTIF PEMUNGUTAN

Pasal 40
(1) Instansi yang melaksanakan pemungutan retribusi dapat diberi insentif
atas dasar pencapaian kinerja tertentu.
(2) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
(3) Tata cara pemberian dan pemanfaatan insentif sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB VIII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 41
(1) Bupati melakukan pembinaan umum atas pelaksanaan Peraturan Daerah
ini.
(2) Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten
Dompu melakukan pembinaan tekhnis pungutan retribusi berdasarkan
Peraturan Daerah ini.



24

BAB IX
PENYIDIKAN

Pasal 42
(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Daerah
diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan
tindak pidana dibidang retribusi, sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Hukum Acara Pidana.
(2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pejabat pegawai
Negeri sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah yang diangkat oleh
pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan Perundang-
undangan.
(3) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:
a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau
laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi agar
keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas;
b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenal orang
pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan
sehubungan dengan tindak pidana retribusi;
c. meminta keterangan dan bahan bukti dan orang pribadi atau badan
sehubungan dengan tindak pidana di bidang retribusi;
d. memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain berkenaan dengan tindak
pidana di bidang retribusi;
e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti
pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain, serta melakukan
penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;
f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas
penyidikan tindak pidana di bidang retribusi;
g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan
ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan
memeriksa identitas orang, benda, dan/atau dokumen yang dibawa;
h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana retribusi;
i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai
tersangka atau saksi;
j. menghentikan penyidikan; dan/atau
k. melakukan tindakan lain yang pertu untuk kelancaran penyidikan
tindak pidana di bidang retribusi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(4) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan
dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada

25

Penuntut Umum melalui Penyidik pejabat Polisi Negara Republik
Indonesia, sesual dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang
Hukum Acara Pidana.


BAB X
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 43
Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku, maka:
a. izin yang telah ada tetap berlaku sampai jangka waktu masa berlakunya
berakhir;
b. terhadap permohonan izin baru dan permohonan perpanjangan izin yang
sedang dalam proses penerbitan izin tetap dilanjutkan;
c. terhadap permohonan izin baru yang belum diproses disesuaikan dengan
peraturan daerah ini.


BAB XI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 44
Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku:
a. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Dompu Nomor 04 Tahun
1994 tentang Retribusi Izin Trayek (Lembaran Daerah Kabupaten
Daerah Tingkat II Dompu Tahun 1998 Nomor 13);
b. Peraturan Daerah Kabupaten Dompu Nomor 05 Tahun 2001 tentang
Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (Lembaran Daerah Tahun 2001
Nomor);
Dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 45
Peraturan Bupati dan/atau Keputusan Bupati sebagai pelaksanaan atas
Peraturan Daerah ini ditetapkan paling lambat 1 (satu) tahun sejak Peraturan
Daerah ini diundangkan.

Pasal 46
Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan daerah ini, sepanjang mengenai
tekhnis pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan dan/atau
Keputusan Bupati.



26

Pasal 47
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten
Dompu.


Ditetapkan di Dompu
pada tanggal 31 Desember 2011

BUPATI DOMPU,



H. BAMBANG M. YASIN

Diundangkan di Dompu
pada tanggal 31 Desember 2011

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN DOMPU,




H. ZAENAL ARIFIN HIR




LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DOMPU TAHUN 2011 NOMOR 20

27

PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN DOMPU
NOMOR TAHUN 2011
TENTANG
RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU

I. UMUM
Dalam konteks penyelenggaraan otonomi daerah maka terbitnya Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
merupakan langkah yang Sangat strategis untuk lebih memantapkan
kebijakan desentralisasi fiscal, khususnya untuk membangun hubungan
keuangan antara pusat dan daerah yang lebih ideal.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah merupakan pengganti Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 yang dijabarkan lebih lanjut dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah dan
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah
Sebagai salah satu bagian connous improvement maka Undang-Undang Nomor
28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ini memperbaiki
tiga hal yaitu:
1. Penyempurnaan sistim pemungutan pajak dan retribusi;
2. Pemberian kewenangan yang lebih besar kepada daerah dibidang
perpajakan daerah (Local Taxing empowerment);
3. Peningkatan efektifitas pengawasan.
Penyempurnaan sistim pemungutan Pajak dan retribusi dilakukan dengan
mengubah sistim daftar terbuka menjadi sistim daftar tertutup, dalam arti
Daerah hanya boleh memungut pajak dan retribusi yang obyeknya tercantum
dalam Undang-Undang dimaksud.

Pemberian kewenangan yang lebih besar dilakukan dengan penambahan jenis
pajak daerah dan Retribusi Daerah dan yang sudah ada, pengalihan beberapa
jenis pajak pusat menjadi pajak daerah, dan pemberian diskresi kepada
daerah dalam penetapan tarif.

Adapun Peningkatan efektifitas pengawasan dilakukan secara preventif dan
represif, dalam arti disamping Peraturan Daerah tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan pemerintah
atasan sebelum ditetapkan, juga dapat berakibat dibatalkan jika Perda

28

ditetapkan tidak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang
tersebut.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 menggolongkan retribusi kedalam tiga
golongan yaitu golongan retribusi jasa umum, golongan retribusi jasa usaha
dan golongan retribusi perijinan tertentu, khusus Retribusi Izin mendirikan
Bangunan, Izin Trayek, Izin Gangguan, dan Izin Usaha Perikanan adalah
tergolong retribusi perijinan tertentu.
Pasal 180 angka 2 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah menyatakan bahwa Peraturan daerah tentang
retribusi mengenai Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha, dan Retribusi
Perizinan Tertentu harus disesuaikan dalam jangka waktu 2 tahun sejak
berlakunya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah dimaksud, Undang-Undang tersebut disahkan pada tanggal
15 September Tahun 2009 dan diberlakukan mulai tanggal 1 Januari Tahun
2010.
Guna memenuhi amanat Undang-Undang tersebut maka, Peraturan Daerah
Nomor 2 Tahun 1998 tentang Retribusi Izin Trayek, Peraturan Daerah Nomor
13 Tahun 1998 tentang Retribusi Izin mendirikan Bangunan, dan Peraturan
Daerah Nomor 10 Tahun 2007 tentang Retribusi Izin Gangguan perlu
disesuaikan dengan semangat Undang-Undang tersebut serta ditambah
Retribusi Ijin Usaha Perikanan.
Nomenklatur peraturan daerah ini adalah Peraturan Daerah tentang Retribusi
Perijinan tertentu, yang didalamnya mengatur sekaligus Retribusi Izin
mendirikan Bangunan, Retribusi Izin Trayek, dan Izin Usaha Perikanan,
penyatuan pengaturan dalam satu Perda retribusi golongan
serumpun ini dimaksudkan guna efektivitas dan kemudahan penerapannya di
lapangan.
Dengan berlakunya Peratura daerah ini maka Peraturan Daerah Nomor 2
Tahun 1998 tentang Retribusi Izin Trayek, Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun
1998 tentang Retribusi Izin mendirikan bangunan, dan Peraturan Daerah
Nomor 10 Tahun 2007 tentang Retribusi Izin Gangguan menjadi tidak berlaku.

II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas
Pasal 2
Cukup jelas
Pasal 3
Cukup jelas
Pasal 4
Cukup jelas

29

Pasal 5
Cukup jelas
Pasal 6
Cukup jelas
Pasal 7
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Mengingat tingkat penggunaan jasa pelayanan yang bersifat
pengawasan dan pengendalian sulit ditentukan, tarif retribusi dapat
ditetapkan berdasarkan persentase tertentu dan nilai investasi
usaha di luar tanah dan bangunan, atau penjualan kotor, atau
biaya operasional, yang nilaianya dikaitkan dengan frekuensi
pengawasan dan pengendalian usaha/kegiatan tersebut.
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas

Pasal 8
Cukup jelas
Pasal 9
Cukup jelas
Pasal 10
Cukup jelas
Pasal 11
Cukup jelas
Pasal 12
Cukup jelas
Pasal 13
Cukup jelas
Pasal 14
Cukup jelas
Pasal 15
Cukup jelas
Pasal 16
Cukup jelas
Pasal 17
Cukup jelas
Pasal 18
Cukup jelas

30

Pasal 19
Cukup jelas
Pasal 20
Cukup jelas
Pasal 21
Cukup jelas
Pasal 22
Cukup jelas
Pasal 23
Cukup jelas
Pasal 24
Cukup jelas
Pasal 25
Cukup jelas
Pasal 26
Cukup jelas
Pasal 27
Cukup jelas
Pasal 28
Cukup jelas
Pasal 29
Cukup jelas
Pasal 30
Cukup jelas
Pasal 31
Cukup jelas
Pasal 32
Cukup jelas
Pasal 33
Cukup jelas
Pasal 34
Cukup jelas
Pasal 35
Cukup jelas
Pasal 36
Cukup jelas
Pasal 37
Cukup jelas
Pasal 38
Cukup jelas

31

Pasal 39
Cukup jelas
Pasal 40
Cukup jelas
Pasal 41
Cukup jelas
Pasal 42
Cukup jelas
Pasal 43
Cukup jelas
Pasal 44
Cukup jelas
Pasal 45
Cukup jelas
Pasal 46
Cukup jelas
Pasal 47
Cukup jelas


TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DOMPU NOMOR 20


Nomor Seri :























































































































































































































































































































































































































































































































































































































( 1 )




( 2 )




( 3 )





( 1 )













































( 2 )



















( 3 )







( 4 )











( 1 )

( 2 )





( 3 )














( 4 )
















( 5 )
























( 1 )












( 2 )

















( 3 )










( 4 )




































































( 1 )


( 2 )

( 3 )

( 4 )





( 1 )


( 2 )



( 3 )







( 4 )









( 1 )

( 2 )


( 3 )


( 4 )




( 1 )




( 2 )



( 3 )


( 4 )



( 5 )




( 1 )



( 2 )



( 3 )







( 1 )

( 2 )

( 3 )

( 4 )


( 5 )


( 1 )







( 2 )

( 3 )





( 1 )

( 2 )


( 3 )











( 1 )

( 2 )

( 3 )













( 1 )

( 2 )






( 3 )







( 1 )












( 2 )






















( 1 )

( 2 )

( 3 )




( 1 )



( 2 )





( 3 )



( 1 )

( 2 )

( 3 )

( 4 )







( 5 )




( 1 )

( 2 )

( 3 )


















( 4 )


( 5 )











( 1 )



( 2 )






( 3 )

( 4 )


( 5 )


( 1 )



( 2 )



( 3 )



( 4 )



( 5 )








( 1 )

( 2 )






( 3 )






( 1 )



( 2 )



( 1 )

( 2 )

( 3 )










( 1 )


( 2 )


( 3 )

( 4 )


( 1 )

( 2 )


( 3 )
















( 1 )


( 2 )


( 3 )




( 4 )



( 5 )



( 1 )


( 2 )



( 1 )



( 2 )







( 1 )



( 2 )


( 3 )


( 4 )



( 1 )





( 2 )


( 3 )


( 4 )


( 5 )

















( 1 )



( 2 )



( 3 )





( 1 )



( 2 )






































































( 1 )




( 2 )

( 3 )

( 4 )














( 1 )


( 2 )





( 3 )



( 4 )


( 5 )



( 1 )


( 2 )

( 3 )



( 4 )



( 5 )




( 1 )


( 2 )



( 1 )


( 2 )




( 3 )

( 4 )

















( 5 )




( 1 )
















( 2 )





( 1 )
















( 2 )



( 1 )



( 2 )

( 3 )
( 4 )





( 1 )



( 2 )

( 3 )

( 4 )

( 5 )






( 1 )

( 2 )


( 1 )

( 2 )

( 3 )





( 1 )




( 2 )




( 3 )



( 4 )







( 1 )


( 2 )










( 1 )



( 2 )





( 3 )






( 1 )


( 2 )




( 3 )



( 4 )


( 1 )





( 2 )









( 1 )


( 2 )


( 3 )



( 1 )




( 2 )


( 3 )




( 4 )


( 5 )





( 1 )

( 2 )


( 3 )


( 4 )


( 5 )




( 1 )



( 2 )

( 3 )






( 4 )



( 5 )





( 1 )



( 2 )



( 3 )



( 4 )




( 5 )



( 6 )




( 1 )


( 2 )














( 3 )


















( 1 )


( 2 )



( 1 )












( 2 )



( 3 )

( 4 )


( 5 )




( 1 )
( 2 )

( 3 )







( 1 )


( 2 )


( 3 )






( 1 )



( 2 )





( 3 )

( 4 )

( 5 )








( 1 )


( 2 )






( 3 )










( 4 )




( 1 )




( 2 )


( 3 )







( 1 )
( 2 )


( 3 )




( 4 )



( 1 )

( 2 )





( 1 )

( 2 )


( 3 )


( 4 )




( 1 )

( 2 )







( 3 )






( 1 )


( 2 )



( 3 )


( 4 )

( 5 )



( 1 )

( 2 )



( 1 )
( 2 )

( 3 )







( 1 )


( 2 )



( 3 )


( 4 )

( 5 )




( 1 )

( 2 )











( 1 )


( 2 )

( 3 )

( 4 )





( 1 )

( 2 )


( 3 )



( 4 )


( 1 )


( 2 )



( 3 )

( 4 )

( 5 )





( 1 )



( 2 )







( 1 )



( 2 )



( 1 )

( 2 )



( 3 )




( 4 )






( 1 )

( 2 )


( 3 )

( 4 )




( 1 )



( 2 )

( 3 )



( 4 )




( 1 )





( 2 )



( 3 )



( 4 )







( 1 )

( 2 )




( 3 )













( 1 )


( 2 )
( 3 )

( 4 )




( 1 )

( 2 )


( 3 )



( 4 )





( 1 )

( 2 )

( 3 )


( 1 )







( 2 )


( 3 )


( 4 )



( 5 )



( 1 )




( 2 )






( 3 )



( 1 )




( 2 )

( 3 )







( 1 )

( 2 )

( 3 )


( 1 )

( 2 )


( 1 )


( 2 )



( 1 )

( 2 )


( 1 )


( 2 )


( 3 )


( 1 )




( 2 )




( 1 )




( 2 )

( 3 )



( 4 )






( 1 )



( 2 )



( 1 )



( 2 )


( 3 )



( 4 )





( 1 )


( 2 )


( 3 )


( 4 )


( 5 )






( 1 )



( 2 )



( 3 )


( 4 )


( 1 )



( 2 )

( 3 )

( 4 )


( 5 )




( 1 )

( 2 )




( 1 )




( 2 )



( 3 )


( 4 )



( 5 )




( 6 )



( 7 )



















( 1 )


( 2 )



( 3 )




( 4 )







( 1 )



( 2 )

( 3 )


( 4 )

( 5 )

















( 1 )


( 2 )


( 3 )



( 1 )




( 2 )



( 1 )


( 2 )




( 3 )




( 1 )



( 2 )



















( 3 )

( 4 )








( 5 )





( 1 )


( 2 )


( 3 )




















H . H . H . H . B A M B A N G B A M B A N G B A M B A N G B A M B A N G M . M . M . M . Y A S I N Y A S I N Y A S I N Y A S I N












































































































































































































































































































































































































































































































( 1 )

( 2 )


( 3 )

( 4 )



( 5 )











































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































a .
b .

a .

b .


c .



a .
b .





a .
b .
c .















a .
b .
c .
d .
e .
f .
g .




a .
b .
c .
d .




































































































































a .





b .

c .

d .
e .

Anda mungkin juga menyukai