Anda di halaman 1dari 5

MANAJEMEN PESERTA DIDIK Manajemen peserta didik adalah layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan, dan

layanan siswa di kelas dan di luar kelas seperti: pengenalan, pendaftaran, layanan individuan seperti pengembangan keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang di sekolah. Atau dapat juga diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta didik masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah. peserta didik, agar kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran disekolah agar berjalan lancar , tertib, dan terartur sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien. Dan fungsi dari manajemen peserta didik sendiri adalah sebagai wahana peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin , baik mengenai segi segi individualismenya, segi sosial , dan segi potensial peserta didiknya . Adapun prinsip agar tujuan manajemen peserta didik dapat tercapai yaitu; 1) Dalam mengembangkan program Manajemen peserta didik, penyelenggara harus mengacu pada peraturan yang berlaku pada saat program dilaksanakan. 2) Manajemen peserta didik dipandang sebagai bagian keseluruhan manajemen sekolah. 3) Segala bentuk kegiatan manajemen peserta didik haruslah mengemban misi pendidikan dan dalam rangka mendidik peserta didik. 4) Kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik haruslah diupayakan untuk mempersatukan peserta yang mepunyai keragaman latar belakang dan punya banyak perbedaan. 5) Kegiatan manajemen peserta didik haruslah dipandang sebagai upaya pengaturan terhadap pembimbinganpeserta didik. 6) Kegiatan manajemen peserta didik haruslah mendorong dan memacu kemandirian peserta didik. 7) Kegiatan manajemen peserta didik haruslah fungsional bagi kehidupan peserta didik, baik di sekolah lebih-lebih di masa depan. Ada tiga tugas utama dalam bidang manajemen peserta didik untuk mencapai tujuan tersebut yaitu penerimaanpeserta didik, kegiatan kemajuan belajar serta bimbingan dan pembinaan disiplin. Dalam pembahasan ini manajemen peserta didik meliputi beberapa kegiatan yaitu : 1. Perencanaan terhadap peserta didik 2. Pembinaan dan pengembangan peserta didik 3. Pencatatan dan pelaporan peserta didik.

MANAJAMEN SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH


Prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang proses pendidikan di sekolah. Dalam pendidikan misalnnya lokasi atau tempat, bangunan sekolah, meja, kursi, dan sebagainya. Sedangkan sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah, seperti papan tulis, buku, transparan, OHP, dan sebagainya. Dari beberapa uraian diatas, manajemen sarana dan prasarana pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses kerja sama pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan efisien

Berikut ini adalah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia yang berkaitan dengan Sarana dan Prasarana.
a. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 24 Tahun 2007 tentang

Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA). b. Peraturan Presiden Republik Indonesia No 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan barang/jasa Pemerintah. Tujuan manajemen sarana prasarana pendidikan adalah memberi layanan secara profesional di bidang sarana prasarana pendidikan dalam rangka terselenggaranya proses pendidikan secara efektif dan efisien. Prinsip-Prinsip Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan 1) Prinsip Pencapaian Tujuan 2) Prinsip Efisiensi 3) Prinsif Administratif 4) Prinsip Kejelasan Tanggung Jawab 5) Prinsip Kekohesifan Proses-Proses Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan (1) pengadaan sarana dan prasarana; (2) pemeliharaan sarana dan prasarana; (3) penghapusan sarana dan prasarana sekolah.

Manajement Supervise Akademik dan Akreditasi sekolah


Supervisi akademik dan akreditasi sekolah sebagai suatu kesatuan yang tidak terpisah dari kegiatan manajemen pendidikan perlu diupayakan secara simultan dan ditingkatkan kualitas pelaksanaannya. Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 menyatakan bahwa seorang Kepala Sekolah harus menguasai Standar Kompetensi Kepala Sekolah yang terdiri atas: kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi supervisi, kompetensi kewirausahaan dan kompetensi sosial. Namun kondisi di lapangan masih banyak pengawas yang belum menguasai keenam kompetensi tersebut dengan baik.Dengan demikian, pengawas memiliki kelemahan atau kekurangan dalam supervisi akademik. Tujuan supervisi akademik adalah membantu guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran yang dicanangkan bagi murid-muridnya (Glickman, 1981).Melalui supervisi akademik diharapkan kualitas akademik yang dilakukan oleh guru semakin meningkat

Prinsip- Prinsip Supervisi Akademik 1. Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi sekolah. 2. Sistematis, artinya dikembangan sesuai perencanaan program supervisi yang matang dan tujuan pembelajaran. 3. Objektif, artinya masukan sesuai aspek-aspek instrumen. 4. Realistis, artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya. 5. Antisipatif, artinya mampu menghadapi masalah-masalah yang mungkin akan terjadi. 6. Konstruktif, artinya mengembangkan kreativitas dan inovasi guru dalam mengembangkan proses pembelajaran. 7. Kooperatif, artinya ada kerja sama yang baik antara supervisor dan guru dalam mengembangkan pembelajaran. 8. Kekeluargaan, artinya mempertimbangkan saling asah, asih, dan asuh dalam mengembangkan pembelajaran. 9. Demokratis, artinya supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi akademik. 10. Aktif, artinya guru dan supervisor harus aktif berpartisipasi. 11. Humanis, artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis, terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor. 12. Berkesinambungan (supervisi akademik dilakukan secara teratur dan berkelanjutan oleh kepala sekolah). 13. Terpadu, artinya menyatu dengan dengan program pendidikan. 14. Komprehensif

KEPEMIMPINAN SEKOLAH
Kepemimpinan kepala sekolah adalah cara atau usaha kepala sekolah dalam mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan dan menggerakan guru, siswa, orang tua siswa dan pihak lain yang terkait untuk bekerja / berperan serta guna mecapai tujuan yang ditetapkan. Peran kepala sekolah sangat berpengaruh dalam peningkatan dan kemajuan pendidikan. Secara sederhana kepala sekolah adalah orang yang diangkat oleh pihak yang berwenang untuk mengelola suatu sekolah. Karena praktek pengangkatan seperti ini, mungkin kepala sekolah belum cukup untuk mengembang tugas yang rumit ini.

MANAJEMEN KEUANGAN SEKOLAH


Menurut Depdiknas (2000) bahwa manajemen keuangan merupakan tindakan pengurusan/ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan, perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan. Dengan demikian, manajemen keuangan sekolah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai dari perencanaan, pembukuan, pembelanjaan, pengawasan dan pertanggung-jawaban keuangan sekolah. Komponen utama manajemen keuangan meliputi: 1. Prosedur akuntansi keuangan; 2. Pembelajaran, pergudangan dan prosedur pendistribusian;

3. Prosedur investasi; 4. Prosedur pemeriksaan. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan Undang-undang No 20 Tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik. Disamping itu prinsip efektivitas juga perlu mendapat penekanan. Tujuan manajemen keuangan adalah : 1. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah 2. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah.Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah 3. Menjamin agar dana yang tersedia dipergunakan untuk kegiatan harian sekolah dan menggunakan kelebihan dana untuk diinvestasikan kembali. 4. Memelihara barang-barang (aset) sekolah 5. Menjaga agar peraturan-peraturan serta praktik penerimaan, pencatatan, dan pengeluaran uang diketahui dan dilaksanakan. KOMITE SEKOLAH Komite sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu,pemerataan,dan efisiensi pengelolaan pendideikan di satuan pendidikan, baik pada jalur pendidikan pra sekolah,jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah. Komite sekolah/madrasah,sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan pertimbangan,arahan dan dukungan tenaga,sarana dan prasarana,serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan. komite sekolah dimaksudkan agar adanya suatu organisasi masyarakat sekolah yang mempunyai komitmen dan loyalitas serta peduli terhadaap peningkatan sekolah.komite sekolah yang di bentuk dapat dikembangkan secara khas dan berakar dari budaya,demografis,ekologis,nilai kesepakatan,serta kepercayaan yang di bangun sesuai dengan potensi masyarakat setempat. Tugas komite sekolah yang dijelaskan dalam Kepmendiknas Nomor 044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah adalah : a. Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan (di daerah kabupaten/kota untuk Dewan pendidikan,disatuan pendidikan untuk komite sekolah. Meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan dan pelayanan di satuan pendidikan.

b.

c.

Menciptakan suassana dan kondisi transparansi,akuntabel dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu (di daerah kabupaten/kota untuk Dewan Pendidikan,di saatuan pendidikan untuk Komite sekolah)

1. Peran dan Fungsi Keberadaan komite sekolahharus bertumpu pada landasan partisipasi masyarakat dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan hasil pendidikan di sekolah.Oleh karena itu,pembentukanya harus memperhatikan pembagian peran sesuai posisis dan otonomi yang ada.Adapun peran dari Komite Sekolah adalah sebagai berikut: a. Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan.

b. Pendukung (suppoting agency), baik yang berwujud finansial,pemikiran,maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan. c. Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan. dan akuntabilitas

d. Mediator antara pemerintah (eksekutif ) dengan masyarakat di satuan pendididkan.

Anda mungkin juga menyukai