Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN MASALAH BENDUNGAN ASI

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fetomaternal Dosen Pembimbing : Tatarini Ika Pipit Cahyani,S.ST.,M.Kes

Disusun oleh : Kelompok 1 Andini Aidah Fithriyah Annasti Kumala Andoko Aprella Riyan Subekti Ariesta Kiki Yanuarti Artanti Putri Rialestari Cici Putri Nur Ika (01) (02) (03) (04) (05) (06)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN KLINIK MALANG TAHUN 2012/2013

TINJAUAN TEORI 1. Pengertian Bendungan ASI adalah pembendungan air susu karena penyempitan duktus laktiferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna atau kelainan pada putting susu (Mochtar, 1998). 2. Etiologi Bendungan air susu dapat terjadi pada hari ke dua atau ke tiga ketika payudara telah memproduksi air susu. Bendungan disebabkan oleh pengeluaran air susu yang tidak lancar, karena bayi tidak cukup sering menyusu, produksi meningkat, terlambat menyusukan, hubungan dengan bayi (bonding) kurang baik dan dapat pula karena adanya pembatasan waktu menyusui. (Sarwono, 2009) 3. Tanda dan Gejala Tanda dan gejala terjadinya bendungan ASI antara lain (Wiknjosastro, 2005): 1) Payudara keras dan panas pada perabaan 2) Suhu badan naik 3) Putting susu bisa mendatar dan dalam hal ini dapat menyukarkan bayi untuk menyusu. 4) Kadang-kadang pengeluaran air susu terhalang Gejala bendungan air susu adalah terjadinya pembengkakan payudara bilateral dan secara palpasi teraba keras, kadang kadang terasa nyeri serta sering kali disertai peningkatan suhu badan ibu, tetapi tidak terdapat tanda-tanda kemerahan dan demam. (Sarwono, 2009) 4. Patofisiologi Sesudah bayi lahir dan plasenta keluar, kadar estrogen dan progesteron turun dalam 23 hari. Dengan ini faktor dari hipotalamus yang menghalangi keluarnya pituitary lactogenic hormon (prolaktin) waktu hamil, dan sangat dipengaruhi oleh estrogen tidak dikeluarkan lagi, dan terjadi sekresi prolaktin oleh hipofisis. Hormon ini

menyebabkan alveolus-alveolus kelenjar mammae terisi dengan air susu, tetapi untuk mengeluarkannya dibutuhkan reflex yang menyebabkan kontraksi sel-sel mio-epitelial yang mengelilingi alveolus dan duktus kecil kelenjar-kelenjar tersebut. Refleksi ini timbul jika bayi menyusu. Pada permulaan nifas apabila bayi belum menyusu dengan baik, atau kemudian apabila kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna, terjadi pembendungan air susu (Wiknjosastro, 2005). 5. Penanganan Sesudah bayi lahir dan plasenta keluar, kadar estrogen dan progesteron turun dalam 23 hari. Dengan ini faktor dari hipotalamus yang menghalangi keluarnya pituitary lactogenic hormon (prolaktin) waktu hamil, dan sangat dipengaruhi oleh estrogen tidak dikeluarkan lagi, dan terjadi sekresi prolaktin oleh hipofisis. Hormon ini menyebabkan alveolus-alveolus kelenjar mammae terisi dengan air susu, tetapi untuk mengeluarkannya dibutuhkan reflex yang menyebabkan kontraksi sel-sel mio-epitelial yang mengelilingi alveolus dan duktus kecil kelenjar-kelenjar tersebut. Refleksi ini timbul jika bayi menyusu. Pada permulaan nifas apabila bayi belum menyusu dengan baik, atau kemudian apabila kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna, terjadi pembendungan air susu (Wiknjosastro, 2005).

TINJAUAN KASUS

A. DATA SUBJEKTIF 1. BIODATA Nama Umur Agama : Ny. Y : 23 tahun : Islam Nama Suami : Tn. R Umur : 25 tahun Agama Pendidikan Suku : SMA : Jawa : Islam

Pendidikan : SMA Suku : Jawa

Pekerjaan Alamat

: IRT : Jl. Proklamasi/54

Pekerjaan

: swasta

2. Riwayat Nifas Sekarang Ibu mengatakan ASInya belum keluar dengan lancar, sejak 2 hari yg lalu ibu merasa payudara terasa penuh,tegang, serta nyeri bila dipegang Ibu mengatakan darah nifasnya tidak terlalu banyak (ganti pembalut 23x, tidak penuh), warna merah, tidak berbau. Ibu sudah dapat berjalan seperti biasa dan sudah dapat melakukan aktivitas sehari-hari. Ibu sudah dapat buang air besar pagi ini, dan buang air kecil normal seperti sebelum bersalin. Selama nifas, nafsu makan ibu lebih banyak dibandingkan sebelum hamil. Ibu mengatakan masih belum dapat menyusui dengan benar, sehingga ibu mengalami kesulitan dalam menyusui bayinya. Ibu mengatakan ingin menyusui bayinya secara ekslusif selama 6 bulan, namun ibu masih takut ASInya mencukupi atau tidak, sehingga dibantu dengan susu formula. Ibu mengatakan senang dapat melahirkan anaknya dengan normal.

3. Riwayat Kebidanan Yang Lalu

Ibu mengatakan ASInya belum keluar dengan lancar, sejak 2 hari yg lalu ibu merasa payudara terasa penuh,tegang, serta nyeri bila dipegang

Ibu mengatakan darah nifasnya tidak terlalu banyak (ganti pembalut 23x, tidak penuh), warna merah, tidak berbau.

Ibu sudah dapat berjalan seperti biasa dan sudah dapat melakukan aktivitas sehari-hari.

Ibu sudah dapat buang air besar pagi ini, dan buang air kecil normal seperti sebelum bersalin.

Selama nifas, nafsu makan ibu lebih banyak dibandingkan sebelum hamil.

Ibu mengatakan masih belum dapat menyusui dengan benar, sehingga ibu mengalami kesulitan dalam menyusui bayinya.

Ibu mengatakan ingin menyusui bayinya secara ekslusif selama 6 bulan, namun ibu masih takut ASInya mencukupi atau tidak, sehingga dibantu dengan susu formula.

Ibu mengatakan senang dapat melahirkan anaknya dengan normal.

4. Riwayat Penyakit Ibu mengatakan dirinya sendiri maupun keluarga tidak ada yg sedang menderita penyakit menurun, seperti darah tinggi, kencing manis, sesak napas, dan jantung serta penyakit menular seperti TBC, penyakit kuning, dan HIV/AIDS. 5. Riwayat Sosial Ekonomi Ibu mengatakan menikah 1x, usia 22 tahun, lama menikah 1 tahun.

Ibu makan 3-4x sehari, dengan porsi 1 piring nasi, 1 mangkok sayur, 2 potong lauk, buah jika ada, air putih 8-10 gelas, dan 2 gelas susu perhari.

Ibu mengatakan belum memutuskan metode KB yang diinginkan. Ibu mengatakan keluarga sangat senang dengan kelahiran bayinya, dan dalam merawat bayi nya ibu dibantu oleh keluarga.

Ibu mengatakan pengambilan keputusan dalam keluarga dilakukan secara musyawarah.

B. DATA OBJEKTIF 1. Pemeriksaan Umum TD :110/70 mmHg Suhu : 38,2 C RR : 20x/menit

Nadi : 88x/menit

2. Pemeriksaan Fisik Muka : tidak pucat, ibu tampak menahan sakit Payudara : tampak tegang, puting susu kanan tampak datar,puting susu kiri menonjol, ASI keluar sedikit, nyeri tekan (+/+) Abdomen : TFU 2 jari pusat, kontraksi uterus baik, tidak ada nyeri tekan, kandung kemih tidak penuh Genetalia : bersih, tidak oedema, lochea rubra, tidak bau, 1 pembalut tidak penuh, tampak ada jahitan perinium yg belum kering, tidak ada pus. Anus : tidak ada hemoroid

C. ANALISA Dx : P1001 Ab000 Post partum normal hari ke 3 DS : ibu mengatakan melahirkan di bidan secara normal 3 hari yg lalu DO : - Abdomen : TFU 2 jari pusat, kontraksi uterus baik, tidak ada tekan, kandung kemih tidak penuh Genetalia : bersih, tidak oedema, lochea rubra, tidak bau, 1 pembalut tidak penuh, tampak ada jahitan perinium yg belum kering, tidak ada pus Masalah : - Bendungan ASI DS : Ibu mengatakan ASInya belum keluar dengan lancar, sejak 2 hari yg lalu ibu merasa payudara terasa penuh,tegang, serta nyeri bila dipegang Ibu mengatakan masih belum dapat menyusui dengan benar, sehingga ibu mengalami kesulitan dalam menyusui bayinya. DO : Muka : tidak pucat, ibu tampak kesakitan Payudara : tampak tegang, puting susu kanan tampak datar,puting susu kiri menonjol, ASI keluar sedikit, nyeri tekan (+/+) suhu : 38,2 C nyeri

Diagnosa Potensial : - mastitis Kebutuhan Segera : Berikan antipiretik segera seperti paracetamol Lakukan masase payudara

Susukan kepada bayi atau pompa ASI

D. PENATALAKSANAAN 1. Melakukan pendekatan terapeutik pada pasien dengan metode komunikasi 2 arah, dan mendengarkan serta menyimak setiap keluhan ibu. 2. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu meliputi TTV dan hasil pemeriksaan fisik bahwa ibu sekarang dalam kondisi baik-baik saja, hanya terjadi bendungan pada payudara sebelah kiri. 3. Menjelaskan mengapa terjadi bendungan ASI, yaitu karena adanya peningkatan aliran vena dan limphe pada payudara. Dalam rangka mempersiapakan untuk laktasi, selain itu dikarenakan kurangnya perawatan payudara pada masa nifas. 4. Memberikan antipiretik seperti paracetamol 5. Memberitahu cara mengatasi bendungan payudara, yaitu: Berikan ASI pada bayi sesering mungkin minimal tiap 3 jam sekali atau sewaktu-waktu bila bayi menghendaki. Berikan secara bergantian. Kompres dengan air hangat sebelum disusukan pada bayi Bantu dengan memijat payudara untuk permulaan menyusui 6. Mengajarkan pada ibu cara mengatasi puting susu yang datar, yaitu : - Dengan menggunakan jari, puting ditarik supaya lebih menonjol - Dengan menggunakan spuit, puting susu ditarik supaya lebih menonjol dan segera berikan kepada bayi setelah puting ditarik 7. Mengajari ibu cara merawat payudara, yaitu dengan cara:

Berikan kapas yang telah diberi baby oil/minyak di puting susu ibu, biarkan 3-5 menit, kemudian olesi tangan dengan baby oil/ minyak lakukan pemijatan secara melingkar pada payudara secara menyeluruh, lakukan 15-20x. Setelah dilakukan pemijatan kompres dengan air hangat dan dengan air dingin. Kemudian keringkan payudara, lakukan perawatan ini secara rutin. 8. Mengajarkan pada ibu cara mengeluarkan ASI bila payudara masih terasa penuh setelah menyusui, baik secara manual atau dengan pompa. 9. Menganjurkan ibu untuk menggunakan bra yang dapat menopang payudara 10. Mengajari cara meneteki yang benar, yaitu: posisi ibu duduk tegak dengan bersandar pada tempat duduk ibu, dagu bayi menempel pada payudara, perut bayi menempel pada perut ibu, dan seluruh areola masuk kemulut bayi 11. Menganjurkan ibu untuk mengikuti senam nifas untuk mempercepat pulihnya kembali organ-organ reproduksi. 12. Menganjurkan ibu istirahat pada siang hari 1 jam dan malam 7-8 jam agar terpenuhi kebutuhan istirahat Ibu 13. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi banyak sayur, buah dan banyak minum air putih, agar nutrisi ibu terpenuhi untuk produksi ASI. 14. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan vulva, yaitu dengan mengajari cara cebok yang benar (dari depan kebelakang), mengganti pembalut sesering mungkin, mengganti celana secara rutin. 15. Menganjurkan ibu kontrol kembali 3 hari kedepan, dan kembali bila ada keluhan yang berlanjut, untuk mengetahui kondisi ibu

EVALUASI Ibu mengatakan telah mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh bidan

Ibu mengatakan akan melakukan apa yg sudah diajarkan oleh bidan di rumah Ibu mengatakan nyeri payudara berkurang setelah dilakukan perawatan payudara oleh bidan

DAFTAR PUSTAKA Prawirohardjo, Sarwono.2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka Manuaba, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC, Prawirohardjo, 2005. Panduan Praktis Pelayanan Maternal Dan Neonatal. Jakarta : TYBSSP. Varney, Helen, dkk. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 1 Edisi 4. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai