Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang maka dapat di rumuskan permasalahan Apakah
ada faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Bidan PTT di Kota Padang tahun 2013? 1.2. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum Diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja terhadap Kinerja Bidan PTT di Kota Padang tahun 2013 1.2.1. Tujuan Khusus 1.2.1.1. 1.2.1.2. 1.2.1.3. 1.2.1.4. 2013 1.2.1.5. 2013 1.2.1.6. 1.2.1.7. 2013 1.2.1.8. 1.2.1.9. Diketahui distribusi frekuensi imbalan bidan PTT di Kota Padang tahun 2013 Diketahui distribusi frekuensi supervisi bidan PTT di Kota Padang tahun 2013 Diketahui distribusi frekuensi motivasi bidan PTT di Kota Padang tahun 2013 Diketahui distribusi frekuensi kepemimpinan bidan PTT di Kota Padang tahun Diketahui distribusi frekuensi status perkawinan bidan PTT di Kota Padang tahun Diketahui distribusi frekuensi kinerja bidan PTT di kota Padang tahun 2013 Diketahui distribusi frekuensi umur bidan PTT di kota Padang tahun 2013 Diketahui distribusi frekuensi lama kerja bidan PTT di kota Padang tahun 2013 Diketahui distribusi frekuensi tingkat pendidikan bidan PTT di Kota Padang tahun
1.2.1.10.Diketahui hubungan umur bidan PTT terhadap kinerja Bidan PTT Kota Padang tahun 2013 1.2.1.11.Diketahui hubungan tingkat pendidikan bidan PTT terhadap kinerja bidan PTT di Kota Padang tahun 2013 1.2.1.12.Diketahui hubungan lama kerja bidan PTT terhadap kinerja bidan PTT di Kota Padang pada tahun 2013 1.2.1.13.Diketahui hubungan status perkawinan bidan PTT terhadap kinerja bidan PTT di Kota Padang pada tahun 2013 1.2.1.14.Diketahui hubungan motivasi bidan PTT terhadap kinerja bidan PTT di Kota Padang pada tahun 2013 1.2.1.15.Diketahui hubungan supervisi bidan PTT terhadap kinerja bidan PTT di Kota Padang tahun 2013 1.2.1.16.Diketahui hubungan antara imbalan bidan PTT terhadap Kinerja bidan PTT di Kota Padang tahun 2013 1.2.1.17.Diketahui hubungan antara kepemimpinan terhadap Kinerja bidan PTT di Kota Padang tahun 2013 1.2.1.18.Diketahui faktor yang paling dominan yang mempengaruhi kinerja bidan PTT di Kota Padang 1.3. Manfaat Penelitian
1.3.1. Bagi Dinas Kesehatan Kota Padang 1.3.1.1. Menejemen langsung memperoleh hasil evaluasi tentang kinerja bidan dalam pelayanan kesehatan
1.3.1.2. Dapat di jadikan sebagai pijakan dalam membuat keputusan manajerial kinerja bidan PTT
sehubungan
1.3.1.3. Dapat di jadikan sebagai masukan berharga dalam penyusunan rencana strategis Dinas kesehatan yang berkaitan dengan bidan PTT dan pelayanan yang diberikannya 1.3.2. Bagi Penelitian Selanjutnya Sebagai pembanding untuk penelitian selanjutnya dengan tema yang sama dan sebagai bahan informasi selanjutnya
4.1. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study, dimana variabel independen dan variabel dependen diukur dalam waktu yang bersamaan. 4.2. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian di Kota Padang pada bulan Mei sampai Agustus 2013 4.3. Populasi Penelitian Populasi penelitian adalah seluruh seluruh Bidan PTT di Kota Padang sebanyak 71 orang yang terbagi di 20 Puskesmas Tabel 4.1. Populasi Penelitian No 1 2 Alai Lapai Nama Puskesmas Jumlah Bidan PTT 3 2
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Sebrang Padang Padang Pasir Andalas Lubuk Buaya Pegambiran Nanggalo Lubuk Begalung Rawang Lubuk Kilangan Kuranji Ambacang Ulak Karang Belimbing Air Tawar Bungus Pauh Air Dingin Anak Air Pemancungan Jumlah Bidan PTT
3 6 6 7 2 4 4 4 3 2 5 4 2 6 5 1 3 71
4.4. Sampel Sampel penelitian ini di ambil dengan cara proporsional random sampling yang diambil dari Bidan PTT pada 20 puskesmas di Kota Padang, besar sampel untuk penelitian ini dengan estimasi presisi tingkat kesalahan 10% saat pengambilan sampel, dengan tingkat derajat kepercayaan 95% maka di gunakan rumus menurut (Lomeslow, 1990) sebagai berikut:
n =
Z 1-a/2 x P(1-P) n= N d2
Z1-a/2 = Derajat kemaknaan (1,96) P d = Proporsi variabel kategori yang dilihat (35% = 0,35) = Derajat penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan (10%)
Maka: n = 1,96x0,35x(1-0,35) 0,01 = 44,54 Jadi 45 sampel Dari sampel 45 orang tersebut di proporsikan pada 20 Puskesmas, dari jumlah bidan disetiap puskesmas, sehingga dapat dipresentasikan dengan cara: Jumlah sampel dibagi dengan jumlah populasi, maka sampel dari masing-masing puskesmas adalah 45/71 x 100 = 63% untuk proporsi masing-masing puskesmas, Jadi presentasi masing-masing puskesmas dari rata-rata Bidan adalah 63% yangdi jadikan sampel penelitian. Data awal di dapat pada permulaan penelitan minggu ke 2 bulan April 2013, data di peroleh dari laporan Dinas Kesehatan Kota Padang tahunan 2012. Data yang dijadikan proporsi sampel responden Bidan, sehingga di proporsikan sebagai berikut: Tabel 4.2 Cara Pengambilan Sampel No 1 Nama Puskesmas Alai Jumlah Populasi 2 Jumlah Sampel 1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Lapai Seberang Padang Padang Pasir Andalas Lubuk Buaya Pegambiran Nanggalo Lubuk Begalung Rawang Lubuk Kilangan Kuranji Ambacang Ulak Karang Belimbing Air Tawar Bungus Pauh Air Dingin Pemancungan Anak Air Jumlah Bidan PTT
2 3 6 6 7 2 4 4 4 3 2 5 4 2 6 5 3 1 71
1 2 4 4 5 1 2 2 2 2 1 4 2 1 4 4 2 1 45
Setelah di proporsikan di dapatkan proporsi maka setiap Bidan yang ada diwilayah kerjanya diambil secara random untuk pengukuran faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja terhadap kinerja. 1. Kriteria Inklusi: a. b. Bidan PTT dan bersedia menjadi responden penelitian Bidan PTT yang ada di wilayah kerja suatu Puskesmas
2. Kriteria Eksklusi a. b. Bidan PTT yang telah dikunjungi selama 3x tidak ada Bidan PTT yang sedang dinas luar atau tidak ada
4.5. Tehnik Pengumpulan Data 4.5.1. Data Primer Data primer dikumpulkan oleh peneliti sendiri, dengan cara langsung mendatangi ketempat responden Bidan PTT bekerja kemudian dilakukan wawancara terpimpin. 4.5.2. Data Sekunder Data sekunder di peroleh dari catatan dan pelaporan Dinas Kesehatan Kota Padang. Data tersebut berupa data SDM Kesehatan, AKI, AKB, pencapaian program KIA dan fasilitas kesehatan. 4.6. Instrumen Penelitian Instrumen yang di gunakan dalam penelitian ini terdiri dari kuesioner kinerja sesuai dengan pedoman penghitungan kinerja yang ditetapkan oleh Kemenkes NO
857/Menkes/SK/IX/2009 dan kuesioner faktor faktor yang mempengaruhi kinerja 4.6.1. Pengukuran Validitas Kuesioner Uji validitas di gunakan untuk mengukur ketepatan alat ukur dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya, dengan mengukur korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total apabila validitas r >0,25 dinyatakan valid, atau dengan membandingkan antara nilai r hitung dengan r tabel, jika nilai r hitung lebih besar dari r tabel maka nilai r positif maka
pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Jika didapatkan hasil dari uji validitas pertanyaan tersebut tidak valid pertanyaan tersebut dikeluarkan. Kuesioner sebelum di gunakan sebagai pedoman wawancara terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap 30 responden selain responden yang akan dijadikan subyek penelitian.Uji coba ini di lakukan terhadap 30 bidan PTT di Bukit Tinggi yang mempunyai karakteristik yang sama dengan subyek penelitian. Pertanyaan menggunakan kuesioner dan responden diminta untuk mengisi kuesioner dengan pertanyaan yang sudah tersedia, kemudian mengkorelasikan pada masing-masing skor, yang di peroleh pada masing-masing item pertanyaan dengan skor total dan teknik korelasi product moment. Hasil yang di peroleh dari SPSS di dapatkan kuesioner motivasi pertanyaan yang tidak valid adalah no 20, kuesioner kepemimpinan tidak valid terdapat pada no 29 dan 30, kuesioner imbalan tidak valid terdapat pada no: 51 dan 52, dan kuesioner supervisi semuanya valid. 4.6.2. Metoda Pengukuran Reabilitas Kuesioner Uji rebilitas di gunakan untuk mengukur kesamaan hasil pengukuran jika dilakukan pengukuran berkali-kali, sehingga tujuannya untuk menilai konsistensi hasil yang di capai oleh alat ukur dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach caranya membandingkan nilai r hasil (nilai r Alpha) dengan nilai r tabel, jika nilai r Alpha lebih besar dari r tabel maka nilai r positif maka pertanyaan tersebut dinyatakan realibel. Jika didapatkan hasil dari uji reabilitas pertanyaan tersebut tidak relibel pertanyaan tersebut dikeluarkan. Hasil yang di peroleh dari SPSS di dapatkan kuesioner motivasi reabilitasnya dengan nilai alpha croncbachs adalah 0,90, kuesioner kepemimpinan dengan nilai alpha croncbachs adalah 0,95, kuesioner imbalan nilai alpha croncbachs adalah 0,85, dan kuesioner supervisi nilai alpha
croncbachs adalah 0,98. Seluruh kuesioner penelitian hasil uji reabilitasnya dengan nilai alpha croncbachs diatas dapat di simpulkan realibel untuk di jadikan kuesioner penelitian. Tabel 4.3. Kisi-Kisi Pertanyaan Penelitian Jenis Variabel Kinerja Nomor Kuesioner 1-8 Cara Ukur wawancara Skala Pengukuran Ordinal Jawaban pertanyaan 1. kurang median (23,6) 2.baik > median (23,6)
Faktor yang berpengaruh terhadap kinerja 1. Motivasi 9-27 wawancara Pernyatan(+) (9,10,11,14, 16,18,20,23 24,) Pernyatan(-) (12,13,15,1 7,19,21,22,2 5,27) 2. Kepemimpinan Pernyatan(+) Pernyatan(-) 28-45 (28,30,36,3 4,35,36,45,3 9,40) (29,32,31,3 2,35,37,41,4 2,43,44) 46-53 (47,50,51,5 2,53) (46,48,49) 54-69 (54,59,62,6 4,65,66,67,6 8,69) (55,56,58,6 0,61,63,69,7 2)
Ordinal
Linkert (+) dan (-) 1.TidakPernah(0),(3) 2.Kadang-kadang(1), (2) 3.Sering(2) ,(1) 4.Selalu (3),(1)
1.Baru 5 tahun
2. Lama > 5 th
4.7. Pengolahan Data 4.7.1. Editing Penyuntingan data dari kuesioner yang diperoleh apakah masih ada data atau informasi yang tidak lengkap dan tidak memungkinkan dilakukan wawancara ulang, maka kuesioner itu dikeluarkan (droup out) 4.7.2. Coding Mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan untuk memudahkan pengolahan, dalam hal ini variabel yang yang di lakukan pengkodean adalah variabel: umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, lama kerja, motivasi, kepemimpinan, supervisi, imbalan dan kinerja. Tujuannya adalah mempermudah pada saat analisa data dan juga mempercepat saat di lakuka entry data 4.7.3. Entri Data Mesasukan data yang sudah berbentuk angka/ bilangan ke dalam kompeter dengan program software (SPSSversi 17,0) 4.7.4. Cleaning Data yang sudah dimasukan dalam komputer perlu di cek kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya kemudian
dilakukan pengolahan dan uji statistik yang sesuai untuk mengolah data masing-masing variabel, pembetulan/koreksi data dilakukan dengan cara mengetahui missing data, variasi data, dan konsistensi data. 4.8. Analisis Data 4.8.1 Analisis Univariat Dilakukan untuk mengetahui distribusi frekwensi dari masing-masing variabel independen yaitu umur, status perkawinan, lama kerja, tingkat pendidikan, motivasi, kepemimpinan, supervisi dan imbalan, sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja Bidan PTT. 4.8.2 Analisis Bivariat Merupakan analisa hasil dari variabel-variabel independen yang diduga mempunyai hubungan dengan variabel dependen. Analisis yang digunakan adalah tabulasi silang dengan menggunakan uji Chi-Square, sehingga dapat diketahui ada/tidaknya hubungan yang bermakna secara statistik dengan menggunakan program komputer SPSS. Pada dasarnya uji Chi Square dapat digunakan untuk melihat perbedaan antara frekuensi yang diamati (observasi) dengan frekuensi yang diharapkan (expected). Uji statistik ini menuntut jenis data hitung atau diskrit yang siap diolah dalam bentuk proporsi atau jenis data dengan skala nominal atau ordinal. Keterangan : o = Hasil yang didapat dari penelitian e = Hasil yang diharapkan Derajat kepercayaan (confidence level) yang digunakanan adalah 95% sedangkan derajat kemaknaan yang digunakan p = < 0,05 ( = 5%) dan uji kemaknaan ini dilakukan terhadap seluruh faktor yang diteliti, kemudian dilakukan interpretasi secara deskriptif dan analitik.
4.8.3 Analisis Multivariat Analisis ini dilakukan untuk mengetahui variabel independen yang paling dominan berhubungan dengan variabel dependen, uji yang digunakan adalah regresi logistik karena variabel terkaitnya adalah dikotomi,uji regresi logistik ini digunakan peneliti untuk mengetahui faktor yang paling dominan berhubungan dengan variabel dependen, yaitu faktor faktor yang mempengaruhi kinerja Bidan PTT. Menurut Sopiyudin (2011), menyatakan bahwa persyaratan uji multivariat adalah setiap variabel yang pada saat dilakukan uji regresi logistik pada tahap uji bivariat memiliki nilai P < 0,25 dan mempunyai kemaknaan secara substansi dapat dijadikan kandidat yang akan dimasukkan ke dalam model multivariat.