Anda di halaman 1dari 12

Assalamualaikum wr.wb.

sekarang kita belajar tentang farmakologi OKE uppss hahaha Jangan lupa baca bismillah dulu yaah Baca doa belajar Siapin cemilan

All things are poison and nothing is without poison, only the dose permits something not to be poisonous. Yang artinya adalah semua yang ada itu racun, tidak ada sesuatu yang tidak mengandung racun, hanya dosis yang menentukan sesuatu itu bukan racun. Nah dari kalimat itu kan ada yang di warnai merah, itu menunjukkan bahwa dosis itu penting, karena jika dosisnya berlebihan akan menyebabkan racun, tetapi jika sesuai dosis akan menguntungkan kita. Aduh kita daritadi ngomongin dosis tapi ngga tau apa itu dosis, yaudah gua kasih tau nih, dosis itu adalah jumlah bahan kimia yang masuk kedalam tubuh. Nah kan udah tau dosis itu apa, dosis itu satuannya mg/kg berat badan. Dosis ini bergantung ketika 1. 2. 3. 4. 5. Konsentrasinya Banyaknya toksin Frekuensi pemaparan Lamanya pemaparan Jalannya pemaparan

Okee udah siap deh langsung aja yaah

Farmako Toksin adalah ilmu yang mempelajari tentang efek samping obat, yaitu perbuatan dari normal menjadi tidak normal yang dipengaruhi oleh konsentrasinya. Ada beberapa agen yang menimbulkan toksik, yaitu : Obat obatan ini adalah paling sering dan hampir semua penyebab toksik berasal dari sini Insektisida Tanaman beracun Toksin hewan, contohnya seperti bisa ular Elemen radioaktif

Bicara soal toksin, ngga jauh jauh sama yang namanya racun, sehingga kakek kita ini membuat sebuah kata kata yang bagus, Kakek Paracelsus (1493-1541) berkata :

Abis ngomongin dosis sekarang kita ngomongin yang namanya RESPON. Apasih RESPON, RESPON is the degree and spectra of responses depend upon the dose and the organism, describe exposure conditions with description of dose Perubahan dari normal ini dapat terjadi pada molecular, celuler, organ, atau organismeakan timbul symptoms

Lokal vs sistemik Reversible vs Irreversible Immediate vs Delayed Graded vs Quantal degrees of the same damage vs all or none

Dose respons itu diuji pada 100 orang Pertama tamanya tuh gak langsung dicoba ke manusia . pertama tama tuh sel invitro invivo uji klinik fase 1, 2, 3 ....

Sekarang kita beranjak, menuju apasih hubungannya antara dosis sama responnya. SEBENARNYA simpel banget teman-teman, so easy to understand, Jadi INTINYA adalah saat dosis toksin meningkat maka responnya meningkat.

Ada beberapa obat yang toksiknya masing masing Morfin obat nyeri paling atas karena langsung ke SSP Untuk masalah dosis, biasanya kalau anak anak itu dihitung tergantung dari berat badannya, tapi untuk dewasa biasanya ada dosis wajar jadi biasanya gak diitung berdasarkan berat badannya

0-1 NOAEL Mau bukti? Ini dia buktinyaaa, cekidot 2-3 Linear Range 4 Maximum Response 3

Nah itu digambar yang terakhir dapat diketahui ada obat jenisnya A, B, C dan D, keliatan ga? Keliatan kan, itu digambar yg ketiga, saya harap anda ngerti. Jadi, 1. Pada perbandingan obat A dan obat B, bisa dilihat disitu bahwa dengan dosis 1 obat A mempunyai respon yang sama dengan obat B dengan dosis 2, maka kesimpulannya obat A lebih baik daripada obat B, sangat jelas kan, so easy 2. Nah pada perbandingan obat C dan D bisa dilihat disitu. Pada oabt C semakin tinggi dosisnya potensinya semakin menurun/tetap sedangkan pada obat D semakin tinggi dosisnya maka responnya makin tinggi, iyakan? Coba diliat gih sono kalo ga peraya. Kesimpulannya obat D lebih baik daripada obat C

Sekarang kita mengukur toksisitas, gemana sih caranya? Gua juga ngga tau men, yang jelas ada caranya, nah toksisitas ini dapat diukur melalui kecacatannya, apaajasih kecacatannya, ini dia cekidot : 1. 2. 3. 4. Mortality = Kematian Teratogenicity = menyebabkan cacat lahir Carcinogenicity = menyebabkan kanker Mutagenicity = menyebabkan mutasi

Makin ngerti apa makin bingung ? mudah-mudahan makin ngerti yaah Yang selanjutnnya pasti bakalan ngerti deh, pelan pelan aja yaah bacanya Rute dan Sites exposure Ingestion (Penelanan) (Sistem Pencernaan) Inhalasi (Paru) Dermal / topikal (kulit) injeksi intravena, intramuskular, intraperitoneal

Mortality atau Kematian ini dapat diukur dengan LD50 dan LC 50 LD 50 the Median Lethal Dose, yaitu Jumlah bahan kimia yang menyebabkan kematian pada 50% populasi dari hewan percobaan, satuannya mg/kg berat badan hewan itu

LC 50 The Median Lethal Concentration, yaitu Konsentrasi bahan kimia yang ada dilingkungan sekitar (biasanya udara dan air) yang menyebabkan kematian 50% populasi hewan percobaan yang terpapar media tersebut dalam waktu yang sama, satuannya Mg/L volume air atau udara

Nah, kalau dari segi efektivitasnya, rute exposure itu yang paling cepet mulai dai intravena terus inhalasi terus intraperitoneal terus intramuscular terus ingestion baru deh topical atau dermal . Pokoknya intinya temen temen bayangin aja yang rute obatnya langsung atau berdekatan sama pembuluh darah pasti yang paling efektif . Tapi resikonya karena langsung diserap, jadi cepet abis gitu obatnya temen temen . Dan juga biasanya kalau yang lewat jalur intravena (yg paling efektif) paling sering ada reaksi tubuh terhadap obatnya 1. 2. 3. 4. 5. 6. Intravena Inhalasi Intraperitoneal Intramuscular Ingestion Topikal / dermal

Absorpsi Acute Subacute Subchronic Chronic < 24 jam 1 bulan 1-3 bulan 3 bulan Biasanya 1 exposure Dosis berulang Dosis berulang Dosis berulang Distribusi Over time, the amount of chemical in the body can build up, it can redistribute, or it can overwhelm repair and removal mechanisms Absorption, Distribution, Metabolism, Excretion Targets Mechanism

Ingestion

inhalasi

Mercury dan dioxin di ikan Pestisida Salmonella (diary), botulinum (daging), txins Asbestos, nerve gases

Seperti dibahas pada obat terapi

Metrabolisme

Tahap I oleh sitokrom P450 (oksidasi, reduksi, hidrolisis) Tahap II konjugasi fase untuk memungkinkan ekskresi dalam urin dan empedu Detoksifikasi: senyawa diberikan kurang beracun Toxification: senyawa relatif inert dikonversi

Efek tubuh pada racun (berhubungan dengan Adsorpsi (Penyerapan), Distribusi, Metabolisme, Ekskresi (ADME)). Dengan informasi ini adalah mungkin untuk memprediksi konsentrasi racun yang mencapai lokasi cedera dan kerusakan yang dihasilkan. Exkresi racun diekskresikan tidak dapat disimpan dalam: tulang (misalnya timbal) lemak (misalnya DDE metabolit dari pestisida DDT dichlorodiphenyl trichloroethane) Toksin dapat dilepaskan perlahan-lahan ke dalam tubuh

Hipersensitivitas tipe 1

1. Fase sensitasi : Waktu yang dibutuhkan saat pembentukan ig e sampai diikat silang oleh reseptor spesifik (FCE-R) pada permukaan sel mast 2. Fase aktivasi waktu yang diperlukan antara pajanan ulanag dengan antigen yang spesifik dan sel mast / basofil melepas isinya yang berisikan granul yang menimbulkan reaksi, yang terjadi akibat ikatan silang antara antigen dan igE 3. fase efektor waktu terjadi respons yang kompleks (anafilaksis) sebagai efek mediator-mediator yang dilepas sel mast/basofil dengan aktivitas farmakologik nah, sekarang kita bahas mediator kimia yang keluar tuh apa aja sih ? Sebenernya banyak tapi molekuler banget, nah kalau secara general sih ada 3 Histamin PG & LT Sitokin

Kita bahas yang histamin dulu yaah temen temen . Histamin itu terjadi biasanya setelah 10 -15 menit , kalau histamin sendiri . sebenernya ada 4 reseptor yang tiap reseptor itu punya sifat yang berbeda beda 4 reseptor itu apa aja sih (H1,H2,H3,H4) H1 H2 H3 Permeabilitas vaskular meningkat, vasodilatasi, kontraksi otot polos Sekresi mukosa gaster, aritmia jantung SSP

Kita bahas sebentar yah tentang hipersensitivitas tipe 1 Hipersensitivitas itu ada 3 fase 1

Bratawidjaja, karnen garna . imunologi dasar FKUI . 2012 . edisi 10

H4

Eosinofil

bradikinin , PAF . Yang menimbulkan reaksi anafilaktik (bronkokonstriksi, vasodilatasi,permeabilitas meningkat, kemotaksis, bronkospasme) Kata dokter nurul juga, pas pasien tuh terjadi reaksi anafilaktik syok itu makannya dikasih adrenalin . Percuma dikasih anti histamin karena hanya untuk sel mast yang sudah keluar . Tapi tidak bisa sel mast yang sudah terlanjur keluar . Apabila hanya anti histamin saja tidak bisa mengobati yang brankospasme reaksi dari PAF yang keluar Makannya kalau kata dokter nurul itu , kalau nanti kita jadi dokter (aamiiin ) tangan kanan itu kita pegang suntikan tangan kiri kita pegang adrenalin giiiituuu

PG LT PG LT itu dulu namanya SRS-A temen temen . mediator ini tuh dihasilkan dari arakidonat atas pengaruh fosfolipase A2 . Efeknya lebih lama daripada histamin tapi lebih menonjol . kalau PGE2 itu berperan dalam bronkokonstriksi ,nah kalau LT itu berperan dalam bronkokonstriksi sama permeabilitas vaskuler Sekarang yang ke -3 Sitokin Sitokin yang dilepas sel mast tuh banyak banget . Ada IL-3, IL-4, IL-5,IL-6,IL 10,IL-13, GM-CSF ,TNF-A Kalau IL- 1 dan TNF-A itu berperan dalam anafilaksis dan peningkatan ekspresi CAM pada sel endotel venul Kalau IL-4 dan IL-13 itu meningkatkan produksi Ige Nah sekarang itu kalau yang dijelasi dokter nurul pas kuliah tuh tentang hipersensitivitas 1 tuh kayak gini temen temen : Penisilin amoxicillin bukan disebut imunogen (syarat dikatakan imunogen apabila a : berat molekulnya besar) tetapi penisilin dan obat obatan yang lain molekulnya kecil . Berikatan dengan protein pembawa (carrier) . Ikatan antara low molecullar dengan alergen akan dikenali lalu akan menempel pada sel mast yang punya reseptor Ige (kalau dari teori berarti yang dimaksud sama dr nurul reseptor FCE-R) pada pertemuan pertama , tatapi pada pertemuan pertama belum menimbulkan alergi . Baru setelah paparan berulang sel mast akan mengeluarkan histamine , sitokin ,SRS-A,

Udah ngantuk ? ayoo cuci muka dulu, tinggal dikit lagi kok ;)

Hipersensitivitas tipe 2

Makannya kalau buat yang cewek itu kalau nikah sama orang bule gak apa apa . Tapi kalau cowok nikah sama orang bule tuh yang diusahain jangan #yaa tapi kalau udah cinta siapa yang mau ngelarang hahaha . Buat yang cowok cowok setuju banget nih jadinya sama ada 1 iklan Elektronik ****** Mottonya tuh : CINTAILAH PRODUK-PRODUK INDONESIA Kalau anemia hemolitik tuh Antibiotika seperti penisilin, sefalosporin dan streptomisin dapat diabsorpsi nonspesifik pada protein membran SDM yang membentuk kompleks serupa molekul hapten pembawa kompleks pembawa itu membentuk antibodi mengikat obat pada SDM dengan bantuan komplemen menimbulkan lisis dengan anemia pogresif

Reaski hipersensitivitas tipe 2 disebut juga reaksi sitotoksi atau sitolitik . terjadi karena terbentuknya ntigen igg dan igm terhadap antigen yang merupakan bagian sel penjamu Ada 3 reaksi hipersensitivitas 2 itu Reaksi tensfusi Penyakit hemolitik bayi baru lahir Anemia hemolitik

Sel darah merah dikenali sendiri ada antigen yang diselubungi antibodi yang nantinya akan melisiskan sel

Karena sekarang kita ngomongin tentang toksik dari farmako, kita lebih bahas ke anemia hemolitik yaah . pokoknya intinya kalau yang reaksi transfusi tentang golongan a tapi ditransfusi golongan b terus nanti ada reaksi dari igM gitu2 deh baca lagi aja yaa ;) . kalau penyakit hemolitik tuh intinya yang tentang RH antara ibu sama janin berbeda #nice to know aja . Kan rata-rata orang indonesia Rhnya (+) kalau orang bulee tuh (-) .

Source

Active agent

Mechanism of action

Tambahan dari dokter nurul : pertusis itu batuk 100 hari

Plants

Amanita phalloides Digitalis lanata Calabar (ordeal) bean Atropine belladonna

a-amanitin digoxin/digitoxin physostigmine

inhibits RNA polymerase Na+/K+ ATPase inhibitor anticholinesterase

atropine

blocks muscarinic AChR

Bacteria

Clostridium botulinum Cholera vibrio Bordetella pertussis

botulinum toxin

inhibits synaptic protein

cholera toxin pertussis toxin

activates Gas proteins inhibits Gai/o proteins

Source Kraits (elapid snakes)

Active agent a-bungarotoxin

Mechanism of action blocks nicotinic AChR

Green mamba menghambat K channel jadi gak repolarisasi akhirnya terus-terusan depolarisasi jadi otomatis ngebuat kejang kejang Puffer fish / ikan fugu (bahasa jepang) kalau di jepang chefnya harus punya sertifikat karena kalau enggak bisa ngebersihin si fugu ini dari toxin berupa tetrodotoxin itu bisa membunuh banyak orang . kanal na kan buat depolarisasi nah, kalau diblok bisa menyebabkan ion na gak bisa masuk menyebabkan kelumpuhan otot nafas, otot jantung Jalur biokimia Sianida : menghambat mitokondria sitokrom c oksidase untuk mencegah respirasi selular (racun pada singkong yang disimpan lama-lama) yang akhirnya menyebabkan tidak timbul pernafasan Karbon monoksida: menggantikan oksigen dari hemoglobin menyebabkan hipoksia . pada orang yang kebakaran rata- rata meninggal bukan karena luka bakar, tapi karenajalur pernafasannya yang bermasalah CO yang lebih terikat kuat (afinitas) dengan hb dibandingkan dengan 02 . Yang bisa menimbulkan pusing , lalu kolaps kardiovaskuler, meninggal

Green mamba snakes Funnel web spider

dendrotoxins

block K channels
2+

w-agatoxin

blocks Ca 2.1 Ca
V

channels Coneshell w-conotoxin


2+

blocks Ca 2.2 Ca
V

channels Tarantula spider SNX-482


2+

blocks Ca 2.3 Ca
V

channels Puffer fish Frog (Dendrobates) skin tetrodotoxin cardiac glycosides


+

blocks Na channels
+ +

Na /K ATPase inhibitor

Organ-Directed Toxicity Organ sangat rentan terhadap kerusakan toksin adalah hati dan ginjal hepatotoksisitas (i) nekrosis hati keracunan parasetamol

(ii) hepatik peradangan (hepatitis) Halotan (obat bius) kovalen dapat mengikat protein hati untuk memicu reaksi autoimun

(iii) kerusakan hati kronis (sirosis) jangka panjang penyalahgunaan etanol menyebabkan toksisitas seluler dan peradangan dan malnutrisi sebagai etanol menjadi sumber makanan

Individual Susceptibility

1.

Genetika dari setipa spesies, variasi strain , variasi antarindividu (namun masih bisa memperkirakan antara mamalia - mekanisme biologis yang sama) Gender (nephrotox bensin pada tikus jantan saja) Umur --- muda (tua juga) Terbelakangnya mekanisme ekskretoris Terbelakangnya enzim biotransformasi Terbelakangnya blood-brain barrier

Sekarang pas banget nih udah bulan Syaban . Kita 30 hari lagi puasaaa ramadhan yeyeyee . Berarti bentar lagi juga liburan hahaha

2. 3.

Mohon maaf banget temen- temen masih banyak banget kurang kurangnya . Terima kasih kepada dokter nurul, temen temen peralatan yang udah nyediain mic . Temen temen rekaman . Pokoknya semua temen temen PSPD 2012 . Sama buat ob juga yang udah bersedia bukain pintu buat kita hehe

Semoga bermanfaat dan selamat belajar : ))) Umur tua perubahan ekskresi dan tingkat metabolisme, lemak tubuh Status gizi kondisi kesehatan Eksposur sebelumnya atau concurrent aditif antagonis (keracunan morfin nanti dikasih nalokson untuk antinya) sinergis SUKSES SUMATIFNYAAAA

ALHAMDULILLLAAAAH

Anda mungkin juga menyukai