Anda di halaman 1dari 17

Pengaruh Bentuk Mata terhadap Kecenderungan Sikap Prososial Guntur Widar Kharisna1 Maria Ulfa Indra M.

2 Harir Aghnia Fikramahda 3

Program Studi Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bentuk mata terhadap kecenderungan sikap prososial. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Brawijaya yang berusia antara 19-24 tahun berjumlah 26. Desain penelitian yang digunakan adalah multiple group design. Intervensi yang diberikan adalah dengan menyajikan tiga gambar mata yang terdiri dari large eyes, narrow eyes, dan oval eyes. Gambar tersebut diberikan satu persatu melalui LCD proyektor kemudian subyek diminta untuk mengisi skala prososial yang telah disediakan untuk mengetahui kecenderungan sikap prososial berdasar apa yang dilihat dan dirasakan oleh subyek pada saat ditampilkan gambar. Selanjutnya dilihat perbedaan pengaruh menggunakan uji Friedman. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat signifikansi perbedaan bentuk mata terhadap kecenderungan sikap prososial dengan nilai p adalah 0,04. Bentuk mata narrow menempati posisi tertinggi untuk bentuk mata yang dinilai paling menghasilkan sikap prososial.

Kata kunci : bentuk mata, prososial, sharing, cooperating, helping, large eyes, narrow eyes, oval eyes.

PENDAHULUAN Mata adalah jendela dunia,

potensial, jodoh atau hanya karena Anda seseorang dengan siapa mereka ingin berinteraksi (Malia dkk, 2002). Penelitian Mcmahon menemukan

seperti yang dikatakan oleh pepatah lama. Dari mata kita bisa melihat jiwa, pikiran, sikap dan perilaku seseorang. Siapa sangka perkataan tersebut tidak hanya sebatas perkataan pepatah,

bahwa kontak mata memiliki pengaruh yang lebih terhadap pembentukan kesan pertama dibanding komunikasi verbal (Alexa, 2011). Kontak mata sendiri bahkan telah ditemukan menjadi

melainkan merupakan sesuatu yang ilmiah yang dapat diamati dan diukur. Beberapa penelitian yang berkaitan dengan mata seperti, eye contact, eye gaze, dan eye movement, menemukan bahwa hal tersebut memang bisa

variabel yang sangat penting dalam mengatur komunikasi antara dua atau lebih individu (Weins, Harper, &

Matazzaro, 1980). Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa lama kontak mata berpengaruh terhadap penilaian (Lance dkk,

diselidiki secara ilmiah dan memiliki signifikansi terhadap beberapa variabel terikat yang hendak diukur seperti penilaian sosial, karakter, sikap,

kepribadian seseorang 1986). penulis Dr The Kerstin

Uvas-Moberg, Factor,

perilaku kooperatif dan lainnya. Hal ini menjadi penting untuk diteliti lebih lanjut agar bisa memprediksi dan

Oksitosin

menjelaskan bahwa kontak mata (eye contact) bisa membantu melepaskan oksitosin ( www.divinecaroline.com). Itu sebabnya menatap ke dalam mata seseorang bisa membuat Anda merasa dekat secara emosional dan merasakan sesuatu yang aneh, tapi tidak untuk alasan yang tepat, seperti simpati, empati, bahkan jatuh cinta. Ketika kita melakukan kontak mata, secara disadari atau tanpa disadari kita memperhatikan atribut fisik yang melekat pada mata, mulai dari pupil, lebar mata, jarak mata, hingga alis.

memahami perilaku manusia dalam dinamika interaksi sosial sehari-hari. Menurut Bandiera, dkk, sikap dan perilaku manusia mungkin

dipengaruhi oleh kehadiran fisik orang lain (Mathias, 2011). Kontak mata atau tatapan mata merupakan salah satu aspek fisik yang perilaku Anda mungkin manusia. mungkin

mempengaruhi Menurut

Langton,

menjadi penerima tatapan orang lain, mungkin karena Anda dianggap

Ketika kita memperhatikan atributatribut tersebut tanpa disadari juga bisa memunculkan rasa emosional. Akan tetapi belum ada penelitian yang

terhadap

kecenderungan

perilaku

prososial seseorang.

TINJAUAN PUSTAKA Mata Mata adalah salah satu alat indera yang dimiliki oleh manusia. Mata berfungsi menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk, memusatkan perhatian pada objek yang dekat dan jauh, serta menghasilkan gambar yang dengan segera dihantarkan ke otak. Dengan begitu, mata dipergunakan pengertian untuk dan

berusaha untuk menjelaskan pengaruh tersebut secara ilmiah. Berangkat dari hal ini peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berusaha menyelidiki pengaruh atribut tersebut. Peneliti atribut

mengerucutkan

penyelidikan

tersebut kepada bentuk mata. Bentuk mata ini peneliti manipulasi menjadi tiga macam bentuk mata, yaitu narrow eyes, oval eyes, dan large eyes. Kategori dalam bentuk mata ini peneliti ambil dari software digital physiognomy yang biasa digunakan untuk mengategorikan atribut pengenalan struktur wajah.

memberikan pemahaman visual. Selain

memberikan

pengertian

dan pemahaman visual dari apa yang dilihatnya, menyampaikan mata juga dapat pesan,

Selanjutnya penulis memiliki asumsi bahwa memperhatikan bentuk mata memiliki pengaruh terhadap

perasaan,

maupun emosi yang dirasakan oleh manusia. Ekman dan Friesen

pembentukan rasa kasihan yang pada akhirnya menyebabkan seseorang

mengungkapkan bahwa emosi dasar (senang, sedih, marah, takut, terkejut, dan muak) dapat diobservasi melalui mata (Baron-Cohen, Wheelwright & Jolliffe, 1997). Nummenmaa (1964) menyatakan bahwa emosi yang

cenderung bersikap prososial. Prososial sendiri didefisinikan sebagai tindakan sukarela yang dimaksudkan untuk

membantu atau memberi keuntungan pada individu atau sekelompok individu (Eisenberg, 1989). Berangkat dari hal tersebut maka peneliti ingin mengetahui perbedaan memperhatikan bentuk mata

kompleks hanya dapat dibaca atau diketahui melalui mata, hal inilah yang membuat mata menjadi pusat perhatian dalam pengenalan emosi.

Tatapan mata juga memainkan peran penting dalam komunikasi nonverbal. Studi sebelumnya

bentuk yang beraneka tersebut, digital physionogmi mengategorikan bentuk

mata menjadi sepuluh, yaitu narrow eyes, large eyes, oval eyes, narrow eyes, almond-shaped eyes, heavy lids eyes, round narrow eyes, triangular, very narrow.

mengungkapkan bahwa keadaan mental (hasrat, kesukaan, tujuan) juga dapat dideteksi melalui arah tatapan mata (Baron-Cohen, Campbell, KarmiloffSmith, Grant & Walker, 1995; BaronCohen, Wheelwright & Jolliffe, 1997). Pada beberapa keadaan, tatapan mata dapat diinterpretasikan sebagai tanda suatu kemarahan atau kekerasan

Prososial Prososial adalah segala tindakan apa pun yang menguntungkan orang lain tanpa harus menyediakan

(Argyle & Cook, 1976; Macrae, Hood, Milne, Rowe & Mason, 2002). Tatapan mata juga dapat diintepretasikan sebagai bentuk keramahan, ketertarikan

keuntungan langsung pada orang yang melakukan bahkan tindakan tersebut dan suatu

mungkin

melibatkan

resiko bagi orang yang menolong. (Baron & Byrne, 2003). Perilaku

romantis, ataupun ketertarikan secara umum (Argyle & Cook, 1976;

prososial didefisinikan sebagai tindakan sukarela yang dimaksudkan untuk

Kellerman, Lewis, & Laird, 1989; Kleinke, 1986; Macrae, Hood, Milne, Rowe & Mason, 2002). Karena emosi dapat disampaikan melalui mata, maka Baron-Cohen mengusulkan eksistensi language of the eye. Berdasarkan studi yang telah dilakukan oleh BaronCohen dkk, didapatkan bahwa gambar mata dapat memberikan informasi, yang sama banyak dengan gambar wajah, tentang emosi. Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia memiliki keanekaragaman

membantu atau memberi keuntungan pada individu atau sekelompok individu (Eisenberg, 1989). Perilaku prososial meliputi membantu, memberi,

menyayangi dan tindakan sosial tanpa menguntungkan diri sendiri. (Tedeschi, 1985). Sedangkan sikap prososial

didefinisikan sebagai kecenderungan yang paling mendekati individu perilaku akan

prososial,

apakah

bereaksi secara positif ataupun negatif inilah yang dinamakan dengan sikap. Selanjutnya dikatakan bahwa terdapat

dalam bentuk mata. Dari berbagai

beberapa faktor yang memengaruhi individu dalam perilaku prososial,

memberi, saling menolong dan menenangkan. c. Helping (menolong), yaitu

diantaranya

adalah

karakteristik

penolong, karakteristik penerima, dan karakteristik situasi (Eisenberg, 1989). Hal tersebut akan berlaku demikian dalam memengaruhi sikap prososial. Perilaku prososial diketahui juga dipengaruhi oleh kematangan

kesediaan ntuk menolong orang lain yang sedang dalam kesusahan. Menolong orang meliputi membantu tahu,

lain,

memberi

menawarkan bantuan kepada orang lain, atau melakukan sesuatu yang menunjang berlangsngnya kegiatan orang lain. d. Donating menyumbang), (memberi yaitu atau kesediaan

emosional, semakin matang emosional individu maka semakin tinggi

kecenderungan perilaku prososialnya (Eisenberg, 2002). Adapun kematangan emosional pada umur 15-18 tahun ditemukan belum stabil, dan pada umur 19-24 tahun sudah stabil, dan meningkat pada usia 25-26 tahun (Eisenberg, 2002). Aspek-aspek perilaku prososial menurut Mussen meliputi : a. Sharing (berbagi), yaitu kesediaan berbagi rasa dengan orang lain dalam suasana suka maupun duka. Berbagi dilakukan apabila penerima menunjukkan kesukaan sebelum ada tindakan melalui dukungan verbal dan fisik. b. Cooperating (kerja sama), yaitu kesediaan untuk bekerjasama

berderma, memberi secara suka rela sebagian barang miliknya untuk yang membutuhkan. e. Honesty (kejujuran), yaitu kesediaan untuk tidak berbuat curang terhadap orang lain. (Mussen, 1980).

PERUMUSAN HIPOTESIS Berdasarkan penjelasan diatas, maka hipotesis pada penelitian ini, yaitu: H1 : Ada pengaruh memperhatikan bentuk mata terhadap kecenderungan sikap prososial. H0 : Tidak ada pengaruh

dengan orang lain demi tercapainya suatu tujuan. Kerja sama biasanya saling menguntungkan, saling

memperhatikan bentuk mata terhadap kecenderungan sikap prososial.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Pada menggunakan eksperimen. penelitian metode Metode ini, peneliti penelitian penelitian

perlakuan dan pengaruhnya terhadap variabel terikat yang hendak diukur. Adapun peneliti memberikan tiga

bentuk perlakuan, yaitu X1 bentuk mata narrow, X2 bentuk mata oval, X3 bentuk mata large. Selanjutnya peneliti

eksperimen digunakan untuk meneliti populasi atau sampel menggunakan prosedur manipulasi tertentu,

menggunakan within subject dalam prosedur eksperimen agar dapat

pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian,

mengamati perbedaan pengaruh secara langsung.

analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. desain : X1 X2 X3 O1 O2 O3

Instrumen atau tools yang digunakan pada penelitian ini adalah gambar bentuk mata sebanyak tiga gambar, dimana gambar tersebut masing-masing ditampilkan proyektor, menggunakan serta subyek LCD diberikan

Fokus Penelitian Penelitian ini berfokus untuk melihat kecenderungan sikap prososial individu berdasarkan bentuk mata yang dilihat. Peneliti menggunakan tiga dari lima aspek perilaku prososial untuk mengukur kecenderungan sikap

sebuah skala sikap prososial guna mengidentifikasi kecenderungan sikap prososial berdasarkan bentuk mata yang dilihat subyek. Skala tersebut berisi tentang apa yang dirasakan subyek saat melihat dan memperhatikan bentuk gambar tersebut.

prososial. Tiga aspek tersebut, yaitu sharing, cooperating dan helping.

Honesty (kejujuran) tidak disertakan karena masalah kejujuran sulit untuk

Desain penelitian Rancangan desain eksperimen yang digunakan adalah adalah multiple group design. Hal ini dikarenakan peneliti hendak mengetahui beberapa

diungkap melalui item-item tertulis, sedangkan donating tidak dimasukan karena definisi helping yang digunakan pada penelitian ini sudah mengukur donating.

. Instrumen penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua instrumen, yaitu

karena masalah kejujuran sulit untuk diungkap melalui item-item tertulis, sedangkan donating tidak dimasukan karena definisi helping yang digunakan pada penelitian ini sudah mengukur donating. Skala ini terdiri dari lima belas item yang telah melewati uji validitas dengan reliabilitas crobach alpha, yaitu 0,835. dalam Skala penelitian yang ini

gambar mata dan skala sikap prososial. Gambar mata dimanipulasi menjadi tiga gambar mata, yaitu mata narrow, oval, dan large. Tiga gambar mata ini didasarkan dari sepuluh bentuk mata yang ada pada digital physiognogmi. Penggunaan tiga gambar mata dari sepuluh gambar mata yang tersedia ini didasarkan pada kecenderungan bentuk mata yang ada disekitar lingkungan peneliti. Pemilihan gambar mata sendiri dilakukan random terhadap sepuluh bentuk mata untuk masing-masing

digunakan

berbentuk aitem (pernyataan) favorable dan unfavorable dengan alternatif

pilihan jawaban menjadi lima yaitu STS (Sangat Tidak Setuju), TS (Tidak

Setuju), N (Netral), S (Setuju), dan SS (Sangat Setuju).

kategori mata (narrow, oval, dan large). Dalam pembuatan instrumen ini peneliti mengontrol ekspresi dan arah tatapan pemilik mata. Intrumen berikutnya adalah

SUBYEK DAN PROSEDUR Subyek Subyek mahasiswa penelitian adalah Brawijaya.

Universitas

Teknik pemilihan subyek menggunakan purposive sampling dimana subyek penelitian harus memenuhi beberapa kualifikasi yang dipersyaratkan,

skala prososial. Item dalam skala ini berisi mengenai kecenderungan sikap prososial berdasarkan bentuk mata yang dilihat subyek. Dalam pembuatan skala, peneliti menggunakan tiga aspek perilaku dari lima untuk sikap

diantaranya : mahasiswa Universitas Brawijaya yang belum pernah menjadi partisipan eksperimen psikologi, berusia antara 19-24 tahun, beretnis jawa dan bukan merupakan mahasiswa psikologi. Hal ini didasarkan pada beberapa pertimbangan, pertama, untuk

prososial

mengukur

kecenderungan

prososial. Tiga aspek tersebut, yaitu sharing, cooperating dan helping.

Honesty (kejujuran) tidak disertakan

menghindari bias eksperimen maka perlu jurusan menggunakan psikologi. subyek Kedua diluar peneliti

untuk yang

memasuki ruang eksperimen bertempat di laboratorium

psikologi. Total subyek awal yaitu sebanyak 26 orang Eksperimen dilaksanakan secara klasikal di Gedung FISIP B lantai 2 ruang B.2.2. Subyek diminta masuk keruang dan diinstruksikan untuk duduk dengan tenang, kemudian tim

mengontrol

variabel

kematangan

emosional yang merupakan faktor yang berpengaruh pada perilaku prososial yang diyakini juga berpengaruh pada sikap prososial. Usia 19-24 tahun merupakan usia yang telah memiliki kematangan emosional yang stabil. Ketiga, peneliti mengontrol variabel suku yang diyakini perbedaan suku dapat memengaruhi hasil ekseperimen.

eksperimenter eksperimen

memberikan yang akan

instruksi dijalankan.

Selanjutnya partisipan ditampilkan slide yang berisi gambar sepasang mata yang diberikan secara berurutan dengan

Prosedur Prosedur eksperimen dilakukan mulai dari tahap pencarian subyek, yaitu mencari mahasiswa Universitas

jumlah gambar pasangan mata adalah tiga. Sesudah tiap gambar pertama muncul, subyek langsung diminta untuk mengisi skala prososial agar

Brawijaya yang bersedia untuk menjadi partisipan eksperimen secara suka rela, sehinggga terkumpul 26 orang. Hal ini dilakukan secara sengaja dengan

memberikan tanggapan sesuai dengan apa yang dilihat dan dirasakan setelah menyaksikan stimulus tersebut,

kemudian berulang hingga gambar yang ke tiga.

mempertimbangkan faktor situasional dan efisiensi. 3-4 Tiap anggota tim

membawa

subyek

sehinggga

IDENTIFIKASI VARIABEL Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah bentuk mata. Bentuk mata ini dimanipulasi dengan menggunakan tiga macam bentuk mata yang terdiri dari bentuk mata narrow, large, dan oval

terkumpul menjadi 26 orang. Peneliti menghubungi masing-masing subyek yang sesuai dengan kualifikasi untuk menginformasikan jadwal pelaksanaan dan permintaan konfirmasi kesediaan hadir subyek pada jadwal yang telah ditentukan. Subyek penelitian diminta

didasarkan

pada

program

digital

Honesty (kejujuran) tidak disertakan karena masalah kejujuran sulit untuk diungkap melalui item-item tertulis, sedangkan donating tidak dimasukan karena definisi helping yang digunakan pada penelitian ini sudah mengukur donating.

physiognomy versi 1.782. Narrow

Oval Bentuk Mata (VARIAB Large EL X) HASIL Berdasarkan menggunakan didapatkan uji rata-rata Kecenderung an Perilaku Prososial (VARIABEL Y) analisis Friedman data maka

kecenderungan

sikap prososial berdasar bentuk mata Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kecenderungan yang diukur sikap dengan
Oval Large N Narrow 26 26 26 Mean 52.92 44.73 45.04 Std. Deviation Minimum Maximum 8.134 7.857 8.278 30 28 25 64 54 58

sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Analisis deskriptif

prososial

menggunakan skala sikap prososial yang terdiri dari lima belas item. Skala ini digunakan untuk membedakan prososial

kecenderungan

perilaku

berdasarkan bentuk mata yang dilihat subyek. Peneliti menggunakan tiga aspek dari lima aspek perilaku sosial untuk mengukur kecenderungan perilaku

Berdasarkan diketahui bahwa

tabel

di

atas rerata

perbedaan

kecenderungan sikap prososial yang melihat bentuk mata narrow ( = 52,92), bentuk mata oval ( = 44,73), dan bentuk mata large ( = 45,04). Hasil ini mengindikasikan adanya

prososial. Tiga aspek tersebut, yaitu sharing, cooperating dan helping.

selisih mean antar bentuk mata yang ditampilkan dan kecenderungan sikap prososial. Bentuk mata narrow sikap

Berdasarkan diketahui bahwa

tabel Chi-Square

diatas tabel

dengan alpha 0,05 df = 2 = 5,99. Setelah dilakukan uji Friedman didapat bahwa nilai chi-square hitung lebih besar daripada chi-square tabel yaitu 11,069 >

memiliki rerata kecenderungan

prososial yang paling tinggi ( = 52,92).


Tabel 2. Prososial ranks Mean Rank Narrow Oval Large 2.48 1.58 1.94

5,99

sehingga

H1

diterima,

yaitu

terdapat

pengaruh

memperhatikan

bentuk mata terhadap kecenderungan sikap prososial. Terlihat juga pada kolom Asymp.sig (2 tailed) untuk diuji 2 sisi menunjukkan hasil 0.04. disini menunjukkan bahwa probabilitas

Berdasarkan

tabel

rata-rata

dibawah 0,05, maka H1 diterima. Berdasarkan dua uji coba tadi maka dapat ditarik kesimpulan bahwa H1 diterima.

didapat bahwa ranks prososial tertinggi ada pada bentuk mata narrow yaitu dengan nilai 2,48 dan posisi kedua adalah mata large yaitu 1,94 dan posisi ketiga adalah mata oval yaitu 1,58. Dalam hasil yang didapat dapat

DISKUSI DAN KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan antara

disimpulkan bahwa mata berbentuk narrow lebih cenderung mempengaruhi tingkat prososial individu.
Tabel 3. Rangkuman Uji Friedman

memperhatikan tiga macam bentuk mata terhadap kecenderungan sikap prososial dengan tingkat signifikansi 0,004. Dari hasil skala menunjukkan bahwa bentuk mata narrow mempunyai

N Chi-Square Df Asymp. Sig.

26 11.069 2 .004

kecenderungan paling

tinggi

untuk

mendapatkan sikap prososial. Rerata sikap prososial yang ditunjukkan oleh bentuk mata narrow 2,48 mata oval 1,58 dan mata large 1,94. Artinya rerata sikap prososial lebih tinggi ke bentuk

mata narrow dari pada dua bentuk mata lainnya. Namun rerata bentuk mata large dan narrow walau menunjukkan ada perbedaan namun tidak terlalu besar selisihnya.
3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 Narrow Oval Large

Bentuk mata oval menampilkan mata dengan kualitas karakteristik mata lebar sedang, cenderung melengkung keatas, dan mata terbuka sedang.

Berbeda dengan mata narrow, pola kecenderungan partisipan untuk menilai adalah paling rendah dibanding dengan bentuk mata yang lain. Berdasarkan hasil wawancara terhadap 26 subyek diketahui bahwa orang yang memiliki bentuk mata oval diyakini memiliki sifat yang keras, ambisius, emosional, sulit diajak komunikasi, angkuh, tidak mudah dipercaya, sedikit simpati dan mereka merasa kurang nyaman ketika

Tabel 4. Ranks sikap prososial

bertatapan mata. Sehingga sikap yang dihasilkan adalah subyek cenderung narrow

Bentuk

mata

untuk tidak bersedia membantu dengan rincian 19 tidak akan membantu, lima membantu dan dua biasa saja

menampilkan mata dengan kualitas karakteristik mata lebar kesamping, cenderung melengkung kebawah, dan sipit. Berdasarkan wawancara terhadap 26 subyek diketahui bahwa pada bentuk mata ini subyek cenderung kasihan karena dinilai matanya berbentuk sayu, menimbulkan perasaan senang dan

tergantung situasi. Sesuai dengan hasil analisis spss, pada bentuk mata ini memiliki ranks yang paling rendah, yaitu 1,58. Bentuk mata large yang

menampilkan mata dengan kualitas karakteristik mata lebar besar, lebar keatas, dan mata terbuka besar. Pada bentuk mata ini perilaku prososial yang dihasilkan adalah sedang, yaitu 1,94. Berdasarkan hasil wawancara terhadap 26 subyek diketahui bahwa pada bentuk

nyaman saat melihat, sehingga sikap yang dihasilkan subyek cenderng

bersedia untuk memberi bantuan. Sesuai dengan hasil analisis pada bentuk mata ini menghasilkan sikap prososial yang tinggi, yaitu dengan ranks 2,48.

mata

ini

subyek merasa

menilai tidak

sedikit nyaman.

menatap bentuk mata ini, namun tidak senyaman melihat bentuk mata narrow. Selanjutnya sebagian subyek merasa perlu untuk membantuk pemilik bentu mata large ini.

menakutkan

Namun demikian subyek merasa perlu memberikan bantuan terhadap pemilik bentuk mata ini.

Simpulan Memperhatikan tiga macam

Saran Penelitian ini masih bersifat preliminary research sehingga

bentuk mata (narrow, oval, dan large eyes) ternyata memiliki perbedaan yang signifikan dalam hal kecenderungan sikap prososial yang diberikan.

berdasarkan hasil penelitian ini perlu dilakukan pengembangan penelitian

lebih lanjut terutama terkait dengan jumlah subyek, perlakuan dan alat ukur yang dapat menggambarkan

Berdasarkan analisa kuantitatif tampak bahwa orang lebih bersikap prososial tinggi pada bentuk mata narrow, dan paling rendah pada mata oval. Sesuai dengan hasil analisis kuantitatif, analisis kualitatif dengan menggunakan

kecenderungan sikap prososial. Pada bentuk mata peneliti hanya mengujikan tiga jenis bentuk mata dari sepuluh jenis mata yang ada, sehingga analisis yang didapat sangat sempit sekali dan tidak bisa digunakan untuk menggeneralisir terdapat bahwa memang

wawancara subyek menunjukkan hasil yang sama. Diketahui bahwa mata narrow cenderung untuk dinilai kasihan dan subyek merasa nyaman untuk menatap bentuk mata ini. Pada bentuk mata oval subyek menilai bentuk mata ini cenderung negatif seperti memiliki sifat keras, emosional, dan ambisius sehingga mereka cenderung bersikap prososial rendah pada bentuk mata ini. Pada mata large sebagian subyek menilai bentuk mata ini sebagai bentuk mata yang sedikit menakutkan, sebagian lainnya menyatakan nyaman untuk

pengaruh

memperhatikan

bentuk mata terhadap kecenderungan sikap prososial. Selain itu peneliti tidak mengontrol besar pupil, jarak mata, dan jenis alis. Padahal komponen fisik tersebut bisa berbeda untuk bentuk mata yang sama. Selanjutnya peneliti juga

tidak mengontrol faktor-faktor yang mempengaruhi sikap prososial berupa karakteristik situasi, karakteristik

penolong, dan karakteristik penerima.

Padahal

dalam

beberapa

penelitian

Childern. New York : Cambridge University Press. Extrom, Mathias. 2011. Do Watching Eyes Affect Charitable Giving? Evidence Experiment. Friedman, Howard S, Schustack, from a Field

sebelumnya diketahui bahwa faktorfaktor tersebut dapat berpengaruh

terhadap kecenderungan sikap prososial seseorang. Peneliti berharap pada

penelitian selanjutnya faktor tersebut lebih diperhatikan.

DAFTAR PUSTAKA

Miriam W. 2006. kepribadian (Teori Klasik Dan Riset Penerbit

Azwar,S. 2007. Metode Penelitian. Yogyakarta Offset Gusti, Baron, R.A. & Byrne, D. 2003. Psikologi Sosial : Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga. Cohen, S.B., Sally, W., Therese, J. 1997. Is There a language of the Eyes? Evidence from Normal Adults, and Adults with Autism or Asperger Syndrome. Journal of Visual Cognition. Vol. 3. No. 4: Hal 311-331. Eisenberg, N., dkk. 2002. Prosocial Development in Early Adulthood: A Longitudinal Study. Journal of Personality and Social : Pustaka Pelajar

Modern). Erlangga.

Jakarta.

Y.A. & Margaretha M. S. P. Prososial Ditinjau Dari Empati Dan Kematangan Emosi. Jurnal Psikologi Universitas Muria

kudus. Vol. I. No 1. 2010

Macrae, C.N., Bruce M.H., Alan B.M., Angelia C.R & Malia.F.M. 2002. Are You Looking at Me? Eye Gaze and Person Perception.

Psychologycal Science. Vol.13. No. 5. Mussen, P.H. 1989. Perkembangan Kepribadian Anak. Alih Bahasa: F.X. Budiyanto. Jakarta : Archan. Santilano, Vicki. Do Eyes Contact

Psychology. Vol. 82. No.93-1006 Eisenberg,N. & Mussen, P.H. 1989. The Roots of Prosocial Behavior ini Affect Our Brain? 2011.

(www.divinecaroline.com).

Sitanggang, Henry. Kamus Psikologi. 1994. Bandung : CV. ARMICO.

Spica, Bima. 2008. Skripsi : Perilaku Prososial Mahasiswa Ditinjau Dari Empati dan Dukungan Sosial Teman Sebaya.

Semarang: Perpustakaan Unika. Tanaka, James W. 1993. Part and Wholes in Face Recognition. The Quartely Journal of Experimental Psychology. Vol. 2. No. 46 A: Hal 225-245

Blue print skala sikap prososial Aspek Sharing Helping Cooperating Jumlah 4 4 4 16 Sikap Prososial Favourable 4 4 4 16 Unfavourable 8 8 8 24 Jumlah

Sebaran item skala sikap prososial Aspek Sharing Helping Cooperating Jumlah Nb: merah item valid Sikap prososial Favourable 1, 7, 13, 19 2, 8, 14, 20 3, 9, 15, 21 16 Unfavourable 4, 10, 16, 22 5, 11, 17, 23 6, 12, 18, 24 16 8 8 8 24 Jumlah

SKALA PROSOSIAL

Dalam rangkaian pertanyaan ini, kami meminta Saudara untuk melihat gambar yang akan kami tampilkan secara seksama. Gambar ini adalah sepasang mata milik seseorang yang tidak Saudara kenal sebelumnya. Bayangkan jika orang pada gambar tersebut meminta bantuan kepada Saudara, respon apa yang akan Saudara berikan. Kami mohon agar Saudara memilih salah satu jawaban yang paling mencerminkan sikap Saudara di antara 5 pilihan jawaban yang tersedia. Keterangan untuk masing-masing pilihan jawaban diuraikan sebagai berikut: STS TS N S SS : SANGAT TIDAK SETUJU : TIDAK SETUJU : NETRAL : SETUJU : SANGAT SETUJU

Terima kasih atas kesediaan Saudara menjawab setiap pertanyaan.

No 1 2 3 7 8 12 13 14 15 16 17

19 20 22 23

Pernyataan Saya merasa perlu mendengar semua keluh kesahnya. Saya merasa simpati dan merasa perlu untuk membantunya. Saya dengan senang hati menerima ajakan darinya untuk mengerjakan sesuatu bersama. Saya bersedia duduk bersama dan berbagi cerita. Saya bersedia menyumbang uang apabila dia membutuhkan. Saya merasa tidak nyaman berada didekatnya. Saya bersedia meluangkan waktu untuk mendengar berbagai keluh kesahnya. Saya siap memberi bantuan apa saja agar dia keluar dari permasalahannya. Akan menyenangkan apabila saya bekerja sama dengan dia. Saya merasa tidak perlu mendengar keluh kesahnya. Saya enggan meminjamkan sesuatu yang dia butuhkan karena hal itu akan merepotkan saya. Apabila dia sedang ada masalah, saya tidak enggan untuk menawarkan bantuan. Saya akan meminjamkan sesuatu yang dia butuhkan dengan senang hati. Saya merasa tidak perlu untuk menawarkan bantuan. Saya tidak harus membantu karena itu adalah masalahnya sendiri.

STS

TS

SS

Anda mungkin juga menyukai