Askep Krisis (Suarjaya)
Askep Krisis (Suarjaya)
respon kopingnya tidak adekuat untukmempertahankan keseimbangan psikologis (Isaac, 2005) Gangguan internal yang diakibatkan oleh suatu keadaan yg dpt menimbulkan stres, dan dirasakan sbg ancaman bagi individu (Farida & Yudi, 2010). Krisis terjadi jika sesorang mengalami hambatan dalam mencapai tujuan hidup yang penting dan tidak dpt diatasi dengan penggunaan metode pemecahan masalah (koping) yg biasa digunakan.
Fase I : Ansietas meningkat shg muncul stimulus individu ut menggunakan koping yg biasa dipakai Fase II : Ansietas lebih meningkat karena koping digunakan gagal Fase III : Individu berusaha mencari koping yg baru, memerlukan bantuan orang lain Fase IV : terjadi ansietas berat/panik yg menunjukan adanya disorganisasi psikologis
Kehilangan : kehilangan orang yg penting, perceraian, pekerjaan 2. Transisi : pindah rumah, lulus sekolah, perkawinan, melahirkan. 3. Tantangan : promosi, perubahan karier
1.
mempertahankan kesimbangan Kemampuan mengenal kenyataan yg diahadapi, memecahkan masalah Kemampuan untuk mengatasi masalah, pempertahankan keseimbangan sosial
1.
Krisis maturasi Terjadi dalam satu periode transisi masa perkembangan yang dapat menganggu psikologis seperti : masa pubertas, perkawinan, menjadi orang tua, menopause, usia lanjut
2. Krisis situasi Terjadi apabila keseimbangan psikologis terganggu akibat dari suatu kejadian yg spesifik/tiba2/tdk terduga . seperti : kehilangan pekerjaan, kehamilan yg tdk diinginkan kehilangan orang yg dicintai.
3. Krisis malapetaka/krisis sosial/krisis adventisius disebabkan oleh suatu kejadian yg tdk diharapkan serta menyebabkan kehilangan ganda dan sejumlah perubahan di lingkungan. seperti : gunung meletus, kebakaran dan banjir. (tdk dialami ol semua orang)
Gejala fisik:
Keluhan somatik (sakit kepala, gejala
gastrointestinal, rasa sakit) Gangguan napsu mkn (peningkatan / penurunan berat badan/BB yg signifikan) Gangguan tidur (insomnia, mimpi buruk) Gelisah sering menangis.
Gejala kognitif :
Konfusi, sulit konsentrasi Pikiran yg kejar-mengejar Ketidakmampuan mengambil keputusan
Gejala prilaku :
Disorganisasi Inpulsif, ledakan kemarahan
Gejala emosional :
Ansietas, marah, merasa bersalah
Sedih, depresi Paranoid, curiga Putus asa, tidak berdaya
Krisis terjadi pada semua indiv pada satu saat atau saat yg lain Krisis tdk selalu bersifat patologis, dpt menjadi stimulus pertumbuhan dan pembelajaran Krisis sangat terbatas dalam hal waktu dan biasanya teratasi dg satu atau lain cara dalam periode yg singkat (4-6mg)
kembali pulih atau ditingkatkan memalui pembelajaran baru Penyelesaian krisis dinyatakan gagal bl fungsi tidak kembali pulih ke tk sblm krisis, indiv mengalami penurunan tk fungisonal
Persepsi indiv thd mslh yg dihadapi dpt menentukan krisis, setiap indiv memiliki respon yg unik thd mslh yg dihadapi Paktor penyeimbang yaitu hal penting dlm memprediksi hasil dr respon indiv thd krisis, spt:
realistis bukan terdistorsi Dukungan situasional (klg, teman) Mekanisme koping yg mengurangi ansietas
Periode
prakrisis : indiv memiliki keseimbangan emosional Peride krisis : indiv memiliki pengalaman subyektif berupa kekecewaan, gagal melakukan mekanisme koping yang biasa, dan mengalami berbagai gejala Periode pascakrisis : resolusi krisis
Prinsip :
Bertujuan mengembalikan indiv ke tk fungsi
sblm krisis Memperkuat & mendukung aspek2 kesehatan Menggunakan pendekatan pemecahan masalah :
Mengkaji persepsi indiv thd mslh, kelebihan kekurangan sistem pendukung Merencanakan tujuan prioritas Memberikan penanganan langsung. Mengevaluasi tujuan
Pengkajian
1.
Peristiwa pencetus:
Kehilangan orang yg dicintai baik karena kematian maupun perpisahan. kehilangan biopsikososial :
kehilangan salah satu bagian tubuh karena operasi, sakit. kehilangan pekerjaan, kehilangan peran sosial, Kehilangan kemampuan melihat dll
kehilangan milik pribadi : kehilangan harta benda, kehilangan kewarganegaraan, dan rumah kena gusur. Ancaman ancaman lain thd pemenuhan kebutuhan
kejadian tsb. Apa arti makna kejadian thd indiv Pengaruh kejadian thd masa depan Apakah indiv memandang kejadian tsb scr realistis Dengan siapa tinggal, tinggal sendiri, dg klg atau dg teman Apakah memilki teman tempat mengeluh dan bisa menceritakan mslh yg dihadapi bersama klg Perasaan diasingkan ol lingkungan dan gjl somatik.
Mengungkapkan kesulitan dg stress kehidupan Perasaan tdk berdaya, kebingungan, dan putus asa. Perasaan diasingkan oleh lingkungan Mengungkapkan ketidakmampuan mengatasi mslh
atau meminta bantuan Mengungkapkan ketidakpastian terhadap pilihan@. Mengungkapkan kurangnya dukungan dr orang yg berarti Ketidakmampuan memenuhi peran yg diharapkan Perasaan kawatir dan ansietas Perubahan dlm partisipasi sosial Tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar Tampak pasif Ekspresi wajah tegang Perhatian menurun
Koping individu yang tidak epektif b.d perpisahan dg org yg dicintai yg dimanifestasikan dg menangis, perasaan tidak berharga dan bersalah Perubahan proses interaksi keluarga b.d. anggota klg yg dirawat di RS, ditandai dg perasaan kawatir, takut dan bersalah Gangguan komunikasi b.d. perasaan marah thd situasi Resiko prilaku kekerasan b.d. fungsi kontrol otak yg terganggu akibat ggn neurologik otak
Tujuan:
Membantu klien agar dpt berfungsi lagi
seperti sebelum mengalami krisis. Meningkatkan fungsi pasien Mencegah terjadinya dampak serius misalnya bunuh diri
Manipulasi lingkungan :
Mengubah secara langsung lingkungan fisik
individu, atau situasi interpersonalnya, untuk memisahkan individu dg stressor yg menyebabkan krisis
berada di sampingnya dan siap membantu. Sikap perawat yg hangat, menerima, empati, serta penuh perhatian merupakan dukungan bagi pasien
tinggi Dengan metode spesifik intuk indiv. Yg menghadapi krisis dg resiko bunuh diri/membunuh orang lain
masalah specifik pd pasien tt. Epektif untuk semua tipe krisis dan ombinasi krisis atau ada bunuh diri/membunuh orang lain
Dapatkah indiv menjalani fungsinya kembali sebelum krisis tjd? Apakah sdh ditemukan kebutuhan utama sbg faktor pencetus Apakah prilaku maladaptif telah berkurang Mekanisme koping adaptif berfungsi kembali Mempunyai sitem pendukung
Farida & Yudi , (2010). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Cetakan I. Salemba Medika: Jakarta. Isaac, (2005). Panduan Belajar Keperawatan Kesehatan Jiwa & Psikiatrik. Ed 3. EGC: Jakarta.
Terima kasih