Anda di halaman 1dari 23

P DRUGS DIARE

Disusun guna melengkapi tugas Kepaniteraan Senior Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Disusun Oleh: 1. Maria Elvira S 2. Maria Septiani N P N 3. Mariyah Qibtiyyah 4. Maulida Amalia R 5. Misbah Hari Cahyadi 6. Mutiara Medina 7. N. Andree S 8. Nadia Chaerunisa 9. Nia Astarina S 10. Nila Maharani 22010111200097 22010111200098 22010111200099 22010111200100 22010111200101 22010111200102 22010111200103 22010111200104 22010111200105 22010111200106

BAGIAN FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013

IDENTITAS PASIEN Nama Usia : Tn. Tom Ellis : 50 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki Pekerjaan : Asisten manajer bagian keuangan

DATA DASAR I. ANAMNESIS Keluhan utama: mencret dan tidak bisa makan karena perut terasa tidak enak.

RPS: Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang berobat ke klinik Spesialis penyakit dalam dengan keluhan mual, muntah, perut terasa kram, dan mencret. Dua hari yang lalu pasien dalam keadaan baik, muntah mulai terjadi setelah 4 jam memakan ayam dengan kuah asam dan keju di restoran Meksiko, pasien mengkonsumsi 2 tablet pepto-bismol pada saat itu, tetapi mual tetap dirasakan, kemudian muntah beberapa kali dan mereda. Sore hari, pasien tetap merasa perut tidak enak lalu mengkonsumsi pepcid AC 2 tablet untuk membuat perut terasa nyaman. Pasien merasa linu dan demam 38,2oC, mual dan muntah masih dirasakan dan demam subfebril. Pasien tidak data memakan makanan padat dan beberapa cairan. Sejak kemarin, pasien mencret 6-8 kali/hari, mencret tidak berdarah, lalu temannya membawa ke klinik karena pasien menjadi lemah dan pusing saat mencoba untuk berdiri. Pasien menyangkal menggunakan antibiotic, laxantia, atau penggunaan cafein.

RPD: Hipertensi sejak 6 tahun yang lalu. Hiperlipidemia sejak 3 tahun yang lalu.

RPK: Tidak ada keluarga yang sakit seperti pasien.

RSE: Riwayat merokok 5 pak sehari, berhenti 10 tahun yang lalu. Riwayat minum minuman beralkohol tidak lebih dari 1 gelas / minggu. Riwayat minum cafein 2 gelas/ hari. Pasien bekerja sebagai asisten manajer bagian keuangan di tempat pelayanan kesehatan.

RESUME Anamnesis Kepala berputar ketika berdiri Nyeri tenggorokan, nyeri telinga, keluar cairan di hidung disangkal Batuk dan hidung tersumbat disangkal Mual Mencret dan nyeri perut Volume urin berkurang, tidak sakit saat berkemih Linu seluruh badan (+) Jantung berdebar (+)

Riwayat pengobatan HCT 25 mg/hari, 1x/hari, p.o, selama 6 tahun Lipitor 10mg, p.o, sebelum tidur, selama 3 tahun Co-Q 10 (Coenzym Q 10) 100 mg BID (for HTN) x 2 minggu

Riwayat alergi Bactrim DS gatal, kemerahan pada kaki 10 tahun yang lalu Serbuk bunga bersin-bersin, mata kemerahan

II. PEMERIKSAAN FISIK Status generalis Keadaan umum Tanda Vital : tampak lemah, tampak sakit berat :-Posisi berbaring: TD N : 135/92 mmHg : 80 x/ menit

-Posisi berdiri: TD N RR t TB BB Kulit : 110/70 mmHg : 100x/ menit

: 16 x/menit : 38,0o C (aksiler) : 59 : 75 Kg

: kulit warna putih, hangat, turgor normal

HEENT (head, ear, eye, nose, throat): Mukosa kering, pupil isokor 3mm, bentuk bulat, reflek cahaya +/+, faring hiperemis Leher Thorak Cor: Inspeksi Palpasi : ictus cordis tidak tampak : ictus cordis teraba di SIC V midclavicula sinistra Perkusi Auskultasi Pulmo: Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi : pernapasan simetris saat statis dan dinamis : stem fremitus kanan = kiri : sonor seluruh lapangan paru : SD vesikule +/+r, ST -/: konfigurasi jatung dalam batas normal : BJ I II normal, bising (-), gallop (-), murmur (-) 2 cm medial linea : massa (-), pembesaran nnll (-), thyromegali (-) :

Abdomen Inspeksi Auskultasi Perkusi Palpasi

: : cembung (-) : bising usus (+) N : tympani : supel, H/L tak teraba, nyeri tekan lepas (-)

Genital eksterna/anus: I RT Ekstremitas: Kekuatan No CCE Neurologi : reflek normal Sensorik normal Motorik normal : normal : darah (-), faeses darah rectal (-) : hemorroid interna kecil

III. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan Hemoglobin Hematokrit Leukosit Trombosit PMN Limfosit Monosit Glukosa Ureum Creatinin SGOT SGPT Hasil 12,50 35,0 12,000 350 50% 48% 2% 100 20 1,1 35 30 mg/dl mg/dl mg/dl U/I U/I 80-110 15-39 0,60-1,30 0-50 7-56 Satuan gr% % /mmk ribu/mmk Nilai Normal 13,00-16,00 40,0-54,0 4,00-11,00 150,0-400,0 L H Ket.

Cholesterol total Natrium Kalium Chlorida CO2

185 138 3,5 100 25

mg/dl mmol/L mmol/L mmol/L

50-200 136-145 3,5-5,1 98-107

URINALISIS Warna BJ pH protein glukosa acetone bilirubin blood : kuning pekat, jernih : 1,033 : 6,0 : -\ ::::-

mikroskopik : 0-2 WBC/hpf 0-2 RBC/hpf Cristal hyaline (+) Assessment : - Suspek gastroenteritis dd/ infeksi diare akut - Hipertensi - Hiperlipidemia Rencana : Rujuk ke RS untuk observasi dan terapi diare akut

IV. PERTANYAAN 1. Identifikasi problem a. Problem terapi pasien Riwayat alergi : Bactrim DS gatal, kemerahan pada kaki 10 tahun yang lalu Serbuk bunga bersin-bersin, mata kemerahan Riwayat merokok 5 pak, berhenti 10 tahun yang lalu.

Riwayat minum minuman beralkohol tidak lebih dari 1 gelas /minggu. Riwayat minum cafein2 gelas/hari. Riwayat penggunaan obat. 1. HCT 25 mg/hari, 1x/hari, p.o selama 6 tahun HCT (hydrochlorthiazide) Indikasi : diuretik, oedem, treatment hipertensi. Dosis lazim 50-200 mg/hari under dose. ESO : gangguan metabolik, gangguan elektrolit, anorexia, gangguan saluran pencernaan, nyeri kepala, pusing, postural hipertensi. Interaksi obat : meningkatkan resiko hipotensi postural pada peminum alkohol. 2. Lipitor 10 mg, p.o sebelum tidur, selama 3 tahun Komposisi : atorvastatin Ca Indikasi : tambahan pada diet untuk menurunkan cholesterol total, LDL, apolipoprotein B dan trigliserid pada

hipercholesterolemia primer, hiperlipidemia campuran dan familial hipercholesterolemia bila respon terhadap diet dan cara non farmakologik lain tidak adekuat. Dosis : 10-80 mg/kali/hari KI : penyakit hepar aktif atau peninggian serum transaminase > 3x batas normal. Perhatian : monitor peninggian serum transaminase, hindari konsumsi alkohol. ESO : gangguan saluran pencernaan, sakit kepala, mialgia. 3. Co-Q 10 (coenzyme Q-10) 100 mg BID (for HTN) X 2 minggu. b. Tanda dan gejala yang mengindikasikan derajat beratnya diare. Diare : suatu keadaan dimana terjadi perubahan konsistensi feses menjadi cair dan frekuensi >3 kali/hari. Berat ringannya diare

didapat dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Anamnesis Keluhan mual, muntah, perut terasa kram, dan mencret. Setelah 4 jam memakan ayam dengan kuah asam dan keju di restoran meksiko, pasien mengkonsumsi 2 tablet pepto-bismol pada saat itu, tetapi mual tetap dirasakan, kemudian muntah beberapa kali dan mereda. Sore hari, pasien tetap merasa perut tidak enak lalu

mengkonsumsi pepcid AC 2 tablet untuk membuat perut terasa nyaman. Pasien merasa linu dan demam 38,2 C, mual dan muntah masih dirasakan dan demam subfebril. Pasien tidak dapat memakan makanan padat dan beberapa cairan. Pasien mencret 6-8 kali/hari, mencret tidak berdarah. Volume urin berkurang, tidak sakit saat berkemih. Pemeriksaan fisik KU Kulit Ht Warna c. : tampak lemah, tampak sakit berat : kulit warna putih, hangat, turgor normal

Mukosa : kering : 35 (40-54) : kuning pekat, jernih

Informasi tambahan untuk penatalaksanaan pasien tersebut. apakah pasien teratur minum obat? Teratur control? apakah selama pengobatan hipertensi dan hiperlipidemia pasien masih mengkonsumsi alkohol?

d.

Dapatkah problem yang dimiliki pasien ini disebabkan oleh terapi medikamentosanya? Jawab : Ya, mengingat usia pasien (50 tahun), yang memiliki resiko tinggi dari efek samping obat. Selain itu faktor kebiasaan hidup dari pasien

ini seperti memiliki riwayat merokok 5 pack, riwayat mengkonsumsi minuman beralkohol tidak lebih 1 gelas/minggu, riwayat minum minuman bercafein 2 gelas/hari. Faktor penderita 1. Perubahan farmakokinetik karena usia : transport aktif berkurang (absorbsi), perubahan komposisi tubuh (lemak tubuh meningkat, plasma albumin menurun), enzim

mikrosomal hepar menurun (metabolisme menurun) dan klirens kreatinin menurun (turunnya ekskresi). 2. 3. 4. 5. 6. Perubahan farmakodinamik karena usia, penyesuaian dosis. Komorbiditas : interaksi obat dengan penyakit. Pola armasi : interaksi obat yang satu dengan yang lainnya. Berkurangnya kemampuan homeostasis. Fungsi organ berkurang.

Masalah utama 1. 2. Pilihan obat atau dosis yang tidak tepat. Penyakit yang menyertai : mempengaruhi metabolisme obat dan atau respon terhadap obat. 3. e. Faktor kebiasaan pasien.

Kemungkinan penyebab diare pada pasien ini ? Makanan yang dimakan pasien ini sebelum muncul keluhan diare. Kemungkinan makanan pasien ini dimasak kurang matang sempurna sehingga mikroorganisme penyebab diare masih dapat hidup, dapat juga karena pasien mengalami keracunan. Obat hipertensi yang dikonsumsi pasien, yaitu HCT dapat menyebabkan terjadinya gangguan saluran pencernaan, selain itu, obat hiperlipidemianya, yaitu Lipitor, juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan saluran pencernaan.

2.

Goals therapy pada pasien ini: a. Terapi farmakologi - Anti diare 9

- Anti hipertensi - Anti hiperlipidemia b. Terapi non-farmakologi - Modifikasi gaya hidup : o Diet o Olah raga o Berhenti merokok o Berhenti mengkonsumsi minuman beralkohol 3. Selain obat obatan, pada pasien ini juga perlu dipertimbangkan untuk rehidrasi cairan untuk mencegah dehidrasi. Cara yang sederhana adalah dengan banyak minum

Daftar Kelompok obat yang manjur P Group Opioid (Meperidin) Kemanjuran Farmakokinetik Kadar dalam Keamanan Efek samping Kecocokan Kontraindikasi Keadaan konstipasi dimana harus pada yang tingkat yang

puncak Pusing, plasma berkeringat,

dicapai dalam 45 euforia, menit. maksimal plasma Kadar kering, dalam muntah,

mulut dihindari mual, pasien memiliki

tercapai perasaan lemah, sensitivitas relatif tinggi.

dalam 1 2 jam. gangguan Kurang lebih 60 % penglihatan, meperidine plasma protein. Metabolisme Terutama di hati. Masa paruh + 3 jam pada penderita dalam palpitasi, sinkop, terikat sedasi.

10

sirosis. Bioavailabilitas Meningkat sampai 80 % dan masa paruh memanjang. Sebanyak 1/3 dari dosis meperidine

ditemukan di dalam urin. Farmakodinamik Sebagai reseptor Asetosal Farmakokinetik Pada oral Efek samping Kontra indikasi orang agonis

pemberian Nyeri diabsorbsi pusing,

kepala, Pada tinitus, orang

dengan

dalam bentuk utuh gangguan di sebagian lambung, pendengaran, lagi di penglihatan rasa

gangguan pembekuan darah.

usus halus. Kadar kabur,

tertinggi dicapai 2 bingung, lemas, jam pemberian. setelah mengantuk, banyak keringat, mual,

Kecepatan absorbsi haus, tergantung kecepatan disintegrasi dan pada muntah

disolusi tablet dan pH permukaan

mukosa dan waktu pengosongan lambung. Setelah

11

diabsorbsi menyebar seluruh ke jaringan

tubuh dan cairan transeluler sehingga ditemukan cairan cairan dalam sinovial, spinal,

peritoneal, liur dan air susu. 80 90 % terikat albumin Farmakodinamik obat ini dapat pada

menghambat sekresi prostaglandin(PGF) sehingga kadarnya di dalam plasma

rendah, karenanya asetosal disebut

pula Prostaglandin synthetase inhibitor. Sehingga akan meningkatkan penyerapan air dan elektrolit di daerah epitel menghambat sekresi air dan dan

elektrolit di daerah

12

kripta. Atropin (anti kolinergik) Farmakokinetik Tidak Efek samping Kontra indikasi terhadap obatan

banyak Ataksia,

koma, Alergi obat

diketahui mengenai confussion, obat ini. Waktu delirium,

antikolinergik, sudut sinekia

paruhnya + 11 jam, konstipasi, nyeri glaukoma sebagian diekskresi kepala melalui feses urin dan tertutup, anterior,

berupa

myastenia gravis, kolitis ulserativa, tirotoksikosis, ileus paralitik.

senyawa aktif. Farmakodinamik Atropin memblok

asetilkolin endogen dan eksogen.

Terhadap diare obat ini memberikan manfaat. Dari hasil perbandingan criteria tersebut di atas dan dengan memperhatikan anamnesis pasien yang menyatakan bahwa pernah mengkonsumsi Bactrim dan timbul gatal kemerahan pada kaki, maka dipilih P-group dari kelompok opioid (Meperidin). kurang

Memilih P-drug yang manjur Kelompok Opioid (Meperidin)

13

P-drug Imodium

Kemanjuran Diare

Keamanan

Kecocokan Kontraindikasi: gangguan fungsi

Biaya Tablet 2 mg x 100

akut: Efek

Dosis awal 2 samping: tablet. Diikuti mulut

hepar, (Rp.244.400)

1 tablet setiap kering, mual, anak < 12 tahun kali buang air muntah, besar. Dosis konstipasi, 8 nyeri perut

maksimal tablet sehari Normotil

Dewasa: dosis Tidak

ada Tidak perbedaan

ada Film

coated

awal 2 tablet, perbedaan diikuti 1 tablet setiap buang kali air

tab 60s (Rp 30.600)

besar. Max 48 tab/hari. Anak: mg/kg. 0,1 Max

4-6 tab/hari.

P-drug

Suitability (%) 20%

Efficacy (%) 30%

Safety (%) 30%

Cost Total (%) 20%

Imodium Normotil

9 x 20% 8 x 20%

8 x 30% 8 x 30%

8 x 30 % 8 x 30 %

244.400 x 20% 30.600 x 20%

Anti emetic

14

Antagonis reseptor serotonin (5-HT3)

Farmakodinamik Menghambat reseptor serotonin di SSP / kemoreseptor trigger zone di area

Indikasi: mualmuntah post operasi, karena radiasi atai sitostatika, dan

postrema dan saluran akibat keracunan. cerna / reflek afferent vagal saluran cerna. Mempercepat pengosongan lambung Farmakokinetik absorpsi cepat dengan kadar puncak 1-1,5 jam. Terikat protein plasma. Metabolisme di hepar. Eliminasi di ginjal Antagonis dopamin Farmakodinamik Menghambat reseptor serotonin di SSP / kemoreseptor trigger zone di area postrema. Farmakokinetik absorpsi sempurna larut dalam lemak dan terikat kuat dengan protein Indikasi: muntah karena neoplasma otak, kemoterapi, opioid, keracunan obat Efek samping: mengantuk, sindroma ekstra pyramidal, mulut kering Efek samping: konstipasi, mengantuk, flushing, mulut kering

15

plasma. Metabolisme di hepar. Eliminasi di ginjal Antihistamin (antagonis reseptor histamine1) Farmakodinamik Menghambat reseptor histamine pada otot polos. Cocok untuk motion sickeness Farmakokinetik absorpsi baik. Efek timbul setelah 15-30 menit. Lama kerja obat 4-6 jam . Metabolisme di hepar. Eliminasi di ginjal Efek samping: mengantuk, mulut kering, palpitasi, Indikasi: motion sickness

Dari hasil perbandingan obat di atas dan dengan memperhatikan anamnesis pasien maka, dipilih obat dari golongan antagonis reseptor serotonin (5-HT3)

Memilih P-drug yang manjur Golongan antagonis reseptor serotonin (5-HT3) P-drug Ondansetron (Cedantron) Kemanjuran Dosis dewasa anak Keamanan Kecocokan Kontraindikasi: anak Biaya Dos 8 mg x tablet

untuk Efek dan samping: >12 konstipasi,

dibawah 100 (Rp

12 tahun.

tahun adalah 8 pusing, nyeri Gangguan mg atau 1 kepala fungsi hati tidak

110.000)

16

tablet, diulangi 8 kemudian. Kemudian diulangi setiap 12 jam. jam

boleh lebih dari 8 mg/hari

Penggunaan obat lebih hari. Granisetron (Kytril) Dosis dewasa anak untuk Efek dan samping: >12 konstipasi, Kontraindikasi: anak Dos 1 mg x tablet tidak dari 3

dibawah 100 (Rp

12 tahun.

tahun adalah 1 pusing, nyeri mg atau 1 kepala

663.641)

tablet, diulangi 8 kemudian. Kemudian diulangi setiap 12 jam. Tropisetron (Navoban) Dosis dewasa anak untuk Efek dan samping: >12 konstipasi, Kontraindikasi: anak 5 kapsul 5 (Rp. jam

dibawah mg

12 tahun.

935.000)

tahun adalah 5 pusing, nyeri mg atau 1 kepala

kapsul, diulangi 8 jam kemudian. Kemudian

17

diulangi setiap 12 jam..

P drug

Suitability (20%)

Efficacy (30%) 8 x 30% 8 x 30% 8 x 30%

Safety (30%) 8 x 30% 8 x 30% 8 x 30%

Cost Total (20%) 8 x 20% 6 x 20% 4 x 20%

ondansetron granisetron tropisetron

9 x 20% 7 x 20% 6 x 20%

Pasien seorang laki-laki umur 50 tahun bekerja sebagai asisten manager bagian keuangan. Pilihan obat untuk pasien ini adalah imodium karena pasien menderita diare akut dan pasien tidak mempunyai kelainan fungsi hati. Diare didefinisikan sebagai peningkatan dari jumlah tinja dan penurunan konsistensi tinja dari lembek cair sampai cair, dengan atau tanpa darah dan atau tanpa lendir di dalam tinja, dimana manifestasi klinik yang utama adalah kehilangan air dan elektrolit melalui saluran cerna. Untuk keperluan diagnosis, secara epidemiologis dalam masyarakat, diare didefinisikan sebagai berak lembek cair sampai cair 3-5 kali perhari (Seminar Rehidrasi Nasional, 1982). Berdasarkan waktunya, diare dibagi menjadi diare akut dan diare kronik. Diare kronik adalah diare yang melanjut hingga 2 minggu atau lebih. Pembagian diare menurut Depkes meliputi diare tanpa tanda dehidrasi, dehidrasi ringan sedang, dan dehidrasi berat. Dehidrasi terjadi bila cairan yang keluar lebih banyak daripada cairan yang masuk. Diare tanpa tanda dehidrasi terjadi jika kehilangan cairan < 5% BB, diare dehidrasi ringan sedang jika kehilangan cairan 5-10% BB dan diare dehidrasi berat jika kehilangan cairan > 10% BB. Penilaian dehidrasi ringan sedang atau berat menurut WHO apabila ditemukan suatu tanda * ditambah satu atau lebih tanda lainnya.

Gejala dehidrasi menurut kriteria WHO 1992 adalah sebagai berikut:

18

GEJALA

TANPA TANDA DEHIDRASI

DEHIDRASI RINGAN SEDANG *Gelisah, lekas marah Cekung Berkurang/tidak ada Kering *Haus, ingin minum banyak *Kembali lambat

DEHIDRASI BERAT *Lesu, lunglai, atau tidak sadar Sangat cekung dan kering Tidak ada Sangat kering *Malas minum, tidak bisa minum *Kembali sangat lambat

Keadaan Umum Mata Air Mata Mulut & Lidah Rasa Haus

Baik, sadar

Normal Ada Basah Minum baik, tidak haus Kembali cepat

Turgor

Etiologi pada diare terdiri dari beberapa faktor, yaitu faktor psikis, makanan, konstitusi, dan infeksi. 1. Faktor psikis Pada faktor psikis, keadaan depresi atau stress emosional yang lainnya, melalui susunan saraf vegetatif dapat menganggu saluran cerna dengan meningkatnya peristaltik usus sehingga terjadi diare. 2. Faktor makanan Makanan merupakan penyebab diare non-infeksi yang paling sering. Makanan yang dapat menyebabkan diare yaitu makanan yang busuk yang mengandung racun. 3. Faktor Infeksi Faktor infeksi merupakan penyebab diare yang paling sering, baik infeksi bakteri gram negatif atau gram positif, virus, dan parasit. Infeksi dapat berupa infeksi enteral maupun parenteral. Infeksi enteral merupakan infeksi di usus yang dapat disebabkan virus (terbanyak oleh rotavirus), bakteri (Shigella sp., Vibrio cholera, ETEC, EIEC, dan Salmonella sp.), dan parasit (amoeba, Giardia lamblia, dan cacing). Infeksi parenteral merupakan infeksi di luar 19

usus yang memacu aktivitas saraf parasimpatis sehingga terjadi diare. Beberapa infeksi yang sering disertai diare adalah infeksi saluran nafas, infeksi saluran kemih, campak, dan lain-lain. Komplikasi diare adalah: 1. Dehidrasi Dehidrasi terjadi apabila cairan yang dikeluarkan lebih banyak daripada cairan masuk. Hal ini disebabkan oleh buang air besar berlebihan, muntah, dan penguapan (karena demam). Pengeluaran cairan tubuh sangat dipengaruhi oleh jumlah, frekuensi, dan komposisi elektrolit tinja. Dehidrasi merupakan keadaan yang berbahaya karena menyebabkan penurunan volume darah, kolaps kardiovaskuler, dan bahkan kematian, jika tidak ditangani dengan tepat. Salah satu gejala dehidrasi berat adalah sindroma syok (syok hipovolemik), yaitu kegagalan sirkulasi darah yang berlangsung lama dan menyebabkan gangguan sirkulasi perifer, di mana kegagalan ini akan mempengaruhi metabolisme sel sehingga akan timbul kenaikan sisa-sisa asam metabolik dan akan menimbulkan asidosis metabolik yang ditandai dengan adanya nafas Kussmaul. 2. Imbalance elektrolit Karena terjadi pergeseran cairan intraseluler ke ruang interstitial, maka terjadi pula pergeseran ion K+ dari dalam sel ke ruang interstitial. Penurunan kadar ion K+ ini menyebabkan tonus sel dan jaringan menurun. Keadaan hipokalemia yang sangat berat dapat menimbulkan gejala ileus paralitikus atau aritmia cordis. Keadaan hipokalemia juga dapat terjadi pada proses rehidrasi, disebabkan pemberian cairan yang terlalu cepat, sehingga sebagian ion K+ akan terdesak ke luar sel. 3. Asidosis Pada saat diare, sejumlah besar bikarbonat dapat hilang lewat tinja. Pengeluaran bikarbonat akan menaikkan konsentrasi ion H+ menyebabkan penurunan pH darah. sehingga

20

Pada pasien ini tergolong hipertensi stage I karena tekanan darah diastolik 90 mmHg. Dehidrasi dapat diperburuk oleh pemberian golongan diuretik yaitu Hidrochlorothiazide (HCT). Selain menyebabkan dehidrasi, HCT juga dapat menyebabkan hipotensi postural jika terdapat interaksi obat dengan alkohol, sehingga dapat dipertimbangkan penggantian obat anti hipertensi menjadi golongan ACE-inhibitor seperti Captopril. Dosis Captopril dapat digunakan 2-3 x 25 mg/hari. Untuk penatalaksanaan non farmakologis pasien perlu modifikasi gaya hidup. Penatalaksanaan umum adalah penatalaksanaan tanpa obat-obatan, yang menurut beberapa ahli sama pentingnya dengan penatalaksanaan farmakologis. Beberapa hal yang dapat dilakukan: 1. Diet rendah garam, mengurangi konsumsi garam dari 10 gr/hari menjadi 5 gr/hari. Di samping bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah, diet rendah garam juga berfungsi untuk mengurangi resiko hipokalemia yang timbul pada pengobatan dengan diuretik. 2. 3. Diet rendah lemak telah terbukti dapat menurunkan tekanan darah. Berhenti merokok dan konsumsi alkohol dalam banyak penelitian terbukti dapat menurunkan tekanan darah. 4. Menurunkan berat badan: setiap penurunan 1 kg berat badan akan menurunkan tekanan darah sekitar 1,5 2,5 mmHg. 5. Olahraga teratur, berguna untuk membakar timbunan lemak dan menurunkan berat badan, menurunkan tekanan perifer, dan menimbulkan perasaan santai, yang kesemuanya berakibat kepada penurunan tekanan darah. 6. relaksasi dan rekreasi serta cukup istirahat sangat berguna untuk mengurangi atau menghilangkan stres, yang pada gilirannya bisa menurunkan tekanan darah. 7. walaupun masih banyak diteliti konsumsi seledri, pace. Ketimun, belimbing wuluh dan bawang putih ternyata banyak membantu dalam usaha menurunkan tekanan darah. 8. pasien juga disarankan untuk kontrol rutin ke dokter satu bulan sekali. Pada pasien ini memerlukan perubahan obat untuk hiperlipideminya karena dilihat dari konsumsi obat Lipitor 10mg po sebelum tidur selama 3 tahun.

21

Sedangkan efek samping dari penggunanaan Lipitor (Ca Atorvastatin) antara lain : gangguan GI, sakit kepala, mialgia, astenia, insomnia, edema angioneurotik, kram otot, miositis, miopati, ikterus kolestatik, neuropati perifer, pruritus. Untuk sementara pilihan obat yang dapay digunakan untuk mengganti obat tersebut adalah: 1. Asam nikotinat Asam nikotinat (nicotinic acid) atau Niasin/vitamin B3 yang larut air. Dengan dosis besar asam nikotinat diindikasikan untuk meningkatkan HDL atau kolesterol baik dalam darah untuk mencegah serangan jantung.

2.

Asam fibrat Obat antihiperlipidemik yang termasuk golongan asam fibrat adalah: Gemfibrozil, Fenofibrate dan Ciprofibrate. Golongan asam fibrat

diindikasikan untuk hiperlipoproteinemia tipe IIa, Iib, III, IV dan V. Gemfibrozil sangat efektif dalam menurunkan trigliserid plasma, sehingga produksi VLDL dan apoprotein B dalam hati menurun. Gemfibrozil meningkatkan aktivitas lipoprotein lipase sehingga bersihan partikel kaya trigliserid meningkat. Kadar kolesterol HDL juga meningkat pada pemberian Gemfibrozil. Fibrate menurunkan produksi LDL dan meningkatkan kadar HDL. LDL ditumpuk di arteri sehingga meningkatkan resiko penyakit jantung, sedangkan HDL memproteksi arteri atas penumpukan itu, penghambatan saluran darah mengurangi jumlah darah sehingga oksigen yang dibawa ke otot jantung juga berkurang. Pada keadaan yang parah dapat menimbulkan serangan jantung.

Pengelolaan Pengelolaan pasien ini terdiri dari: 1. Diarenya diberikan imodium, sedangkan dehidrasinya pasien diberikan cairan resusitasi sebanyak derajat dehidrasi ( ringan 4%, sedang 6%, berat 8%) dikalikan dengan BB. 2. Hipertensi diberikan captopril 25 mg.

22

3.

Hiperlipidemi diberikan asam nikotinat.

Resep
DOKTER MISBAH SIP: 1234/V/2013 Alamat : Jl. Kariadi No. 426 Semarang Telp. : (024)9876543 Praktik : Senin-Sabtu Pukul : 18.00-20.00 Semarang, 7 Mei 2013

R/ Imodium mg 2 tab No. X S. 1dd. tab. I R/ Captopril mg 25 tab No. X S. 3dd. tab. I R/ Nicotinic acid mg 200 tab No. X S. 3dd. tab. I

Pro : Tn. Tom Ellis Umur : 50 tahun

23

Anda mungkin juga menyukai