Muhrozi 07711085
ANATOMI HIDUNG
ANATOMI SINUS
Sinus paranasal adalah suatu celah, rongga, atau
kanal antara tulang di sekitar rongga hidung Sinus paranasal terdiri dari empat sinus yaitu
sinus maksilaris (terletak di pipi) sinus etmoidalis (kedua mata) sinus frontalis (terletak di dahi) sinus sfenoidalis (terletak di belakang dahi).
Anatomi
Definisi
Sinusitis adalah peradangan pada mukosa sinus
paranasalis.
Sinusitis diberi nama sesuai dengan sinus yang terkena.
pansunusitis.
Sinusitis maksilaris adalah peradangan pada sinus
maksilaris
Etiologi
Virus, bakteri atau infeksi jamur dari saluran pernafasan Rhinitis alergi dan rhinitis kronik Obstruksi mekanik Polusi udara
RINOGEN
ODONTOGEN
Granuloma pada akar gigi Ekstrasi gigi yang menyebabkan akar gigi masuk ke dalam sinus Tindakan yang menyebabkan akar gigi masuk ke dalam sinus Adanya alat yang merusak lapisan epitel sinus Tindakan pada gigi impaksi M3 Fraktur prosesus maksilaris yang melibatkan beberapa gigi sehingga sinus terbuka Adanya radicular cyst yang menyangkut kedalam sinus Adanya dry socket akibat pencabutan gigi Abses akar gigi yang mengalami gangren
KLASIFIKASI
Berdasarkan konsensus pada Internasional Conference of Sinus
Disease, dibagi menjadi : Secara klinis, sinusitis dibedakan atas : Sinusitis akut Sinusitis yang berlangsung sampai 4 minggu Sinusitis subakut Sinusitis yang berlangsung antara 4 minggu sampai 3 bulan Sinusitis kronis Sinusitis yang berlangsung lebih 3 bulan
CONT..
Berdasarkan gejalanya, sinusitis juga dibedakan atas : Sinusitis akut Sinusitis yang memiliki tanda-tanda peradangan
akut Sinusitis subakut Sinusitis yang memiliki tanda-tanda peradangan akut yang telah mereda. Perubahan histologik mukosa sinus paranasal masih reversibel Sinusitis kronis Perubahan histologik mukosa sinus paranasal sudah ireversibel. Misalnya berubah menjadi jaringan granulasi dan polipoid
GEJALA KLINIS
Sinusitis maksilaris akut
Gejala sistemik: demam sampai menggigil, malaise, lesu serta nyeri kepala terutama pada sisi yang sakit Gejala lokal: nyeri tumpul dan menusuk di daerah pipi atau di bawah kelopak mata, Nyeri semakin berat jika kepala digerakkan mendadak, sekret mukopurulen kadang berbau busuk dan bercampur darah, < sensitifitas bau
PATOFISIOLOGI
Streptococcus dan Staphylococcus inflamasi mukosa hidung menyebabkan pembengkakan dan eksudasi Infeksi gigi yang kronis dapat menimbulkan jaringan granulasi di dalam mukosa sinus maksilaris
Hematogen/limfoge n dari granuloma apical atau kantung periodontal gigi ke sinus maksilaris
diikuti permeabilitas kapiler meningkat, sekresi kelenjar meningkat, transudasi, peningkatan eksudasi serous, penurunan fungsi silia
retensi sekresi di sinus dan pertumbuhan kuman.
Diagnosis
Kriteria mayor - Nyeri di daerah muka - Rasa penuh d daerah muka (facial) - Pilek purulen/ post nasal drip - Hyposmia/ anosmia - Panas Kriteria minor: Sakit kepala Panas Bau Rasa capai Nyeri gigi Batuk Nyeri telinga/ rasa penuh di telinga
Pasien dicuriga adanya sinusitis bila terdapat minimal 2 gejala mayor atau 1 gejala mayor ditambah 2 gejala minor
Pemeriksaan Penunjang
Transiluminasi sinus yang sakit akan terlihat
suram atau gelap. Rontgen sinus paranasalis (foto waters) Sinusitis akan menunjukkan gambaran berupa
Penebalan mukosa, Opasifikasi sinus ( berkurangnya pneumatisasi) Gambaran air fluid level yang khas akibat akumulasi
pus yang dapat dilihat pada foto waters. Bagaimanapun juga, harus diingat bhwa foto SPN 3 posisi ini memiliki kekurangan dimana kadang kadang bayangan bibir dapat dikacaukan dengan penebalan mukosa sinus.
CT Scan
CT
Scan adalah pemeriksaan yang dapat memberikan gambaran yang paling baik akan adanya kelainan pada mukosa dan variasi antominya yang relevan untuk mendiagnosis sinusitis kronis maupun akut
demikian, harus diingat bahwa CT Scan menggunakan dosis radiasi yang sangat besar yang berbahaya bagi mata Sinoscopy Sinoscopy merupakan satu satunya cara yang memberikan informasi akurat tentang perubahan mukosa sinus, jumlah sekret yang ada di dalam sinus, dan letak dan keadaan dari ostium sinus. Yang menjadi masalah adalah pemeriksaan sinoscopy memberikan suatu keadaan yang tidak menyenangkan buat pasien.
Walaupun
PENATALAKSANAAN
Terapi Konservatif untuk memperbaiki drainage
ephedrin 1%
Terapi aktif/ irigasi sinus makslaris Terapi antibiotika lini pertama dengan golongan
penisilin Lini kedua bila ditemukan kuman yang menghasilkan enzim beta-laktamase diberikan kombinasi amoxycilline dengan clavulanic acid atau cephalosporine generasi II atau III oral selama 2 minggu.
Terapi Tambahan vasokonstriktor local dan dekongestan
sebanyak 5-6 kali untuk memperbaiki vaskularisasi bila belum membaik terapi aktif
Terima kasih