MUHROZI 07711085 Bagian Ilmu Penyakit THT FKUII YOGYAKARTA RSUP DR Soedono Madiun
ANATOMI LARING
Pembagian Laring :
Supraglotis epiglotis, plika ariepiglotis, kartilago
aritenoid, plika vestibular (pita suara palsu) dan ventrikel laringeal Glotis pita suara atau plika vokalis Subglotik memanjang dari permukaan bawah pita suara hingga kartilago krikoid
M . Cricothyroid Menegangkan plika vokalis M. Thyroarytenoid Merelaksasikan plika vokalis M . Cricoarytenoid posterior Mengabduksikan plika vokalis M . chrcoaritenoid lateral Mengadduksikan plika vokalis M . interaritenoid dan ariepiglotis Membentuk spincter dan bersama dengan epiglottis menutup aditus laring selama proses menelan
m.digastrikus, m.geniohioid, m.stilohioid dan m.milohioid Otot yang infrahioid m.sternohioid, m.omohioid dan m.tirohjoid.
INERVASI LARING
1.
2.
N. laringeus inferior
lanjutan N. rekuren N. X N. Laringis inferior sinistra lebih panjang, Membelok ke AORTA Akibatnya saraf ini mudah mengalami gangguan.
VASKULARISASI LARING
a. laringeus superior & inferior mempendarahi
FISIOLOGI LARING
Protektif Respirasi Kedua korda vokalis ditarik kelateral oleh musulus golongan abductor sehingga rima glottis terbuka Sirkulasi Fixasi Deglutisi Tussif Ekspektoratif Fonasi korda vokalis digerakkan kemedial oleh muskulus golongan aduktor sehinnga rima glots menutup.
FISIOLOGI FONASI
Fungsi fonasi dengan membuat suara serta
menentukan tinggi rendahnya nada Tinggi rendahnya nada diatur oleh kekuatan ekspirasi paru dan perubahan panjang, lebar, elastisitas, dan ketegangan pita suara 3 fase dalam berbicara
Fase pulmonal (paru): menghasilkan aliran energi
dengan inflasi dan ekspulsi udara Faselaringeal (laring): pita suara bervibrasi pada frekuensi tertentu untuk membentuk suara yang kemudian di modifikasi pada fase supraglotik/oral. Fase supraglotis/oral: Kata terbentuk sebagai aktivitas faring (tenggorok), lidah, bibir, dan gigi.
korda vokalis normal ( korda vokalis harus dapat bergerak kemedial secara simetris dan merapat dengan baik digaris median) dan harus ada arus udara yang cukup kuat dari paru Jika salah satu syarat diatas tidak terpenuhi akan terjadi suara parau.
Suara bernada tinggi korda vokalis harus dapat
ditipiskan , ditegangkan, dan dipanjangkan Suara nada rendah korda vokalis ditebalkan, dikendorkan, dan dipendekkan Setelah suara terbentuk dilaring mulut, bibir, palatum, lidah dan gigi, suara akan diubah menjadi hurf-huruf untuk bicara
Cont...
Dalam penilaian pembukaan rimaglotis ada
tengah posisi paramedian pembukaan pita suara berkisar 3 5 mm posisi intermedian 7 mm posisi abduksi ringan pembukaan pita suara 14 mm posisi abduksi penuh posisi pita suara 18 19 mm.
DEFINISI
Setiap gangguan suara yang disebabkan
kelainan pada organorgan fonasi, terutama laring, baik yang bersifat organik maupun fungsional Gangguan dalam getaran Gangguan dalam ketegangan Gangguan dalam pendekatan (aduksi) kedua pita suara kiri dan kanan
menelan atau berbicara, batuk, disamping gangguan suara, gejala stridor serta cekungan di suprasternal
Radang kronik nonspesifik sinusitis kronis,
bronkitis kronis atau karena penggunaan suara yang salah dan berlebihan (vocal abuse) Radang kronik spesifik misalnya tuberkulosis
Cont.
Tumor (neoplasma) Tumor pada pita suara
Tumor jinak laring seperti papiloma Tumor ganas pita suara (karsinoma laring) Tumor pita suara non neoplastik nodul, kista,
Cont.
Paralisis otot otot laring gangguan persarafan, baik
sentral maupun perifer, dan biasanya paralisis motorik bersama dengan paralisis sensorik
Penyebab sentral misalnya ; paralisis bulbar, siringomielia,
tabes dorsalis, multipel sklerosis Penyebab perifer misalnya ; tumor tiroid, struma, pasca strumektomi, trauma leher, tumor esofagus dan mediastinum, penyakit jantung dengan hipertensi pulmonal, kardiomegali, atelektasis paru, aneurisma aorta dan arteria subklavia kanan lokasi paralisis unilateral atau bilateral jenis otot yang terkena
paralisis aduktor atau paralisis abduktor atau paralisis tensor
Cont.
Disfonia ventrikular keadaan plika ventrikular
yang mengambil alih fungsi fonasi dari pita suara Akibat pemakaian suara yang terus menerus pada pasien dengan laringitis akut. Inilah pentingnya istirahat berbicara (vocal rest) pada pasien dengan laringitis akut, disamping pemberian obat obatan
GEJALA
Gangguan suara :
suara parau (hoarseness) suara terdengar kasar (roughness) dengan nada
lebih rendah dari biasanya suara lemah (hipofonia) hilang suara (afonia) suara tegang dan susah keluar (spatik) suara terdiri dari beberapa nada (diplofonia) nyeri saat bersuara (odinofonia) atau ketidakmampuan mencapai nada atau intensitas tertentu
DIAGNOSIS
Anamnesis :
suara parau yang menetap lebih dari 2 minggu tanpa adanya infeksi saluran napas atas Riwayat merokok dan minum alkohol yang bisa mengiritasi mukosa mulut dan laring dan beresiko kanker kepala leher Riwayat pekerjaan, pola/ tipe pemakaian suara seperti menyanyi berteriak Riwayat penyalahgunaan suara (voice abuse) Keluhan yang berhubungan meliputi nyeri, disfagia, batuk, susah bernapas Keluhan refluks gastroesofageal seperti merasakan asam di mulut pada pagi hari Penyakit sinonasal (rhinitis alergi atau sinusitis kronik) Riwayat trauma atau pembedahan
Cont.
Pemeriksaan Fisik
Tergantung dari penyebab
Pemeriksaan laringoskopi :
Untuk mengidentifikasi setiap lesi dari pita suara
seperti kanker, singers node, polip tuberkulosis atau sifilis Selain itu dapat menilai adanya paralisis pita suara yang berhubungan dengan kanker paru, aneurisma aorta
Cont.
Pemeriksaan Penunjang :
PENATALAKSAAN
Konservatif : terapi bicara (Voice-speech therapy) Pemberian neurotropika, antibiotika, anti radang,
analgesik, antipiretik Terapi faktor resiko : kelainan paru, jantung, DM Operasi trakeotomi bila menyumbat jalan nafas Terapi operatif bila konservatif 6 bulan tidak ada kemajuan
- Aritenodektomi - Thiroplasty
Wassalamualaikum WR, WB