Anda di halaman 1dari 10

BAB I PENDAHULUAN

I.

Latar Belakang Di dalam sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia, keselamatan dan kesehatan kerja tidak dapat dipisahkan. Hal ini diperlukan karena dapat berpengaruh langsung terhadap produktivitas para pekerja sehingga dapat berdampak positif baik dari pekerja maupun instansi perusahaan. Oleh sebab itu keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal yang wajib ada yang harus dipenuhi didalam sistem ketenagakerjaan. Sistem ini merupakan kebutuhan yang wajib ada bagi setiap tenaga kerja dan jenis pekerjaan apapun. Setiap orang memerlukan pekerjaan guna memenuhi kebutuhan ekonomi baik pribadi maupun keluarga. Lahan pekerjaan sebagai sumber ekonomi masyarakat dewasa ini, terutama dikota-kota besar yang perkembangannya semakin pesat terutama dibagian sektor perindustrian. Walaupun didalam perkembangannya semakin meningkat dan canggih tidak menutup kemungkinan berdampak negatif terhadap masyarakat maupun lingkungan. Oleh sebab itu perlu adanya pengawasan agar dampak negatif yang ditimbulkan dapat dikurangi dan dicegah. Dalam pelaksanaan pekerjaan para pekerja rentan akan terjadinya kecelakaan kerja dan dapat terpajan berbagai resiko penyakit akibat kerja. Pada tahun 2011 angka kecelakaan kerja di Indonesia tercatat masih cukup tinggi yaitu 96.314 kasus dengan korban meninggal mencapai 2144. Selain itu resiko penyakit beranekaragam dari ringan sampai berat tergantung dari jenis perkerjaan yang dilakukan Keselamatan dan kesehatan ditempat kerja harus didukung oleh berbagai faktor seperti tempat kerja yang baik dan nyaman. Selain itu juga harus ada perlengkapan alat keselamatan saat bekerja untuk mengurangi kecelakaan saat bekerja. Oleh sebab itu diperlukan suatu program yang dapat dilakukan dengan cara pengawasan maupun evaluasi yang dilakukan ditempat kerja. Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan observasi, wawancara dan evaluasi ditempat kerja khususnya diperbengkelan yang saat ini semakin banyak dan berkembang pesat.
1

II.

Tujuan Menilai pengetahuan sistem keselamatan dan kesehatan kerja dibagian industri terutama diperbengkelan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Keselamatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah mauoun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur. Kesehatan menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental, dan social kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan. Undang-undang No 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja pada pasal 1 menyatakan bahwa tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdpat sumber-sumber bahaya. Termasuk tempat kerja ialah semua ruangan lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran ergonomik, karena ergonomik berkaitan dengan orang yang bekerja. Ergonomik adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam suatu sistem dan pekerjaan yang mengaplikasikan teori, prinsip, data dan metode untuk merancang suatu sistem yang optimal yang dapat dilihat dari sisi manusia dan kinerjanya. Pekerjaan yang dilakukan secara ergonomis maka akan diperoleh rasa bekerja yang nyaman, optimal, dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan hasil yang lebih baik ketimbang melakukan hal-hal yang bersifat berlebihan. Saat ini setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat menimbulkan berbagai kerugian baik untuk kesehatan maupun kerugian yang lain. Bahaya yang didapat bisa berupa timbulnya berbagai penyakit maupun kecelakaan saat bekerja bahkan dapat menyebabkan kematian. Kerugian juga dapat berdampak langsung terhadap lingkungan sekitar jika didalam pengelolaan
3

limbah kurang diperhatikan oleh setiap instansi. Produk-produk hasil produksi yang tidak terpakai seharusnya dapat didaur ulang. B. Tinjuan Khusus Sektor bidang perindustrian saat ini mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Secara tidak langsung sektor ini membantu pemerintah dalam mengurangi angka penganguran dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Usaha di sektor ini umumnya bercirikan usaha mikro, menggunakan teknologi sederhana, memiliki tingkat produktivitas yang rendah, penghasilan yang pas-pasan dan tidak pasti, mobilitas sangat tinggi, jam kerja yang tidak teratur. Dari data BPS pada bulan Agustus 2012 pada sektor ini tercatat jumlah orang yang bekerja pada sektor informal mencapai 60,6 juta (60,14 %) dan diperkirakan semakin lama akan semakin meningkat jumlahnya. Salah satu contoh dari sektor ini adalah usaha perbengkelan. Bengkel adalah suatu tempat dimana dilakukannya perbaikan yang bersifat teknis terhadap suatu produk yang dalam konteks ini adalah kendaraan bermotor baik mobil, motor atau lainya. Saat ini kebanyakan dari para pemilik dan para pekerja bengkel kurang memperhatikan keamanan saat bekerja. Sebagai contoh para pekerja tidak menggunakan atau memperhatikan alat pelindung diri selama bekerja. Hal ini dapat menimbulkan bahaya misal terjadi kecelakaan saat bekerja. Tingkat dari keberhasilan sebuah bengkel dapat ditentukan dari manajemen bengkel dengan kata lain sebuah pimpinan sangat mempengaruhi perbengkelan. Manajemen yang baik selain menguntungkan terhadap pemasukan selain itu menguntungkan baik dari pemilik dan tenaga kerjanya. Hal-hal yang harus dipenuhi agar manajemen bengkel baik adalah sebagai berikut ini : 1. Pengetahuan tentang keselamatan dan kesehatan kerja (meliputi tata ruang bengkel, pengecekan peralatan bengkel, bahan-bahan kimia) 2. Kesehatan lingkungan kerja ( meliputi kesehatan udara atau sistem pembuangan asap kendaraan) 3. Alat pelindung diri atau APD ( Kacamata, masker, baju pelindung, sarung tangan dan pelindung pendengaran) 4. Fasilitas kesehatan (kotak P3K)
4

C. Lokasi Kegiatan Lokasi kegiatan dilakukan dibengkel CV Singel Tech milik ichsan yang berada di jalan Ring road utara Condong catur Yogyakarta. Bengkel ini berdiri sejak bulan Juli tahun 2006. Bengkel ini beroperasi mulai pukul 09.00 sampai 17.00 tergantung dari jumlah pelanggan yang dating. Bengkel ini khusus untuk kendaraan roda empat dalam hal service mesin, cat bodi, dan pembuatan bodi kit dan lain-lain. Karyawan yang bekerja dibengkel untuk saat ini hanya 4 orang. Menurut keterangan pimpinan bengkel awal berdiri jumlah karyawan 7 orang karena dirasa jumlah pelanggan semakin lama semakin berkurang maka pimpinan dibengkel mengurangi jumlah karyawan. Bangunan bengkel tergolong cukup besar dengan kira-kira luas bangunan 20 x 20 meter. Ventilasi yang ada cukup baik karena banyak ruang terbuka. Ditempat pengecatan bodi fungsi dari blower juga masih cukup baik sehingga pertukaran udara cukup baik.

BAB IV PEMBAHASAN Dari hasil pemantauan yang dilakukan selama 2 hari di bengkel CV Single Tech masih banyak memiliki kekurangan-kekurangan yang perlu diperhatikan oleh pemilik dan para pekerja bengkel. Adapun kekurangannya adalah sebagai berikut: A. Pengetahuan para pekerja terhadap pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja. Di bengkel ini para pekerja kurang mengetahui tentang keselamatan dan kesehatan kerja. Mereka mengatakan bahwa kecelakaan yang terjadi merupakan resiko dari sebuah pekerjaan sehingga mereka tidak begitu khawatir asalkan dikerjakan dengan hati-hati. B. Kondisi lingkungan kerja. Kondisi lingkungan kerja di bengkel ini tergolong cukup baik. Dapat dilihat dari tempat yang bersih, luas, ruang terbuka, blower atau pembuangan udara diruang cat bodi masih berfungsi baik. Kekurangan dari bengkel ini adalah kurang kesadaran dari para setiap pekerja untuk memakai alat pelindung diri atau APD. Saat dilakukan pemantauan kebanyakan dari para pekerja tidak menggunakan sarung tangan saat mengganti oli, tidak memakai masker saat menguji mesin, tidak memakai kacamata saat mengebor, pakaian lengan panjang dan pelindung kaki. Mereka mengatakan merasa merasa kurang nyaman jika menggunakan alat-alat tersebut. C. Fasilitas kesehatan. Di bengkel ini tidak memiliki fasilitas kesehatan atau bisa dikatakan alatalat P3K. Saat terjadi kecelakaan para pekerja lebih memilih untuk membeli obat-obatan diapotik terdekat. Kecelakaan yang sering terjadi adalah ketika memasang mesin tidak sengaja terkena obeng atauapun alat yang lain.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Pada bengkel para pekerja kurang begitu mengetahui keselamatan dan kesehatan kerja. Hal ini dapat dilihat dari pemantauan selama 2 hari kebanyakan dari mereka tidak menggunakan alat pelindung diri saat melakukan pekerjaan. Hal ini dapat mengakibatkan resiko keselamatan dan kesehatan bagi para pekerja. Manajemen dibengkel ini masing kurang terlaksana dengan baik dan benar. B. Saran 1. Terhadap pemilik bengkel Saran terhadap pemilik bengkel adalah lebih memperhatikan prinsip keselamatan dan kesehatan kerja terutama terhadap para pekerja dengan memberikan arahan yang benar dan mengadakan alat-alat kesehatan minimal kotak P3K. Selain hal diatas pemilik bengkel juga memperhatikan kembali lama waktu bekerja sehingga waktu istirahat pekerja dapat lebih baik. 2. Terhadap pekerja Para pekerja hendaknya menggunakan alat pelindung diri saat melakukan pekerjaan sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya kecelakaan saat bekerja. Walaupun pekerja bengkel beralasan dengan kerja lebih hati-hati tidak menutup kemungkinan kecelakaan masih dapat terjadi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anwar prabu mangkunegara, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT Remaja rosda, Bandung 2. Daryanto, 2003. Kesehatan dan Keselamatan kerja. Jakarta, Rhineka 3. Indonesia. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 Pasal 1 tentang keselamatan Kerja. 4. http://www.who.int/topics/environmental_health/en/ (Diakses pada tanggal 5 oktober 2013) 5. http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=1&id_subyek=06&notab =2 (Diakses pada tanggal 6 oktober 2013) 6. http://otto-smkotomotif.blogspot.com/2011/02/k3-di-bengkel-otomotif_27.html (diakses pada tanggal 5 oktober 2013)

LAPORAN HASIL KEGIATAN

Hari Selasa tanggal 1 Oktober 2013 09.00 : Datang dibengkel bertemu dengan kepala pimpinam bengkel untuk meminta ijin melakukan magang dibengkel dan perkenalan sekaligus wawancara dengan pimpinan bengkel 09.45 : Memulai kegiatan bengkel 09.50 : Melakukan observasi ruangan bengkel 10.00 : Melakukan wawancara terhadap para pekerja bengkel 10.00 : Melihat cara pekerja dalam memperbaiki mesin mobil 12.00 : Istirahat 13.00 : Melihat cara pekerja dalam mengebor kerangka mobil 15.00 : Kegiatan selesai

Hari Rabu tanggal 2 Oktober 2013 09.00 : Datang kebengkel 09.15 : Kegiatan bengkel dimulai 10.00 : Melakukan wawancara terhadap para pekerja bengkel 10.00 : Melihat cara pekerja dalam memperbaiki mesin mobil 12.00 : Istirahat 13.00 : Menyerahkan produk 15.00 : Kegiatan selesai

10

Anda mungkin juga menyukai