A.
Informasi Umum
Virus ini menurunkan sampai merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Setelah beberapa tahun jumlah virus semakin banyak sehingga system kekebalan tubuh tidak lagi mampu melawan penyakit yang masuk.
2. Pengertian AIDS AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) atau kumpulan berbagai gejala penyakit akibat turunnya kekebalan tubuh individu akibat HIV Ketika individu sudah tidak lagi memiliki sistem kekebalan tubuh maka semua penyakit dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh.
57
Karena sistem kekebalan tubuhnya menjadi sangat lemah, penyakit yang tadinya tidak berbahaya akan menjadi sangat berbahaya.
4. Asal HIV/AIDS Dari mana AIDS berasal ? Belum diketahui dengan jelas dari mana dan kapan jelasnya HIV/AIDS muncul. Diperkirakan pada akhir 1970-an di daerah sub sahara Afrika HIV sudah berkembang dan meluas. Perkiraan ini dibuat berdasarkan catatan kasus-kasus penyakit yang ada di rumahrumah sakit di beberapa negara Afrika pada saat itu. Hal ini juga diperkuat oleh beberapa contoh darah pada tahun 1950-an yang telah mengandung HIV. Tetapi kasus HIV/AIDS pertama kali dilaporkan oleh Gottleib dan kawan-kawan di Los Angeles pada tanggal 5 Juni 1981.
Siapa penemu virus HIV ? HIV ditemukan oleh Dr. Luc Montaigner dan kawan-kawan dari Institute Pasteur Perancis. Mereka berhasil mengisolasi virus penyebab AIDS ini dengan mengisolasi virus dari kelenjar getah bening dalam tubuh ODHA
58
HIV/AIDS)
yang
Kemudian pada bulan Juli 1994 Dr. Robert Gallo dari Lembaga Kanker Nasional di Amerika Serikat menyatakan bahwa dia menemukan virus baru dari seorang penderita AIDS yang diberi nama HTLV-III. Kemudian Ilmuwan lainnya, J. Levy juga menemukan virus penyebab AIDS yang ia namakan AIDS Related Virus yang disingkat ARV. Akhir Mei 1986 Komisi Taksonomi International sepakat menyebut nama virus AIDS ini dengan HIV.
Indonesia
Secara resmi kasus AIDS pertama di Indonesia yang dilaporkan adalah pada seorang turis asing di Bali pada tahun 1987. Walaupun sebelumnya sudah ada berita tidak resmi bahwa sedikitnya ada tiga kasus AIDS di Jakarta pada tahun 1983 tetapi karena tidak tercatat di Indonesia maka kasus pertama di Indonesia disepakati pada tahun 1987
Mengapa penyebaran HIV/AIDS di Indonesia cukup tinggi? Dari tahun ke tahun kasus HIV maupun kasus AIDS di Indonesia semakin bertambah jumlahnya. Menurut Jaringan Epidemiologi Nasional ada
Multimedia Materi KRR
59
beberapa kondisi yang membuat penyebaran AIDS di Indonesia menjadi cepat, antara lain : Meluasnya pelacuran Peningkatan hubungan seks pra nikah (sebelum menikah) dan ekstra marital (di luar nikah) Prevalensi penyakit menular seksual yang tinggi Kesadaran pemakaian kondom masih rendah Urbanisasi dan migrasi penduduk yang tinggi Penggunaan jarum suntik yang tidak steril Lalu lintas dari dan ke luar negeri yang bebas
3000 2700 2400 2100 1800 1500 1200 900 600 300 0
Penjelasan Grafik:
2834 2720 2552
HIV
Cumulative Kumulatif
1904
1172 769 465 382 178 105 83 126 96 71 208 69 277 18 5 6 4 4 4 137 13 17 23 41 9 4 591 403 168 114 732 648
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa kasus HIV pertama yang tercatat pada tahun 1987 sebanyak 4 kasus. Sampai tahun 1991 jumlah kasus yang tercatat relatif stabil, kecuali pada tahun 1988 (5 kasus) dan tahun 1991 (6 kasus). Tetapi mulai 1992 kasus HIV yang tercatat mulai melonjak, yaitu 16 kasus sampai yang tertinggi tahun 2001 dengan 732 kasus. Secara kumulatif terlihat perkembangan kasus HIV yang tercatat selalu mengalami peningkatan mulai dari 4 kasus di tahun 1987 sampai 2834 pada tahun 2004. Percepatan perkembangannya terlihat bertambah dari tahun 1992, dan bertambah lebih tajam lagi mulai tahun 1999. Dan mulai mengalami perlambatan mulai tahun 2003.
2004
60
3000 2700 2400 2100 1800 1500 1200 900 600 300 0
1016 671 355 452 345 178 219 154 74 227 47 274 34 153 12 10 17 16 20 32 119 5 2 2 3 87 67 51 34 24 12 7 2 4 1525 1371
AIDS
Cumulative Kumulatif
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
Sedangkan untuk kasus AIDS yang tercatat terlihat lebih rendah dari kasus HIV yang tercatat. Hal ini wajar, karena berdasarkan fase perkembangannya AIDS memang lebih lama sejak terinfeksi HIV. Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa kasus AIDS pertama yang tercatat pada tahun 1987 sebanyak 2 kasus. Terlihat juga bahwa kasus AIDS yang tercatat selalu mengalami peningkatan kecuali pada tahun 1999 mengalami penurunan kasus, dari 74 pada tahun 1998 menjadi 47 kasus; dan pada tahun 2004 dari 355 kasus pada tahun 2003 menjadi 154 kasus. Kasus AIDS yang tercatat tertinggi adalah pada tahun 2003 sebanyak 355 kasus. Secara kumulatif terlihat perkembangan kasus HIV yang tercatat selalu mengalami peningkatan mulai dari 2 kasus di tahun 1987 sampai 1525 pada tahun 2004. Percepatan perkembangannya terlihat bertambah dari tahun 2000. Dan mulai mengalami perlambatan mulai tahun 2004. 7. Fenomena Gunung Es Kasus HIV/AIDS bagaikan gunung es. Yang nampak hanyalah permukaan belaka namun kasus yang sesungguhnya jauh lebih besar daripada kasus yang nampak, maka terjadi apa yang disebut sebagai Fenomena Gunung Es. Artinya adalah data kasus
2004
61
statistik mengenai jumlah angka individu yang terinfeksi HIV maupun individu yang AIDS bukan jumlah yang sebenarnya. Terdapat banyak kasus HIV/AIDS yang tidak dilaporkan mengingat pada fase awal AIDS selain tanpa gejala, juga tidak dapat dideteksi. Selain itu kesadaran masyarakat untuk melakukan tes HIV masih rendah. Sehingga dimungkinkan masih banyak kasus yang tidak terdata, dan menjadikan data yang ada adalah bukan angka yang sebenarnya.
B.
2. Fase 2 Umur infeksi: 2-10 tahun setelah terinfeksi HIV. Pada fase kedua ini individu sudah positif HIV dan belum menampakkan gejala sakit Sudah dapat menularkan pada orang lain. Bisa saja terlihat/mengalami gejala-gejala ringan, seperti flu (biasanya 2-3 hari dan sembuh sendiri)
3. Fase 3 Mulai muncul gejala-gejala awal penyakit. Belum disebut sebagai gejala AIDS. Gejala-gejala yang berkaitan antara lain keringat yang berlebihan pada waktu malam, diare terus menerus, pembengkakan kelenjar getah bening, flu yang tidak sembuh-sembuh,
62
nafsu makan berkurang dan badan menjadi lemah, serta berat badan terus berkurang. Pada fase ketiga ini sistem kekebalan tubuh mulai berkurang.
4. Fase 4 Sudah masuk pada fase AIDS. AIDS baru dapat terdiagnosa setelah kekebalan tubuh sangat berkurang dilihat dari jumlah sel-T nya. Timbul penyakit tertentu yang disebut dengan infeksi oportunistik yaitu TBC, infeksi paru-paru yang menyebabkan radang paru-paru dan kesulitan bernafas, kanker, khususnya sariawan, kanker kulit atau sarcoma kaposi, , infeksi usus yang menyebabkan diare parah bermingguminggu, dan infeksi otak yang menyebabkan kekacauan mental dan sakit kepala.
C.
Penularan HIV/AIDS
1. Media Penularan HIV/AIDS Aliran darah, bisa berbentuk luka Cairan sperma Cairan vagina
2. Cara Penularan HIV/AIDS Hubungan Seksual Hubungan seksual yang tidak aman dengan orang yang telah terpapar HIV
63
Penggunaan Jarum Suntik Penggunaan jarum suntik, tindik, tato, pisau cukur, dll yang dapat menimbulkan luka yang tidak disterilkan secara bersama-sama dipergunakan dan sebelumnya telah dipakai orang yang terinfeksi HIV. Cara-cara ini dapat menularkan HIV karena terjadi kontak darah.
Ibu Hamil kepada Anak yang Dikandungnya o o o o Antenatal yaitu saat bayi masih berada didalam rahim, melalui plasenta Intranatal yaitu saat proses persalinan, bayi terpapar darah ibu atau cairan vagina Postnatal yaitu setelah proses persalinan, melalui air susu ibu Kenyataannya 25-35% dari semua bayi yang dilahirkan oleh ibu yang sudah terinfeksi di negara berkembang tertular HIV, dan 90% bayi dan anak yang tertular HIV tertular dari ibunya.
HIV/AIDS
Menggunakan jarum dan peralatan yang sudah tercemar HIV Berhubungan seks melalui dubur, oral maupun melalui vagina tanpa perlindungan Memiliki banyak pasangan seksual atau mempunyai pasangan yang memiliki banyak pasangan lain
64
3. Pernyataan-Pernyataan Seputar
Penularan HIV
Beberapa pendapat yang penularan HIV diantaranya: salah, mengenai
Salah: HIV / AIDS menular melalui hubungan kontak sosial biasa dari satu orang ke orang lain di rumah, tempat kerja atau tempat umum lainnya Salah: HIV / AIDS menular melalui makanan Salah: HIV / AIDS menular melalui udara dan air (kolam renang, toilet, dll) Salah: HIV / AIDS menular melalui serangga/nyamuk Salah: HIV / AIDS menular melalui batuk, meludah bersin,
Salah: HIV / AIDS menular melalui bersalaman, menyentuh, berpelukan atau cium pipi
D.
Hubungan Antara HIV/AIDS dengan Penyalahgunaan Napza dan Hubungan Seks Bebas Tidak Aman
1. HIV/AIDS Hubungan Seks Bebas Dan
Tak Aman
Salah satu media penularan HIV/AIDS yaitu melalui cairan sperma maupun cairan vagina, maka perilaku hubungan seks bebas tidak aman merupakan perilaku yang beresiko tertular maupun menularkan virus HIV.
65
2. HIV/AIDS Penyalahgunaan Napza Walau tidak seluruh pengguna NAPZA, namun sebagian besar pengguna beberapa jenis NAPZA cenderung menggunakan Jarum Suntik sebagai media pemakaiannya. Penggunaan jarum suntik yang tidak seril dan dilakukan secara bergantian sangat rentan terhadap penularan virus HIV/AIDS (tertular maupun menularkan). Hal yang lebih mengerikan, Pengguna Napza yang merupakan ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) akan membuatnya lebih cepat memasuki fase AIDS. Hal ini dikarenakan karakteristik NAPZA yang bersifat menggerogoti organ tubuh. Termasuk juga perokok, karena rokok memiliki sifat yang sama.
E.
Pencegahan Penularan
1. Secara Umum Lima cara pokok untuk mencegah penularan HIV (A, B, C, D, E), yaitu: A: Abstinence memilih untuk tidak melakukan hubungan seks berisiko tinggi, terutama seks pranikah saling setia Menggunakan kondom secara konsisten dan benar Tolak penggunaan NAPZA Jangan pakai jarum suntik bersama
2. Untuk Pengguna Napza Pencandu yang IDU dapat penularan HIV/AIDS jika : terbebas dari
66
tidak, tidak
memakai
jarum
Atau paling tidak, sehabis dipakai, jarum suntik langsung dibuang Atau paling tidak kalau menggunakan jarum yang sama, sterilkan dulu, yaitu dengan merendam pemutih (dengan kadar campuran yang benar) atau direbus dengan ketinggian suhu yang benar. Proses ini biasa disebut bleaching (sterilisasi dengan pemutih)
3. Untuk Remaja Karena semua orang tanpa kecuali dapat tertular HIV apabila perilakunya sehari-hari termasuk dalam perilaku yang berisiko tinggi terpapar HIV, maka yang perlu dilakukan remaja antara lain: Tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah. Yang ditekankan di sini yaitu, hubungan seks tidak aman berisiko IMS, dan IMS memperbesar risiko penularan HIV/AIDS. Mencari informasi yang lengkap dan benar yang berkaitan dengan HIV/AIDS Mendiskusikan secara terbuka permasalahan yang sering dialami remaja --dalam hal ini tentang masalah perilaku seksual- dengan orang tua, guru, teman maupun orang yang memang paham mengenai hal ini. Menghindari penggunaan obat-obatan terlarang dan jarum suntik, tato dan tindik Tidak melakukan kontak langsung percampuran darah dengan orang yang sudah terpapar HIV Menghindari perilaku yang dapat mengarah pada perilaku yang tidak sehat dan tidak bertanggung jawab
67
F.
Apa yang dimaksud dengan tes HIV/AIDS itu? Tes HIV adalah tes yang dilakukan untuk memastikan apakah individu yang bersangkutan telah dinyatakan terkena HIV atau tidak. Tes HIV berfungsi untuk mengetahui adanya antibodi terhadap HIV atau mengetes adanya antigen HIV dalam darah. Ada beberapa jenis tes yang biasa dilakukan di antaranya yaitu tes Elisa, tes Dipstik dan tes Western Blot. Masing-masing alat tes memiliki sensitivitas atau kemampuan untuk menemukan orang yang mengidap HIV dan spesifitas atau kemampuan untuk menemukan individu yang tidak mengidap HIV. Untuk tes antibodi HIV semacam Elisa memiliki sensitivitas yang tinggi. Dengan kata lain persentase pengidap HIV yang memberikan hasil negatif palsu sangat kecil. Sedangkan spesifitasnya adalah antara 99,7%-99,90% dalam arti 0,1% - 0,3% dari semua orang yang tidak berantibodi HIV akan dites positif untuk antibodi tersebut. Untuk itu hasil Elisa positif perlu diperiksa ulang (dikonfirmasi) dengan metode Western Blot yang mempunyai spesifisitas yang lebih tinggi.
68
HIV/AIDS
Syarat tes darah untuk keperluan HIV adalah : Bersifat rahasia Harus dengan konseling baik pra tes maupun pasca tes Tidak ada unsur paksaan
Sedangkan prosedur pemeriksaan darah untuk HIV/AIDS meliputi beberapa tahapan yaitu : a. Pre tes konseling Identifikasi risiko perilaku seksual (pengukuran tingkat risiko perilaku) Penjelasan arti hasil tes dan prosedurnya (positif/negatif) Informasi HIV/AIDS sejalas-jelasnya Identifikasi kebutuhan mengetahui hasil tes pasien, setelah
Rencana perubahan perilaku b. Tes darah Elisa Hasil tes Elisa konseling untuk yang lebih aman diulang kembali berikutnya. (-) kembali melakukan penataan perilaku seks (safer sex). Pemeriksaan dalam waktu 3-6 bulan
Hasil tes Elisa (+), konfirmasikan dengan Western Blot c. Tes Western Blot Hasil tes Western Blot (+) laporkan ke dinas kesehatan (dalam keadaan tanpa nama). Lakukan pasca konseling dan pendampingan (menghindari emosi putus asa keinginan untuk bunuh diri). Hasil tes Western Blot (-) sama dengan Elisa (-)
69
G.
Pengobatan HIV/AIDS
1. HIV/AIDS Belum Dapat Disembuhkan Sampai saat ini belum ada obat-obatan yang dapat menghilangkan HIV dari dalam tubuh individu. Ada beberapa kasus yang menyatakan bahwa HIV/AIDS dapat disembuhkan. Setelah diteliti lebih lanjut, pengobatannya tidak dilakukan dengan standar medis, tetapi dengan pengobatan alternatif atau pengobatan lainnya. Obat-obat yang selama ini digunakan berfungsi menahan perkembangbiakan virus HIV dalam tubuh, bukan menghilangkan HIV dari dalam tubuh. Hal inilah yang dialami Magic Johnson, pebasket tim LA Lakers. Konsumsi obat-obatan dilakukan menahan jalannya virus sehingga tubuh tetap terjaga. untuk kondisi
Obat-obatan ARV sudah dipasarkan secara umum, untuk obat generic, biaya obat ARV yaitu sekitar Rp. 380.000,- per paket. Namun tidak semua orang yang HIV positif sudah membutuhkan obat-obat ARV, ada kriteria khusus. Jadi pengobatan HIV Magic Johnson belum tentu dapat diterapkan pada orang lain. Meskipun semakin hari makin banyak individu yang dinyatakan positif HIV, namun sampai saat ini belum ada informasi adanya obat yang dapat menyembuhkan HIV/AIDS. Bahkan sampai sekarang belum ada perkiraan resmi mengenai kapan obat yang dapat menyembuhkan AIDS atau vaksin yang dapat mencegah AIDS ditemukan.
70
2. Pengobatan HIV/AIDS Untuk menahan lajunya tahap perkembangan virus beberapa obat yang ada adalah antiretroviral dan infeksi oportunistik. Obat antiretroviral adalah obat yang dipergunakan untuk retrovirus seperti HIV guna menghambat perkembang-biakan virus. Obat-obatan yang termasuk anti retroviral yaitu AZT, Didanoisne, Zaecitabine, Stavudine. Obat infeksi oportunistik adalah obat yang digunakan untuk penyakit yang muncul sebagai efek samping rusaknya kekebalan tubuh. Yang penting untuk pengobatan oportunistik yaitu menggunakan obat-obat sesuai jenis penyakitnya, contoh: obat-obat anti TBC, dll.
H.
OHIDHA
a. Oleh masyarakat Masyarakat banyak meminta ODHA untuk dikarantina ke shelter khusus pengidap HIV / AIDS, padahal tanpa media dan cara yang ada di atas HIV / AIDS tidak akan tertular. Sebagian masyarakat melakukan diskriminasi karena : Kurang informasi yang benar bagaimana cara penularan HIV/AIDS, hal-hal apa saja yang dapat menularkan dan apa yang tidak menularkan Tidak percaya pada informasi yang ada sehingga ketakutan mereka terhadap HIV/AIDS berlebihan
71
b. Oleh penyedia layanan kesehatan Masih ada penyedia layanan kesehatan yang tidak mau memberikan pelayanan kepada penderita HIV/AIDS Hal ini disebabkan ketidaktahuan mereka terhadap penyakit ini dan juga kepercayaan yang mereka miliki
2. Apa Yang Harus Dilakukan Oleh ODHA Mendekatkan diri pada Tuhan Menjaga kesehatan fisik Tetap bersikap / berpikir positif Tetap mengaktualisasikan dirinya Masuk dalam kelompok dukungan (support group) Menghindari penyalahgunaan NAPZA Menghindari seks bebas dan tidak aman Berusaha mendapatkan terapi HIV / AIDS
72
hiv/aids
Tujuan Fasilitasi:
Memahami seluk beluk HIV/AIDS Memahami cara pencegahan penularan HIV/AIDS
Daftar Isi:
a. b. c. d. e. f. g. h. Informasi umum Tahap perubahan HIV AIDS Penularan Napza-HIV/AIDS-Seksualitas Pencegahan Bagaimana mengetahui Pengobatan Stigma dan diskriminasi
hiv / aids
a. informasi umum
Pengertian HIV Pengertian AIDS Asal HIV / AIDS HIV/AIDS di Indonesia
hiv / aids
a. informasi umum
Pengertian HIV Pengertian AIDS Asal HIV / AIDS HIV/AIDS di Indonesia
Singkatan: Human Immunodeficiency Virus Virus yang menurunkan sistem kekebalan tubuh
hiv / aids
a. informasi umum
Pengertian HIV Pengertian AIDS Asal HIV / AIDS HIV/AIDS di Indonesia
Singkatan: Acquired Immuno Deficiency Syndrome
hiv / aids
a. informasi umum
Pengertian HIV Pengertian AIDS Asal HIV / AIDS HIV/AIDS di Indonesia
1. Asal HIV/AIDS
belum diketahui dari mana dan kapan HIV/AIDS muncul
2. Penemu HIV/AIDS
Dr. Luc Montaigner, dkk Dr. Robert Gallo J. Levy Komisi Taksonomi International
hiv / aids
3300 3000 2700 2400 21 00 1 800 1 500 1 200 900 600 300 0
a. informasi umum
Pengertian HIV Pengertian AIDS Asal HIV / AIDS HIV/AIDS di Indonesia
3000
2864 2720 2552
- Kapan kasus pertama kali ditemukan - Perkembangan hingga saat ini (lihat grafik di bawah) - Fenomena gunung es
2700 2400 2100 1800 1500 1200
1525 1371 1016 671 345
HIV
Cumulative
1904
AIDS
Cumulative
1172 732 465 126 769 403 591 178 648 168 144
355 154
1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004
1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004
hiv / aids
hiv / aids
hiv / aids
hiv / aids
hiv / aids
hiv / aids
Media Cara
c. penularan
HUS Transfusi Darah Penggunaan Jarum Suntik Ibu Hamil kepada bayinya
hiv / aids
Media Cara
c. penularan
Cairan darah Cairan sperma Cairan vagina
HUS Transfusi Darah Penggunaan Jarum Suntik Ibu Hamil kepada bayinya
hiv / aids
Media Cara
c. penularan
Hubungan seks tidak aman : Berganti-ganti pasangan Tidak menggunakan kondom
HUS Transfusi Darah Penggunaan Jarum Suntik Ibu Hamil kepada bayinya
hiv / aids
Media Cara
c. penularan
HUS Transfusi Darah Penggunaan Jarum Suntik Ibu Hamil kepada bayinya
hiv / aids
Media Cara
c. penularan
HUS Transfusi Darah Penggunaan Jarum Suntik Ibu Hamil kepada bayinya
Menggunakan jarum suntik yang tidak steril (tercemar virus HIV) Menggunakannya secara bergantian
hiv / aids
Media Cara
c. penularan
HUS Transfusi Darah Penggunaan Jarum Suntik Ibu Hamil kepada bayinya
hiv / aids
c. penularan
Pernyataan yang salah seputar penularan hiv / aids Makanan-minuman Udara, air Serangga (nyamuk, dll) Batuk, bersin, ludah Bersentuhan Bertukar Pakaian
hiv / aids
d. napza-hiv/aids-seksualitas
NAPZA KRR
HIV/AIDS
SEKS
hiv / aids
d. napza-hiv/aids-seksualitas
NAPZA
Penggunaan Jarum Suntik tdk steril ODHA yang menggunakan Napza mengalami percepatan memasuki fase AIDS
KRR
HIV/AIDS
SEKS
hiv / aids
d. napza-hiv/aids-seksualitas
NAPZA KRR
Kesadaran Gairah seks atau
HIV/AIDS
HUS bebas + tidak aman
SEKS
hiv / aids
Umum
e. pencegahan
hiv / aids
Umum
e. pencegahan
A B C D E Abstinence Be faithful Condom Drugs Equipment
hiv / aids
Umum
e. pencegahan
Berhenti menggunakan sebelum tertular. Atau paling tidak: Tidak memakai jarum suntik Atau paling tidak: Sekali pakai, buang jarum suntik Atau paling tidak: Pakai berulang, tapi utk sendiri saja Atau paling tidak: Pakai bergantian, tapi seterilisasi dulu
hiv / aids
Umum
e. pencegahan
hiv / aids
f. bagaimana mengetahui
Tes darah Syarat tes Prosedur tes
hiv / aids
f. bagaimana mengetahui
Tes darah Syarat tes Prosedur tes
Ada dua tes (bisa pilih) : Tes Elisa Tes Western Blot
hiv / aids
f. bagaimana mengetahui
Tes darah Syarat tes Prosedur tes
Syarat: Rahasia Disertai konseling Sukarela
hiv / aids
f. bagaimana mengetahui
Tes darah Syarat tes Prosedur tes
hiv / aids
g. pengobatan
Belum ada obat Jenis obat yg ada
hiv / aids
g. pengobatan
Belum ada obat Jenis obat yg ada
Belum ada obat yang menyembuhkan. Baru ada obat yang menghambat virus Kalaupun ada, sifatnya kasuistik.
hiv / aids
g. pengobatan
Belum ada obat Jenis obat yg ada
1. Antiretroviral menghambat virus berkembang biak 2. Infeksi oportunistik mengobati penyakit lain (yg muncul sbg efek samping kekebalan tubuh rusak)
hiv / aids
hiv / aids
hiv / aids
hiv / aids
hiv / aids
hiv / aids
NAPZA
KRR
HIV/AIDS
SEKS