Anda di halaman 1dari 9

DEFINISI Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan

tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg.( Smith Tom, 1995 ) Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar 95 mmHg ( Kodim Nasrin, 2003 ). Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolik karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik ( Smith Tom, 1995 ). Hipertensi adalah tekanan darah tinggi atau istilah kedokteran menjelaskan hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan pada mekanisme pengaturan tekanan darah (Mansjoer,2000 : 144) Hipertensi adalah keadaan menetap tekanan sistolik melebih dari 140 mmHg atau tekanan diastolik lebih tinggi dari 90 mmHg. Diagnostik ini dapat dipastikan dengan mengukur rata-rata tekanan darah pada 2 waktu yang terpisah (FKUI, 2001 : 453) Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg ataulebih. (Barbara Hearrison 1997) KLASIFIKASI Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan rekomendasi dari The Sixth Report of The Join National Committee, Prevention, Detection and Treatment of High Blood Pressure (JNC VI, 1997) sebagai berikut : No Kategori Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg) 1. Optimal <120 <80 2. Normal 120 129 80 84 3. High Normal 130 139 85 89 4. Hipertensi Grade 1 (ringan) 140 159 90 99 Grade 2 (sedang) 160 179 100 109 Grade 3 (berat) 180 209 100 119 Grade 4 (sangat berat) >210 >120 ETIOLOGI Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu : ( Lany Gunawan, 2001 ) 1.Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya. 2.Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain. Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi, sedangkan 10 % sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer. Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi: o Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport Na. o Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan darah meningkat. o Stress karena Lingkungan. o Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada orang tua serta pelebaran pembuluh darah. Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan perubahan pada : o Elastisitas dinding aorta menurun o Katub jantung menebal dan menjadi kaku o Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.

o Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi o Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer. Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut : a. Faktor keturunan Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi. b. Ciri perseorangan Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah: o Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat ) o Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan ) o Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih ) c. Kebiasaan hidup Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah : o Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr ) o Kegemukan atau makan berlebihan o Stress o Merokok o Minum alkohol o Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin ) Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah : a. Ginjal o Glomerulonefritis o Pielonefritis o Nekrosis tubular akut o Tumor b. Vascular o Aterosklerosis o Hiperplasia o Trombosis o Aneurisma o Emboli kolestrol o Vaskulitis c. Kelainan endokrin o DM o Hipertiroidisme o Hipotiroidisme d. Saraf o Stroke o Ensepalitis o SGB e. Obat obatan o Kontrasepsi oral o Kortikosteroid PATOFISIOLOGI Meningkatnya tekanan darah di dalam saluran arteri bisa terjadi melalui beberapa cara, yaitu : jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya, arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa

darah melalui arteri tersebut, karena-nya darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh darah yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yan terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah. Bertambahnya cairan dalam sirkuilasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah, hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh, volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanand arah juga meningkat, sebaliknya jia : aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran, banyak cairan keluar dari sirkulasi, maka tekanan darah akan menurun. Penyesuaian terhadap faktor faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan di dalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom (bagian dari system saraf yang mengatur berbagai fungsi tubuh secara otomatis). Ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara : jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali normal. Jika tekanan darah menururn, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali normal. Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang disebut rennin, yang memicu pembentukan hormone angiotensin, yang selanjutnya akan memicu pelepasan hormon aldosteron. Ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan tekanan darah, karena iti berbagai penyakit dan kelainan pada ginjal bisa menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi. Misalnya penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis arteri renalis) bisa menyebabkan hipertensi. Perdangan dan cedera pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa menyebabkan naiknya tekanan darah. Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari system saraf otonom, yang untuk sementara waktu akan : meningkatkan tekanan darah selama respon fight or flight (reaksi fisik tubuh terhadap ancaman dari luar). Meningkatkan kecepatan dan kekuatan denyut jantung; jugta mempersempit sebagian besar arteriola, tetapi memperlebar arteteriola di daerah tertentu (misalnya otot rangka, yang memerlukan pasokan darah yang lebih banyak). Mengurangi pembuangan air dan garam oleh ginjal, sehingga akan meningkatkan volume darah dalam tubuh. Melepaskan hormone epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin (noradrenalin), yang merangsang jantung dan pembuluh darah. MANIFESTASI KLINIS o Sakit kepala dan pusing o Nyeri kepala berputar o Rasa berat di tengkuk o Marah / emosi tidak stabil o Mata berkunang kunang o Telinga berdengung o Sukar tidur h. Kesemutan o Kesulitan bicara o Rasa mual / muntah o Epistaksis o Migren o Mudah lelah o Tinistus yang diduga berhubungan dengan naiknya tekanan darah KOMPLIKASI Meningkatnya tekanan darah seringkali merupakan satu-satunya gejala pada hipertensi essensial. kadangkadang hipertensi essensial berjalan tanpa gejala dan baru timbul gejala setelah komplikasi pada organ sasaran seperti pada ginjal, mata,otak, dan jantung.Gejala-gejala seperti sakit kepala, mimisan, pusing, migrain sering ditemukan sebagai gejala klinis hipertensi essensial.

Gejala akibat komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai adalah: gangguan penglihatan, gangguan saraf, gagal jantung,gangguan fungsi ginjal, gangguan serebral (otak), yang mengakibatkan kejang dan pendarahan pembuluh darah otak yang mengakibatkan kelumpuhan, gangguan kesadaran hingga koma, sebelum bertambah parah dan terjadi komplikasi serius seperti gagal ginjal, serangan jantung, stroke, lakukan pencegahan dan pengendalian hipertensi dengan merubah gaya hidup dan pola makan. beberapa kasus hipertensi erat kaitannya dengan gaya hidup tidak sehat. seperti kurang olah raga, stress, minum-minuman, beralkohol, merokok, dan kurang istirahat. kebiasaan makan juga perlu diqwaspadai. pembatasan asupan natrium (komponen utama garam), sangat disarankan karena terbukti baik untuk kesehatan penderita hipertensi. Dalam perjalannya penyakit ini termasuk penyakit kronis yang dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi antara lain : a. Stroke b. Gagal jantung c. Gagal Ginjal d. Gangguan pada Mata PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Hemoglobin / hematokrit : mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor-faktor resiko seperti hipokoagulabilitas, anemia. 2. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal. 3. Glukosa : Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi). 4. Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama (penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik. 5. Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi. 6. Kolesterol dan trigeliserida serum : peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk/adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiofaskuler) 7. Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat mengakibatkan vasikonstriksi dan hipertensi. 8. Kadar aldosteron urin dan serum : untuk menguji aldosteronisme primer (penyebab). 9. Urinalisa : darah, protein dan glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes. 10. VMA urin (metabolit katekolamin) : kenaikan dapat mengindikasikan adanya feokomositoma (penyebab); VMA urin 24 jam dapat digunakan untuk pengkajian feokromositoma bila hipertensi hilang timbul. 11. Asam urat: hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko terjadinya hipertensi. 12. Steroid urin : kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme, feokromositoma atau disfungsi ptuitari, sindrom Cushings; kadar renin dapat juga meningkat. 13. IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti penyakit parenkim ginjal, batu ginjal dan ureter. 14. Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub; deposit pada dan/ EKG atau takik aorta; perbesaran jantung. 15. CT scan : mengkaji tumor serebral, CSV, ensevalopati, atau feokromositoma. 16. EKG: dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi. Catatan : Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi. PENATALAKSNAAN a. Penatalaksanaan Non Farmakologis. 1. Diet Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma. 2. Aktivitas.

Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan bersepeda atau berenang. b. Penatalaksanaan Farmakologis. Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu: 1. Mempunyai efektivitas yang tinggi. 2. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal. 3. Memungkinkan penggunaan obat secara oral. 4. Tidak menimbulakn intoleransi. 5. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien. 6. Memungkinkan penggunaan jangka panjang. Golongan obat obatan yang diberikan pada golongan diuretic, golongan betabloker, golongan penghambat konversi rennin angitensin.

dan seperti

disesuaikan berjalan,

dengan jogging,

perlu

diperhatikan

dalam

klien dengan hipertensi golongan antagonis

seperti kalsium,

http://nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-35459-Kep%20Kardiovaskuler-Askep%20Hipertensi.html http://seputarsehat.com/keperawatan/asuhan-keperawatan/asuhan-keperawatan-hipertensi-heart-disease http://pusber.com/2013/03/asuhan-keperawatan-hipertensi/ http://askep-asuhankeperawatan.blogspot.com/2009/08/askep-hipertensi.html http://seputarsehat.com/keperawatan/asuhan-keperawatan/asuhan-keperawatan-hipertensi-heart-disease PENYIMPANGAN KDM KONSEP DASAR PENGKAJIAN 3.1.1 Identitas pasien Nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan, status perkawinan 3.1.2 Riwayat kesehatan 1. Riwayat penyakit keluarga hipertensi, diabetes mellitus, dislipidemia, penyakit jantung koroner, stroke atau penyakit ginjal. 2. Lama dan tingkat tekanan darah tinggi sebelumnya dan hasil serta efek sampinng obat antihipertensi sebelumnya. 3. Riwayat atau gejala sekarang penyakit jantung koroner dan gagal jantung, penyakit serebrovaskuler, penyakit vaskuler perifer, diabetes mellitus, pirai, dislipidemia, asma bronkhiale, disfungsi seksual, penyakit ginjal, penyakit nyata yang lain dan informasi obat yang diminum. 4. Penilaian faktor risiko termasuk diet lemak, natrium, dan alcohol, jumlah rokok, tingkat aktifitas fisik, dan peningkatan berat badan sejak awal dewasa. 5. Riwayat obat-obatan atau bahan lain yang dapat meningkatkan tekanan darah termasuk kontrasepsi oral, obat anti keradangan nonsteroid, liquorice, kokain dan amfetamin. Perhatian juga untuk pemakaian eritropoetin, siklosporin atau steroid untuk penyakit yang bersamaan. 6. Faktor pribadi, psikososial, dan lingkungan yang dapat mempengaruhi hasil pengobatan antihipertensi termasuk situasi keluarga, lingkungan kerja, dan latar belakang pendidikan. 3.1.3 Pengkajian data dasar 1. Aktivitas/Istirahat Gejala: Kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton. Tanda: Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea. 2. Sirkulasi Gejala: Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung kroner/katup dan penyakit serebrovaskular, episode palpitasi, presipitasi.

Tanda: Kenaikan TD (pengukuran serial dari kenaikan TD diperlukan untukmenegakkan diagnosis), Hipotensi postural (mungkin berhubungan dengan regimen obat), Nadi: denyutan jalas dari karotis, jugularis, radialis, perbedaan denyut seperti denyut femoral melambat sebagai kompensasi denyutan radialis atau brakialis; denyut popliteal, tibialis posterior, pedalis tidak teraba atau lemah. Denyut apikal: PMI kemungkinan bergeser dan/atau sangat kuat. Frekuensi/irama : takikardia, berbagai disritmia. Bunyi jantung: terdengar s2 pada dasar ; s3 (CHF dini) ; s4 (pergeseran ventrikel kiri/hipertrofi ventrikel kiri). Murmur stenosis valvular. Desiran vaskular terdengar diatas karotis, femoralis, atau epigastrium (stenosis arteri). DVJ [distensi vena jugularis] (kongesti vena). Ekstrimitas: perubahan warna kulit, suhu dingin (vasokonstriksi perifer); pengisian kapiler mungkin lambat/tertunda (vasokonstriksi). Kulit-pucat, sianosia dan diaforesis (kongesti, hipoksemia); kemerahan (feokromositoma). 3. Integritas Ego Gejala: Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euforia, atau marah kronik (dapat mengindikasikan kerusakan serebral). Tanda: Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinu perhatian, tangisan yang meledak. Gerak tangan empati, otot muka tegang (khusus sekitar mata), gerakan fisik cepat, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara. 4. Eliminasi Gejala:Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu (seperti, infeksi/obstruksi atau riwayat penyakit ginjal masa yang lalu). 5. Makanan/Cairan Gejala: Makanan yang disukai, yang dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolestrol (seperti makanan yang digoreng, keju, telur); gula-gula yang bewarna hitam; kandungan tinggi kalori. Mual, muntah. Perubahan berat badan akhir-akhir ini (meningkar/menurun). Riwayat penggunaan diuretik. Tanda: Berat badan normal atau obesitas. Adanya edema (mungkin umum atau tertentu); kongesti vena, DVJ; glikosuria (hampir 10% pasien hipertensi adalah diabetik). 6. Neurosensori Gejala:Keluhan pening/pusing. Berdenyut, sakit kepala suboksipital (terjadi saat bangun dan menghilang secara spontan setelah beberapa jam). Episode kebas dan /atau kelamahan pada satu sisi tubuh. Gangguan penglihatan ( diplopia, penglihatan kabur). Episode epistaksis. Tanda: Status mental: perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara, afek, proses pikir, atau memori (ingatan). Respon motorik: penurunan kekuatan genggaman tangan dan/ atau reflaks tendon dalam. Perubahan-perubahan retinal optik: dari sklerosis/penyempitan arteri ringan sampai berat dan perubahan sklerotik dengan edema atau papilaedema, eksudat, dan hemoragi tergantung pada berat/lamanya hipertensi. 7. Nyeri/ketidaknyamanan Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung). Nyeri hilang timbul pada tungkai/klaudikasi (indikasi arteriosklerosis pada arteri Tanda: Distres respirasi/penggunaan otot aksesori pernafasan. Bunyi nafas tambahan (krakles/mengi). Sianosis 8. Keamanan Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan. Episode parestesia unilateral transien hipotensi postural. 9. Pembelajaran/Penyuluhan Gejala: Faktor-faktor resiko keluarga: hipertensi, aterosklesosis, penyakit jantung, diabetes melitus, penyakit serebrovaskular/ginjal. Faktor-faktor resiko etnik, seperti orang Afrika-Amerika, AsiaTenggara. Penggunaan pil KB atau hormon lain; penggunaan obat/ alkohol. 3.1.4 Pemeriksaan Fisik 1. Pengukuran tinggi dan berat serta kalkulasi BMI (Body Mass Index) yaitu berat dalam kg dibagi tinggi dalam m. 2. Pengukuran tekanan darah 3. Pemeriksaan system kardiovaskuler terutama ukuran jantung, bukti adanya gagal jntung, penyakit arteri karotis, renal, dan perifer lain serta koarktasio aorta.

4. Pemeriksaan paru adanya ronkhi dan bronkhospasme serta bising abdomen, pembesaran ginjal serta

tumor yang lain.


5. Pemeriksaan fundus optikus dan system syaraf untuk mengetahui kemungkinan adanya kerusakan

serebrovaskuler. DIAGNOSA 1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular 2. Intoleran aktivitas b.d kelemahan umum ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. 3. Nyeri ( sakit kepala ) b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral 4. Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d masukan berlebih 5. Kurangnya pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang proses penyakit dan perawatan diri INTERVENSI Dx 1 : Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan klien mau berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD/beban kerja jantung dengan KH : - TD dalam rentang individu yang dapat diterima - Irama dan frekuensi jantung stabil dalam rentang normal INTER -Pantau TTD Perbandingan dari tekanan memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang keterlibatan/bidang masalah vascular. -Catat keberadaan,kualitas denyutan sentraldan perifer Denyutan karotis,jugularis,radialis dan femolarismungkin teramati/terpalpasi.Denyut pada tungkai mungkin menurun,mencerminkan efek dari vasokontriksi(peningkatan SVR) dan kongesti vena. -Auskultasi tonus jantung dan bunyi nafas S4 umumnya terdengar pada pasien hipertensi berat karena adanya hipermetrofi atrium(peningkatan volume/tekananatrium)Perkembangan S3 menunjukkan hipertrofi ventrikel dan kerusakan fungsi,adanya krakles,mengi dapat mengindikasikan kongesti paru skunder terhadap terjadinya atau gagal ginjal kronik. -Amati warna kulit,kelembaban,suhu,dan masa pengisian kapiler Adanya pucat,dingin,kulit lembab dan masa pengisian kapiler lambat mungkin berkaitan dengan vasokontriksi atau mencerminkan dekompensasi/penurunan curah jantung -Catat edema umum/tertentu Dapat mengindikasikan gagal jantung,kerusakan ginjal atau vascular. -Berikan lingkungan tenang dan nyaman,kurangi aktivitas/keributan lingkungan .batasi jumlah pengunjung dan lamanya tinggal. Membantu untuk menurunkan rangsang simpatis;meningkatkan relaksasi -Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditempat tidur/kursi;jadwal periode istirahat tanpa gangguan;bantu pasien melakukan perawatan diri sesuai kebutuhan. Menurunkan stress dan ketegangan yang mempengaruhi tekanan darah dan perjalanan penyakit hipertensi. -Lakukan tindakan-tindakan nyaman seperti pijatan punggung dan leher,miringkan kepala di tempat tidur. Mengurangiketidaknyamanan dan dapat menurunkan rangsang simpatis. -Anjurkan tehnik relaksasi,panduan imajinasi ,aktivitas pengalihan. Dapat menurunkan rangsangan yang menimbulkan stress,membuat efek tenang,sehingga menurunkan TD. -Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah Respon terhadap terapi obat stepeed(yang terdiri atas diuretic.inhibitorsimpatis dan vasodilator)tergan tung pada individu dan efek sinergis obat.karena efek samping tersebut,maka penting untuk menggunakan obat dalam jumlah paling sedikit dan dosis paling rendah.

Dx 2 : Intoleran aktivitas b.d kelemahan umum ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan klien klien mampu melakukan aktivitas yang ditoleransi KH : -Klien berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan -melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur -menunjukkan penurunan dalam tanda tanda intoleransi fisiologi INTER -Kaji respon klien terhadap aktivitas,perhatian frekuensi nadi lebih dari20 X per menit di atas frekuensi istirahat ;peningkatan TD yang nyata selama/sesudah aktivitas,dispnea,nyeri dada;keletihan dan kelemahan yang berlebihan;diaphoresis;pusing atau pingsan. menyebutkan parameter membantu dalam mengkaji respons fisiologi terhadap stres aktivitas dan bila ada merupakan indikator dari kelebihan kerja yang berkaitan dengan tingkat aktivitas. -Intruksikan pasien tentang tehnik penghematan energi,mis; menggunakan kursi saat mandi,duduk saat menyisir rambut atau menyikat gigi,melakukan aktifitas dengan perlahan. Tehnik menghemat energi mengurangi penggurangan energy juga membantu keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. -Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas/perawatan diri bertahap jika dapat ditoleransi .berikan bantuan sesuai kebutuhan. kemajuan aktifitas bertahap mencegah peningkatan kerja jantung tiba- tiba.memberikan bantuan hanya sebatas kebutuhan akan mendorong kemandirian dalam melakukan aktivitas. Dx 3 : Nyeri ( sakit kepala ) b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan nyeri berkurang dengan KH : -Klien melaporkan nyeri/ketidaknyamanan hilang/terkontrol INTER -mempertahankan tirah baring selama fase akut meminimalkan stimulasi/meningkatkan relaksasi -berikan tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit kepala mis; kompres dingin pada dahi,pijat punggung dan leher,tenang,redupkan lampu kamar lampu kamar,tehnik relaksasi(panduan imajinasi,diktraksi) dan aktifitas waktu senggang. tindakan yang menurunkan tekanan vaskuler serebral dan yang memperlambat/memblok respon simpatis efektif dalam menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya. -Hilangkan/minimalkan aktivitas vasokontriksi yang dapat meningkatkan sakit kepala mis; mengejan saat BAB,batuk panjang dan membungkuk. Aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit kepala pada adanya peningkatan tekanan vascular serebral. -Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan pusing dan penglihatan kabur sering berhubungan dengan sakit kepala.pasien juga dapat mengalami episode hipotensi postural. -berikancairan,makanan lunak,perawatan mulut yang teratur bila terjadi pendarahan hidung atau kompres hidung telah dilakukan untuk menghentikan pendarahan meningkatkan kenyamanan umum.kompres hidung dapat mengganggu proses menelan atau membutuhkan napas dengan mulut ,menimbulkan stagnasi sekresi oral dan mengeringkan membrane mukosa. -kolaborasi pemberian obat analgesik, munurunkan/mengontrol nyeri dan menurunkan rangsang system saraf simpatis. - kolaberasi pemberian obat Antiansietas mis; lorazepanm(ativan),diazepam,(valium) dapat mengurangi ketegangan dan ketidaknyamanan yang diperberat oleh stress. Dx 4 : Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d masukan berlebih Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan nutrisi klien cukup/optimal sesuai kebutuhan dengan KH :

- Berat badan klien dalam batas ideal INTER -Kaji pemahaman pasien tentang hubungan langsung antara hipertensi dan kegemukan kegemukan adalah resiko tambahan pada tekanan darah tinggi karena disproporsi antara kapasitas aorta dan peningkatan curah jantung berkaitan dengan peningkatan massa tubuh. -Bicarakan pentingnya menurunkan masukan kalori dan batasi masukan lemak,garam,dan gula,sesuai indikasi. Kesalahan kebiasaan makan makan menujang terjadinya ateroskerosis dan kegemukan. Dx 5 : Kurangnya pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang proses penyakit dan perawatan diri Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan pada klien dengan KH : -Klien paham dengan tentang proses penyakit dan regimen pengobatan INTER -Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar.termasuk orang terdekat. kesalahan konsep dan menyangkal diagnose karena perasaan sejahtera yang sudah lama dinikmati mempengaruhi minat pasien dan/orang terdekat untuk mempelajari penyakit,kemajuan,dan prognosis.bila pasien tidak menerima realitas bahwa membutuhkan pengobatan continue,maka perubahan prilaku tidak akan dipertahankan. -Terapkan dan nyatakan batas TD normal.jelaskan tentang hipertensi dan efeknya pada jantung,pembuluh darah ,ginjal dan otak. Memberikan dasar untuk pemahaman tentang peningkatan TD dan mengklarisifikasi istilah medis yang sering digunakan.pemahaman bahwa TD tinggi dapat terjadi tanpa gejala adalah ini untuk memungkinkan pasien melanjutkan pengobatan meskipun ketika merasa sehat. -Hindari mengatakan TD normal dan gunakan istilahterkontrol dengan baik saat menggambarkan tekanan darah pasien TD pasien dalam batas yang normal. Karena pengobatan untuk pasien hipertensi adalah sepanjang kehidupan,maka dengan penyampaian ideterkontrolakan membantu pasien untuk memahami kebutuhan untuk melanjutkan pengobatan/medikasi.

Anda mungkin juga menyukai