Anda di halaman 1dari 10

BAB V HASIL Gambaran Karakteristik Petani 1.

Usia Karakteristik Petani dalam penelitian ini terdiri dari usia petani yang dihitung berdasarkan lamanya hidup sejak lahir hingga saat dilakukan wawancara dan dihitung berdasarkan tahun kelahiran. Tabel 1. Distribusi responden menurut usia Usia 31 40 tahun 41 50 tahun 51 60 tahun 61 70 tahun Frekuensi 7 14 8 1 Persentase 23.33% 46.67% 26.67% 3.33%

Tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang paling banyak berusia 4150 tahun sebesar 46,67%. 2. Jenis Kelamin Karakteristik jenis kelamin yaitu laki-laki dan Perempuan yang bekerja sebagai petani.

Grafik 1. Gambaran responden berdasarkan jenis kelamin Grafik diatas menunjukkan bahwa 97% responden berjenis kelamin laki laki.

30

3. Komoditas Karakteristik Petani dalam penelitian ini terdiri dari komoditas berdasarkan jenis tanaman yang ditanam oleh petani yaitu padi, sayur atau keduanya. Tabel 2. Distribusi responden menurut komoditas petani Komoditas Padi Sayur Padi & Sayur Frekuensi 5 10 15 Persentase 16.67% 33.33% 50%

Dari table diatas menunjukkan bahwa komoditas terbanyak adalah padi dan sayur sebesar 50%. 4. Lama Bekerja Karakteristik Petani dalam penelitian ini terdiri dari lama bekerja sebagai petani. Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan lama bekerja sebagai petani Lama bekerja 1 - 10 tahun 11 - 20 tahun 21 - 30 tahun 31 - 40 tahun 41 - 50 tahun Frekuensi 4 10 2 11 3 Persentase 13.33% 33.33% 6.67% 36.67% 10%

Dari tabel diatas paling lama bekerja sebagai petani berkisar 31-30 tahun sebesar 36,67% dan 11-20 tahun sebesar 33,33%. 5. Pendidikan Karakteristik lainnya pada penelitian berdasarkan yaitu tingkat pendidikan Petani yang ditemukan saat penelitian terdiri dari tidak sekolah, tamat SD, tamat SMP, tamat SMA dan Diploma. Tabel 4. Distribusi responden berdasarkan pendidikan terakhir petani Lama bekerja Tidak sekolah SD SMP SMA D3 Frekuensi 6 15 7 1 1 Persentase 20% 50% 23.33% 3.33% 3.33%

31

Dari tabel diatas menunjukkan tingkat pendidikan petani yang terbanyak adalah SD sebesar 50%. Pengetahuan 1. Alat perlindungan diri Dari 30 responden ditemukan pengetahuan petani tentang alat perlindungan diri yang digunakan saat menggunakan pestisida dan kemudian dikategorikan menjadi 2 yaitu tahu dan tidak tahu, untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Distribusi pengetahuan responden terhadap alat perlindungan diri Jawaban Tahu Tidak Tahu Frekuensi 28 2 Persentase 93.33% 6.67%

Dari tabel diatas menunjukkan 93,33% menyatakan mengetahui alat perlindungan diri yang digunakan saat menggunakan pestisida. 2. Manfaat alat perlindungan diri Dari 30 responden dilakukan pertanyaan berdasarkan pengetahuan petani tentang manfaat alat perlindungan diri yang digunakan saat menggunakan pestisida. Gambaran distribusi tersebut dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Distribusi responden menurut pengetahuan tentang manfaat APD Pengetahuan Manfaat APD Cegah keracunan Tdk masuk ke sal. Napas Hindari paparan Menjaga kesehatan Tidak tahu Untuk keselamatan diri Responden 15 6 4 2 2 1 Persentase 50% 20% 13.33% 6.67% 6.67% 3.33%

Dari tabel diatas sebesar 50% responden menjawab manfaat alat perlindungan diri untuk mencegah keracunan. 3. Jenis alat perlindungan diri

32

Dari 30 responden diperoleh gambaran pengetahuan petani tentang jenis alat perlindungan diri yang digunakan saat menggunakan pestisida dan dapat dilihat pada grafik 2.

Grafik 2. Gambaran pengetahuan responden tentang jenis APD Grafik diatas menunjukkan pengetahuan petani tentang jenis APD yang digunakan saat menggunakan pestisida dari seluruh sampel adalah masker sebesar 27%. 4. Tanda dan gejala orang yang terpapar pestisida Dari 30 responden diperoleh gambaran pengetahuan petani tentang tanda dan gejala orang yang terpapar pestisida, untuk jelasnya dapat dilihat pada grafik 3.

33

Grafik 3. Gambaran pengetahuan responden tentang tanda dan gejala terpapar pestisida Grafik diatas menunjukkan gambaran pengetahuan petani tentang tanda dan gejala orang yang mengalami paparan pestisida adalah pusing sebesar 23%.

34

BAB VI PEMBAHASAN Karakteristik Petani Petani pada penelitian ini paling banyak berusia antara 41-50 tahun sebesar 46,67%, berjenis kelamin laki laki sebesar 97%, komoditas terbanyak adalah padi dan sayur sebesar 50%, lama bekerja sebagai petani paling banyak berkisar 31-30 tahun sebesar 36,67% dan 11-20 tahun sebesar 33,33%, dengan tingkat pendidikan petani yang terbanyak adalah SD sebesar 50%. Pengetahuan 1. Alat perlindungan diri Berdasarkan penelitian ini, sebanyak 93,33% (28 orang petani) menyatakan mengetahui alat perlindungan diri yang digunakan saat menggunakan pestisida dan 6,67% (2 orang petani) menyatakan tidak mengetahuinya. Menurut Notoatmojo, pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu terutama melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2005) Menurut Skinner mengutip pernyataan Notoatmojo (2003), bila seseorang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai suatu bidang tertentu dengan lancar, baik lisan maupun tulisan maka dapat dikatakan mengetahui bidang tertentu. Sekumpulan jawaban verbal yang diberikan orang tersebut dinamakan pengetahuan. (Notoatmodjo, 2005) Hasil penelitian Afriyanto menunjukkan bahwa dari 258 responden yang ada, sebanyak 256 (99,2%) responden memiliki pengetahuan cukup tentang APD, dengan jumlah responden yang tidak menggunakan APD sebanyak 209 (81,6%) responden dan yang menggunakan APD 47 (18,4%) responden; sedangkan sebanyak 2 (0,8%) responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang tentang APD, dan kedunya tidak patuh menggunakan APD. Berdasarkan hasil analisis chi-square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan petani tentang APD dengan penggunaan APD itu sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun tingkat pengetahuan petani lebih dominan pada yang memiliki

35

pengetahuan cukup, mereka tetap tidak menggunakan menggunakan APD. (Afriyanto, 2008) Hasil penelitian lainnya yang sejalan dengan penelitian Afriyanto yang dilakukan oleh Meilani Astining Asih menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan pemakaian APD. (Asih, 2005) Hubungan antara pengetahuan dengan alat perlindungan diri adalah jika pengetahuan petani tinggi dan petani bersikap positip terhadap alat perlindungan diri maka penerapan dalam penggunaan alat perlindungan diri akan maksimal yang pada akhirnya petani akan terhindar dari resiko pemaparan pestisida. (Budiono, 2003) Dari beberapa penelitian dapat dikatakan bahwa tingkat pengetahuan seseorang mengenai alat perlindungan diri yang digunakan tidak dapat menggambarkan tindakan seseorang dalam pekerjaan. 2. Manfaat alat perlindungan diri Berdasarkan penelitian ini, diperoleh hasil bahwa 50% (15 orang petani) yang menyatakan mencegah keracunan, 13,33% (4 orang petani) yang menyatakan untuk terhindar dari paparan pestisida, 20% (6 orang petani) yang menyatakan agar pestisida tidak masuk ke saluran pernafasan, 6,67% (2 orang petani) yang menyatakan untuk menjaga kesehatan, 3,33% (1 orang petani) menyatakan untuk keselamatan diri sedangkan 6,67% (2 orang petani) tidak mengetahui manfaat alat perlindungan diri yang digunakan dalam menggunakan pestisida. Pada penelitian ini petani banyak menjawab manfaat alat perlindungan diri adalah untuk mencegah terjadinya keracunan. Pada penelitian Subakir menyatakan bahwa dari kelengkapan alat perlindungan diri (APD) para petani, ternyata 151 orang (56,3%) tidak lengkap menggunakan APD dan sebagian lagi 117 orang (46,7%) menggunakan APD dengan lengka. Hasilnya ada hubungan yang signifikan antara pengguna APD dengan keracunan pestisida pada petani. (Subakir, 2008) Penelitian Runia 2008 menyatakan responden yang menggunakan APD tidak lengkap sebagian besar mengalami keracunan sebanyak 72 orang (97,3%) dan tidak keracunan sebanyak 2 orang (2,7%), sedangkan responden yang menggunakan APD secara lengkap hanya 4 orang dan mengalami keracunan

36

sebanyak 3 orang (75%) dan tidak mengalami keracunan sebanyak 1 orang (25%). Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kelengkapan APD dengan keracunan akibat pestisida pada petani. (Runia, 2008) Padan penelitaian Afriyanto menyatakan Hubungan antara gangguan kesehatan dengan alat perlindungan diri yaitu pemakaian alat perlindungan diri (APD) memegang peranan penting dalam gangguan kesehatan. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan ada hubungan antara pemakaian APD dengan kejadian keracunan atau gangguan kesehatan yang dialami petani. (Afriyanto, 2008) Dari penelitian ini dan beberapa penelitian dapat disimpulkan bahwa manfaat utama dari alat perlindungan diri tersebut adalah untuk mencegah terjadinya keracunan. 3. Jenis alat perlindungan diri Berdasarkan penelitian ini diperoleh hasil bahwa 27 orang petani menjawab masker, 11 orang petani menjawab sarung tangan, 10 orang petani menjawab baju lengan panjang, 4 orang petani menjawab topi atau helm, 4 orang petani menjawab sepatu boot, 3 orang petani menjawab celana panjang, 2 orang petani menjawab kacamata, dan 2 orang petani menjawab tidak mengetahui jenis APD yang digunakan saat menggunakan pestisida. Menurut Prijanto alat perlindungan diri yang lengkap terdiri dari 1. Pelindung kepala (topi), 2. Pelindung mata (goggle), 3. Pelindung pernapasan (repirator), 4. Pelindung badan (baju overall/apron), 5. Pelindung, tangan (glove), 6. Pelindung kaki (boot). Penggunaan alat perlindungan diri yang lengkap dapat mencegah keracunan. (Prijanto, 2009) Berdasarkan penelitian Runia, sebagian besar petani di desa Tejosari tidak menggunakan APD secara lengkap pada saat penyemprotan yaitu sebanyak 74 responden (94,9%) dan yang menggunakan APD secara lengkap sebanyak 4 responden (5,1%). (Runia, 2008) Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa petani mengetahui tentang jenis alat perlindungan diri yang digunakan saat menggunakan pestisida tetapi tidak secara lengkap. 4. Tanda dan gejala orang yang terpapar pestisida

37

Berdasarkan penelitian ini, diperoleh hasil bahwa 23 petani menjawab pusing,, 15 petani menjawab mual, 12 petani menjawab muntah, 8 petani menjawab iritasi kulit, 3 petani menjawab sesak, , 2 petani menjawab lemas, 2 petani menjawab mata kabur, 1 petani menjawab pingsan, 1 petani menjawab tremor, dan 1 petani menjawab kesemutan, 1 petani menjawab hiperlakrimasi dan 1 petani menjawab batuk darah, Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan petani terhadap tanda dan gejala orang yang terpapar pestisida adalah pusing, mual dan muntah. Penelitian dari Universitas Chulalongkorn (Bangkok) tahun 1986 kepada 150 petani sayuran di Bang Bua Thong dihasilkan bahwa gangguan yang dialami oleh petani adalah kelelahan (61%), sakit kepala (39%), pusing-pusing (47%), sesak napas ( 35%), mual atau muntah ( 33%). (Azman, 2001) Hasil penelitian Lainnya mengungkapkan bahwa 72 wanita penyemprot hama di 17 ladang pertanian di Malaysia mengalami gangguan kesehatan yang serius, gejala yang muncul di antaranya kelelahan, muntah, sulit bernapas, dada terasa tertekan, sakit kepala. (Yun, 2002) Penggunaan pestisida bisa mengkontaminasi pengguna secara langsung sehingga mengakibatkan keracunan. Dalam hal ini, keracunan bisa dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu, 1. Keracunan akut ringan menimbulkan pusing, sakit kepala, iritasi kulit ringan, badan terasa sakit, dan diare. 2. Keracunan akut berat menimbulkan gejala mual, menggigil, kejang perut, sulit bernafas, keluar air liur, pupil mata mengecil, dan denyut nadi meningkat. 3. Keracunan yang sangat berat dapat mengakibatkan pingsan, kejangkejang, bahkan bisa mengakibatkan kematian. Keracunan kronis lebih sulit dideteksi karena tidak segera terasa dan tidak menimbulkan gejala serta tanda yang spesifik. Namun, keracunan kronis dalam jangka waktu lama bisa menimbulkan gangguan kesehatan. Beberapa gangguan kesehatan yang sering dihubungkan dengan penggunaan pestisida diantaranya iritasi mata dan kulit, kanker, cacat pada bayi, serta gangguan saraf, hati, ginjal dan pernafasan. (Djojosumarto, 2008)

38

Pada penelitian ini petani lebih banyak mengetahui tanda dan gejala keracunan petisida adalah pusing, mual dan muntah. Dimana tanda dan gejala tersebut merupakan tanda keracunan yang bersifat akut. Dapat dikatakan bahwa petani mengetahui tanda dan gejala keracunan akut.

39

Anda mungkin juga menyukai