Anda di halaman 1dari 2

DIAGNOSA

Tekanan Darah Meningkat Saat Kehamilan


Berbahayakah?
Keadaan hipertensi atau tekanan darah meningkat saat kehamilan memberi dampak berbahaya bagi kandungan dan sang ibu. Diperlukan deteksi dini dan tata laksana tepat untuk mencegah komplikasi lebih berat.
ehamilan seyogyanya terjadi saat tubuh kita sehat, yaitu secara fisiologi tubuh manusia mampu menghadapi suatu perubahan sistem. Kehamilan mengubah sistim kardiovasku ler pada seorang ibu, yang pada keadaan normal tekanan tidak berubah atau menetap secara fisiologi. Hipertensi yang timbul saat kehamilan dapat membuat tekanan darah meningkat. Secara epidemiologi, kejadian hipertensi kronik adalah 15 persen dari seluruh kehamilan, sedangkan hipertensi saat kehamilan mencapai 510 persen dari seluruh kehamilan, dan lebih dari 25 persen terjadi pada kehamilan pertama. Sampai saat ini, belum diketahui secara jelas penyebab hipertensi saat kehamilan. Namun, diketahui beberapa keadaan yang dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi saat kehamilan adalah 1. sudah menderita hipertensi sebelum kehamilan, 2. penyakit ginjal, 3. diabetes, 4. riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya, 5. wanita usia muda < 20 tahun dan usia tua > 40 tahun, atau 6. kehamilan kembar.

Apa saja gejala hipertensi saat kehamilan ? Selain tekanan darah tinggi, biasanya timbul gejala-gejala seperti pembengkakan tungkai (edema), peningkatan kadar protein dalam urin, peningkat an berat badan mendadak, perubah an visus (penglihatan kabur), mual dan muntah, nyeri ulu hati dan sekitar perut, buang air seni sedikit serta perubahan tes fungsi ginjal dan hati.

Bagaimana mendiagnosa hipertensi saat kehamilan ? Klasifikasi peningkatan tekanan darah tinggi saat kehamilan dapat dibagi menjadi: 1. Peningkatan tekanan darah 140/90 mm Hg untuk pertama kali selama hamil, tidak ada proteinuria (kebocoran protein pada ginjal). Biasanya tekanan darah kembali ke normal kurang dari 12 minggu pasca-persalinan. 2. Pre-eklampsia, ditandai dengan peningkat an tekanan darah 140/90 mmHg setelah

DIAGNOSA
pusat untuk melihat terjadinya gangguan aliran arus darah tali pusat dari ibu ke janin. Bed rest harus dilakukan, di rumah maupun di rumah sakit. Perawatan rumah sakit diperlukan bila ibu hamil sudah terdiagnosis preeklampsia berat atau eklampsia. Pemberian terapi magnesium sulfat atau obat anti-hipertensi lainnya. Monitoring ketat pada janin, termasuk di antaranya menghitung gerak janin, tes nonstres dengan alat kardiotokografi untuk mengukur denyut jantung janin, pengukuran profil biofisik janin, dan ukur arus darah tali pusat dengan USG Doppler. Monitoring tes laboratorium urin dan darah terhadap kemungkinan perburukan hipertensi saat kehamilan. Medikasi seperti steroid kadang-kadang diperlukan untuk pematangan paru-paru janin bila harus dilahirkan prematur.

kehamilan 20 minggu, proteinuria 300 mg/24 jam atau +1, disertai pembengkakan pada tungkai atau edema tungkai. Pre eklampsia dikategorikan menjadikan preeklampsia berat jika tekanan darah meningkat 160/110 mmHg, Proteinuria 2 gram/24 jam atau > 2+. 3. Eklampsia, kejang-kejang yang tidak disebabkan oleh hal lain pada seorang wanita hamil dengan pre-eklampsia. 4. Preeklampsia pada hipertensi kronik, kehamilan dengan pre-eklampsia pada wanita penderita hipertensi essential (penderita sebelum hamil). 5. Hipertensi kronik, ditandai dengan peningkatan tekanan darah 140/90 mmHg sebelum kehamilan atau didiagnosis sebelum kehamilan 20 minggu. Bagaimana mengatasi hipertensi saat kehamilan ? Satu-satunya hal yang dapat mengatasi hipertensi saat kehamilan adalah melahirkan. Setelah melahirkan, gangguan ini bisa langsung sembuh atau bertahan beberapa jam sampai beberapa minggu. Biasanya direkomendasikan tindakan sesar pada keadaan tertentu. Pentingnya pemeriksaan kehamilan secara teratur atau antenatal care dapat mendeteksi secara dini tanda-tanda hipertensi saat kehamilan. Selain itu, dilakukan pemeriksaan urin untuk menilai proteinuria dan darah. Pemeriksaan kesejahteraan janin dan pertumbuhan janin juga perlu dicermati bila ibu menderita hipertensi saat kehamilan. Dari pemeriksaan ultrasonografi dapat dilakukan secara detil arus darah tali

Mengapa hipertensi saat kehamilan perlu diperhatikan?


Dengan tingginya tekanan darah, maka tahanan pembuluh darah juga akan meningkat, sehingga arus darah pada organ sistim akan terjadi gangguan atau berkurang, termasuk di antaranya jaringan hati, ginjal, otak, rahim, dan plasenta. Karena itu, hipertensi saat kehamilan dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat dan kematian janin di dalam rahim. Jika tidak ditangani secara baik, hipertensi saat kehamilan dapat sangat berbahaya, yaitu kejang-kejang, kematian ibu dan janin, juga dapat berakibat terjadinya pelepasan plasenta dini dari dinding rahim yang sangat membahayakan ibu dan janin. Karena risiko tinggi tersebut, biasanya persalinan dapat dipercepat sebelum usia kehamilan 37 minggu.

Pada akhirnya, edukasi tentang pengenalan dini gejala hipertensi saat kehamilan juga sangat pen ting selain pemeriksaan antenatal yang baik.

Dr. Fitriyadi Kusuma, Sp.OG Dokter Spesialis Kebidanan & Penyakit Kandungan, RS. Pondok Indah

Hipertensi yang timbul saat kehamilan dapat membuat tekanan darah meningkat.

Anda mungkin juga menyukai