Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan

: Perawatan klien dengan stroke di rumah

Sub pokok bahasan : Lingkungan tempat tinggal yang aman bagi penderita stroke Peserta Waktu : Pasien dan keluarga : 30 menit

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL TIU: Setelah mengikuti proses pembelajaran selama 30 menit peserta mampu memahami lingkungan tempat tinggal yang aman bagi penderita stroke TIK: Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 30 menit peserta mampu: 1. Menjelaskan definisi lingkungan tempat tinggal yang aman bagi penderita stroke 2. Menjelaskan tujuan lingkungan tempat tinggal yang aman bagi penderita stroke 3. Menjelaskan mengenai lingkungan tempat tinggal yang aman bagi penderita stroke C. METODE PEMBELAJARAN Ceramah Tanya jawab D. MEDIA PEMBELAJARAN Flip Chart Leaflet

E. WAKTU DAN TEMPAT Hari : Rabu, 06 Mei 2009 Jam : 10.00 10.30 WIB Tempat : Ruang Merak II F. PENGORGANISASIAN Penanggung Jawab : Kelompok II PSIK UNRI a. Leader b. Co. Leader c. Moderator d. Fasilitator e. Observer : : : : :

G. SETTING TEMPAT L Co. L CI

F M P P P P P Keterangan: L : Leader Co. L : Co. Leader M : Moderator F : Fasilitator O : Observer P : Peserta CI : Clinical Instruktur P P P P P O P P P P P

H. KEGIATAN PENYULUHAN
No 1 Waktu 5 menit Kegiatan Penyuluhan Pembukaan: Mengucapkan salam Perkenalan mahasiswa Perkenalan dengan CI Menjelaskan tujuan Menjelaskan kontrak waktu Penyampaian materi: Menjelaskan definisi lingkungan tempat tinggal yang aman bagi penderita stroke Menjelaskan tujuan lingkungan tempat tinggal yang aman bagi penderita stroke Menjelaskan mengenai lingkungan tempat tinggal yang aman bagi penderita stroke Penutup: Memberi kesempatan untuk bertanya. Menjawab pertanyaan yang diajukan. Menanyakan kembali pada klien tentang apa yang telah dijelaskan. Memberikan reinforcement positif atas jawaban peserta. Menyimpulkan dan menutup diskusi. Mengucapkan salam. Kegiatan Peserta Menjawab salam Memperhatikan Memperhatikan Memperhatikan Memperhatikan

20 menit

- Mendengarkan

- Mendengarkan

- Memperhatikan

15 menit

- Memberi pertanyaan - Memperhatikan - Menjawab - Memperhatikan - Memperhatikan - Menjawab salam

I. URAIAN TUGAS a. Penanggung Jawab Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan b. Moderator - Membuka acara - Memperkenalkan mahasiswa dan pebimbing - Menjelaskan tujuan dan topic - Menjelaskan kontrak waktu - Meminta peserta untuk memberikan pertanyaan atas penjelasan yang tidak dipahami - Memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukan - Menyimpulkan dan menutup diskusi - Mengucap salam c. Leader Menyampaikan penyuluhan pada peserta d. Co. Leader Membantu leader pada saat presentasi e. Fasilitator - Memotivasi peserta agar berperan aktif - Membuat absensi penyuluhan

f. Observer - Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir - Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan J. KRITERIA EVALUASI 1. Evaluasi struktur Peserta, mahasiswa menghadiri penyuluhan Tempat, media serta alat penyuluhan tersedia sesuai rencana 2. Evaluasi proses Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan Peserta yang hadir mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir Peserta yang hadir berperan aktif selama kegiatan berlangsung 3. Evaluasi hasil Peserta mampu menjelaskan definisi lingkungan tempat tinggal yang aman bagi penderita stroke Peserta mampu menjelaskan tujuan lingkungan tempat tinggal yang aman bagi penderita stroke Peserta mampu menjelaskan mengenai lingkungan tempat tinggal yang aman bagi penderita stroke

K. RINGKASAN MATERI 1. Definisi Lingkungan yang tidak membahayakan dan dapat menjamin keamanan bagi penderita stroke serta mendukung proses pemulihan kondisinya. Keamanan lingkungan ini menyangkut tentang ventilasi, pencahayaan, pengaturan panas. Penataan ruangan yang baik seperti kamar tidur, kamar mandi, dapur, lantai rumah, penyediaan alat bantu berjalan sangat dibutuhkan bagi klien stroke (Anonim, 2005). 2. Tujuan menciptakan lingkungan yang aman bagi penderita srtoke a. Mengurangi resiko cedera b. Meningkatkan kenyamanan dan kemandirian klien pasca stroke dalam melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bahaya c. Dapat mengurangi stress akibat ketidakberdayaan dan meningkatkan kepercayaan diri. d. Modifikasi lingkungan juga termasuk penyediaan alat bantu, dimana dampak positif dalam kehidupannya adalah menghasilkan status kesehatan mental yang lebih baik dan fungsi individu lebih efektif (Woolf, 2004). 3. Lingkungan tempat tinggal yang aman bagi penderita stroke a. Ventilasi Ventilasi rumah yang baik sangat diperlukan hal ini ditujukan untuk regulasi udara dapat berjalan dengan baik. Jika ventilasi rumah tidak

memadai atau tidak memenuhi sarat kesehatan maka akan menyebabkan udara di ruangan akan menjadi lembab, udara yang lembab ini sangat disukai oleh bakteri sehingga akan menimbulkan berbagai penyakit terutama penyakit yang berkaitan dengan infeksi saluran pernapasan seperti pneumonia. b. Pencahayaan Pencahayaan yang cukup sangat dibutuhkan bagi klien stroke hal ini dikarenakan pada klien stroke sering mengalami gangguan penglihatan sehingga jika pencahayaan yang tidak cukup akan menyebabkan klien sangat beresiko untuk terjadinya injuri atau terjatuh. Pencahayaan buatan harus berupa cahaya yang lembut dan tidak menyilaukan mata. c. Pengaturan panas Kondisi ruangan yang panas akan mengurangi kenyamanan klien. Ruangan yang terlalu panas dapat disiasati dengan penyediaan pendingin ruangan atau kipas angin. d. Kamar tidur Penataan kamar tidur yang baik sangat dibutuhkan. Penataan kamar tidur ini meliputi pemasangan pengaman tempat tidur, pegangan disamping tempat tidur yang bertujuan untuk mempermudah naik dan turun tempat tidur, tinggi tempat tidur yang tidak lebih tinggi dari lutut hal ini di tujukan untuk mempermudah ketika naik dan turun tempat tidur, pencahayaan yang cukup, penggunaan bel diruangan untuk

mempermudah berkomunikasi atau memanggil anggota keluarga jika membutuhkan bantuan.

e.

Kamar mandi Kamar mandi adalah ruangan yang berbahaya di rumah. Penggunaan lantai yang terlalu licin dapat meningkatkan resiko jatuh pada klien. Keamanan kamar mandi meliputi pemasangan pegangan, penggunaan toilet duduk atau jongkok yang disertai pegangan, penyediaan keset, penerangan yang cukup pada kamar mandi.

f.

Dapur Dapur dapat menjadi tempat yang sangat berbahaya bagi klien stroke dengan keterbatasan gerak atau penurunan sensasi. Dapur biasanya ruangan kecil dengan meja dan alat-alat yang dapat mempersulit untuk bergerak ketika berada didapur. Panas atau benda yang tajam merupakan masalah yang serius yang harus diperhatikan.

g.

Lantai rumah Lantai rumah yang tidak proporsional dapat meningkatkan resiko jatuh pada klien, oleh karena itu sebaiknya lantai rumah tidak licin, jika lantai licin dapat disiasati dengan penggunaan karpet, pasang pegangan untuk membantu berjalan, jika rumah bertingkat berikan pembatas yang jelas pada setiap ujung tangga dengan menggunakan warna yang mencolok dan berbeda dari warna lantai mengingat klien stroke sering kali menderita penurunan fungsi penglihatan, penataan furniture atau perabotan perlu

dilakukan, jika perlu penggunaan perabotan dapat diminimalisasikan untuk lebih mempermudah dan memperlebar ruang gerak klien.

h.

Penggunaan alat bantu berjalan Pada klien stroke bergerak dari satu tempat ketempat lain sangat sulit untuk mereka lakukan oleh karena itu mereka membutuhkan alat bantu berjalan. Alat bantu berjalan tersebut seperti penggunaan pegangan Standart J- Handle, tongkat segi empat, ortho cane dan walker.

REFERENSI Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2001). Keperawatan medikal bedah. Jakarta: EGC. Woolf, S.T. (2004). Patient safety is not enough. Diperoleh tanggal 5 Mei 2009 dari www.annals.org

Anda mungkin juga menyukai