CARCINOMA CERVIX
(Cervical Cancer)
I. PENGERTIAN
Kanker leher rahim atau carcinoma cervix adalah keganasan dari serviks yang
ditandai dengan adanya perdarahan lewat jalan lahir atau vagina, tetapi gejala
tersebut tersebut tidak muncul sampai tingkat lanjut, dimana tanda dan
diagnosa pasti bisa ditegakkan dengan menggunakan pap smear
II. PATOFISIOLOGI
“The American Cancer Society “ menyebutkan faktor resiko dari Ca Cervix:
infeksi human papillomavirus (HPV), infeksi chlamydia , kontrasepsi oral,
kehamilan multiple, penggunaan obat hormonal diethylstilbestrol (DES) dan
riwayat keluarga dengan Carcinoma cervix.
INISIASI
kontrasepsi DNA repair DNA
oral Gen yang mempengaruhi
Gagal mengubah DNA apoptosis
PROMOSI
Ekspresi dari gangguan produk
Ekspansi clonal gen dan kehilangan pengatur
produk gen
Sel kanker mutasi
Heterogenitas
secara progresif
Neoplasma ganas
(Ca Cervix)
Problem Tree
pertumbuhan sel
infiltrasi sel infiltrasi sel kanker ke kanker tidak
kanker ke ureter jaringan sekitar terkendali
III. ETIOLOGI
Sebab langsung dari kanker serviks belum diketahui. Biasanya tergantung dari
faktor-faktor ekstrinsik, yaitu:
1. Status perkawinan: insiden terjadi lebih tinggi pada wanita yang
menikah, terutama gadis yang coitus pertama (coitarche) pada usia <
16 tahun. Insiden meningkat dengan tingginya paritas, apalagi jarak
persalinan terlampau dekat.
2. Golongan sosial ekonomi rendah: higiene seksual yang jelek.
3. Sering berganti-ganti pasangan: meningkatnya resiko terpapar HPV .
4. Insiden meningkat pada pasangan dengan laki-laki yang tidak bersunat
5. Kebiasaan merokok ataupun terpapar karsinogen.
IV. KLASIFIKASI
FIGO, 1978 mengklasifikasi Ca Cervix menurut tingkat keganasan klinik:
Tingkat Kriteria
0 KIS (Karsinoma in Situ) atau karsinoma intra epitel, membrana
basalis masih utuh.
I Proses terbatas pada serviks walaupun ada perluasan ke korpus
Ia uteri
Karsinoma mikro invasif: bila membrana basalis sudah rusak dan
umor sudah memasuki stroma tdk> 3mm dan sel tumor tidak
terdapat dalam pembuluh limfe/pembuluh darah. Kedalaman
Ib occ invasi 3mm sebaiknya diganti dengan tdk> 1mm.
Ib occult = Ib yang tersembunyi, secara klinis tumor belum
tampak sebagai Ca, tetapi pada pemeriksaan histologik, ternyata
Ib sel tumor telah mengadakan invasi stroma melebihi Ia.
Secara klinis sudah diduga adanya tumor yang histologik
II menunjukkan invasi ke dalam stroma serviks uteri.
Proses keganasan sudah keluar dari serviks dan menjalar ke2/3
IIa bagian atas vagina dan ke parametrium, tetapi tidak sampai
dinding panggul.
IIb Penyebaran hanya ke vagina, parametrium masih bebas dari
infiltrat tumor.
III Penyebaran ke parametrium uni/bilateral tetapi belum sampai ke
dinding panggul
IIIa Penyebaran telah sampai ke 1/3 bagian distal vagina / ke
parametrium sampai dinding panggul.
IIIb Penyebaran telah sampai ke 1/3 bagian distal vagina, sedang ke
parametrium tidak dipersoalkan asal tidak sampai dinding
panggul.
Penyebaran sudah sampai ke dinding panggul, tidak ditemukan
IV daerah bebas infiltrasi antara tumor dengan dinding panggul
(frozen pelvic)/ proses pada tk klinik I/II, tetapi sudah ada
IVa gangguan faal ginjal.
IVb Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan
mukosa rektum dan atau kandung kemih.
Proses sudah keluar dari panggul kecil, atau sudah menginfiltrasi
mukosa rektum dan atau kandung kemih.
Telah terjadi penyebaran jauh.
V. MANIFESTASI KLINIS
Gambaran histologik Ca
VII. PENATALAKSANAAN
Micro invasive cancer (stage IA) biasanya dilakukan hysterectomy
(mengangkat semua bagian uterus termasuk bagian dari vagina),. Untuk stage
IA2 pembuluh limfe juga diangkat. Alternatif bagi klien yang ingin tetap
mempertahankan kesuburannya adl dengan prosedur bedah lokal seperti LEEP
or cone biopsy. Jika cone biopsy tidak mampu menghasilkan batas yang
bersih, tidak ada jalan lain selain mengorbankan kesuburun klien.
Tahap awal (IB1 and IIA less than 4 cm) dapat diobati dengan radical
hysterectomy with removal of the lymph nodes or radiation therapy. Untuk
klien dengan pembedahan yang beresiko tinggi (ditemukan dalam
pemeriksaan patologi), radiation therapy dengan atau tanpa kemoterapi
diberikan untuk mengurangi risiko kekambuhan.
Early stage tumors yang lebih besar (IB2 and IIA more than 4 cm) mungkin
diterapi dengan radiation therapy dan cisplatin based chemotherapy,
hysterectomy atau cisplatin chemotherapy diikuti oleh hysterectomy
Advanced stage tumors (IIB-IVA) are treated with radiation therapy and
cisplatin-based chemotherapy.
On June 15, 2006 Food and Drug Administration has approved [25] uses
combination of two chemotherapy drugs, Hycamtin and cisplatin for women
with late-stage (IVB) cervical cancer treatment. Combination treatment has
significant risk of neutropenia, anemia, and thrombocytopenia side effects.
Hycamtin is manufactured by GlaxoSmithKline.
VIII. PROGNOSA
Prognosa tergantung dari derajat kanker. Dengan pengobatan, 80 to 90%
wanita dengan kanker grade I dan 50 to 65% dengan kanker grade II bisa
hidup 5 tahun setelah diagnosis. Hanya 25 to 35% wanita dengan derajat III
dan 15% atau lebih rendah dari wanita dengan kanker grade IV bisa hidup
setelah 5 tahun.
Sebagaimana kanker bermetastase, maka prognosis akan menjadi sangat turun
drastis, mengingat keefektifan terapi lesi lokal lebih efektif dibandingkan
dengan terapi seluruh tubuh seperti kemoterapi.
Kanker serviks yang kembuh dan terdeteksi lebih awal akan dapat lebih baik
bila diterapi dengan pembedahan, radiasi, kemoterapi atau kombinasi dari
ketiganya. 15% pasien dengan kanker serviks yang invasive akan megalami
kekambuhan setelah pengobatan.
Rata-rat hidup dari kanker serviks antara 25-3 tahun (SEER Cancer Statistics
Review 1975-2000, National Cancer Institute (NCI)).
X. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut/kronik b.d penekanan serabut saraf oleh infiltrasi sel kanker ke
jaringan sekitar.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d peningkatan kebutuhan
metabolisme tumor.
3. Kurang perawatan diri b.d adanya kelemahan fisik.
4. Gangguan konsep diri b.d adanya bau khas kanker yang mengganggu.
5. Perubahan terhadap pola seksual b.d adanya perdarahan yang terus
menerus dan keputihan.
6. Penurunan cardiac output b.d penurunan kadar sel darah merah
Dx 3:
Kurang perawatan diri b.d adanya kelemahan fisik.
.Tujuan: Klien mendemonstrasikan keadaan perawatan diri yang terpenuhi
KH:
• Penampilan klien bersih
• Klien terawat
• Kebutuhan ADL klien dapat terpenuhi
Intervensi:
1. Kaji kemampuan klien dalam merawat diri (R/: memungkinkan perawat
dapat memberikan intervensi yang sesuai).
2. Bantu klien dalam perawatan dirinya seminimal mungkin (R/: klien dapat
terpenuhi kebutuhan perawatannya).
3. Dorong klien untuk melakukan hal-hal yang mampu dilakukannya sendiri
secara mandiri (R/: memandirikan klien secara bertahap, sehingga klien
tidak terlalu bergantung pada perawat).
4. Kerjasama dengan keluarga dalam memenuhi kebutuhan dasar (R/:
keluarga sebagai mitra kerja perawat dalam memenuhi kebutuhan klien).
DAFTAR PUSTAKA
Bobak. Johnson. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta. EGC.
Oleh:
Aulia Dwi Zhukmana (06060006)