I. Pengumpulan Data
Data berarti suatu yang dianggap atau diketahui. Dengan demikian ini
berarti data dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan.
Pada umumnya data dikumpulkan dengan tujuan:
a) Dasar suatu perencanaan, agar perencanaan sesuai dengan kemampuan
yang ada, sehingga dapat dicegah terjadinya suatu perencanaan yang
ambisius sehingga susah dilaksanakan. Kemampuan yang dimaksudkan
disini adalah kemampuan personil, kemampuan anggaran serta
kemampuan materiil yang lain.
b) Alat kontrol terhadap pelaksanaan atau implementasi daripada
perencanaan tersebut agar supaya bisa diketahui dengan segera kesalahan
atau penyimpangan-penyimpangan yang terjadi untuk segera dilakukan
perbaikan-perbaikan atau koreksi.
c) Dasar evaluasi dari hasil kerja akhir. Apakah hasil kerja akhir yang telah
ditargetkan bisa dicapai 100%, 90% atau kurang. Kalau target tidak
tercapai faktor-faktor apa yang menyebabkannya.
Untuk seluruh kegiatan tersebut diatas diperlukan yang disebut data. Data
yang salah apabila dipergunakan untuk dasar pembuatan keputusan tertentu akan
berakibat fatal, perencanaan menjadi tidak tepat, kontrol tidak efektif dan evaluasi
tidak mengenai sasaran secara obyektif.
Syarat-syarat data yang baik agar berguna antara lain sebagai berikut:
a) Data harus obyektif, maksudnya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Misalnya laporan ASR yang seharusnya turun jangan dilaporkan naik.
b) Data harus bisa mewakili, misalnya data trafik yang dilaporkan hanya data
pada saat trafik tidak overload.
c) Kesalahan baku relatif kecil.
d) Harus tepat waktu, khususnya kalau data akan dipergunakan untuk
melakukan kontrol atau evaluasi, syarat tepat waktu ini penting sekali agar
sempat dilakukan penyesuaian atau koreksi seperlunya kalau ada
kesalahan atau penyimpangan yang terjadi dalam implementasi suatu
perencanaan.
e) Harus relevan, maksudnya data yang dikumpulkan harus ada hubungannya
dengan persoalan yang akan dipecahkan.
Data bisa diperoleh melalui suatu kegiatan rutin, misalnya data hasil
pengukuran trafik. Didalam statistik dikenal dua macam cara pengumpulan data,
yaitu sensus dan sampling. Sensus ialah cara pengumpulan data dengan cara
menghitung atau mengukur semua elemen. Data perolehan dari sensus disebut
Populasi, yaitu totalitas semua nilai baik hasil perhitungan maupun penngukuran,
kuantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai sekelompok
objek yang lengkap dan jelas. Pada pengukuran trafik, populasi adalah totalitas
semua nilai trafik pada jaringan telekomunikasi sepanjang waktu.
Sampling adalah cara pengumpulan data dengan jalan mengambil
sebagian dari populasi dengan cara-cara tertentu, yaitu:
a) Sampling seadanya. Pengambilan data dilakukan seadanya dari populasi
sehingga data yang diperoleh merupakan sampel yang masih kasar dan
kesimpulan yang ditarikpun masih kasar.
b) Sampling pertimbangan, sampling yang dilakukan berdasarkan
pertimbangan para peneliti. Hanya mereka yang dianggap ahli saja yang
dimintai pertimbangan.
c) Sampling kuota, hampir sama dengan sampling pertimbangan, hanya
pengambilan sampelnya ditentukan oleh petugas sampai dirasakan
mencukupi.
d) Sampling sistematis, jumlah annggota sampel dari populasi diambil pada
jarak interval waktu tertentu, urutan tertentu atau ruang tertentu.
2) Observasi
Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak
hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun
juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi
(situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk
mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan
dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.
Participant Observation
Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam
sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.
Non participant Observation
Berlawanan dengan participant Observation, Non Participant
merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung
dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.
Kelemahan dari metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data
yang mendalam karena hanya bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa
mengetahui makna yang terkandung di dalam peristiwa. Alat yang
digunakan dalam teknik observasi ini antara lain: lembar cek list, buku
catatan, kamera photo, dll.
3) Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun
peneliti terhadap narasumber atau sumber data. Wawancara pada
penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi
pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000
responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat
diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian
kualitatif).
Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti
apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar
pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat
menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo, dan material
lain yang dapat membantu kelancaran wawancara.
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti
tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang
akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting
masalah yang ingin digali dari responden.
Rianto, Adi. (2004). Metodologi penelitian sosial dan hukum. Jakarta: Granit.