Anda di halaman 1dari 20

Pengumpulan Data; Analisa Data & Pencatatan Data

dalam Penelitian Hukum

I. Pengumpulan Data
Data berarti suatu yang dianggap atau diketahui. Dengan demikian ini
berarti data dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan.
Pada umumnya data dikumpulkan dengan tujuan:
a) Dasar suatu perencanaan, agar perencanaan sesuai dengan kemampuan
yang ada, sehingga dapat dicegah terjadinya suatu perencanaan yang
ambisius sehingga susah dilaksanakan. Kemampuan yang dimaksudkan
disini adalah kemampuan personil, kemampuan anggaran serta
kemampuan materiil yang lain.
b) Alat kontrol terhadap pelaksanaan atau implementasi daripada
perencanaan tersebut agar supaya bisa diketahui dengan segera kesalahan
atau penyimpangan-penyimpangan yang terjadi untuk segera dilakukan
perbaikan-perbaikan atau koreksi.
c) Dasar evaluasi dari hasil kerja akhir. Apakah hasil kerja akhir yang telah
ditargetkan bisa dicapai 100%, 90% atau kurang. Kalau target tidak
tercapai faktor-faktor apa yang menyebabkannya.

Untuk seluruh kegiatan tersebut diatas diperlukan yang disebut data. Data
yang salah apabila dipergunakan untuk dasar pembuatan keputusan tertentu akan
berakibat fatal, perencanaan menjadi tidak tepat, kontrol tidak efektif dan evaluasi
tidak mengenai sasaran secara obyektif.
Syarat-syarat data yang baik agar berguna antara lain sebagai berikut:
a) Data harus obyektif, maksudnya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Misalnya laporan ASR yang seharusnya turun jangan dilaporkan naik.
b) Data harus bisa mewakili, misalnya data trafik yang dilaporkan hanya data
pada saat trafik tidak overload.
c) Kesalahan baku relatif kecil.
d) Harus tepat waktu, khususnya kalau data akan dipergunakan untuk
melakukan kontrol atau evaluasi, syarat tepat waktu ini penting sekali agar
sempat dilakukan penyesuaian atau koreksi seperlunya kalau ada
kesalahan atau penyimpangan yang terjadi dalam implementasi suatu
perencanaan.
e) Harus relevan, maksudnya data yang dikumpulkan harus ada hubungannya
dengan persoalan yang akan dipecahkan.

Data bisa dibagi antara lain sebagai berikut:


a) Menurut sifatnya
• Data kualitatif, yaitu data yang tidak berbentuk angka.
• Data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka.
b) Menurut sumbernya
• Data internal, data yang menggambarkan keadaan atau kegiatan dalam
suatu organisasi.
• Data eksternal, data yang menggambarkan keadaan atau kegiatan di
luar suatu organisasi.
c) Menurut cara memperolehnya
• Data primer, data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu
organisasi langsung dari obyeknya. Misalnya data pengukuran trafik.
• Data sekunder, data yang deperoleh dalam bentuk sudah jadi dan diolah
oleh pihak lain.
d) Menurut waktu pengumpulannya
• Data Cross Section, data yang dikumpulkan pada saat suatu waktu
tertentu yang menggambarkan keadaan atau kondisi pada waktu itu.
(insidensial)
• Data berkala, data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk
memberikan gambaran tentang pengembangan suatu kegiatan dari
waktu ke waktu. (periodik)

Data bisa diperoleh melalui suatu kegiatan rutin, misalnya data hasil
pengukuran trafik. Didalam statistik dikenal dua macam cara pengumpulan data,
yaitu sensus dan sampling. Sensus ialah cara pengumpulan data dengan cara
menghitung atau mengukur semua elemen. Data perolehan dari sensus disebut
Populasi, yaitu totalitas semua nilai baik hasil perhitungan maupun penngukuran,
kuantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai sekelompok
objek yang lengkap dan jelas. Pada pengukuran trafik, populasi adalah totalitas
semua nilai trafik pada jaringan telekomunikasi sepanjang waktu.
Sampling adalah cara pengumpulan data dengan jalan mengambil
sebagian dari populasi dengan cara-cara tertentu, yaitu:
a) Sampling seadanya. Pengambilan data dilakukan seadanya dari populasi
sehingga data yang diperoleh merupakan sampel yang masih kasar dan
kesimpulan yang ditarikpun masih kasar.
b) Sampling pertimbangan, sampling yang dilakukan berdasarkan
pertimbangan para peneliti. Hanya mereka yang dianggap ahli saja yang
dimintai pertimbangan.
c) Sampling kuota, hampir sama dengan sampling pertimbangan, hanya
pengambilan sampelnya ditentukan oleh petugas sampai dirasakan
mencukupi.
d) Sampling sistematis, jumlah annggota sampel dari populasi diambil pada
jarak interval waktu tertentu, urutan tertentu atau ruang tertentu.

Alat pengumpulan data (instrumen) menentukan kualitas data dan kualitas


data menentukan kualitas penelitian. Karena itu alat pengumpul data harus
mendapat penggarapan yang cermat. Agar data penelitian mempunyai kualitas
yang cukup tinggi, alat pengumpul datanya harus memenuhi syarat:
a) Akurasi (accuracy)
b) Presisi (precision) hal ini berkaitan validitas (kesahihan) instrumen.
Validitas instrumen dapat dikategorikan ke dalam validitas kualitatif dan
validitas kuantitatif. Suatu instrumen dikatakan validitas kualitatif apabila
benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Apabila dikatakan
kuantitatif apabila dapat mengukur dengan cermat sebatas yang hendak
diukur.

Studi dokumen merupakan langkah awal dari setiap penelitian hukum


(baik normatif maupun sosiologis) karena penelitian hukum selalu bertolak dari
premis normatif. Penelitian terhadap bahan hukum yang akan dipergunakan dapat
dilakukan melalui dua cara, yaitu kritik ekstern dan kritik intern. Kritik ekstern
berkenaan dengan jawaban dari pertanyaan apakah isinya dapat diterima sebagai
kenyataan. Semakin tua usia suatu dokumen semakin sulit mengadakan kritik
ekstern, karena memerlukan pengetahuan bahasan.
Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah
angket, observasi dan wawancara.
1) Angket
Angket/kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang
lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran (dalam
Sugiyono, 2007:163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip
pengukuran dan penampilan fisik.
 Prinsip Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain:
- Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan
untuk mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan
jawaban.
- Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan
responden. Tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh
istilah-istilah bahasa Inggris pada responden yang tidak mengerti
bahasa Inggris, dsb.
- Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika
terbuka artinya jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan
jika pernyataan tertutup maka responden hanya diminta untuk
memilih jawaban yang disediakan.
Urutan pertanyaan dimulai dari yang umum sampai ke spesifik, atau dari
yang mudah menuju ke yang sulit, atau di acak.
a) Prinsip Pengukuran memuat seperangkat ujicoba instrumen. Artinya,
sebelum menyebarkan angket, perlu dilakukan beberapa percobaan
sehingga selain diketahui validitas dan reliabilitasnya, juga akan
diperoleh estimasi waktu pengerjaan, tingkat kesulitan dan berbagai
hal lainnya.
b) Penampilan Fisik merupakan salah satu daya tarik dan keseriusan
responden dalam mengisi angket. Namun tentu saja, angket yang
bagus, terkesan resmi tentunya memerlukan biaya yang lebih besar
dibanding angket yang di cetak di atas kertas seadanya.

2) Observasi
Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak
hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun
juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi
(situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk
mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan
dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.
 Participant Observation
Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam
sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.
 Non participant Observation
Berlawanan dengan participant Observation, Non Participant
merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung
dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.
Kelemahan dari metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data
yang mendalam karena hanya bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa
mengetahui makna yang terkandung di dalam peristiwa. Alat yang
digunakan dalam teknik observasi ini antara lain: lembar cek list, buku
catatan, kamera photo, dll.

3) Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun
peneliti terhadap narasumber atau sumber data. Wawancara pada
penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi
pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000
responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat
diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian
kualitatif).
Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
 Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti
apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar
pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat
menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo, dan material
lain yang dapat membantu kelancaran wawancara.
 Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti
tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang
akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting
masalah yang ingin digali dari responden.

II. Analisa Data


Pengolahan dan analisis data penelitian berpedoman pada rumusan
permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti. Semakin jelas dan
jernih tujuan yang menjadi sasaran, maka semakin mudah peneliti menentukan
analisis yang akan digunakan. Dengan istilah lain adalah bahwa rumit tidaknya
penelitian yang akan dilakukan bergantung pada kebutuhan akan hasil penelitian
yang diinginkan, semakin banyak kebutuhannya tentu saja penelitian akan
menjadi semakin rumit termasuk pengolahan dan analisis data penelitiannya.
Data yang terkumpul dari kegiatan pengumpulan data kemudian diolah,
setelah diolah, kemudian dilakukan analisis. Hasil analisis dan/atau intepretasi
hasil penelitian merupakan jawaban permasalahan penelitian.
Dengan demikian pengolahan dan analisis data dipengaruhi oleh berbagai
faktor, yakni:
a) Kepentingan atau interest penelitian yang tercantum dalam perumusan
tujuan dan permasalahan yang menjadi ruang lingkup penelitian;
b) Format keinginan sponsor penelitian;
c) Kemampuan peneliti termasuk di dalamnya keterbatasan waktu, tenaga,
dan biaya penelitian.

Pengolahan data merupakan kegiatan pendahuluan dari analisis.


Pengolahan data pustaka/dokumen/literatur berbeda dengan data yang diperoleh
melalui wawancara dan pengamatan. Karena bagaimanapun data
pustaka/dokumen adalah data yang siap pakai atau data yang sudah jadi.
Sedangkan data hasil wawancara dalam hal ini melalui daftar pertanyaan
(kuesioner) baik terstruktur maupun tidak terstruktur dan pedoman wawancara
serta data hasil pengamatan harus diolah sedemikian rupa terlebih dahulu melalui
berbagai tahap pengolahan data.
 Tahap Pengolahan Data
1) Pemeriksaan/validasi data lapangan dan editing
Data yang diperoleh dari kegiaan pengumpulan data, perlu
diperiksa dan dijaga konsistensi antara data yang satu dengan data yang
lainnya dalam sebuah kuesioner. Kegiatan memeriksa dan menjaga
konsistensi disebut sebagai kegiatan editing yang memeriksa apakah
data tersebut layak atau valid untuk dilanjutkan kemudian.
Validasi harus dilakukan dengan memperhatikan dengan seksama
secara ajeg, misalnya permasalahan perbedaan intepretasi dari
pertanyaan dan jawaban responden
2) Pemberian kode (coding)
Tahap pemberian kode atau disebut dengan ”coding”, adalah tahap
selanjutnya setelah validasi dan editing dilaksanakan. Dari setiap
jawaban (variabel) yang terdapat dalam daftar pertanyaan (kuesioner,
pedoman wawancara, lembar observasi dan sebagainya) perlu
dikategorisasikan terlebih dahulu dengan melakukan pemberian kode
dengan simbol angka. Untuk jawaban tidak tahu, atau tidak memberi
jawaban perlu diberikan simbol-simbol angka yang khusus. Dengan
angka-angka tersebut maka data lebih mudah diolah, dihitung dan
dianalisis.
Berdasarkan data lapangan peneliti menyusun pedoman
pengkodean (book code). Pedoman ini memuat semua variabel yang
dianalisis untuk menjawab pertanyaan penelitian. Hal ini memudahkan
peneliti atau petugas lain untuk memberikan kode sesuai dengan
ketentuan yang terdapat dalam book code tersebut. Misalnya untuk
jawaban ”tidak tahu” diberikan angka ”8”, ”88”, atau ”888”; untuk
jawaban yang dilewati ”tidak berlaku”/ pertanyaanyang ”dilewati”
bagi responden tersebut, maka diberikan kode ”9”, ”99”, atau ”999”.
Dan untuk pertanyaan yang tidak ada jawabannya diberikan angka ”o”.
Pemberian kode dilakukan dapat langsung pada kuesioner di sisi kanan
dan atau dengan lembar kode (code sheet).

3) Pemasukan data (data entry)


Berdasarkan kuesioner yang sudah diedit dan divalidasi, atau
dengan lembar kode (code sheet), langkah berikutnya adalah
pemasukan data. Pemasukan data dapat dilakukan secara manual, atau
secara komputerisasi karena jumlah variabel dan respondennya yang
banyak.
4) Pengolahan
Dengan berkembangnya teknologi pengolahan data dapat
dilakukan dengan menggunakan program SPSS atau SAS.

 Pendekatan yang Mempengaruhi Metode Pengolahan dan Analisis Data


Berkenaan dengan metode pengolahan data penelitian, dalam ilmu-
ilmu sosial pada umumnya dipengaruhi oleh dua perspektif yaitu aliran
positivisme dan aliran fenomenologi. Hal ini mengindikasikan bahwa pada
dasarnya pengolahan data, dapat dilakukan dengan pendekatan kuantitatif
atau kualitatif. Berikut ini matriks yang secara ringkas menggambarkan
perbedaaan dari dua aliran perspektif tersebut.
Aliran Perspektif Positivisme Pendekatan Fenomenologi
Substansi Kuantitatif Pendekatan Kualitatif
Fokus penelitian Meneliti fakta atau sebab terjadinya Memahami perilaku manusia dari
gejala sosial tertentu. sudut pandangan orang itu sendiri
Deduktif – hipotesa Induktif – asumsi - sensing

Identifikasi variabel Pengamatan terlibat -


melahirkan variable
Teknik pengambilan Sampiling populasi (makro) Sampling populasi (mikro)
sampling Responden Informan (key responden)
Probability/random Non Probability/non random
Cara pengumpulan data Melalui kuesioner/daftar pertanyaan Mempergunakan pengamatan
yang berstruktur dan alat-alat terlibat, pedoman pertanyaan, dan
pengumpulan data lainnya mungkin meneliti dokumen
pribadi
Instrumen penelitian Kuesioner (pertanyaan tertutup) Pengamatan, pedoman
wawancacara, kuesioner
(pertanyaan terbuka dan tertutup)
Materi instrumen Identifikasi variabel Pengamatan terlibat
penelitian melahirkan variabel
Pencatatan Pada umumnya dilaksanakan setelah Dapat berlangsung selama proses
pengumpulan data pengumpulan data
Pendekatan pengolahan Pengolahan data kuantitatif Pengolahan data kualitatif,
data (memungkinkan melakukan korelasi bertujuan untuk mengerti atau
antara gejala dengan data statistik) memahami gejala yang diteliti
Tahap pengolahan Mengedit, koding, tabulasi, Memeriksa, inventarisasi (list)
perhitungan statistic koding- klasifikasi – kuantifikasi
hasil secara terbatas – apabila
lebih dari 25 responden
Analisis Operasionalisasi konsep Pendataan memunculkan konsep

Analisis Induktif – statistik Interpretasi

Diskusi Implikasi dari temuan Hasil penelitian

Kesimpulan - Temuan - Kecenderungan


- Generalisasi - Terbatas
- Eksplanasi - Deskripsi

Analisis data dibedakan menjadi analisis kuantitatif dan kualitatif.


Dalam menganalisis kuantitatif, data yang berbentuk angka dihitung untuk
mengetahui jawaban masalah yang diteliti. Sebaliknya data kualitatif
merupakan data yang tidak berbentuk angka, seperti penegakan hukum
yang menggembirakan, marak dimana-mana; Ketertiban mantap, sistem
hukum baik, semangat meneliti dosen menggembirakan.
Dengan melihat sifat data yang diolah, maka analisis dapat dilakukan
dengan dua pendekatan yakni: pendekatan kuantitatif dan pendekatan
kualitatif.
1) Pendekatan Kuantitatif
Pendekatan kuantitatif pada dasarnya berarti penyorotan terhadap
masalah serta usaha pemecahannya yang dilakukan dengan upaya yang
banyak didasarkan pada pengukuran. Dalam hal ini, obyek penelitian
dipecah ke dalam unsur-unsur tertentu yang dapat dikuantifikasi
sedemikian rupa. Kemudian ditarik suatu generalisasi yang seluas
mungkin ruang lingkupnya. Penelitian kuantitatif menggunakan alat-
alat matematika dan statistika yang rumit sehingga terkesan canggih.
Pendekatan kuantitatif ini memulai pekerjaan dengan membuat
berbagai tabulasi, dimulai dari tabulasi sederhana, tabulasi frekuensi
sampai dengan tabulasi silang yang berisi hubungan dari variabel yang
banyak (multi-variable). Penerapan pendekatan kuantitatif ini,
mempunyai fungsi yang sekaligus membatasi keuntungan yang dapat
diperoleh dari penggunaan metode tersebut, antara lain:
a. Secara efisien menghimpun, mengolah dan menganalisa data
penelitian terutama didalam penerapan perencanaan penelitian
survey.
b. Dengan mengadakan kuantifikasi, secara relatif lebih mudah untuk
mengadakan studi perbandingan dan menarik generalisasi.
c. Lebih mudah menerapkan metode induksi, terhadap hasil-hasil
penelitian.
d. Metode kuantitatif lebih tepat diterapkan untuk menguji hipotesis,
terutama di dalam penelitian yang bersifat eksplanatoris.
Dengan demikian cirri-ciri pendekaan kuantitatif, sebagai berikut:
- Deskriptif dan eksplanatoris
- Penentuan sampel harus cermat
- Deduktif-induktif berpijak pada teori konsep yang baku
- Mengandalkan pada pengukurang menekankan pada angka-angka
- Variabel sejak awal sudah ada
- Dapat digeneralisir
- Menggunakan kuesioner lebih tertutup
Analisis data dengan pendekatan kuantitaif dapat disebut juga sebagai
analisis statistika, yakni statistik sebagai alat bantu untuk menjelaskan
fakta/data. Secara garis besar analisis statistika dibedakan atas dua
macam, yaitu analisis statistika deskriptif dan analisis statistika
induktif.
2) Pendekatan Kualitatif
Pendekatan kualitatif merupakan tata cara penelitian yang
menghasilkan data deskriptif analitis, yaitu apa yang dinyatakan oleh
sasaran penelitian yang bersangkutan secara tertulis atau lisan, dan
perilaku nyata. Yang diteliti dan dipelajari adalah obyek penelitian yang
utuh. Adapun ciri-ciri pendekatan kualitatif adalah sebagai berikut:
- Eksploratoris dan deskriptif
- Induktif-deduktif
- Penggunaan teori terbatas
- Variable ditemukan setelah berjalannya pengolahan data
- Lebih terhadap kasus tertentu
- Panduan/pedoman wawancara
Analisis dengan pendekatan kualitatif ini dilakukan pada data yang
tidak bisa dihitung bersifat monografis atau berwujud kasus-kasus yang
tidak dapat disusun ke dalam struktur klasifikasi. Obyek penelitiannya
dipelajari secara utuh dan sepanjang itu mengenai manusia maka hal
tersebut menyangkut sejarah hidup manusia. Penelitian kualitatif
mencoba menjelaskan ”sepotong episode kehidupan yang
didokumentasikan dalam bahasa aslinya secara cermat bagaimana
manusia merasa, apa yang mereka tahu, bagaimana cara mereka tahu,
serta kepercayaan, persepsi dan pengertian mereka. Data yang
dikumpulkan dan dicatat/direkam bersifat deskriptif dalam bentuk kata-
kata atau gambar. Data tersebut diperoleh dari hasil pengamatan,
wawancara, potret, dokumen perorangan, memorandum, dokumen
resmi dsb. Sehingga analisis ini dapat dilakukan untuk dokumen yang
jumlahnya sedikit. Karena itu analisis kualitatif tidak menggunakan alat
bantu statistika.

 Analisis Data Penelitian Hukum


Analisis data merupakan kegiatan mengurai sesuatu sampai ke
komponen-komponennya dan kemudian menelaah hubungan masing-
masing komponen dengan keseluruhan konteks dari berbagai sudut
pandang. Penelaahan dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian yang telah
ditetapkan.
Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang senantiasa harus
dikaitkan dengan arti-arti yang diberikan pada hukum yang merupakan
patokan atau pedornan mengenai perilaku manusia. Penelitian dan
ilmu-ilmu hukum, merupakan suatu sarana untuk mengembangkan
ilmu-ilmu hukum khususnya dan disiplin hukum pada umumnya. Masalah
pokok dalam penelitian hukum adalah:
a) Apakah yang menjadi elemen/unsur sistem hukum?
b) Apakah yang menjadi bidang dari suatu sistem hukum?
c) Sampai seberapa jauhkah konsistensi sistem hukum tersebut?
d) Bagaimana pengertian dasar dari suatu sistem hukum?
e) Sampai sejauh manakah sistem hukum tersebut lenngkap?

1. Penelitian Hukum Normatif


Dalam penelitian hukum normatif, pengolahan data pada hakikatnya
berarti kegiatan untuk mengadakan sistematisasi terhadap bahan-bahan
hukum tertulis. Sistematisasi berarti, membuat klasifikasi terhadap
bahan-bahan hukum tertulis tersebut, untuk memudahkan pekerjaan
analisa dan konstruksi. Penelitian hukum normatif, terdiri dari:
a. Menarik asas-asas hokum
Peneitian ini bertujuan mendapatkan asas-asas hukum dari hukum
positif tertulis dan rasa susila warga masyarakat.
b. Menelaah sistematika peraturan perundang-undangan
Dalam penelitian ini yang dianalisis adalah sistematika dari
perangkat kaidah-kaidah yang terhimpun di dalam suatu kodifikasi
atau peraturan perundang-undangan tertentu. Kecuali
sistematikanya, juga diteliti taraf konsistensinya.
c. Menilai taraf sinkhronisasi peraturan per-undang-undangan
Penelitian terhadap araf sinkronisasi peraturan perundang-undngan
dapat dilakukan baik secara vertikal mauppun horizontal dari
peraturan-peraturan hukum yang tertulis. Hal ini dapat dilakukan
terhadap bidang-bidang tertentu yang diatur oleh hukum, dalam
kaitannya dengan bidang-bidang lain yang mungkin mempunyai
hubungan timbal balik.
d. Perbandingan hokum
Dalam penelitian perbandingan hukum fokus utama adalah melihat
perbedaan dan persamaan pada yang terdapat di dalam aneka
macam sistem hukum.
e. Sejarah hukum
Penelitian sejarah hukum menitikberatkan kajian pada
perkembangan hukum.

Penelitian dengan tujuan untuk menarik asas-asas hukum, dapat


dilakukan terhadap hukum positif tertulis dan tidak tertulis.
Permasalahan yang muncul berkisar pada dari manakah asas-asas
hukum tersebut berasal, atau hal-hal apa yang mempengaruhi adanya
asas-asas hukum tersebut. Sebagai contoh dalam hukum pidana,
secara explisit dikenal suatu asas, yakni asas tanpa kesalahan, tidak
ada hukum atau tidak ada pertanggungan jawab pidana, tanpa
kesalahan. Masuk dalam kategori ini adalah Penelitian yang menelaah
asas-asas hukum di dalam suatu undang-undang, mempergunakan
metode dogmatik hukum, yang didasarkan pada hukum logika, dengan
melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Memilih pasal-pasal yang berisikan kaidah hukum yang mengatur
masalah tertentu sesuai dengan subyek penelitian;
b. Membuat sistematika dari pasal-pasal tersebut, agar dapat dibuat
klasifikasi;
c. Menganalisas pasal-pasal, dengan mempergunakan asas-asas
hukum yang ada;
d. Menyusun konstruksi, dengan ketentuan.

Untuk pengolahan data penelitian menelaah sistematika peraturan


perundang-undangan, yang dilakukan adalah mengumpulkan
peraturan di bidang tertentu, atau beberapa bidang yang saling
berkaitan yang menjadi pusat perhatian penelitian. Selanjutnya
diadakan analisis dengan menggunakan, pengertian dasar dari sistem
hukum, yang mencakup: a. Subyek hukum, b. Hak dan kewajiban, c.
Peristiwa hukum, d. Hubungan hukum, dan e. Obyek hukum.

Penelitian taraf sinkronisasi peraturan perundang-undangan dapat


dilakukan dengan dua titik tolak, yaitu taraf sinkronisasi vertikal
(berdasarkan hierarki perundang-undangan) dan horisontal (peraturan
setara yang mempunyai hubungan fungsional, adalah konsisten).
Untuk menganalisis taraf sinkronisasi peraturan dipergunakan asas
perundang-undangan, yaitu:
a. Undang-undang tidak berlaku surut;
b. Undang-undang yang dibuat oleh penguasa yang lebih tinggi,
mempunyai kedudukan yang lebih tinggi;
c. Undang-undang yang bersifat khusus mengenyampingkan undang-
undang yang bersifat umum, jika pembuatnya sama;
d. Undang-undang yang berlaku belakangan, membatalkan undang-
undang yang berlaku terdahulu;
e. Undang-undang tidak dapat diganggu gugat;
f. Undang-undang merupakan sarana untuk agar masyarakat dapat
mencapai kesejahteraan materiil dan spirituil semakimal mungkin.
Untuk penelitian perbandingan hukum, mula-mula dilakukan
identifikasi atas ciri-ciri khas dari sistem hukum atau bidang hukum
tertentu yang akan diperbandingkan. Setelah ciri khas tersebut
diidentifikasi kemudian dianalisis persamaan-persamaan yang
dijumpai dalam peneltian.

Pada penelitian tentang sejarah hukum, analisis dilakukan dengan cara


menelaah hubungan antara hukum dan gejala sosial lainnya secara
khronologis. Telaah meliputi hal-hal yang terjadi di masa lampau dan
akibatnya pada masa kini.

2. Penelitian Hukum Empiris


Penelitian Hukum Empiris, terdiri dari:
1) Identifikasi terhadap hukum tidak tertulis atau hukum kebiasaan
(adat);
2) Efektivitas dari hukum tertulis maupun hukum kebiasaan yang
tercatat.
Pencatatan hasil pengumpulan data secara kuantitaif, melalui proses
editing, yaitu dengan memeriksa kembali kelengkapan jawaban yang
diterima, kejelasannya, konsistensi jawaban/informasi, relevansi bagi
penelitian, dan keseragaman data yang diterima oleh peneliti. Juga
dilakukan proses prakoding, yaitu mengklasifikasikan jawaban dengan
memberikan kode-kode tertentu agar nantinya mempermudah kegiatan
analisa, dan pewawancara dalam memasukkan jawaban responden ke
dalam kategori yang relatif tepat.

1) Pencatatan hasil pengumpulan data secara kuantitatif;


2) Analisa dan konstruksi data secara kuantitatif (nilai rata-rata, nilai
tengah, nilai terbesar, korelasi, dan sebagainya). Untuk
melaksanakan analisis secara kuantitatif, perlu mengerti dan
memahami istilah-istilah berikut ini.
a. Variabel;
b. Skala pengukuran (Skala Nominal, Skala Ordinal, Skala
Interval, Skala Ratio), dengan penjelasan sebagai berikut.
- Skala Nominal adalah angka yang berfungsi hanya untuk
membedakan sebagai simbol atau lambang. Urutan dan
operasi matematika tidak berlaku. Misalnya ”3” tidak harus
lebih besar dari ”2” atu lebih kecil dari ”5”. Contoh: Suku,
agama, alamat, nomor KTP. Klasifikasi, pengelompokan dan
kategori termasuk nominal;
- Skala Ordinal adalah angka yang selain berfungsi sebagai
skala nominal juga menunjukkan urutan, bahwa sesuatu lebih
baik, lebih bagus, dari pada. Berguna untuk membuat
peringkat (ranking). Contoh Amir lebih senang terhadap
pelayanan hukum di kantor pengadilan A daripda B.
Pelayanan kantor kejaksaan di A lebih baik daripada di B.
Pengelompokan dimana urutan berlaku, termasuk skala
ordinal;
- Skala Interval adalah skala yang selain berfungsi sebagai
nominal dan ordinal juga menunjukkan interval atau jarak
yang sama, tetapi tidak sampai berapa kali. Skala ini berguna
untuk membuat penilaian (rating). Contoh angka indeks
kriminal. Skala interval sering digunakan untuk mengukur
tingka kepentingan (level of importance), tingkat kepuasan
(level of satisfaction), sikap, tingkat kesadaran hokum,
ketaatan/kepatuhan pada agama. Misalnya: tingkat sangat
puas bernilai = 6 s.d. tingkat tidak puas yang bernilai =1;
- Skala Rasio dalah skala yang selain berfungsi sebagai skala
nominal, ordinal, dan interval juga menunjukkan berapa kali.
Di dalam skal rasion angka nol (0) mempunyai arti. Seperti
Budi tidak mempunyai uang = 0, Berat badan Citra 45 kg,
berat badan Deny 60 kg, maka bisa disimpulkan berat badan
Deny 1,5 kali berat badan Citra;
c. Tipe skala (Skala Likert, Skala Guttman, Semantic Differential,
Rating Scale)
d. Instrumen penelitian
e. Validitas dan realibilitas instrumen

III. Pencatatan Data


Dalam suatu penelitian, pencatatan data yang telah diperoleh merupakan
hal penting agar peneliti mampu menelaah dengan seksama setiap hasil dan
perkembangan data dari variabel yang didapat. Pencatatan data dapat dilakukan
setelah peneliti mendapatkan data yang diinginkan sesuai dengan metode/teknik
pengumpulan data yang digunakan.
• Studi dokumen
Dalam studi dokumen yang dimana peneliti melakukan kritik ekstern
ataupun intern terhadap bahan/dokumen yang akan diteliti, pencatatn data
hasil penelitian dapat berupa check list terhadap lembar observasi ataupun
bentuk tulisan deskriptif. Dapat pula ditambahkan dengan rekaman media
elektronik melalui perekam ataupun kamera.
• Angket
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan
seperangkat pertanyaan atau pernyataan dapat dilakukan pencatatan data
dengan secara deskriptif dan dalam hal ini peneliti dapat juga langsung
masuk dalam tahap editing pada pengolahan data agar lebih
mempersingkat waktu.
• Wawancara
Pencatatan data dengan tekhnik ini harus mendapatkan ijin dan atas
sepengetahuan responden. Pada teknik ini, pencatatan data dapat dilakukan
dengan tulisan deskriptif atau dengan merekamnya menggunakan alat
perekam/recorder. Sebagai tambahan, dapat pula menggunakan kamera
baik dengan hasil gambar/foto ataupun dalam bentuk video.
• Observasi
Pencatatan data dengan teknik pengumpulan data ini dapat menggunakan
check list sesuai lembar observasi yang digunakan serta dilengkapi dengan
keterangan deskriptif dan juga dalam bentuk gambar hasil dari observasi.
Daftar Pustaka

Nasir, Mohammad. (1988). Metode penelitian. Cet.3. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Rianto, Adi. (2004). Metodologi penelitian sosial dan hukum. Jakarta: Granit.

Rojib, 2009, Metode Penelitian Hukum,


http://blog.beswandjarum.com/soikhurojib/2009/11/20/metode-penelitian-
hukum/. Diperoleh tanggal 29 Agustus, 2010.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. (1987). Metode penelitian survai.


Jakarta: LP3ES.

Soekanto, Soerjono. (1986). Pengantar penelitian hukum. Jakarta: Penerbit


Universitas Indonesia (UI-Press).

Surakhmad, Winarno. (1980). Pengantar penelitian ilmiah: dasar metoda teknik.


Bandung: Tarsito.

Teorionline, 2010, Teknik Pengumpulan Data,


http://en.wordpress.com/tag/metodologi-penelitian/. Diperoleh tanggal 29
Agustus, 2010.

Anda mungkin juga menyukai