Anda di halaman 1dari 12

KEPEMIMPINAN

I. Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan
langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan
tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).
Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan
aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel &
Coons, 1957, 7).
Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas
kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984,
46).
Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat
sebuah kelompok atau orang mengikuti dan menaati segala keinginannya.
Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti
kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin
dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques, 1990, 281).
Banyak definisi kepemimpinan yang menggambarkan asumsi bahwa
kepemimpinan dihubungkan dengan proses mempengaruhi orang baik individu
maupun masyarakat. Dalam kasus ini, dengan sengaja mempengaruhi dari orang
ke orang lain dalam susunan aktivitasnya dan hubungan dalam kelompok atau
organisasi. John C. Maxwell mengatakan bahwa inti kepemimpinan adalah
mempengaruhi atau mendapatkan pengikut.
II. Definisi Pemimpin
Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan
tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan
oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai
keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat
orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang
pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana,
mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai
tujuan bersama-sama (Panji Anogara, Page 23).

III. Kepemimpinan Formal dan Kepemimpinan Informal


Dalam setiap organisasi selalu terdapat hubungan formal dan hubungan
informal. Hubungan formal melahirkan organisasi formal dan hubungan informal
melahirkan organisasi informal. Kepemimpinan formal adalah kepemimpinan
yang resmi yang ada pada diangkat dalam jabatan kepemimpinan. Pola
kepemimpinan tersebut terlihat pada berbagai ketentuan yang mengatur hirarki
dalam suatu organisasi. Kepemimpinan formal tidak secara otomatis merupakan
jaminan akan diterima menjadi kepemimpinan yang "sebenarnya" oleh bawahan.
Penerimaan atas pimpinan formal masih harus diuji dalam praktek yang
hasilnya akan terlihat dalam kehidupan organisasi apakah kepemimpinan formal
tersebut sekaligus menjadi kepemimpinan nyata. Kepemimpinan formal sering
juga disebut dengan istilah headship. Kepemimpinan formal tidak didasarkan pada
pengangkatan. Jenis kepemimpinan ini tidak terlihat pada struktur organisasi.
Efektivitas kepemimpinan informal terlihat pada pengakuan nyata dan
penerimaan dalam praktek atas kepemimpinan seseorang. Biasanya
kepemimpinan informal didasarkan pada beberapa kriteria diantaranya adalah
sebagai berikut:
1) Kemampuan "memikat" hati orang lain.
2) Kemampuan dalam membina hubungan yang serasi dengan orang lain.
3) Penguasaan atas makna tujuan organisasi yang hendak dicapai.
4) Penguasaan tentang implikasi-implikasi pencapaian dalam kegiatan-
kegiatan operasional.
5) Pemilihan atas keahlian tertentu yang tidak dimili ki oleh orang lain.

Telah dikemukakan bahwa tidak ada pemimpin tanpa adanya pihak yang
dipimpin. Pemimpin timbul sebagai hasil dari persetujuan anggota organisasi yang
secara sukarela menjadi pengikut. Pemimpin sejati mencapai status mereka karena
pengakuan sukarela dari pihak yang dipimpin.
Seorang pemimpin harus mencapai serta mampertahankan kepercayaan
orang lain. Dengan sebuah surat keputusan, maka seseorang dapat diberikan
kekuasaan besar tetapi hal tersebut tidak secara otomatis membuatnya menjadi
seorang pemimpin dalam arti yang sebenarnya.
Di bawah ini akan dikemukakan perbedaan antara pemimpinan dengan
non pemimpin sebagai berikut.
 Pemimpin:
1) Memberikan inspirasi kepada bawahan
2) Menyelesaikan pekerjaan dan mengembangkan bawahan
3) Memberikan contoh kepada bawahan bagaimana melakukan pekerjaan
4) Menerima kewajiban-kewajiban
5) Memperbaiki segala kesalahan atau kekeliruan.
 Non Pemimpinan:
1) Memberikan dorongan kepada bawahan
2) Menyelesaikan pekerjaan dan mongorbankan bawahan
3) Menanamkan perasaan takut pada bawahan dan memberikan ancaman
4) Melimpahkan kewajiban kepada orang lain
5) Melimpahkan kesalahan kepada orang lain dengan apabila terdapat
kekeliruan atau penyimpangan-penyimpangan.

IV. Teori Kepemimpinan dan Tipe-tipe Kepemimpinan


Beberapa teori telah dikemukakan para ahli majemen mengenai timbulnya
seorang pemimpin. Teori yang satu berbeda dengan teori yang lainnya. Di antara
berbagai teori mengenai lahirnya pemimpin, ada tiga di antaranya yang paling
menonjol yaitu:
1) Teori Genetie
Inti dari teori ini tersimpul dalam mengadakan "leaders are born and not
made". bahwa penganut teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin
akan karena ia telah dilahirkan dengan bakat pemimpin.Dalam keadaan
bagaimana pun seorang ditempatkan pada suatu waktu ia akn menjadi
pemimpin karena ia dilahirkan untuk itu. Artinya takdir telah menetapkan
ia menjadi pemimpin.
2) Teori Sosial
Jika teori genetis mengatakan bahwa "leaders are born and not made",
make penganut-penganut sosial mengatakan sebaliknya yaitu "Leaders are
made and not born". Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa setiap
orang akan dapat menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan
kesempatan untuk itu.
3) Teori Ekologis
Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis dan teori
sosial. Penganut-ponganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya
dapat menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah
memiliki bakat-bakat kepemimpinan, bakat mana kemudian
dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pangalaman-
pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut
bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu. Teori ini menggabungkan
segi-segi positif dari kedua teori genetis dan teori sosial dan dapat
dikatakan teori yang paling baik dari teori-teori kepemimpinan.Namun
demikian penyelidikan yang jauh yang lebih mendalam masih diperlukan
untuk dapat mengatakan secara pasti apa faktor-faktor yang menyebabkan
seseorang timbul sebagai pemimpin yang baik. Pada umumnya para
pemimpin dalam setiap organisasi dapat diklasifikasikan menjadi lima
type utama yaitu sebagai berikut:
a) Tipe pemimpin otokratis
b) Tipe pemimpin militeristis
c) Tipe pemimpin paternalistis
d) Tipe pemimpin karismatis
e) Tipe pemimpin demokratis

a) Tipe pemimpin otokratis


Tipe pemimpin ini menganggap bahwa pemimpin adalah merupakan suatu
hak. Ciri-ciri pemimpin tipe ini adalah sebagai berikut:
- Menganggap bahwa organisasi adalah milik pribadi
- Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
- Menganggap bahwa bawahan adalah sebagai alat semata-mata
- Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat dari orang lain karena
dia menganggap dialah yang paling benar
- Selalu bergantung pada kekuasaan formal
- Dalam menggerakkan bawahan sering mempergunakan pendekatan
(Approach) yang mengandung unsur paksaan dan ancaman.
Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe mimpinan otokratis tersebut di atas
dapat diketahui bahwa tipe ini tidak menghargai hak-hak dari manusia, karena tipe ini
tidak dapat dipakai dalam organisasi modern.

b) Tipe kepemimpinan militeristis


Perlu diparhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dengan seorang
pemimpin tipe militeristis tidak sama dengan pemimpin-pemimpin dalam
organisasi militer. Artinya tidak semua pemimpin dalam militer adalah bertipe
militeristis.
Seorang pemimpin yang bertipe militeristis mempunyai sifat-sifat sebagai
berikut:
- Dalam menggerakkan bawahan untuk yang telah ditetapkan, perintah
mencapai tujuan digunakan sebagai alat utama.
- Dalam menggerakkan bawahan sangat suka menggunakan pangkat
dan jabatannya.
- Senang kepada formalitas yang berlebihan,
- Menuntut disiplin yang tinggi dan kepatuhan mutlak dari bawahan
- Tidak mau menerima kritik dari bawahan
- Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe pemimpin militeristis jelaslah
bahwa ripe pemimpin seperti ini bukan merupakan pemimpin yang ideal.

c) Tipe pemimpin fathernalistis


Tipe kepemimpinan fathernalistis, mempunyai ciri tertentu yaitu bersifat
fathernal atau kepakan.ke Pemimpin seperti ini menggunakan pengaruh yang sifat
kebapaan dalam menggerakkan bawahan mencapai tujuan. Kadang-kadang
pendekatan yang dilakukan sifat terlalu sentimentil. Sifat-sifat umum dari tipe
pemimpin paternalistis dapat dikemukakan sebagai berikut:
- Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa
- Bersikap terlalu melindungi bawahan
- Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk
mengambil keputusan. Karena itu jarang dan pelimpahan wewenang
- Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya tuk
mengembangkan inisyatif daya kreasi
- Sering menganggap dirinya maha tau.
Harus diakui bahwa dalam keadaan tertentu pemimpin fathernalistis
seperti ini sangat diperlukan. Akan tetapi ditinjau dari segi sifar-sifar negatifnya
pemimpin faternalistis kurang menunjukkan elemen kontinuitas terhadap
organisasi yang dipimpinnya.

d) Tipe kepemimpinan karismatis


Sampai saat ini para ahli manajemen belum berhasil menamukan sebab-
sebab mengapa seorang pemimin memiliki karisma. Yang diketahui ialah tipe
pemimpin seperti ini mampunyai daya tarik yang amat besar, dan karenanya
mempunyai pengikut yang sangat besar. Kebanyakan para pengikut menjelaskan
mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin seperti ini, pengetahuan tentang faktor
penyebab Karena kurangnya seorang pemimpin yang karismatis, maka sering hanya
dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib
(supernatural powers), perlu dikemukakan bahwa kekayaan, umur, kesehatan profil
pendidikan dan sebagainya. Tidak dapat digunakan sebagai kriteria tipe pemimpin
karismatis.

e) Tipe kepemimpinan demokratis


Dari semua tipe kepemimpinan yang ada, tipe kepemimpinan demokratis
dianggap adalah tipe kepemimpinan yang terbaik. Hal ini disebabkan karena tipe
kepemimpinan ini selalu mendahulukan kepentingan kelompok dibandingkan dengan
kepentingan individu. Beberapa ciri dari tipe kepemimpinan demokratis adalah
sebagai berikut:
- Dalam proses menggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat
bahwa manusia itu adalah mahluk yang termulia di dunia.
- Selalu berusaha menselaraskan kepentingan dan tujuan pribadi dengan
kepentingan organisasi.
- Senang menerima saran, pendapat dan bahkan dari kritik bawahannya.
- Mentolerir bawahan yang membuat kesalahan dan berikan pendidikan
kepada bawahan agar jangan berbuat kesalahan dengan tidak mengurangi
daya kreativitas, inisyatif dan prakarsa dari bawahan.
- Lebih menitik beratkan kerjasama dalam mencapai tujuan.
- Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya.
- Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
- Dan sebagainya.
Dari sifat-sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin tipe demokratis, jelaslah
bahwa tidak mudah untuk menjadi pemimpin demokratis.

V. Tingkatan Pemimpin
Dalam organisasi pemimpin dibagi dalam tiga tingkatan yang tergabung
dalam kelompok anggota-anggota manajemen (manajement members). Ketiga
tingkatan tersebut adalah:
a. Manager puncak (Top Manager)
b. Manajer menengah (Middle manager)
c. Manajer bawahan (Lower managor/suvervisor)
Seorang pemimpin mempunyai baik ketrampilan manajemen (managerial
skill) maupun keterampilan tekhnis (technical skill). Semakin rendah kedudukan
seorang tekhnis pemimpin dalam organisasi maka keterampilan lebih menonjol
dibandingkan dengan keterampilan manajemen. Hal ini disebabkan karena
aktivitas yang bersifat operasional.
Bertambah tinggi kedudukan seorang pemimpin dalam organisasi maka
semakin menonjol keterampilan manajemen dan aktivitas yang dijalankan adalah
aktivitas bersifat konsepsional. Dengan perkataan lain semakin tinggi kedudukan
seorang pamimpin dalam organisasi maka semakin dituntut dari padanya
kemampuan berfikir secara konsepsional strategis dan makro.
Di samping itu perlu dikemukakan bahwa semakin tinggi kedudukan
seseorang dalam organisasi maka ia semakin genoralist, sedang semakin rendah
kedudukan seseorang dalam organisasi maka ia menjadi spesialist. Dari uraian di
atas jelaslah bahwa lebih mudah mengukur produktivitas pemimpin yang lebih
rendah.

VI. Tugas dan Peran Pemimpin


Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah:
1) Pemimpin bekerja dengan orang lain
Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang
lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain
dalam organisasi sebaik orang diluar organisasi.
2) Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan
(akontabilitas).
Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas
menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome
yang terbaik. Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan stafnya
tanpa kegagalan.
3) Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas
Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat
menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya
pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-
tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur
waktu secara efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif.
4) Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual
Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan
konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat.
Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih
jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.
5) Manajer adalah seorang mediator
Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu,
pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).
6) Pemimpin adalah politisi dan diplomat
Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi.
Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim
atau organisasinya.
7) Pemimpin membuat keputusan yang sulit
Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.
Menurut Henry Mintzberg, Peran Pemimpin adalah:
1) Peran hubungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya sebagai
pemimpin yang dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur, mentor
konsultasi.
2) Fungsi Peran informal sebagai monitor, penyebar informasi dan juru
bicara.
3) Peran Pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha, penanganan
gangguan, sumber alokasi, dan negosiator.

VII. Tipe Kepemimpinan yang Berjalan di RSUD DR. Moch. Saleh Kota
Probolinggo
Menurut saya tipe kepemimpinan yang berjalan di RSUD DR. Moch.
Saleh Kota Probolinggo adalah tipe kepemimpinan demokratis, karena seorang
pemimpin yang ada di RSUD selalu dan tidak boleh mendahulukan kepentingan
pribadinya daripada kepentingan kelompok atau dengan kata lain para pimpinan
dan jajarannya di RSUD selalu mengedepankan kepentingan yang bertujuan untuk
memajukan dan meningkatkan kualitas serta kuantitas RSUD. Sesuai dengan ciri-
ciri tipe kepemimpinan yang disampaikan diatas, adapun ciri-ciri pemimpin yang
ada di RSUD yaitu:
- Pemimpin dalam menyampaikan amanatnya selalu dengan kata-kata
yang baik dan apabila ada pegawai yang kurang berkenan atas amanah
yang diberikan pimpinan, maka pegawai tersebut diperbolehkan
melaporkan pada bagian kepegawaian atau pimpinan yang lebih
diatas.
- Dalam menjalankan kepentingan pribadinya, seorang pemimpin harus
mampu menselaraskan dan memikirkan dampak positif dan negatif
terhadap RSUD.
- Saran, pendapat dan kritik dari bawahan selalu diharapkan oleh para
jajaran pimpinan demi kemajuan RSUD.
- Pegawai yang melakukan kesalahan selalu diberi toleransi dan
selanjutnya diberi suatu pendidikan.
- Para pegawai baru selalu diberi kesempatan untuk dapat mengikuti
pendidikan bersama terkait orientasi sistem kerja dan keadaan RSUD.
- Setiap pegawai dihimbau dan diminta agar selalu bekerja sama serta
saling menghormati tanpa membedakan statusnya.
- Para pegawai dan pimpinan selalu diikutsertakan dalam suatu kegiatan
seminar dalam upaya meningkatkan kompetensinya apabila ada
kesempatan.

Daftar Pustaka
Friska, 2004, Kepemimpinan dalam Organisasi,
http://digilib.usu.ac.id/download/fe/manajemen-friska.pdf. Diperoleh
tanggal 31 Agustus, 2010.

Greenberg J. & Baron RA,. (1996) Behavior in organizations: understanding &


managing the human side of work. Prentice Hall International Inc: San
Diego.

Komunitas & Perpustakaan Online Indonesia, 2006, Jenis dan Macam Gaya
Kepemimpinan/Pemimpin Klasik Otoriter, Demokratis dan Bebas -
Manajemen Sumber Daya Manusia,
http://organisasi.org/jenis_dan_macam_gaya_kepemimpinan_pemimpin_kla
sik_otoriter_demokratis_dan_bebas_manajemen_sumber_daya_manusia.
Diperoleh tanggal 31 Agustus, 2010.

Muchlas M,. (1998). Perilaku organisasi, dengan studi kasus perumahsakitan.


Program Pendidikan Pasca Sarjana Magister Manajemen Rumahsakit,
Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta.

Nortcraft GB and Neale MA,. (1990) Organizational behavior: a management


Challenge. The Dryden Press, Rinehart & Winston Inc: New York.

Robbins S,. (1996). Organizational behavior: concepts, controversies, and


applications. Prentice Hall International Inc: San Diego.

Anda mungkin juga menyukai