Anda di halaman 1dari 6

ASMA

Definisi Asma merupakan penyebab utama penyakit kronik pada anak-anak. Asma dapat dipandang sebagai
penyakit paru obstruktif, difus dengan hiperreaktifitas jalan napas terhadap berbagai rangsangan dan tingginya tingkat reversibilitas paru obstruktif, yang dapat terjadi spontan atau sebagai akibat pengobatan.

Epidemiologi Asma dapat timbul pada segala umur, 30% penderita bergejala pada umur 1 tahun, sedangkan 80-90% anak asma mempunyai gejala pertamanya sebelum umur 4-5 tahun. Penyebab, insidens, dan faktor resiko
Pada orang dengan asma, jalan napasnya sangat sensitif. Asma merupakan respon berlebihan dari jalan napas terhadap suatu pemicu, misalnya debu. Termasuk didalamnya pembengkakan dan inflamsi pada jalan napas, dan dapat terjadi bronkospasme yang bersifat reversibel. Pada kasus asma yang berat, kerusakan paru dapat terakumulasi menghasilkan penyempitan jalan napas yang permanen. Anak dengan asma mungkin dapat bernapas dengan normal selama tidak ada faktor pemicu. Berikut beberapa faktor pemicu asma:

asap rokok debu serbuk tanaman kerja berat infeksi virus, seperti common cold binatang (bulu atau rambut) zat kimia di udara atau pada makanan jamur perubahan cuaca (terutama suhu dingin) emosi yang labil aspirin dan obat-obatan lain

Akhir -akhir ini diseluruh dunia terjadi peningkatan jumlah penderita asma pada anak-anak. Hal ini disebabkan oleh faktor lingkungan, termasuk polusi udara.

Bagaimanapun, penting untuk mengetahui pemicu dari dalam rumah yang dapat menyebabkan serangan asma. Jalan udara pada anak-anak lebih sempit daripada pada orang dewasa. Ini berarti pemicu yang pada orang dewasa hanya menimbulkan respon sedikit, tetapi pada anakanak akan lebih serius. Untuk alasan ini, penting untuk mendiagnosa dan mengobati asma dengan tepat. Untuk beberapa anak, hal ini berarti memberikan obat setiap hari bahkan sepanjang waktu ketika anak tersebut tidak memperlihatkan gejala asma. Patofisiologi Penyumbatan jalan napas pada asma disebabkan oleh bronkokonstriksi, hipersekresi mukus, edema mukosa, infiltrasi seluler, dan deskuamasi sel epitel serta sel radang. Patologi asma berat adalah bronkokonstriksi hipertrofi otot polos bronkus, hipertrofi kelenjar mukosa, edema mukosa, infiltrasi sel radang dan deskuamasi. Tanda-tanda
patognomonis adalah Charcot-Leyden, spiral Cursch-mann dan benda-benda Creola. Mediator yang baru disintesis dan disimpan dilepaskan dari sel mast mukosa lokal pasca-serangan nonspesifik atau pengikatan alergen terhadap imunoglobulin E terkait sel-mast spesifik. Mediator seperti histamin, leukotrien C4, D4 dan E4 serta faktor pengaktif trombosit mencetuskan bronkokonstriksi, edema mukosa dan respon imun. Respon imun awal menimbulkan bronkokonstriksi, dapat diobati dengan agonis reseptor 2, dan dapat dicegah dengan agen penstabil sel mast. Respon imun lambat terjadi 6-8 jam kemudian menghasilkan keadaan hiper-responsif jalan napas berkelanjutan dengan infiltrasi eosinofil dan neutrofil, dapat diobati dan dicegah dengan steroid, dan dapat dicegah dengan kromolin atau nedokromil.

Penyumbatan paling berat adalah selama ekspirasi karena jalan napas intratoraks biasanya menjadi lebih kecil selama ekspirasi. Walaupun penyumbatan jalan napas difus, penyumbatan ini tidak seragam semua di seluruh paru. Atelektasis segmental atau subsegmental dapat terjadi, memperburuk ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi. Hiperinflasi menyebabkan penurunan kelenturan, dengan akibat kerja pernapasan bertambah. Kenaikan tekanan transpulmoner, yang diperlukan untuk ekspirasi melalui jalan napas yang
tersumbat, dapat menyebabkan penyempitan lebih lanjut, atau penutupan dini (prematur) beberapa jalan napas total selama ekspirasi, dengan demikian menaikkan resiko pneumotoraks. Kenaikan tekanan intratoraks dapat mengganggu aliran balik vena dan mengurangi curah jantung, yang kemungkinan tampak sebagai pulsus paradoksus. Ketidakseimbangan ventilasi dengan perfusi, hipoventilasi alveolar, dan bertambahnya kerja pernapasan, menyebabkan perubahan pada gas-gas darah. Hiperventilasi beberapa daerah paru pada mulanya mengkompensasi tekanan karbondioksida yang lebih tinggi dalam darah yang memperfusi daerah yang terventilasi jelek. Namun, hiperventilasi ini tidak dapat mengkompensasi hipoksemia saat bernapas dengan udara kamar karena ketidakmampuan penderita menaikkan tekanan oksigen dan saturasi

oksihemoglobin parsial. Progresivitas penyumbatan jalan napas lebih lanjut menyebabkan hipoventilasi alveolar yang lebih banyak, dan hiperkapnea dapat terjadi mendadak. Hipoksia mengganggu perubahan asam laktat menjadi karbondioksida dan air, menimbulkan asidosis metabolik. Hiperkapnea menaikkan asam karbonat, yang berdisosiasi menjadi ion hidrogen dan ion bikarbonat, menimbulkan asidosis respiratorik.

Hipoksia dan asidosis dapat menyebabkan vasokonstriksi pulmonal, tetapi kor pulmonal akibat
dari hipertensi pulmonal yang bertahan bukan merupakan komplikasi asma yang lazim. Hipoksia dan vasokonstriksi dapat mencederai sel alveolar tipe II, mengurangi produksi surfaktan, yang normalnya menstabilkan alveoli. Dengan demikian proses ini dapat memperburukkecenderungan ke arah atelektasis.

Gejala
Selama serangan asma, orang mungkin akan sulit untuk bernapas dan mulai untuk bernapas dengan cepat. Mereka juga merasakn napasnya pendek, bahkan saat istirahat. Anak dengan asma mungkin akan menggunakan otot-otot disekitar dada untuk membantu pernapasannya. Wheezing dan coghing juga tanda penting yang terjadi selama terjadinya serangan, atau bahkan saat anak tersebut sedang istirahat tanpa gejala lain.

Tanda dan Pemeriksaan Seringkali dokter dapat mendengar efek dari asma pada paru-paru pasien. Kadang-kadang, sebuah alat seperti spirometer dapat digunakan untuk memeriksa pernapasan anak untuk membantu membuat diagnosa asma. Ketika pasien asma mendapat serangan, orang tersebut harus berusaha lebih keras untuk memasukan dan mengeluarkan udara dari paru. Pasien asma dapat menggunakan monitor di rumah yang disebut peak flow meter untuk melihat 3

kemampuan mereka untuk bernapas. Kehilangan puncak aliran (peak flow) merupakan sinyal adanya serangan asma. Pengobatan Keluarga dan dokter anak harus bekerja sama dalam mengatasi pemicu asma dan memonitor gejala, dan perencanaan untuk apa yang akan dilakukan ketika serangn asma dimulai. Ada dua jenis dasar medikasi untuk mengobati asma: Long term control medication digunakan untuk mencegah serangan, bukan untuk pengobatan selama terjadi serangan. inhalasi steroid (misalnya: Azmacort, Vanceril, AeroBid, Flovent) untuk mencegah inflamasi leukotrien inhibitor (misalnya Singulair, Accolate) long-acting bronkodilator (misalnya: famoterol, Serevent) untuk membantu melegakan jalan napas cromolyn sodium (Intal) atau nedocromil sodium aminophylline atau theophylline (jarang digunakan) kombinasi dari anti-inflamasi dan bronkodilator

Quick relief medication- digunakan untuk meringgankan gejala selama serangan. short-acting bronchodilator (misalnya: Proventil, Ventolin, Xopenex) oral atau intravenous corticosteroid (misalnya: prednisone, methylprednisolone) untuk menstabilan serangan episodik berat Anak dengan asma sedang (infrequent attack) menggunakan medikasi

seperlunya saja. Sedangkan mereka yang memiliki asma yang persisten harus mengontrol pengobatan secara teratur untuk mencegah terjadinya gejala. Pada serangan asma yang berat membutuhkan evaluasi medis dan mungkin perlu dirawat di rumah sakit, oksigen, medikasi intravena. Walaupun, obat yang digunakan sama seperti obat yang diberikan pada orang dewasa, terdapat perbedaan dosis dan obat-obat jenis inhalasi. Umumnya anak lebih sering menggunakan nebulizer dibandingkan dengan inhaler, karena mereka kesulitan untuk menggunakan inhaler dengan baik. Keluarga memiliki peranan penting dalam mengontrol asama dengan membuang pemicu yang ada di dalam rumah yang dapat memperburuk asma. Contohnya, mengurangi kebiasaan merokok dalam rumah. Peak flow meter, merupakan alat sederhana untuk mengukur volume paru, dapat digunakan di rumah untuk melihat datangnya sebuah serangan dan mengambil tindakan yang tepat, terkadang jauh sebelum timbul gejala. Peak flow values: 50-80% pada anak diartikan sebagai moderate asthma attack, sedangkan nilai dibawah 50% menandakan severe asthma attack.

Prognosis Dengan perawatan yang benar, prognosisnya baik. Tetapi asma termasuk penyakit yang dapat mengancam nyawa, dengan perawatan yang baik, dapat meminimalkan dampak dari kondisi kronik tersebut. Komplikasi batuk kronik kurang tidur pada serangan malam menurunnya aktivitas kesulitan bernapas penyakit paru kronis kematian

Pencegahan Hal terbaik adalah dengan mengurangi jumlah serangan dan dengan menghilangkan pemicu terjadinya asma. Bila anak mulai mendapat gejala asma, segera ambil tindakan agar terhindar dari serangan yang lebih berat.

Anda mungkin juga menyukai

  • Cover Mini Cex
    Cover Mini Cex
    Dokumen1 halaman
    Cover Mini Cex
    Fenita Renny Dinata
    Belum ada peringkat
  • Pray
    Pray
    Dokumen2 halaman
    Pray
    Fenita Renny Dinata
    Belum ada peringkat
  • Format Anes
    Format Anes
    Dokumen1 halaman
    Format Anes
    Fenita Renny Dinata
    Belum ada peringkat
  • BM
    BM
    Dokumen5 halaman
    BM
    Fenita Renny Dinata
    Belum ada peringkat
  • Psoriasis
    Psoriasis
    Dokumen1 halaman
    Psoriasis
    Fenita Renny Dinata
    Belum ada peringkat
  • GGN Somatoform
    GGN Somatoform
    Dokumen32 halaman
    GGN Somatoform
    Fadhli Ahmad
    100% (1)
  • Format Anes
    Format Anes
    Dokumen1 halaman
    Format Anes
    Fenita Renny Dinata
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Fenita Renny Dinata
    Belum ada peringkat
  • Penyakit Virus
    Penyakit Virus
    Dokumen4 halaman
    Penyakit Virus
    Theresa Carter
    Belum ada peringkat
  • Sepsis
    Sepsis
    Dokumen8 halaman
    Sepsis
    Fenita Renny Dinata
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Fenita Renny Dinata
    Belum ada peringkat
  • 154 13 Mielopatiservikaltraumatika
    154 13 Mielopatiservikaltraumatika
    Dokumen4 halaman
    154 13 Mielopatiservikaltraumatika
    Muhammad Nazmuddin
    Belum ada peringkat
  • Daftar Ptanyaan
    Daftar Ptanyaan
    Dokumen2 halaman
    Daftar Ptanyaan
    Fenita Renny Dinata
    Belum ada peringkat
  • Format Anes
    Format Anes
    Dokumen1 halaman
    Format Anes
    Fenita Renny Dinata
    Belum ada peringkat
  • Absen
    Absen
    Dokumen3 halaman
    Absen
    Fenita Renny Dinata
    Belum ada peringkat
  • Airway
    Airway
    Dokumen34 halaman
    Airway
    Fenita Renny Dinata
    Belum ada peringkat
  • Fever
    Fever
    Dokumen4 halaman
    Fever
    Fenita Renny Dinata
    Belum ada peringkat
  • Format
    Format
    Dokumen1 halaman
    Format
    Fenita Renny Dinata
    Belum ada peringkat
  • Format
    Format
    Dokumen1 halaman
    Format
    Fenita Renny Dinata
    Belum ada peringkat
  • Pendahuluan
    Pendahuluan
    Dokumen20 halaman
    Pendahuluan
    Fenita Renny Dinata
    Belum ada peringkat
  • Smoking Cessation Project: Ilmu Kesehatan Masyarakat
    Smoking Cessation Project: Ilmu Kesehatan Masyarakat
    Dokumen1 halaman
    Smoking Cessation Project: Ilmu Kesehatan Masyarakat
    Fenita Renny Dinata
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen7 halaman
    Bab I
    Cindy Prayogo
    Belum ada peringkat
  • Mata
    Mata
    Dokumen4 halaman
    Mata
    Fenita Renny Dinata
    Belum ada peringkat
  • Pendahuluan
    Pendahuluan
    Dokumen41 halaman
    Pendahuluan
    Fenita Renny Dinata
    Belum ada peringkat
  • Uf4005 1
    Uf4005 1
    Dokumen15 halaman
    Uf4005 1
    poural
    Belum ada peringkat
  • Demam Berdara H Dengue: Ciri-Ciri Nyamuk Aedes Aegypti
    Demam Berdara H Dengue: Ciri-Ciri Nyamuk Aedes Aegypti
    Dokumen2 halaman
    Demam Berdara H Dengue: Ciri-Ciri Nyamuk Aedes Aegypti
    Fenita Renny Dinata
    Belum ada peringkat
  • 154 13 Mielopatiservikaltraumatika
    154 13 Mielopatiservikaltraumatika
    Dokumen4 halaman
    154 13 Mielopatiservikaltraumatika
    Muhammad Nazmuddin
    Belum ada peringkat
  • Ventrikel
    Ventrikel
    Dokumen3 halaman
    Ventrikel
    Fenita Renny Dinata
    Belum ada peringkat
  • Definsi: Systemic Lupus Erythematosus
    Definsi: Systemic Lupus Erythematosus
    Dokumen5 halaman
    Definsi: Systemic Lupus Erythematosus
    Fenita Renny Dinata
    Belum ada peringkat
  • Kelainan
    Kelainan
    Dokumen4 halaman
    Kelainan
    Fenita Renny Dinata
    Belum ada peringkat