A. Anatomi Fisiologi:
Intervensi
Tinggikan bagian yang cedera Kompres es Pasang bidai, gips atau elastis verband Pembidaian Kolaborasi pemberian analgetik
2. Strain : peregangan tendon atau otot yang berlebihan karena terkilir. Penyebab : Akut Kronik Tanda dan gejala : a. Nyeri yang sangat berat, rasa perih lokal. b. Luka akibat efek bagian yang pasif. c. Pembengkakan. d. Ekimosis sesudah beberapa hari. e. Rongent Fr.
Tindakan :
Istirahat dan bidai Tinggikan bagian yang cedera Kompres es 24 -48 jam pertama sesudah pembengkakan menurun. Penghangatan setelah 48 jam. Pembedahan bila ada rupture. Hindari pergerakan bila timbul nyeri dan bengkak.
2. Luka terbuka
a. Buka pakaian penderita hingga luka terlihat. b. Kontrol perdarahan, dgn tekanan langsung dan peninggian c. Cegah kontaminasi, jaga luka tetap bersih. d. Jangan pernah mencabut benda tertancap. e. Balut luka dengan kasa steril dan kering. f. Periksa nadi distal sebelum dan sesudah pembalutan.
Pencucian luka
Tehnik showering (irigasi) :
1. 2. 3. 4. 5. Dpt mengangkat bakteri dan kotoran. Mengurang trauma. Mencegah infeksi silang. Jarum yang digunakan sebaiknya No 18. Menggunakan cairan normal saline / NaCl 0,9%.
Tehnik debridement.
1. Membantu proses penyembuhan luka, menghilangkan jaringan nekrotik. 2. Jaringan nekrotik adanya sel mati 3. Tehnik debridement : autolytic, enzymativ, mechanical, surgical.
Iodine 0,1%
Digunakan pada luka eskoriasi, yang telah diberisihkan sebelumnya.
NaCl 0,9%.
Digunakan untuk membilas luka setelah dicuci dgn cairan lain, serta untuk kompres luka.
Masalah keperawatan
Nyeri berhubungan dengan adanya luka / cedera jaringan. Resiko infeksi berhubungan dengan luka.
NYERI
adalah : Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan serta dihubungkan dengan kerusakan jaringan atau potensial akan menyebabkan kerusakan jaringan
KRITERIA NYERI
1. Nyeri Akut Karakteristik : sumbernya internal atau eksternal, tiba-tiba, areanya jelas, responnya langsung terlihat. 2. Nyeri Kronis Karakteristik : Prosesnya lama, areanya sulit untuk dievaluasi, pasien biasanya sudah beradaptasi.
5. Dewasa : Berdoa, merintih, ekspresi wajahnya menggigit, kopingnya membatasi aktifitas. 6. Tua : Berdoa, menangis minta tolong, ekspresi wajah mengeluarkan air Mata, mata tertutup, gerakan tubuhnya otot-otot kaku, koping minta perlindungan
PENGKAJIAN
PQRST Scala nyeri Respon fisik
SKALA NYERI
3. Imagery, dan relaksasi Imagery dengan cara mengalihkan pikiran pasien ke hal-hal yang menyenangkan, misalnya menceritakan suatu keadaan yang indah Relaksasi dengan cara menarik nafas dalam lewat hidung dan mengeluarkan secara perlahan melalui mulut diulangi secara terus menerus dan teratur.
INTERVENSI FARMAKOLOGI
Analgetika
1. Opioid Misalnya golongan narkotik 2. Non opioid Misalnya : asetaminophen, aspirin, ketoprofen, naproxen, ketorolac, piroxicam, dll 3. Adjuvants Misalnya : antidepresant, kortikosteroid, psysikostimulant
2. Asetaminophen : memblok nyeri ke pusat nyeri, efektif untuk inflamasi, baik untuk pasien yang alergi terhadap aspirin dan yang mengalami masalah gastro intestinal, biasa diberikan untuk star dosis ringan (nyeri ringan) 3. Adjuvant Digunakan untuk menseleksi tipe nyeri, diberikan pada pasien yang telah diberikan analgetika lain
LUKA BAKAR
A. Anatomi Fisiologi:
Luka Bakar
Jenis luka yang disebabkan oleh kontak dengan sumber panas kering, panas basah, tersengat listrik, bahan kimia, radiasi, suhu terlalu rendah (frostbite).
Derajat Luka bakar, persentase dan tk keparahan. Derajat Jaringan Penyebab Karakteristik Nyeri terkena B.
Derajat Kerusakan 1 epitel minimal Sinar matahari Kering; tidak lepuh; Nyeri merah-pink; memutih dgn tekanan Basah; pink atau merah; lepuh; sebagian memutih Kering ; pucat ; berlilin ; tidak memutih Kulit terkelupas, avaskular, pucat, kuning sampai coklat Nyeri ; hiperestet ik Sensitif terhadap tekanan Sedikit nyeri
Derajat Epidermis, IIA dermis minimal Derajat Keseluruhan IIB epidermis, sebagian dermis Derajat Semua yang III diatas & bagian lemak subkutan ; dpt mengenai jaringan ikat otot, tulang
Cahaya, cairan hangat Benda panas, nyala api, cedera radiasi Nyala api yang berkepanjan gan, listrik, kimia dan uap panas
C. Resiko Komplikasi
Syok hipovolemik/neurogenik Distres pernafasan Gangguan kardiovaskuler: gangguan irama (pada luka bakar listrik) dan gagal jantung Gagal ginjal akut Compartmen syndrome (pada LB derajat III daerah ekstremitas)
Contoh :
BB pasien 50 Kg, luas luka bakar 40 %, maka kebutuhan cairan pasien adalah 4 x 50 x 40 = 8.000 ml.
F. Masalah keperawatan
Gangguan volume cairan: kurang berhubungan dengan peningkatan evaporasi, permeabilitas kapiler.
Monitor tanda-tanda vital (tensi, nadi,pernafasan) setiap jam (pada kasus parah setiap 30 menit) Pasang infus dan berikan cairan sesuai dengan indikasi Monitor tetesan infus sesuai dengan indikasi Pasang kateter jika luka bakar > 30% derajat II dan III Monitor masukan dan keluaran setiap1 jam. Evaluasi kecenderungan. Laporkan bila jumlah urin < 30 atau > 70 ml perjam