Anda di halaman 1dari 9

BAB I PENDAHULUAN Kedelai merupakan salah satu komuditas pangan yang penting di Indonesia.

Karena sebagai bahan makanan, kedelai banyak mengandung berbagai zat yang berfungsi untuk memberikan energi, seperti protein, lemak yang aman bagi penderita kolesterol, dan lain-lain. Kedelai (Glycine max (L). Merr.) merupakan tanaman palawija yang penting untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk Indonesia, terutama kebutuhan protein nabati. Pemerintah sejak tahun 1986 melancarkan Program Gerakan Khusus Kedelai dan Jagung untuk memenuhi kebutuhan kedelai di Indonesia yang semakin meningkat, sedangkan produksi masih jauh dari mencukupi (Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan, 1986). Sifat fisik maupun kimia kacang-kacangan sangat menentukan fungsi dan pemanfaatannya lebih lanjut. Ukuran dan bentuk termasuk salah satu sifat fisik yang memiliki arti penting. Biji kedelai yang berukuran besar lebih disukai produsen tempe pada umunya. Oleh karena itu, ukuran dan bentuk termasuk salah satu sifat yang memberinilai tambah pada kedelai. Hingga sebenarnya, impor kedelai bukan hanya disebabkan oleh adanya kekurangan pasokan dari dalam negeri, melainkan karena kebutuhan produsen tempe tersebut. Namun menurut Badan Pusat Statistik (BPS) hingga Mei 2012, Indonesia masih merupakan importir kedelai terbesar dari Amerika dibandingkan dengan negara-negara importir lainnya. Separuh dari volume impor tersebut berasal dari negara maju. Amerika Serikat mendominasi impor kedelai Indonesia, mencapai hampir 50% dari total impor setiap tahun [Sawitet al.2006]. Pada bulan Januari 2012, Indonesia mengimpor sebanyak 71,8 ribu ton. Pada bulan Februari 2012 sebanyak 109,3 ribu ton. Maret 2012 sebanyak 178,3 ribu ton. April 2012 sebanyak 115 ribu ribu ton. Dan pada Mei 2012 sebanyak 246,7 ribu ton. [Ramdhania El Hida, 2012] Peningkatan efisiensi produksi tanaman kedelai, juga menuntut tersedianya benih kedelai yang bermutu tinggi, baik mutu fisik, fisiologi maupun genetik. Hal ini dapat terlaksana jika dilakukan penanganan benih kedelai yang tepat dan efektif serta sangat hatihati. Masalah penanganan benih ini, meliputi masalah produksi, pengolahan, penyimpanan dan pengujian benih yang secara keseluruhan telah menjadi satu kesatuan (Sadjad, 1972)

BAB II CARA KERJA SYARAT BENIH BERMUTU 1. Murni dan diketahui nama varietasnya. 2. Daya tumbuh tinggi (minimal 80%), serta vigurnya baik. 3. Biji sehat, bernas, mengkilat, tidak keriput dan dipanen dari tanaman yang 4. telah matang, tidak terinfeksi cendawan, bakteri atau virus. 5. Bersih, tidak tercampur biji tanaman lain atau biji rerumputan.

TEKNIK BUDIDAYA A. Penyiapan Lahan 1. Lahan sawah bekas tanaman padi Tidak perlu diolah atau dibajak. Tanah masih lembab (3 hari setelah panen), bersih dari gulma dan bekas tunggul tanaman padi. Saluran drainase dibuat setiap 2-3 m, sepanjang petakan dengan kedalaman dan lebar 25 cm. 2. Lahan sawah yang sudah keying/lahan kering Dibajak dua kali, digaru dan diratakan. Dibersihkan dari gulma dan sisa tanaman. Bedengan dibuat 2-3 m, dengan kedalaman dan lebar saluran 25 cm. B. Penyiapan Benih Benih yang akan ditanam, dicampur dengan Marshal 25 ST dengan takaran 15 gram per kg benih. C. Tanam dan Jarak Tanam Penanaman benih baik di lahan sawah maupun di lahan kering dianjurkan secara tugal. Kedalaman lubang 3-5 cm, ditanam 2 biji/lubang. Di Iahan sawah bekas panen padi (tanpa pengolahan tanah),

penugalan dapat dilakukan di samping atau di tengah tunggul jerami padi mengikuti jarak tanam padi Lubang tugal ditutup dengan tanah halus atau abu jerami. Jarak tanam anjuran - 40x15 cm atau 50x10 cm (2 biji/lubang); populasi 300.000-400.000 tanaman/ho.

D. Pemupukan Pertama dilakukan pada scat tanaman berumur 0-7 HST (hari setelah tanam). Dengan takaran pupuk : 25-35 kg Urea, 3550 kg SP-36, 25-30 kg KCI per hektar. Kedua dilakukan pada scat tanaman berumur 21-24 HST dengan takaran pupuk 25-50 kg Urea/ha (bila perlu). Penempatan pupuk dengan cara tugal, garit atau larikan dengan jarak 5 cm dari lubang tanam dengan kedalaman 5-7 cm. E. Penyiangan Penyiangan dapat dilakukan 2 atau 3 kali selama pertumbuhan tanaman. Penyiangan I, snot tanaman berumur 15 HST; ke II, umur 40-45 HST. Cara penyiangan, dengan menggunakan kored atau pacul, kemudian tanah ditimbun/ dibumbun ke barisan tanaman. F. Pengendalian Hama Apabila mulai terdapat gangguan hama segera dilakukan pengendalian dan jangan sampai terlambat secara mekanis atau kimiawi. Beberapa insektisida yang dapat dipergunakan dalam pengendalian hama diantaranya : Marshal, Decis, Atabron, Ambush, Fostac, Regent, Azodrin dengan dosis atau takaran sesuai dengan petunjuk di label. Penyemprotan dilakukan pada pagi atau sore hari dan mengenai semua bagian tanaman. Arah penyemprotan jangan berlawanan dengan arah angin/memotong arah angin. G. Pengendalian Penyakit Penyakit tanaman yang sering menyerang adalah penyakit virus dan karat daun. Tanaman yang terserang penyakit virus (kerdil, daun keriting, daun belang-belang, polong tidak berkembang) harus dicabut dan dibakar. Tanaman yang terserang penyakit karat daun dengan gejala bercak-bercak berwarna coklat dengan intensitas serangan 33% disemprot dengan fungisida Triadimefon, Dithane M-45, Mancozeb sesuai petunjuk dalam obat. H. Pengairan Pengairan diperlukan bila kondisi tanah sudah mulai kering, terutama pada awal pertumbuhan vegetatif, mass pembungaan, pembentukan dan pengisian polong. I. Panen dun Pasca Panen Panen dapat dilakukan pada pagi hari bila keadaan cuaca baik dengan sabit atau sabit gerigi. Berangkasan dikumpulkan, dijemur dengan diberi alas (terpal/plastik). Penjemuran dilakukan hingga polong mudah pecah (kadar air mencapai 13-15%). Pembijian dilakukan dengan menggunakan tongkat kayu atau mesin perontok padi yang dimodifikasi gigi perontoknya.

Pisahkan biji dari brangkasan dan kotoran lainnya, selanjutnya dijemur hingga kadar air' 9%. Benih disimpan dalam kantong plastik tebal dan dimasukkan dalam karung goni/plastik/ drum/kantong kertas semen berukuran volume 40-50 kg kemudian disimpan di ruang yang kering.

J. Seleksi (Rouging) Seleksi dilakukan pada : Masa vegetatif, yaitu dengan membuang tanaman yang berbeda warna hipokotil/pangkal batangnya (hijau atau ungu). Masa generatif yaitu dengan Membuang tanaman yang berbeda warna bunga (putih, ungu muda dan ungu tua). Membuang tanaman yang berbeda warna, ketebalan dan tipe bulunya (abu-abu, coklat, jarang, lebat, tegak atau miring). Membuang tanaman yang berbeda warna polong matang (kuning jerami, coklat dan hitam). Membuang tipe pertumbuhan tanaman yang berbeda (tegak atau menyebar). Atau Penyiapan Lahan Penanaman kedelai pada tanah bekas pertanaman padi tidak memerlukan pengolahan tanah (tanpa olah tanah). Apabila menggunakan lahan tegal, pengolahan tanah dilakukan secara intensif, dua kali dibajak kemudian diratakan. Buatkan saluran untuk setiap lebar bedengan 4 5 m dengan kedalaman 25-30 cm dan lebar 30 cm. Saluran berfungsi untuk mengurangi kelebihan air di petakan dan sebagai saluran irigasi untuk memboyor (leb) apabila tanaman kekeringan. Pada saat ini tersedia sejumlah varietas kedelai unggul untuk lahan sawah dan lahan kering. Beberapa varietas kedelai yang adaptif untuk lahan sawah antara lain Argomulyo, Burangrang, Kabu, Anjasmoro, Panderman, Baluram, Burangrang, sedangkan varietas kedelai yang adaptif untuk lahan kering adalah Sindoro, Tanggamus, Sibayak, Seulawah, Ratai. Kebutuhan benih untuk setiap hektar yaitu 40-50 kg. Tanam Benih kedelai ditanam secara ditugal dengan kedalaman 2-3cm, jarak tanam 40x10cm atau 40x15cm, dengan jumlah benih 2-3 biji per lubang. Pada lahan sawah, kedelai dianjurkan ditanam paling lambat 7 hari setelah panen padi untuk menghindari kekeringan dan akumulasi serangan hama/penyakit. Pemupukan Takaran pemupukan yang dianjurkan adalah 50 kg Urea, 75 kg SP36 dan 100-150 kg KCl/ha. Pupuk diberikan pada saat tanam. Penggunaan Mulsa Jerami Padi Mulsa jerami digunakan untuk menekan pertumbuhan gulma dan mengurangi frekuensi penyiangan serta untuk menekan serangan hama lalat kacang (Agromyza phaseuly). Mulsa jerami dihamparkan secara merata di permukaan tanah dengan ketebalan 10 cm. Pengairan

Fase pertumbuhan yang sangat peka terhadap kekurangan air yaitu fase vegetatif (umur 15-21 hari), saat berbunga (25-35 hari) dan saat pengisian polong (umur 55-70 hari). Pada fase-fase tersebut tanaman harus cukup air. Pengendalian Hama dan Penyakit Untuk mengendalikan hama daun dan hama polong tanaman dapat disemprot dengan insektisida Ambush 2 EC, Bayrusal 250 EC, Decis 2,5 EC atau Karphos 25 EC. Penyakit utama pada kedelai adalah karat daun (Phakopsora pachyrhizi), busuk batang dan busuk akar (Seklerotium rolfsia) dan penyakit yang disebabkan oleh virus. Penyakit karat daun dapat disemprot dengan fungisida Mancozeb. Penyakit virus dapat dikendalikan dengan melakukan penyemprotan pada vektornya dengan menggunakan insektisida Decis. Pemeliharaan Mutu Genetik Pada pertanaman untuk benih, pemeliharaan untuk genetik dilakukan dari tanaman ke tanaman, yaitu dengan cara membuang tanaman campuran atau yang menyimpang. Terdapat tiga fase untuk memurnikan atau membuang tanaman yang menyimpang, yaitu: - Fase tanaman muda (Juvenil) Pemurnian pada fase ini dapat dilakukan pada umur 15-20 hst. Karakter yang diamati yaitu warna hipokotil. Kedelai mempunyai hipokotil hijau dan ungu. Kedelai yang mempunyai warna hipokotil hijau akan mempunyai warna bunga putih, sedangkan warna hipokotil ungu, bunganya akan berwarna ungu. - Fase berbunga Pada fase ini pemurnian dapat dilakukan terhadap: o Warna bunga: warna putih dan ungu; o Saat berbunga. Apabila terdapat tanaman yang berbunga lebih cepat atau lebih lambat harus dibuang; o Warna dan kerapatan bulu pada tangkai daun; o Posisi dan bentuk daun. - Fase masak fisiologis Hal-hal yang perlu diamati pada fase ini adalah: o Keragaan tanaman secara keseluruhan, yaitu posisi daun dan polong; o Warna bulu pada kedelai, ada yang putih dan cokelat; o Kerapatan dan warna bulu pada batang dan polong. - Umur polong masak Tanaman yang waktu polong masaknya terlalu menyimpang, terlalu cepat atau terlalu lambat dibandingkan dengan tanaman yang lain harus dicabut. Panen Panen hendaknya dilakukan pada saat mutu benih mencapai maksimal, yang ditandai dengan 95% polong telah berwarna cokelat atau kehitaman dan daun pada tanaman sudah rontok. Panen dilakukan dengan cara memotong pangkal batang. Brangkasan kedelai hasil panen langsung dikeringkan/dijemur. Pengeringan dilakukan hingga kadar air benih 14%. Perontokan Brangkasan kedelai yang telah kering (kadar air 14%) secepatnya dirontokkan dengan cara manual (geblok) atau dengan threser. Perontokan perlu dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari benih pecah atau retak. Pembersihan dan sortasi Benih hasil perontokan perlu dibersihkan dari kotoran dengan cara ditampi atau dengan blower. Untuk mendapatkan ukuran benih yang seragam, sortasi perlu dilakukan dengan cara

memisahkan biji yang berukuran kecil dan tidak dimasukkan ke dalam kelompok (lot) benih dan membuang biji tipe yang menyimpang. Pengeringan Benih yang sudah bersih dan seragam ukurannya segera dikeringkan hingga kadar air mencapai 9-10% Pengemasan Benih dikemas dengan menggunakan bahan pengemas kedap udara seperti kantong plastik ukuran 5 kg dengan ketebalan 0,08mm atau menggunakan blek/kaleng tertutup rapat dengan kapasitas 10-15kg. Penyimpanan Benih yang sudah dikemas dapat disimpan di dalam ruangan beralas kayu atau pada rak-rak kayu agar kemasan tidak bersinggungan langsung dengan lantai/ tanah. Benih dalam penyimpanan harus terhindar dari serangan tikus atau hewan pengganggu lain yang dapat merusak kemasan.

Cara pemeriksaan lapangan Pemeriksaan lapangan dilakukan oleh pengawas benih yang berwenang. Pemeriksaan lapangan dilakukan dengan cara sistem check plot atau sistem sampling. Pemeriksaan lapangan sistem check plot dilaksanakan dengan cara sebagai berikut. a. Menanam benih dari sampel yang diperiksa sebanyak 2 x 500 tanaman berdampingan dengan sampel otentik. b. Evaluasi terhadap pertanaman dilakukan secara berkala selama pertumbuhan dengan perhitungan varietas lain sebagai berikut.

Pemeriksaan lapangan sistem sampling Dilaksanakan pada fase vegetatif, berbunga dan masak. Pada saat pengolahan tanah dilakukan pemeriksaan lapangan pendahuluan. Pengambilan contoh pendahuluan: Sebelum melakukan pemeriksaan lapangan fase vegetatif, berbunga dan masak terlebih dahulu dilakukan pengambilan contoh pendahuluan sebagai berikut.
2

a) Menghitung jumlah tanaman dalam lahan contoh pendahuluan seluas 1 m b) Mengambil minimum 5 contoh pendahuluan secara acak dalam satuan lahan/blok tersebut c) Menghitung rata-rata tanaman dalam satu meter persegi (dalam 5 contoh pendahuluan)
2

d) Menentukan luas minimum setiap satu areal contoh (m ) yang akan diperiksa dengan rumus sebagai berikut.

Cara pengambilan contoh benih Contoh benih hanya boleh diambil oleh petugas yang berwewenang dari kelompok (lot) benih yang lulus pemeriksaan lapangan akhir dan rekaman identitas yang jelas. Contoh benih diambil secara representatif dari kelompok benih sesuai dengan metode baku. Untuk keperluan analisa daya berkecambah/daya tumbuh dan kemurnian fisik digunakan contoh kerja sebanyak 500 gram, diambil dengan cara yang sesuai dengan ketentuan. Sisa contoh harus disimpan minimal 6 (enam) bulan sebagai arsip.

Cara analisa mutu 1. Analisa mutu benih dilakukan oleh laboratorium uji yang telah memperoleh akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN). 2. Analisa penetapan kadar air benih dilakukan secara duplo dengan metoda oven atau dengan menggunakan Moisture Tester Elektronik yang telah dikalibrasi. Cara kerja seperti pada Lampiran A. 3. Analisa kemurnian fisik dilakukan secara manual dengan memisahkan komponen benih murni dan komponen kotoran benih. Cara kerja seperti pada Lampiran B. 4. Analisa daya berkecambah/daya tumbuh dilakukan dengan mengecambahkan benih yang berasal dari komponen benih murni sebanyak 4 ulangan @ 100 butir, yang diambil secara acak pada substrat kertas atau pasir selama 5 hari - 8 hari dengan kondisi tumbuh optimum. Cara kerja seperti pada Lampiran C. Penandaan Penandaan SNI dicapai melalui proses sertifikasi dengan memberikan sertifikat pada kelompok benih yang telah memenuhi spesifikasi persyaratan lapangan dan laboratorium. Kemasan benih diberi label yang ditulis dengan bahan yang aman yang tidak luntur, data mudah terbaca dengan isi minimal sebagai berikut. o o o o o o o o o o o o o SNI No..... Jenis/varietas. Kadar air Benih murni. Daya berkecambah/daya tumbuh. Kotoran benih. Biji tanaman lain/biji gulma. Nama dan alamat perusahaan/produsen. Isi kemasan ...... kg. Nomor lot. Nomor seri label. Kelas benih .................. Masa berlaku label.

b) Masa berlakunya label diberikan dalam kurun waktu: 4 (empat) bulan, setelah tanggal selesai analisa mutu di laboratorium. 2 (dua) bulan setelah analisa ulang. Pengemasan Pengemasan menggunakan kantong kedap udara yang bersih dan kuat, serta di segel untuk menjamin keutuhan isinya. Rekomendasi

a)

Benih kedelai kelas benih pokok (BP) digunakan untuk memproduksi benih kedelai kelas benih sebar (BR). b) Rekomendasi berisi tentang informasi yang ditulis di dalam brosur/leaflet, yaitu: Digunakan sebagai bahan tanam dalam produksi benih sebar (BR). Bila benih tersebut diberi perlakuan dengan pestisida atau bahan kimia lainnya atau diberi warna dilarang digunakan untuk pangan atau pakan.

Anda mungkin juga menyukai