Bab I

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang Menurut Ade Suryani;2010 Telinga merupakan organ tubuh yang memiliki urat syaraf yang cukup peka dan sensitif, terlebih ketika masih kanakkanak. Tulang serta system syaraf yang belum sempurna pada masa kanakkanak ini menyebabkan mereka mudah terkena penyakit atau infeksi di telinga. Padahal telinga mempunyai fungsi penting dalam kehidupan sehari-hari. Fungsi telinga adalah menerima gelombang suara dan menghantarkannya sebuah pesan ke otak. Infeksi telinga biasa terjadi pada bayi dan anak-anak. Karena pada masa itu saluran yang menghubungkan telinga tengah dan kerongkongan (tuba Eustachian)lebih pendek dan lebih datar dari orang dewasa. Akibatnya, miikroorganisme penyebab infeksi lebih mudah memasuki telinga tengah. Karena itulah bayi mempunyai resiko tinggi menderita infeksi telinga dibandingkan dengan orang dewasa.

b. Tujuan Masalah

Tujuan umum : Setelah dilakukan seminar diharapakn mahasiswa mampu memahami tentang asuhan keperawatan tentang gangguan telinga tengah.

Tujuan khusus: Setelah dilakukan seminar diharapkan mahasiswa memahami pengertian, penyebab, komplikasi, dan bagaimana terjadinya gangguan telinga tengah.

BAB II PEMBAHASAN a. Definisi Menurut Yudi Baskoro ; 1999 Telinga tengah adalah daerah yang dibatasi dengan dunia luar oleh gendang telinga. Daerah ini menghubungkan suara dengan alat pendengeran di telinga dalam. Selain itu di daerah ini terdapat saluran eustachius yang menghubungkan telinga tengah deangan rongga hidung belakang dan tenggorokan bagian atas. Menurut Kapita selekta kedokteran, 1999 Otitis media adalah peradangan akut sebagian atau seluruh periosteum telinga tengah. Otitis media adalah penyebab utama tuli pada masa kanak-kanak. Kadang juga berpengaruh pada orang dewasa, khususnya bagi mereka yang mempunyai masalah hidung atau sinus.

b. Otitis media akut Menurut mansjoer Arif : 2001 Otitis media akut (OMA) adalah peradangan akut sebagian atau seluruh periosteum telinga tengah. Otitis media akut adalah infeksi akut telinga tengah. Penyebab utamanya adalah masuknya bakteri pathogenic ke dalam telinga tengah yang normalnya steril. Otitis media akut ini terjadi akibat tidak berfungsingnya sistem pelindung tadi, sumbatan atau peradangan pada tuba eustachii merupakan faktor utama terjadinya otitis media, pada anak-anak semakin seringnya terserang infeksi saluran pernafasan atas, kemungkinan terjadi otitis media akut juga semakin sering.

1. Etiologi Penyebabnya adalah bakteri piogenik seperti streptococcus haemolyticus, staphylococcus aureus, pneumococcus , haemophylus influenza, escherecia coli, streptococcus anhaemolyticus, proteus vulgaris, pseudomonas aerugenosa.

2. Tanda dan gejala -Keluarnya cairan dari telinga -Demam -kehilangan pendengaran -Tinitus -Kemerahan telinga -Nyeri telinga

Menurut Brunner & Suddart: 2002 Gejala klinis otitis mediatergantung pada stadium penyakit dan umur pasien : 1. Biasanya gejala awal berupa sakit telinga tengah yang berat dan menetap. 2. Biasa tergantung gangguan pendengaran yang bersifat sementara.

3. Komplikasi

1. Abses subperiosteal 2. Meningitis 3. OMSK (Otitis Media Supuratif Kronik) Komplikasi yang serius adalah: pada tulang di sekitar telinga tengah (mastoiditis atau petrositis) Labirintitis (infeksi pada kanalis semisirkuler)

meningitis) -tanda terjadinya komplikasi:


sakit kepala tuli yang terjadi secara mendadak vertigo (perasaan berputar) demam dan menggigil.

4. Penatalaksanaan

Bergantung pada efektivitas terapi (misalnya dosis antibiotika oral yang diresepkan dan durasi terapi), virulensi bakteri, dan status fisik pasien. Dengan terapi antibiotika spectrum luas yang tepat dan awal, otitis media dapat hilang tanpa gejala sisa yang serius. Bila terjadi pengeluaran cairan, biasanya perlu diresepkan perparat otik antibiotika. Pemberian obat analgesik

5. Pencegahan

Beberapa hal yang tampaknya dapat mengurangi risiko OMA adalah: 1. pencegahan ISPA pada bayi dan anak-anak. 2. pemberian ASI minimal selama 6 bulan. 3. penghindaran pemberian susu di botol saat anak berbaring. 4. dan penghindaran pajanan terhadap asap rokok. 5. Berenang kemungkinan besar tidak meningkatkan risiko OMA.

c. Otitis media kronis Otitis media kronis adalah infeksi menahun pada telinga tengah. Otitis media kronik adalah kondisi yang berhubungan dengan patologi jaringan ireversibel dan biasanya disebabkan karena episode berulang otitis media akut. Sering berhubungan dengan perforasi menetap membrane timpani. Infeksi kronik telinga tengah tidak hanya mengakibatkan kerusakan membrane timpani tetapi juga dapat menghancurkan osikulus dan hampir selalu melibatkan mastoid.

1. Etiologi Otitis media kronis terjadi akibat adanya lubang pada gendang telinga (perforasi). Perforasi gendang telinga bisa disebabkan oleh: otitis media akut penyumbatan tuba eustakius cedera akibat masuknya suatu benda ke

dalam telinga atau akibat perubahan tekanan udara yang terjadi secara tibatiba luka bakar karena panas atau zat kimia.

2. Tanda dan gejala

- Dari telinga keluar nanah berbau busuk tanpa disertai rasa nyeri. - Bila terus menerus kambuh, akan terbentuk pertumbuhan menonjol yang disebut polip, yang berasal dari telinga tengah dan melalui lubang pada gendang telinga akan menonjol ke dalam saluran telinga luar. - kemerahan dan edema

3. Komplikasi

* Peradangan telinga dalam (labirintitis) * Kelumpuhan wajah * Infeksi otak.

Pembentukan kolesteatoma (penimbunan bahan putih yang menyerupai kulit) di telinga tengah. Kolesteatoma menyebabkan kerusakan tulang dan meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi yang serius.

4. Penatalaksanaan

Penanganan

lokal

meliputi

pembersihan

hati-hati

telinga

menggunakan mikroskop dan alat penghisap. Pemberian tetes antibiotika atau pemberian bubuk antibiotika sering mambantu bila ada cairan purulen. Antibiotika sistemik biasanya tidak diresepkan kecuali pada kasus infeksi akut.

5. Pencegahan Pengobatan infeksi telinga akut secara tuntas bisa mengurangi resiko terjadinya infeksi telinga kronis. Hindarilah memasukkan bendabenda ke dalam telinga yang mengalami perforasi untuk tujuan membersihkannya. Bila ada benda asing pada liang telinga, biarkanlah dokter yang mengeluarkannya.

d. Patofisiologi

e. Rujukan Beberapa keadaan yang memerlukan rujukan pada ahli THT adalah;

Anak dengan episode OMA yang sering. Definisi sering adalah lebih dari 4 episode dalam 6 bulan.4 Sumber lain menyatakan sering adalah lebih dari 3 kali dalam 6 bulan atau lebih dari 4 kali dalam satu tahun

Anak dengan efusi selama 3 bulan atau lebih, keluarnya cairan dari telinga, atau berlubangnya gendang telinga

Anak dengan kemungkinan komplikasi serius seperti kelumpuhan saraf wajah atau mastoiditis (mastoiditis: peradangan bagian tulang tengkorak, kurang lebih terletak pada tonjolan tulang di belakang telinga)

Anak dengan kelainan kraniofasial (kraniofasial: kepala dan wajah), sindrom Down, sumbing, atau dengan keterlambatan bicara7

OMA dengan gejala sedang-berat yang tidak memberi respon terhadap 2 antibiotik.

f.

Pengobatan

Penanganan OMA selayaknya disertai penghilang nyeri (analgesia). Analgesia yang umumnya digunakan adalah analgesia sederhana seperti paracetamol atau ibuprofen.

Namun perlu diperhatikan bahwa pada penggunaan ibuprofen, harus dipastikan bahwa anak tidak mengalami gangguan pencernaan seperti muntah atau diare karena ibuprofen dapat memperparah iritasi saluran cerna.

Pada serangan otitis media kronis, dokter akan membersihkan saluran telinga dan telinga tengah dengan menggunakan penghisap dan kapas kering. Kemudian ke dalam telinga tengah dimasukkan cairan yang mengandung antibiotik dan hydrocortisone.

Serangan yang lebih hebat diatasi dengan antibiotik per-oral (melalui mulut). Pilihan pertama adalah amoxicillin, tetapi untuk penderita dewasa bisa diberikan penisilin dosis tinggi.

BAB III PROSES KEPERAWATAN

1. Pengkajian a. Cairan telinga; hitam, kemerahan, jernih, kuning b. Kaji drainage telinga, keutuhan membran timpani c. Kaji penurunan / tuli pendengaran d. Kaji daerah mastoid e. d. Perasaan penuh pada telinga f. Bunyi letupan sewaktu menguap atau menelan g. Vertigo, pusing, gatal pada telinga h. Penggunaan minyak, kapas lidi, peniti untuk membersihkan telinga i. Penggunanaan obat (streptomisin, salisilat, kuirin, gentamisin) j. Tanda-tanda vital (suhu bisa sampai 40o C), demam k. Kemampuan membaca bibir atau memakai bahasa isyarat

2. Diagnosa Keperawatan a. Nyeri berhubungan dengan proses infeksi efek pembedahan. b. Resiko penyebaran infeksi berhubungen dengan komplikasi proses pembedahan / penyakit. c. Gangguan persepsi sensori auditory berhubungan dengan proses penyakit dan efek pembedahan.

3. Intervensi Keperawatan a. Meningkatkan kenyamanan 1) Berikan tindakan untuk mengurangi nyeri - Beri analgetik - Lakukan kompres dingin pada area - Atur posisi nyaman

2) Beri sedatif secara hati-hati agar dapat istirahat (kolaborasi)

b. Pencegahan penyebaran infeksi 1) Mengganti balutan pada daerah luka 2) Observasi tanda-tanda vital 3) Beri antibiotik yang disarankan tim medis 4) Awasi terjadinya infeksi

c. Monitor perubahan sensori 1) Catat status pendengaran 2) Kaji pasien yang mengalami vertigo setelah operasi 3) Awasi keadaan yang dapat menyebabkan injury nervus facial

4. Evaluasi a. Tak ada infeksi lokal atau CNS b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang c. Dapat mendengar dengan jelas tanpa atau menggunakan alat bantu pendengaran.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan

Telinga merupakan organ tubuh yang memiliki urat syaraf yang cukup peka dan sensitive, terlebih ketika masih kanak-kanak. Tulang serta system syaraf yang belum sempurna pada masa kanak-kanak ini menyebabkan mereka mudah terkena penyakit atau infeksi di telinga. Padahal telinga mempunyai fungsi penting dalam kehidupan sehari-hari. Fungsi telinga adalah menerima gelombang suara dan menghantarkannya sebuah pesan ke otak. Gangguan Telingan tengah dibedakan menjadi tiga yaitu : Perforasi

membran timphani, otitis media dan Labirinitis. Perforasi membran timpani biasanya disebabkan oleh trauma atau infeksi. Otitis media akut (OMA) adalah peradangan akut sebagian atau seluruh periosteum telinga tengah. Inflamasi telinga dalam yang disebabkan oleh bakteri/virus. Dapat terjadi karena komplikasi otitis media, meningitis, ISPA.

b. Saran Diharapkan mahasiswa bisa lebih memahami bagaimana membuat asuhan keperawatan gangguan telinga tengah. Diharapkan untuk pengajar bisa lebih menjelaskan lebih banyak lagi kepada mahasiswa agar mahasiswa bisa lebih memahami.

10

Anda mungkin juga menyukai