Anda di halaman 1dari 12

I.

PENDAHULUAN Metode sampling merupakan bagian terpadu/integral dari keseluruhan rencana untuk memperoleh data yang akan digunakan mengevaluasi keadaan kualitas suatu perairan. Tujuan suatu analisa air/perairan antara lain : 1. memperoleh data dasar ( base line data ) suatu perairan sebelum terkena dampak oleh aktifitas pembangunan yang akan berlangsung disekitarnya. 2. untuk mengetahui dampak kegiatan setelah aktifitas pembangunan berjalan 3. untuk mengetahui sumber lain dan tingkat pencemaran 4. untuk keperluan irigasi pertanian dan perikanan untuk memperoleh data yang akurat untuk mengevaluasi kualitas perairan p[erlu dipertimbangkan beberapa faktor dalam rancangan kegiatan penelitian yang akan dilakukan dalam urutan sebagai berikut :

Objektif/Tujuan

Parameter akan diukur

Metode analisa

Rencana sampling (waktu lokasi )

Pengambilan sampel

Pengawetan sampel

Analisa sampel

EVALUASI

Karena begitu banyaknya parameter yang mungkin untuk dianalisa,maka pemilihan parameter ditentukan oleh tujuan studi yang akan dilakukan. Pemilihan parameter yang tidak tepat atau tidak mendukung kesimpulan yang

akan dirumuskan, hanya akan memboroskan biaya penelitian yang besarnya mungkin sangat terbatas. Biaya analia biasanya merupakan pos pembiayaan terbesar dari total biaya yang digunakan dalam studi kualitas perairan . oleh karena itu sebelum rencana dirumuskan, perlu dipahami karakteristik dan tipe perairan, termasuk hidrologinya,sifat kimia fisika dan biologinya. Suatu parameter dapat ditentukan/dianalisa dengan metode yang berbeda, tentunya dengan tingkat ketelitian dan biaya yang berbeda pula. Oleh karena itu metode analisa yang akan digunakan untuk suatu parameter tertentu disesuaikan dengan rencana biaya yang disediakan dan fasilitas yang ada dilaboraturium. Rencana sampling menyangkut kapan sampel akan diambil,dimana sampel akan diambil dan frekuensi pengambilan sampel. Mungkin disini perlu mempertimbangkan cuaca dan musim, dan heterogenitas populasi sampel dalam perairan yang akan menjadi objek penlitian. Supaya sampel yang telah diambil dapat segera dianalisa untuk menimilkan perubahan yang mungkin terjadi karena penyimpanan,maka perlu dipersiapkan terlebih dahulu perangkat analisa yang akan digunakan . persiapan yang matang akan mengurangi kendala yang mungkin timbul stelah sampel siap untuk dianalisa. Kalau analisa tidak dapat dilakukan dilaboraturium sendiri, dan harus menggunakan fasilitas laboraturium yang lain, cari informasi mengenai fasilitas yang mungkin dapat digunakan serta biayanya diperlukan sebelum turun kelapangan untuk melakukan sampling. Sampel yang disimpan terlalu lama dengan pengawetan sekalipun akan menjadi kurang representatif sehingga biaya yang telah dikeluarkan menjadi sia-sia. Beberapa parameter yang dapat diukur dilapangan antara lain seperti : pH,temperatur,daya hantar listrik,oksigen terlarut,salinitas,kedalaman fontosintesa dan kekeruhan. Namun sebagian besar parameter lainnya harus diukur dilaboraturium. Parameter yang dapat diukur dilapangan sebaiknya diukur dilapangan sedang untuk parameter yang harus diukur dilaboraturium perlu dihindari perubahan terhadapa sampel mulai saat sampel diambil sampai analisa dilakukan. Pada hakekatnya perlindungan terhadap sampel dari kemungkinan perubahan yang terjadi sehinggga menjadi tidak respersentatif hanya bersifat memperlambat proses terjadinya perubahan, tidak menghilangkan sama sekali proses perubahan yang akan terjadi. Terdapat berbagai cara untuk melindungi parameter tertentu. Cara yang dipakai bergantung pada parameter yang akan dilindungi dari proses yang mungkin berlangsung dalam sampel selama penyimpanan. II. Respresentatif sampel Keakuratan metode analisa yang dipakai dan representatifitas sampel yang dianalisa adalah dua unsur mutlak untuk melakukan evaluasi dan kesimpulan yang benar mengenai perairan yang diteliti. Seberapa canggihnya metode analisa yang dipakai kalu sampelnya tidak respresentatif akan sangat berpengaruh terhadap kualitas evaluasi dan kesimpulan yang akan dirumuskan. Hal ini terutama perlu disadari pada analisa pencemaran oleh limbah industri yang konsentrasinya mungkin sangat kecil tapi sangat berbahaya. Setiap tahun yang toksik/berbahaya mempunyai nilai ambang batas yang besarnya

ditetapkan oleh undang-undang. Karena hasil analisa mungkin akan menjadi bahan dalam proses hukum, maka data tersebut dapat dipertanggung jawabkan baik dari segi metoda sampling maupun analisa. Dalam pelaksanaan program evaluasi kualitas perairan sering ditemui kendala : 1. cara memperoleh sampel yang representatif 2. metode analisa yang akurat 3. keterbatasan biaya hanya kendala (1) yaitu cara mendapatkan sampel yang representatif akan dibiocarakan pada bagian selanjutnya dari isi makalah ini. Sampel yang diambil untuk dianalisa dilaboraturium, biasanya jumlahnya sangat kecil sekali dibanding dengan besarnya populasi,haruslah dpat mewakili atau representatif terhadap sifat dan karakteristik populasinya. Dengan kata lain parameter dalam sapel harus sama secara kwalitatif dan kwantitatif terhadap populasi yang diwakilkannya. Untuk perairan yang luas sampel tersebut lebih representatiuf terhadapa titik smpling dimana sampel diambil dan pada waktu pengambilannya.

Perbedaan intensitas sinar matahari yang berpengaruh terhadap aktifitas yang berlangsung dalam perairan. Musim hujan dan musim kemarau jelas berpengaruh pula terhadap kualitas perairan, terutama perairan yang tidak begitu luas seperti telaga, danau, dan waduk kecil dan sungai. Hal ini terjadi karena perubahan besarnya faktor pengenceran oleh aliran air dalam badan air bersangkutan. Oleh karena itu dalam study kwalitas perairan, pengambilan sampel pada musim berbeda sering dilakukan untuk mengertahui pengaruh musim dalam satu tahun terhadap beberapa parameter tertentu. Kwalias air sungai akan mengalami perubahan yang sangat berarti selama musim hujan dan musim kemarau. Ketidak homogenan karena perbedaan lokasi Diperairan dalam terjadi stratifikasi vertikal menyebabkan perbedaan kualitas air pada titik samping yang sama tetapi dengan kedalaman berbeda. Yang paling sering terjadi adalah stratiikasi temperatur, pH, dan gas terlarut. Stratifikasi vertikal dalam danau terjadi selama musim semi dan musim panas di daerah yang mempunyai 4 musim. Selama musim semi dan panas, air yang ada di permukaan lebih panas dari airyg ada di bawahnya. Karena BD nya yang lebih kecil tidak terjadi pergantian atau peredaran air dari permukaan ke dasar perairan. Keadaan ini akan menyebabkan kandungan oksigen terlarut pada dasar perairan menkjadi lebih rendah karena ketidakseimbangan antara suplai dan komsumsi. Kalau air dasar perairan mencapai keadaan anaerobik maka akan

terjaadi pelarutan mineral yang terdapat di saedimen di dasar perairan. Keadaan ini akan memperbesar beberapa parameter seperti NH3, fe, mn, no3-, po4-3 , sio3- . disamping itu pertumbuhan alga pada air permukaan dapat pula menyebabkan perubahan terhadap beberapa parameter seperti NH3, no3-, po4-3 , sio3-dan tentu saja populasi alganya sendiri. Dengan demikian pada satu titik sampling yang sama akan terdapat perbedaan kualitas air denagan kedalaman yang berbeda. Perbedaan kualitas secara horizontal bersumber dari perbedaan lingkungan. Perbedaan kualitas air secara horizontal akan lebih nyata sepanjang aliran sungai. Oleh karena itu faktor penyebab ketidakhomogenan ini perlu dipertimbangkan dalam menetapakan rencana ssampling

III. tipe sampel I. Grab sampel/sampel sesaat Grab sampel ialah sampel yang diambil pada saat dan tempat tertentu. Sampel demikian hanya dapat mewakili sumber tempat tersebut pada saat pengambilannya. Akan tetapi bila diyakini bahwa sumber tersaebut hampir tidak banayk berubah komposisinya ( kualitatif dan kuantitatif) dalam jangka waktu panjang dan pada daerah aliran yang panjang di aliran sungai. Dapat kita anggap sampel tersebut mewakili populasi perairan tersebut. Grab sampel lebih cocok unutk analisa perairan yang raltif lebih tenang seperti danau atau waduk. Namun karena jumlah sampel yang lebih besar memerlukan biaya analisa yang besar pula. II. Sampel komposit Sampel komposit adalah campuran sama banyak dari beberapa grab sampel yang diambil pada titik sampling yang sama pada waktu pada waktu yang berlainan. Dalam beberapa hal caara ini digunakan untuk memperoleh sampel yang representatif untuk beberapa lokasi. Dengan sampel komposit hanya diperlukan

satu sampel untuk dianalisa yang hasilnya memberikan informasi mengenai kualitas rata rata selama periode sampling. Keuntungan dari cara ini karena jumlha sampel lebih kecil maka frekuensi sampling dapat diperbesar. Namun bila timbul hal yang tidak diinginkan dari hasil komposit akan dialami kesulitan untuk memnelusri kapan hal tersebut timbul. Hakl tesebut hanya mungkin diketahui bila individu sampelnya telah disishkan selama periode sampling. Sampel kompiosit digunakan untuk mengetahui kualitas rata rata suatu badan air yang tidak homogen. Inidividu sampel yang diambil dari tempat yang sesuai dicampurkan sebagian namun sampel komposit tidak dapat memberikan informasi variasi kualitas baadan air tersebut selama periode sampling. Namun demikan sampel komposit sering diperlukan pada analisa kualitas perairan sungai dan beban pencemaran effluent / limbah industri. Agar komposit sampel memberikan informasi yang sahih maka : 1. Konsentrasi determinan dalam individu sampel tidak boleh berubah mulai sat pengambilan sampel dicampurkan untuk membentuk ompoit sampel. Konsentrasi determinan dalam komposit sampel tidak boleh berubah sampai saatnya analisis dilakukan. 2. Jangan gunakan komposit sampel bila konsentrasi determinan bisa berubah karena erjadinya reaksi sebagai hasil kompositing. Sebagai contoh,DO, PH, CO2 bebas , logam-logam terlarut dan bakteri semua bisa berubh oleh reaksi yang mungkin terjadi dari pembentukan komposit sampel. Volume sampel Banyaknya sampel yang diambil biasanya tidak terlalu penting asal saja cukup untuk seluruh analisa yang diperlukan, dan sisanya masih cukup kalau ternyata nantinya analisa perlu diulangi.. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain : 1. Bila harus dihindri kontak antara sampel dengan udara ( misalnya pada pemeriksaan gas-gas terlarut , senyawa yang bereaksi dengan udara , pH, dll kalau nilaniya sangat rendah ) maka sampel kontainen harus diisi penuh. 2. Bila sampel nantinya perlu dikocok sebelum nantinya diambil sebagian untuk dianalisa ( misalnya untuk analisa bakteri coli dan bahan yang tidak larut ) maka hendaklah sampel kontainer tidak diisi sampel penuh. Dengan demikian memungkinkan kita untuk mengocok sampel sebelum sebagian dikeluarkan untuk dianalisa. 3. Dianjurkan untuk mengisi sampel kontainer sampai penuh, tetapi sebelum sebagian sampel diambil nantinya tambahkanlah terlebih dahulu beberapa butir batu atau batang pengaduk magnit. Botol kan bisa dikook sebelum sebagian diambil untuk dianalisa. Bagaimana pengambilan sampel dari botol bergantung sampai sejauh mana

interaksi antara udara dengan sampel bisa ditolerir. Bila sampel cepat sekali bereaksi dengan udara sampel bisa dikeluarkan menggunakan piston pipet atau syringe. 4. Untuk determinan yang konsentrasinya kecil terdapat sebagai diskrit partikel ( misalnya bahan yang tidak larut, bakteri dan alga ) mungkin diperlukan volume sampel yang minimum untuk mengontrol kesalahan yang timbul dari variasi statistika jumlah partikel dalam suatu volume sampel. Sebagai contoh misalnya bila air yang dianalisa mengandung 10 partikel per liter, tidak selalu 100 ml sampel mengandung satu partikel; beberapa diantaranya mungkin tidak mengandung satu pun, mungkin dua dst. Variabilitas relatif jumlah partikel dalam sampel berkurang bila volume sampel semakin besar.

5. Supaya tidak ada keragu-raguan mengenai stabilitas berbagai determinan antara waktu sampling dan analisa sebaiknya sampel diambil dengan kontainer yang mungkin harus ditambah dengan bahan pengawet yang berbeda. Sampling sistem Yang kita maksud dengan sampling sistem .disini ialah peralattan yang digunakan untuk mengambil sampel air yang akan kita periksa. Untuk beberapa parameter yang langsung dapat diukur dengan mencelupkan alat pengukur kedalam badan air yang dianalisa, sampling sistem ini tidak diperlukan. Misalnya pengukuran dissolve oxigen, pH, konduktivitas, dll. Pengukuran beberapa determinan memerlukan sampling sistem/ teknik-teknik tertentu. Oleh karena itu sangat perlu sekali memahami proseur analisa sebelum memilih teknik pengambilan sampel yang tepat. Tidak ada sampling sistem yang bisa sesuai untuk semua determinan. Sampling sistem yang sesuai untuk determinan yang satu mungkin pula tidak sesuai untuk determinan yang lain. Oleh karena itu kita perlu memperhitungkan sampling sistem untuk setiap determinan. 1. Membuat kontak yang sekecil mungkin antara sampling sistem dengan sampel akan mngurangi kontaminasi yang mungkin terjadi. 2. Bahan sampling sistem yang dipakai hendaknya tidak menimbulkan kontaminasi yang berarti terhadap sampel. Untuk pemeriksaan trace metal sangat baik digunakan sampling sistem dari bahan plastik, sedang untuk pemeriksaan bahan-bahan organik lebih baik digunakan sampling sistem dari kaca. 3. Sampling sistem hendaklah dijaga agar betul-betul selalu bersih. Cara-cara pengawetan sampel Hal-hal yang betul-betul harus mendapatkan perhatian dalam mendapatkan perhatian dalam melakukan sampling ialah menjaga agar konsentrasi determinan dalam sampel tidak berubah mulai saaat diambil sampai saatnya dianalisa. Ada kalanya sampel baru bisa dianalisa beberapa jam sampai beberapa minggu setelah diambil. Berbagai proses kimia, fisika dan biologis bisa terjadi dalam sampel selama penyimpanan bila cara-cara pengawetan sampel

tidak dilakukan sebaiknya. Akibatnya sampel tidak lagi dapat mewakili (representative ) badan air yang kit sampling pada saat sampling dilakukan. Sangat sedikit sekali eterminan yang tidak terpengaruh oleh proses kimia, fisika dan biologis ini. Beberapa contoh proses yang mungkin terjadi antara lain : 1. Jasad-jasad renik seperti : bakteri, alga, dan mikroorganisme lain bisa mempengaruhikomposisi sampel. Spesies biologis ini mungkin mengkonsumsi atau membentuk senyawa baru yang mulanya tidak terdapat dalam sampel atau bisa pula merubah senyawa yang ada dalam sampel ke bentuk senyawa lain. Deterninand-determinand yang terpengaruh oleh proses biologis ini antara lain: dissolved oxygen (DO), biochemical oxygen demand (BOD), chemical oxygen demand (COD), total oxygen demand (TOC), total organic carbon (TOC), carbon dioxide (CO2), kesadahan, alakalinitas, pH, senyawa-senyawa organik, senyawa-senyawa nitrogen, senyawa-senyawa fosfor, senyawa-senyawa silicon dan fenol. Pengaruh proses biologis ini biasanya lebih serius pada sampel yang yang tercampur dengan limbah rumah tangga, effluent pengolahan limbah secara biologis, kalau dibanding dengan sampel yang diambil dari air segar (FRESS WATER). 2. beberapa determinand bisa teroksidasi oleh oksigen yang terlarut dalam air dan okdigen dari udara. Sebagai contoh ; senyawa-senyawa organik, ion ferro, yodida, sianida dan sulfida. 3. Adsorpsi CO2 dari udara bisa mempengaruhi beberapa determinand seperti pH, daya hantar listrik, alkanitas, CO2 dan kesadahan. 4. Beberapa determinand bisa mengendap didalam container seperti; CaCO3, Mg fosfat, dan Al (OH)3. Beberapa yang lain bisa menguap seperti O2, sianida dll. 5. Oksigen terlarut (DO), senyawa logam bersifat kolloidal, dan beberapa senyawa organik dapat teerpengaruh karena terabsorpsi oleh permukaan dinding kontainer atau partikelpartikel zat padatr yang terdapat dalam container. 6. Terjadi perubahan warna, bau dan kekruhan. Selain karakteristik kimia, fisika dan biologi sampel, proses perubahan dalam sampel dipengaruhi pula oleh kondisi penanganan sampel, seperti temperatur, cahaya, komposisi dan dimensi kontainer dan terjadinya pengadukan sampel selama dalam perjalanan. Faktor lain yang sangat penting lagi ialah jarak waktu antara pengambilan sampel dengan dilakukannya analisa. Proses perubahan ini berlangsung cukup cepat sehingga hanya dalam beberapa jam menyebabkan pereubahan konsentrasi determinand dalam sampel cukup serius. Perubahan konsentrasi determinand akibat proses ini cukup serius bila konsentrasi determinand tersebut dalam sampel sangat kecil. Kecepatan perubahan konsentrasi dterminand akibat proses ini bergantung pula pada tipe air dan waktu untuk badan air yang sama. Telah banyak dilakukan penelitian mengenai stabilitas berbagai determinand dalam bebagai tipe arir dan berbagai cara untuk mengawetkan sampel tersebut telah pula dikemukakan. Akan tetapi perlu ditegaskan disini bahwa tidak mungkin untuk mengawetkan smapel dengan betul-betul sempurna. Cara pengawetan hanya berusaha untuk mengurangi proses-proses yang mungkin terjadi. Ada

beberapa cara pengawetan sampel yang penting antara lain; (1). Pengaturan kondisi penyimpanan, (2). Memperlakukan sampel secepatnya, (3). Menggunakan sampel kontainer yang khusus dan, (4). Penambahan bahan pengawet. Adakalanya pula cara pengawetan yang terbaik merupakan gabungan dari beberapa cara tersebut diatas. Pengaturan kondisi penyimpanan. 1. Pendinginan (refrigration). Sampel disimpan ditempat gelap dan dingin (biasanya sekitar 4oC). Pada temperatur ini aktifitas biologis sangat diperlambat atau tidak berlangsung sama sekali. Idealnya sampel segera didinginkan setelah diambil terutama bila determinand yang akan diperiksa sangat tidak stabil. b. Membekukan (freezing). Untuk beberapa determinand dan berbagai tipe air dianurkan untuk membekuka sampel air dalam botol polietilen dengan menyimpannya dalam freezer sampai termperatut -20oC segera setelah diambil. Kebaikan dari cara membekukan ini kita tidak perlu menambahnkan bahan pengawet sehingga dapat dihindari gangguan terhadap sampel akibat penambahan bahan pengawet tersebut. Cara pengawetan dengan membekukan ini terutama dianjurkan untuk menyimpanan smpel air laut sampai beberapa minggu untuk pemeriksaan senyawasenyawa nitrogen, fosfor, silicat dan logam-logam.

Jarang sekali seorang kimiawan langsung melibatkan diri dalam pengambilan sampel yang dianalisanya. Sepantasnya lah kalau kita juga menumpahkan perhatian kita dalam masalah pengumpulan sampel yang nnantinya kita analisa. Kalau kita mengabaikan ini nantinya akan ada kesangsian apakah sampel yang akan kita kumpulkan dengan cara yang benar, kemudian disimpan menurut aturan yamg sesuai pula, bisa menghasilkan dat analisa yang dapat dipercaya dan sangat mempunyai arti. Ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam pengumpulan sampel. Sebagai contoh, bila sampel yang akan dianaliasa dalam bentuk larutan dalam air, kontainer apa yang paling baik untuk menyimpan sebelum analisa dilakukan. apakah kontainer itu memerlukan perlakuan terlebih dahulu sebelum dipergunakan, untuk menghindari terjadinya kontaminasi oleh trace metal yang terdapat dalam bahan kontainer. Sampai beberapa lama sampel bisa disimpan tanpa terjadinya kehilangan analite yang berarti. Bagaimana mengmbil sampel yang representatip bila sampel yang dikumpulkan pada mulanya berbentuk padatan atau serbuk. Karena hal ini lah kita menumpahkan perhatian dalam cara pengambilan/pengumpulan sampel dan penyimpanan sebelum analisa dilakukan. Sudah lama diketahui sebagian kecil trace metal dapat hilang kedalam dinding kontainer selama waktu pegumpulan dan penyimpanan. Dengan semakin majunya teknologi instrumentasi

untuk menghasilkan tingkat deteksi yang lebih rendah, maka semakin menjdai penting usaha untuk menghindari hilangnya sebagian trace metal kedalam dinding kontainer.

PEMILIHAN KONTAINER Kontainer yang ideal adalah yang tidak mengubah kadar trace metal baik karena masuknya trace metal dari dinding kontainer kedalam larutan maupun terserapnya trace metal dari larutan ke dinding kontainer. Kontainer yang dipergunakan merupakan salah satu sumber terjadinya kontaminasi yang penting diperhatikan, dan banyak kecermatan hasil pengukuran ditentukan oleh pemilihan bahan kontainer yang dipergunakan dengan cara membersihkannya. Bedrbagai jenis bahan kontainer untuk tempat penyimpanan larutan yang bahan pelarutnya adalah air. Kaca karboksilat tidak dapat dipakai sama sekali terutama bila trace metal yang akan ditentukan adalah K, Na, dan Si karena akan terjadi kontaminasi yang serius oleh bahan boroslikat ini. Disamping itu kaca borosilikat dapat dipengaruhi oleh beberapa asam seperti HF dan larutan alkali yang pekat. Kontainer dari bahan plastik yang biasa dopakai antara lain , conventional polyetylene (CPE), polypropylene(PE),polycarbonat (PC),polyvinilclorida (ppc) dan juga teflon(PTFE),. Kontainer dari bahan plastik tidak betul betul bersifat impermeabel dan sejumlah kecil pelarut dapat berdifusi keluar melalui dinding kontainer . Tabel l ,memperlihatkan bahwa jumlah kehilangan air dari berbagai kontainer yang terhitung setiap tahunnya.walaupun hal ini tidak merupakan jumlah kehilangan yang berarti namun perlu kita sadari bahwa kontainer plastik bersifat perbeabel juga kaitan nya juga bahwa sejumlah kelembaban di udara dapay pula merembes kedalam kontainer pada kondisi kelembaban yang tinggi . praktisnya kehilangan air dari dinding kontainer plastik tidak menjadi masalah yang serius untuk penyimpanan sampel atau standart untuk yang pendek. Berbagai jenis plastik dapat dibuat dengan proses yang melibatkan bahan kimia yang mengan dung Zn dan Pb, dan plastik tersebut mengadakan kontak dengan baja selama proses percetakan. Sebelum dapat dipergunakan untuk pengumpulan dan penyimpanan sampel , hendaklah kontainer plastik dicuci terlebih dahulu dengan larutan asam untuk menghilangkan trace metal yang mungkin terdapat dipermukaanya. Isi kontainer dengan 20% HCl dan dibiarkan hingga kira kira dua hari. Keluarkan asam kemudian diisi lagi dengan 20% HNO3 dan dibiarkan lagi kira kira 2 hari. Keluarkan asam nitrat dari kontainer dan bilas dengan akuadest . selanjutnya kontainer bisa diisi dengan akuadest sampai kan digunakan.cara ini suadah cukup untuk menghilangkan kontaminant dari kontainer plastik . akan tetapi bila waktu untuk membersihkan sangat singkat , cukup hanya dibersihkan denhgan asam nitrat . ytanpa perlu untuk membersihkan

dengan HCl dan HNO3 saja sudah dapat menghilangkan hampir semua kontaminant yang mungkin terdapat. Polypropylene tidak cukup baik digunakan sebagai kontainer untuk menyimpan larutan ion logam yang konsntrasinya rendah karena polypropylene banyak mengandung cadmium dan zink. Kekurangan lainya dari penggunaan plypropylene bisa kita lihat dari gambar.1 dimana terjadi kehilangan 0.5 ug/L Ag dari larutan setelah disimpan selama 3hari pada Ph 2. Sebaliknya ,polypropylene dan kaca borosilikat tidak menunjukan adanya Ag yang hilang walaupun disimpan sampai 30 hari. Ag yang teradsorpsi oleh dinding kontainer polypropylene sulit dilepaskan kembali sekalipun dengan pengasaman. Gambar 2 memperlihatkan pengaruh Ph (penggunaan HNO3) pada penyimpanan 10 ug/L larutan Pb dalam kontainer kaca borosilikat dan konvensional polyetylene . jelas terlihat diperlukan Ph 2 untuk mengawetkan dan dalam hal ini penggunaan kontainer kaca lebih baik dari pada polyetylene . terlihat juga bahwa pengasaman pengasaman larutan dalam kontainer sampel pH 2 tidak efektif untuk melepaskan ion Pb yang teradsorpsi pada dinding kontsiner. Gambar 3 memperlihatkan perbandingan penggunaan kontainer pada kaca borosilikat dan polyetylene untuk penyimpan larutan Fe 170 ug/L . dalam hal ini lebih banyak metal yang hilang dari larutan bila digunakan kontainer dari kaca , dan jelas terlihat bahwa pengasaman diperlukan untuk mempertahankan / menstabilkan sampel dalam larutan. Kesimpulanya . penggunaan conventional polyetylen lebih baik ( teflon ) juga baik tetapi harganya lebih mahal.penggunaan polypetylen paling kurang menguntungkan . kontainer dari kaca borosilikat untuk metal metal tertentu lebih cocok tetapi tetapi tidak sebaik polyetylen. Perlu ditambahkankan bahwa Ph larutan hendaklah 2 dengan HNO3, untuk meyakinkan bahwa tidak terjadi adsorpsi metal oleh dinding kontainer.

PENGUMPULAN SAMPEL CAIR. Pada umumnya metal metal dalam larutan terdapat dalam bentuk ion yang bermuatan positif (misalnya ,Cu++,Pb**) dan sering pula terikat pada molekul air misalnya Cu(H2O)4**. Ion ini hanya akan tetap berada dalam larutan bila konsentrasi asam tinggi. Biasanya harus ditanbahkan asam yang garamnya dengan metal larut dalama air. Ph larutan hendaknya di pertahankan sekitar 1,5 seperti yang telah dibicarakan diatas. Semakin banyak metal yang hilang dari larutan bila ph semakin tinggi mungkin disebabkan oleh adsorpsi senyawa kompleks hidrokso atau karbonat dari metal tersebut di permukaan dinding kontainer . kedua jenis kompleks ini dominan pada pH yanglebih tinggi.

Suatu hal yang yang menguntungkan hampir semua garam nitrat dari metal larut dalam air, oleh karena itu HNO3 paling sering digunakan untuk pengasaman. Untuk berbagai metal penggunaan HCl juga baik kecuali untuk ion Ag dimana akan mengendap sebagai AgCl. Dan yang paling jarang digunakan untuk pengasaman adalah H2SO4 karena banyak senyawa sulfat yang sukar larut dalam air. Sebagai contoh ; BaSO4,CaSO4, PbSO4 ). Untuk mengurangi serapan ion metal dari larutan oleh dinding kontainer dan untuk pengamanan mengendapnya metal dalam kontainer maka sebelum sampel diisikan dalam kontainer hendaknya kontainer terlebih dahulu di isikan HNO3 secukupnya. Bila sampel sampel yang diambil tidak mengandung bahan bahan tersuspensi ,tidak dijumpai hambatan dalam pengumpulan sampel yang representatif , karena sifatnya yang homogen . akan tetapi bila mengandung zat zat yang tersuspensi (misalnya, air sungai yang mengandung sedimen halus). Maka perlu disaring terlebih dahulu sebelu dianalisa dengan AAS. Bahan padat yang tersaring diolah secara terpisah dan dianalisa secara terpisah . selanjutnya kita bisa menghitung kadar total metal dalam sampel bila ukuran bahan yang terdispersi lebih kecil dari 10m sampel langsung dapat dianalisa Banyak trace metal yang hilang dari dalam larutan berbanding langsung dengan lamanya penyimpanan dan berbanding terbalik dengan besarnya kadar logam tersebut dalam larutan . larutan standart yang tinggi konsentrasinya misalnya (1000 mg /L) yidak mengalami perubahan konsentrasi yang berarti untuk jangka waktu satu tahun atau lebih. Larutan yang encer ( 1mg/ml) yang digunakan untuk kalibrasi akan mengalami perubahan konsentrasi yang berarti setelah disimpan satu hari atau lebih. Oleh karena itu diperlukan pH penyimpanan yanng rendah untuk mencegah berubahnya kadar metal dalam larutan . untuk menyimpan larutan yang pelarutnya air kontainer konventional polyetylen paling baik digunakan

Tabel 1. Jenis dan peran bahan pengawet yang biasanya digunakan untuk air Bahan pengawet Pengaruh terhadap sampel kegunaan

HNO3

Mencegah pengendapan logam Bakterisida

Untuk sampel yang mengandung logam Untuk sampel yang mudah terurai oleh mikroorganisme seperti karbon organik,COD, dan minyak. Untuk sampel yang mengandung asam organik mudah menguap.

H2SO4

NaOH

Membentuk garam dengan asam yang mudah menguap

HgCl

Bakterisida.

Untuk sampel yang mengandung senyawa nitrogen,fosfor, dan senyawa organik yang mudah terurai oleh mikroorganisme.

Didinginkan

Menghambat aktifitas bakteri dan menahahan senyawa yang mudah menguap.

Untuk sampel yang mengandung mikroorganisme,asiditas , alkalinitas,BOD,C,P, dan N organik, warna dan bau.

Reaksi kimia

Mengikat konstituen

Pemerriksaan O2 terlarut dengan metoda winkler.

Anda mungkin juga menyukai