Anda di halaman 1dari 10

PROGRAM BARU 2013 SAPI POTONG

February 8, 2013 by Nanda

Assalamualaikum, wr wb 08 Januari 2013 =============>>> PROGRAM BARU 2013 E-Farm Nusantara merupakan program kerjasama yang kami tawarkan kepada rekan-rekan calon mitra investor untuk bersama-sama memajukan dunia peternakan sekaligus juga sama-sama memajukan kondisi financial antara investor dan juga peternak J. Tidak hanya dikemas dengan pola kerjasama yang saling menguntungkan namun kami berusaha memberikan kenyamanan serta kepastian bagi anda selaku mitra usaha kami dalam menyimpan modalnya. Dilatarbelakangi oleh berkembangnya tradisi maro sapi atau gaduh sapi yang selama ini sudah berjalan sejak lama pada lingkungan peternakan rakyat dan ternyata cukup berhasil, namun seringkali dipandang sebelah mata karena dianggap seringkali merugikan para pemilik modal akibat ulah dari segelintir peternak yang kurang (tidak) bertanggung jawab. Namun, apabila pola tersebut dikelola dengan baik maka akan semakin menggairahkan sector ekonomi pedesaan, dalam hal ini adalah sector riil usaha peternakan. Berdasarkan pengalaman kami selama ini, ternyata bentuk usaha yang ideal antara peternak dan pemodal adalah sistem bagi hasil. Karena dengan sistem bagi hasil, masing-masing pihak memiliki kontribusi yang saling menguntungkan. Peternak dapat mencurahkan kemampuan serta tenaga yang dimiliki guna memelihara ternak yang dipeliharanya, sedangkan pemodal menitipkan modalnya untuk digunakan dalam usaha peternakan tersebut. Namun demikian, seringkali peternak tidak memiliki jaminan yang cukup memadai apabila ternyata ternak yang dipelihara tidak menghasilkan keuntungan yang optimal atau bahkan merugi sehingga keuntungan yang diharapkan tidak tercapai. Lebih celaka lagi ternyata modal investor tidak jelas lagi nasibnya. Berdasarkan pengalaman tersebut, yang juga sempat kami alami, maka kami berusaha memberikan jaminan kepada investor dalam menitipkan modalnya kepada kami, sehingga modal investor dapat kami jamin 100%. Adapun hasil keuntungan usaha yang dinamis (naik-turun) merupakan sesuatu yang wajar, namun berdasarkan pengalaman kami, margin keuntungan yang bisa didapat oleh investor berkisar antara 9 % -16 % per Tahun atau secara rata-rata sekitar 12% per Tahun. Margin keuntungan tersebut masih lebih baik dibandingkan dana yang disimpan di Bank, yang memberikan imbal bagi hasil sekitar 3% 5% per Tahun, belum lagi dikurangi potongan administrasi dan lain-lain. Margin keuntungan pada usaha sapi potong ini memang tidaklah terlalu tinggi jika dibandingkan usaha sector riil lainnya yang mungkin akan memberikan imbal bagi hasil yang tinggi, namun demikian pada usaha peternakan sapi potong relative stabil dan aman, sehingga dapat dijadikan

alternative investasi yang aman dan memberikan imbal bagi hasil yang jauh lebih tinggi dibandingkan dana sekedar parkir di Bank. Bagi Anda yang berminat bergabung bersama kami dapat menghubungi email kami di

efno_dfs@yahoo.com atau 08122248284 (Nanda Noerdiensjah) atau silahkan Download Proposal Sapi Potong E-Farm Nusantara 2013 : Silahkan Download/Unduh File di Bawah ini : A. Download PROPOSAL SAPI POTONG 2013 (PDF) B. Download Proposal Versi Word C. Download ISIAN BIODATA DAN SPK (Surat Perjanjian Kerjasama
Posted in Uncategorized | Leave a Comment

HOME

January 23, 2010 by Nanda

Assalamualaikum, wr wb 08 Januari 2013 =============>>> PROGRAM BARU 2013 E-Farm Nusantara merupakan program kerjasama yang kami tawarkan kepada rekan-rekan calon mitra investor untuk bersama-sama memajukan dunia peternakan sekaligus juga sama-sama memajukan kondisi financial antara investor dan juga peternak J. Tidak hanya dikemas dengan pola kerjasama yang saling menguntungkan namun kami berusaha memberikan kenyamanan serta kepastian bagi anda selaku mitra usaha kami dalam menyimpan modalnya. Dilatarbelakangi oleh berkembangnya tradisi maro sapi atau gaduh sapi yang selama ini sudah berjalan sejak lama pada lingkungan peternakan rakyat dan ternyata cukup berhasil, namun seringkali dipandang sebelah mata karena dianggap seringkali merugikan para pemilik modal akibat ulah dari segelintir peternak yang kurang (tidak) bertanggung jawab. Namun, apabila pola tersebut dikelola dengan baik maka akan semakin menggairahkan sector ekonomi pedesaan, dalam hal ini adalah sector riil usaha peternakan. Berdasarkan pengalaman kami selama ini, ternyata bentuk usaha yang ideal antara peternak dan pemodal adalah sistem bagi hasil. Karena dengan sistem bagi hasil, masing-masing pihak memiliki kontribusi yang saling menguntungkan. Peternak dapat mencurahkan kemampuan serta tenaga yang dimiliki guna memelihara ternak yang dipeliharanya, sedangkan pemodal menitipkan modalnya untuk digunakan dalam usaha peternakan tersebut. Namun demikian, seringkali peternak tidak memiliki jaminan yang cukup memadai apabila ternyata ternak yang dipelihara tidak menghasilkan keuntungan yang optimal atau bahkan merugi sehingga keuntungan yang diharapkan tidak tercapai. Lebih celaka lagi ternyata modal investor tidak jelas lagi nasibnya.

Berdasarkan pengalaman tersebut, yang juga sempat kami alami, maka kami berusaha memberikan jaminan kepada investor dalam menitipkan modalnya kepada kami, sehingga modal investor dapat kami jamin 100%. Adapun hasil keuntungan usaha yang dinamis (naik-turun) merupakan sesuatu yang wajar, namun berdasarkan pengalaman kami, margin keuntungan yang bisa didapat oleh investor berkisar antara 9 % -16 % per Tahun atau secara rata-rata sekitar 12% per Tahun. Margin keuntungan tersebut masih lebih baik dibandingkan dana yang disimpan di Bank, yang memberikan imbal bagi hasil sekitar 3% 5% per Tahun, belum lagi dikurangi potongan administrasi dan lain-lain. Margin keuntungan pada usaha sapi potong ini memang tidaklah terlalu tinggi jika dibandingkan usaha sector riil lainnya yang mungkin akan memberikan imbal bagi hasil yang tinggi, namun demikian pada usaha peternakan sapi potong relative stabil dan aman, sehingga dapat dijadikan alternative investasi yang aman dan memberikan imbal bagi hasil yang jauh lebih tinggi dibandingkan dana sekedar parkir di Bank. Bagi Anda yang berminat bergabung bersama kami dapat menghubungi email kami di

efno_dfs@yahoo.com atau 08122248284 (Nanda Noerdiensjah) atau silahkan Download Proposal Sapi Potong E-Farm Nusantara 2013 : A. Download PROPOSAL SAPI POTONG 2013 B. Download ISIAN BIODATA DAN SPK (Surat Perjanjian Kerjasama)

Selamat datang kami ucapkan di Blog-Farm kami, E-Farm Nusantara Organization, dimana merupakan suatu bentuk usaha pembibitan dan peternakan sapi perah (Breeding & Dairy Farm) yang dikelola secara semi-profesional guna mewujudkan peternakan yang mandiri (modern) dan maju. Kami menyadari betapa banyak kekurangan yang kami hadapi dalam rangka mewujudkan usaha peternakan yang modern dan menguntungkan secara bisnis. Tapi kami yakin dengan idealisme yang kami miliki, kami dapat menciptakan suatu peternakan sapi perah maupun pembibitannya secara

berkelanjutan (sustainable). Karena kami menyadari, pada lingkungan kerja kami banyak sekali para peternak lokal yang menjalankan usahanya memelihara sapi perah dengan kondisi yang sangat buruk, sehingga pada akhirnya secara ekonomis kurang menguntungkan. Hal ini diakibatkan kualitas sapi perah di Indonesia dari tahun ke tahun yang semakin buruk, akibat dari pola perkawinan yang acak-acakan, sehingga memungkinkan terjadinya perkawinan sedarah (inbreeding). Hal ini diakibatkan oleh ulah peternak sendiri yang tidak mau repot dengan pencatatan silsilah sapi-sapinya, sehingga tidak mengherankan terjadi inbreeding. Oleh karena itulah, dalam visi kami ingin mewujudkan suatu peternakan yang berkelanjutan dengan melakukan disiplin secara ketat melalui pola pembibitan dan pemeliharaan ternak secara terpadu, diantaranya adalah dengan melakukan sistem pencatatan (recording) yang jelas, akurat dan disiplin, penyeleksian induk yang berkualitas secara ketat, inseminasi buatan maupun embrio transfer, manajemen pemeliharaan yang menunjang pada usaha peternakan sapi perah yang menguntungkan (profitable). Dengan demikian, harapan dan cita-cita kami untuk dapat mewujudkan tersedianya sapi perah lokal (adaptif) yang memiliki kualitas dan kuantitas susu yang dihasilkan menjadi lebih baik. Sehingga, pada akhirnya akan memberikan nilai tambah pada usaha peternakan itu sendiri dan membantu pemerintah guna mengurangi ketergantungan susu segar dari negara lain, dimana sampai saat ini tidak kurang dari 90% kebutuhan susu sapi dalam negeri dipenuhi melalui keranimport. Kami ingin bermimpi suatu saat nanti, Indonesia tidak lagi melakukan importbesar-besaran susu sapi dari Negara lain, dan tidak lagi mendatangkan ratusan ribu ekor sapi potong Brahman Cross dari Australia tiap tahun, namun kita mampu memenuhi kebutuhan susu segar dan sapi potong dari dalam negeri sendiri dengan memberdayakan peternakan rakyat yang ada di Indonesia. Peternakan sapi perah dan potong di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa. Mengingat pangsa pasar dalam negeri saja sudah sangat terbuka. Mengapa potensi tersebut belum mampu

membangkitkan dunia peternakan di Indonesia? Karena peternakan sapi perah rakyat dikelola apa adanya, banyak peternak yang memelihara ternak sapi perah dengan kualitas yang buruk serta manajemen pemeliharaan ala kadarnya, sehingga kualitas dan kuantitas susu yang dihasilkan sangat rendah. Banyak peternak yang menganggap sapi perahnya hanya sebagai tabungan semata dan memerah susu dianggap sebagai kerja sampingan saja, sehingga secara bisnis kurang

menguntungkan. Tidak mengherankan apabila banyak peternak tradisional masih memelihara sapi dengan produksi susu harian di bawah 10 liter per ekor per hari. Hal ini jelas sangat merugikan peternak sendiri karena kurang mendapatkan hasil yang memuaskan, karena manajemen yang dijalankan asal-asalan maka hasilnya pun ala kadarnya. Maka jangankan berkembang, untuk bertahan

pun sudah kepayahan, sehingga banyak peternak lebih memilih menjual sapi mereka dan menggantinya dengan motor kreditan, dan beralih profesi menjadi tukang Ojeg. Sungguh sangat memprihatinkan, apabila keadaan ini terus berlanjut, maka mungkin saja anak-cucu kita nanti tidak akan pernah melihat sapi perah pernah ada di Indonesia. Untuk melihat sapi perah harus ke Australia atau Belanda yang memang nenek moyang bangsa sapi perah (Frissien Holstein) yang ada di Indonesia saat ini asalnya dari sana, dimana lebih dari 150 tahun yang lalu dibawa oleh bangsa Belanda sewaktu menjajah negeri kita tercinta. Ah, gampang tinggal import saja, khan beres, gitu aja kok repot? (Typical Bangsa Pemalas, segalanya ingin instant). Baru-baru ini pemerintah mendatangkan sapi perah jenis Frissien Holstein asal Australia, dengan tujuan untuk meningkatkan populasi sapi perah berkualitas yang ada di Indonesia. Namun berapa banyak sapi perah asal Australia tersebut begitu dibawa ke Indonesia tidak mampu bertahan dan kurang mampu beradaptasi dengan cuaca dan iklim yang baru, sehingga harus direlakan masuk RPH (Rumah Potong Hewan), padahal harganya lebih dari 3 x lipat harga sapi perah local yang kalau dirupiahkan mencapai harga 24 juta rupiah per ekor, dan itu akan dibeli peternak dengan pola kredit. Meskipun tidak semuanya masuk jagal, namun beberapa ekor sapi mampu bertahan, namun kualitas dan produksi susu yang dihasilkan sudah tidak optimal lagi. Kalau kita bandingkan dengan Bangsa Korea, dimana 50 tahun yang lalu mereka memiliki sapi potong lokal yang hanya memiliki bobot hidup tak lebih dari 350 Kg, dan kini atas kerja keras mereka bobot hidup sapi-sapinya mampu mencapai 800 Kg sampai 1 Ton lebih. Ketika ditanya teknologi apa yang dipergunakan, jawabannya adalah recording yang akurat dan berlanjut, seleksi ketat induk,

inseminasi buatan, dan manajemen pemeliharaan yang baik. Teknologi tersebut sudah dikenal oleh Bangsa Indonesia 50 tahun yang lalu juga dan sudah menghasilkan guru-guru besar serta Profesor di bidang peternakan. Cuma sayang, ternak dan peternaknya nasibnya masih sama seperti 50 tahun yang lalu. Last but not least, Pepatah Arab mengatakan bahwa Negara yang kaya ternak tidak akan pernah miskin, Negara yang miskin ternak tidak akan pernah menjadi kaya (Campbell & Lasley, 1985). Pepatah ini terbukti benar, Negara maju memiliki sumber daya alam yang menunjang peternakan, secara umum memiliki ternak dalam jumlah besar, dan pada umumnya berswasembada ternak. Australia, Selandia Baru, Inggris, Jerman, Amerika Serikat, dan negara maju lainnya merupakan negara dengan basic peternakan yang kuat. Jika kita tidak mampu menciptakan keunggulan

komparatif yang menunjang peternakan di masa depan, Indonesia akan tetap menjadi negara yang miskin ternak, negara yang miskin ternak seperti pepatah di atas tidak pernah menjadi negara kaya

Anda mungkin juga menyukai