Anda di halaman 1dari 66

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Merokok merupakan salah satu fenomena gaya hidup pada orang masa kini. Jika ditanya mengapa orang merokok, masing-masing pasti memiliki jawaban sendiri. Ada yang merasa bebas, dapat menghilangkan stress, memperbaiki memori, mengurangi kecemasan, mengurangi rasa lapar, memperbaiki konsentrasi dan bisa pula orang merokok sebagai ekspresi perlawanan dan pemberontakan. 1 Para ilmuwan psikologi umumnya sesuai dalam pendapat bahwa pokok persoalan psikologi adalah perilaku, namun tetap terdapat perbedaan yang besar sekali dalam pendapat mereka mengenai hal-hal apa saja tepatnya yang harus dimasukkan ke dalam kategori perilaku tersebut.2 Seperti halnya perilaku lain, perilaku merokok pun muncul karena adanya faktor internal (faktor biologis dan faktor psikologis, seperti perilaku merokok dilakukan untuk mengurangi stres) dan faktor eksternal (faktor lingkungan sosial, seperti terpengaruh oleh teman sebaya).menyebutkan bahwa perilaku merokok adalah aktivitas menghisap atau menghirup asap rokok dengan menggunakan pipa atau rokok. Dahulu perilaku merokok disebut sebagai suatu kebiasaan atau ketagihan, tetapi dewasa ini merokok disebut sebagai tobacco dependency atau ketergantungan tembakau. Tobacco dependency sendiri dapat didefinisikan sebagai perlaku penggunaan tembakau yang menetap, biasanya lebih dari setengah bungkus rokok per hari, dengan adanya tambahan distres yang disebabkan oleh kebutuhan akan tembakau secara berulang-ulang. Perilaku merokok dapat juga didefinisikan sebagai aktivitassubjek yang berhubungan dengan perilaku merokoknya, yang diukur melalui intensitas merokok, waktu merokok, dan fungsi merokok dalam kehidupan sehari-hari menyatakan bahwa perilaku merokok terbentuk melalui empat tahap, yaitu: tahap preparation, initiation, becoming a smoker, dan maintenance of smoking.3,4 Perilaku merokok dilihat dari berbagai sudut pandang sangat merugikan, baik untuk diri sendiri maupun orang di sekelilingnya. Pada beberapa riset yang mendukung pernyataan tersebut jika dilihat dari sisi individu yang bersangkutan. Pengaruh bahan-bahan kimia yang
1

dikandung rokok seperti nikotin, CO (Karbonmonoksida) dan tar dapat menimbulkan berbagai penyakit jika dilihat dari sisi kesehatan. Bahan kimia ini akan memacu kerja susunan syaraf pusat dan susunan syaraf simpatis sehingga mengakibatkan tekanan darah meningkat dan detak jantung bertambah cepat. 5 Berdasarkan kelompok umur, hasil temuan 2007 menunjukkan prevalensi perokok meningkat dengan bertambahnya umur, sampai kelompok umur 55-59 tahun, kemudian menurun pada kelompok umur berikutnya. Peningkatan pada kelompok umur 15-19 tahun, dari 7,1% (1995) menjadi 19,9% (2007) atau naik 180% selama tahun 1995 2007. Prevalensi merokok meningkat dari tahun ke tahun berdasarkan kelompok umur. Peningkatan tertinggi terjadi pada kelompok umur yang paling muda yaitu 10-14 tahun dari 0,3% menjadi 2,0% atau meningkat hampir 7 kali lipat selama 12 tahun terakhir. Pada tahun 2007, prevalensi merokok usia 15 tahun ke atas adalah sebesar 34,2% (lebih dari 50 juta orang dewasa), meningkat dari 31,5 % tahun 2001 dan tidak menunjukkan perbedaan dibandingkan tahun 2004.(6,7) Karena itu, kami ingin mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku merokok pada laki-laki di atas 15 tahun.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku merokok pada laki-laki berusia di atas 15 tahun di Kecamatan Mampang Prapatan.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup masyarakat Kecamatan Mampang Prapatan.

1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui hubungan antara pendapatan dengan perilaku merokok pada laki-laki berusia di atas 15 tahun di Kecamatan Mampang Prapatan 2. Mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku merokok pada laki-laki berusia di atas 15 tahun di Kecamatan Mampang Prapatan. 3. Mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang rokok dengan perilaku merokok pada laki-laki berusia di atas 15 tahun di Kecamatan Mampang Prapatan. 4. Mengetahui hubungan antara sikap tentang merokok dengan perilaku merokok pada lakilaki berusia di atas 15 tahun di Kecamatan Mampang Prapatan.

1.4 Hipotesis 1. Terdapat hubungan antara pendapatan dengan perilaku merokok pada laki-laki berusia di atas 15 tahun di Kecamatan Mampang Prapatan 2. Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku merokok pada laki-laki berusia di atas 15 tahun di Kecamatan Mampang Prapatan. 3. Terdapat hubungan antara pengetahuan tentang rokok dengan perilaku merokok pada laki-laki berusia di atas 15 tahun di Kecamatan Mampang Prapatan. 4. Terdapat hubungan antara sikap tentang rokok dengan perilaku merokok pada lakilaki berusia di atas 15 tahun di Kecamatan Mampang Prapatan.

1.5 Manfaat Penelitian a. Untuk peneliti Peneliti dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melaksanakan penelitian serta lebih memperkaya wawasan dalam bidang kesehatan masyarakat pada umumnya terutama yang berkaitan dengan bidang yang diteliti. b. Untuk institusi Puskesmas Kecamatan Mampang Memberikan masukan kepada Puskesmas agar Puskesmas semakin mendukung program pencegahan merokok.
3

Fakultas Kedokteran Trisakti - Menambah informasi dan wawasan kedokteran tentang pengetahuan tentang rokok, sikap tentang rokok, tingkat pendidikan, dan pendapatan dengan perilaku merokok di Kecamatan Mampang. Sebagai bahan penambahan karya ilmiah pada bagian ilmu kesehatan masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rokok Rokok pada dasarnya merupakan pabrik bahan kimia. Sekali satu batang rokok dibakar maka akan mengaluarkan sekitar 4000 bahan kimia seperti nikotin,gas karbon monoksida, nitrogen oksida, hydrogen cyanide, ammonia, acrolein,acetilen, benzaldehyde, urethane, benzene, methanol, coumarin, 4-ethylcatechol,ortocresol, perylene, dll. Secara umum bahanbahan ini dapat dibagi menjadi dua golongan besar yaitu komponen gas dan komponen padat atau partikel.8,9 2.1.1 Zat zat Yang Terkandung Dalam Rokok Nikotin didalam tubuh menyebabkan perangsangan sistem Saraf Simpatis. Perangsangan Saraf Simpatis (Pelepasan Adrenalin), berdampak pada peningkatan Denyut Jantung, Tekanan Darah, Kebutuhan Oksigen Jantung, serta menyebabkan Gangguan Irama Jantung. Selain itu Nikotin mengaktifkan Trombosit yang beresiko pada timbulnya Adhesi Trombosit (penggumpalan) ke Dinding Pembuluh Darah termasuk Pembuluh Darah Jantung.(10) Adapun Tar, disebut sebagai zat Karsinogenik, karena ampas Tar yang tersimpan terutama dalam saluran nafas akan mengubah struktur dan fungsi saluran nafas dan Jaringan Paru. Pada saluran napas besar, Sel Mukosa membesar (Hipertrofi) dan Kelenjar Mucus bertambah banyak (Hiperplasia).Pada saluran napas kecil, terjadi Radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya Sel dan Penumpukan lendir.Sedangkan pada Jaringan Paru-Paru, terjadi Peningkatan jumlah Sel radang dan Kerusakan Alveoli.Hal ini yang memungkinkan terjadinya pembentukan Sel Kanker.Selain kedua zat tersebut, masih terdapat zat-zat lain yang terkandung dalam rokok dan berakibat buruk terhadap sistem tubuh.zat lain tersebut diantaranya :10 a. Karbon Monoksida : Merupakan sejenis gas yang tidak berbau yang dihasilkan dari pembakaran zat Arang atau Karbon yang tidak sempurna. Gas ini memiliki sifat racun yang dapat mengurangi kemampuan darah membawa Oksigen. Hal ini disebabkan karena unsur ini memiliki kemampuan yang cepat untuk bersenyawa dengan Haemoglobin, sehingga mengganggu ikatan Oksigen dengan
5

Haemoglobin yang pada akhirnya menyebabkan supply Oksigen keseluruh Organ tubuh berkurang. b. Arsenic : Sejenis unsur kimia yang digunakan untuk membunuh serangga. c. Nitrogen Oksida : Unsur kimia ini dapat mengganggu saluran pernafasan bahkan merangsang kerusakan dan perubahan kulit tubuh. d. Ammonium Karbonat : Zat ini membentuk plak kuning pada permukaan lidah dan menggangu kelenjar makanan dan perasa yang terdapat dipermukaan lidah. e. Ammonia : Merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari Nitrogen dan Hidrogen. Zat ini sangat tajam baunya dan sangat merangsang. Ammonia ini sangat mudah memasuki sel-sel tubuh. Begitu kerasnya racun yang terdapat dalam zat ini sehingga jika disuntikan sedikit saja kedalam tubuh bisa menyebabkan seseorang pingsan. f. Formic Acid : Jenis cairan yang tidak berwarna yang bergerak bebas dan dapat mengakibatkan lepuh. Cairan ini sangat tajam dan baunya menusuk. Zat ini dapat menyebabkan seseorang seperti merasa digigit semut. Bertambahnya zat ini dalam peredaran darah akan mengakibatkan pernafasan menjadi cepat. g. Acrolein : Sejenis zat tidak berwarna, seperti Aldehid. Zat ini diperoleh dengan mengambil cairan dari Gliserol dengan metode pengeringan. Zat ini sedikit banyak mengandung kadar Alkohol. Cairan ini sangat menganggu bagi kesehatan. h. Hydrogen Cyanide : Sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah terbakar dan sangat efisien untuk menghalangi pernapasan. i. Cyanide : Salah satu zat yang mengandung racun yang sangat berbahaya. Sedikit saja Cyanide dimasukkan langsung kedalam tubuh dapat mengakibatkan kematian. j. Nitrous Oksida : Sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila terisap dapat menyebabkan hilangnya keseimbangan dan mengakibatkan rasa sakit. k. Formaldehyde : Zat yang banyak digunakan sebagai pengawet dalam Laboratorium (Formalin).

l. Phenol : Merupakan campuran yang terdiri dari kristal yang dihasilkan dari Destilasi beberapa zat Organic seperti kayu dan arang. Phenol terkait dengan Protein dan menghalangi aktivitas Enzim. m. Acetol : Hasil pemanasan Aldehide (sejenis zat berwarna yang tidak bergerak) dan mudah menguap dengan Alkohol. n. Hydrogen Sulfide : Sejenis gas beracun yang mudah terbakar dengan bau yang keras. Zat ini menghalangi Oxidasi Enxym (Zat Bezi yang berisi Pigmen). o. Pyridine : Cairan tidak berwarna dengan bau yang tajam. Zat ini dapat digunakan untuk mengubah sifat Alkohol sebagai pelarut dan pembuluh hama. p. Methyl Chloride : adalah campuran dari zat-zat bervalensi satu dimana Hidrogen dan Karbon merupakan unsurnya yang utama. Zat ini adalah merupakan Compound Organik yang dapat beracun. q. Methanol : Sejenis cairan ringan yang gampang menguap dan mudah terbakar. Meminum atau mengisap Methanol dapat mengakibatkan kebutaan dan bahkan kematian.

2.1.2 Efek Rokok Terhadap Kesehatan Melihat dari kandungan bahan-bahan kimia yang terdapat dalam rokok tersebut, sangat jelas bahwa rokok merupakan bahan yang sangat berbahaya bagi tubuh dan dapat menimbulkan berbagai macam gangguan pada sistem yang ada dalam tubuh manusia. Bahkan WHO mencatat, zat-zat yang diuraikan diatas hanya merupakan sebagian kecil zat yang terkandung dalam setiap batang rokok, yang sebenarnya mengandung 4000 jenis zat kimia beracun, 43 jenis bersifat Karsinogenik (merangsang tumbuhnya Kanker). Zat yang paling berbahaya adalah Tar, Nikotin, Karbon Monoksida.Tar mengandung bahan kimia beracun yang akan merusak Sel Paru-Paru, dan menyebabkan Kanker. Beberapa penyakit yang ditimbulkan akibat merokok antara lain: 10 a. Penyakit Paru. Merokok dapat menyebabkan perubahan Struktur dan Fungsi saluran napas dan Jaringan Paru-Paru.Pada saluran napas besar, Sel Mukosa membesar (Hipertrofi) dan Kelenjar Mukus bertambah banyak (Hiperplasia).Pada saluran napas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya Sel dan
7

Penumpukan lendir. Pada Jaringan Paru-Paru, terjadi peningkatan jumlah Sel radang dan Kerusakan Alveoli. Akibat perubahan Anatomi saluran napas, pada perokok timbul perubahan pada fungsi Paru-Paru dengan segala macam gejala klinisnya.Hal ini menjadi dasar utama terjadinya Penyakit Paru Obstruksi Menahun (PPOM).Bahkan Kanker Paru merupakan jenis penyakit paling banyak yang diderita perokok. b. Penyakit Jantung Koroner. Seperti yang telah diuraikan diatas mengenai zat-zat yang terkandung dalam rorok.Pengaruh utama pada penyakit Jantung terutama disebabkan oleh dua bahan kimia penting yang ada dalam rokok, yakni Nikotin dan Karbon Monoksida. Dimana Nikotin dapat mengganggu Irama Jantung dan menyebabkan sumbatan pada Pembuluh Darah Jantung, sedangkan CO menyebabkan supply Oksigen untuk Jantung berkurang karena berikatan dengan Hb Darah. Hal inilah yang menyebabkan gangguan pada Jantung, termasuk timbulnya penyakit Jantung Koroner. Penyakit jantung merupakan penyakit pembunuh nomor satu di dunia, sekitar 180.000 warga amerika meninggal setiap tahunnya karena penyakit

kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) akibat kebiasaan merokok, sedangkan hasil penelitian lainnya menunjukan bahwa jumlah kematian perokok akibat serangan jantung berkisar 50%-100% lebih besar dari pada non perokok, tergantung usia dan jumlah rokok yang dikonsumsi. c. Impotensi. Nikotin yang beredar melalui darah akan dibawa keseluruh tubuh termasuk Organ reproduksi. Zat ini akan menggangu proses Spermatogenesis sehingga kualitas Sperma menjadi buruk. Sebuah penelitian perihal pengaruh rokok dan impotensi dilakukan oleh Australian Study of Health dan dipublikasikan oleh Tobacco Control, dari British Medical Journal.Hasil penelitian tersebut menyebutkan jika laki-laki yang merokok lebih dari 20 batang dalam seharinya tampaknya akan mengalami impotensi 40 % lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok.

d. Kanker Kulit, Mulut dan Tenggorokan. Tar yang terkandung dalam rokok dapat Mengikis selaput lendir di mulut, Bibir dan kerongkongan. Ampas Tar yang tertimbun merubah sifat Sel-Sel normal menjadi Sel ganas yang menyebakan Kanker. Kanker Mulut dan Bibir ini juga dapat disebabkan karena panas dari asap. Sedangkan untuk Kanker Kerongkongan didapatkan data bahwa pada perokok kemungkinan terjadinya Kanker Kerongkongan dan Usus adalah 5-10 kali lebih banyak dari pada bukan perokok. e. Merusak Otak dan Indera. Sama halnya dengan Jantung, dampak rokok terhadap Otak juga disebabkan karena Penyempitan Pembuluh Darah Otak yang diakibatkan karena efek Nikotin terhadap Pembuluh Darah dan Supply Oksigen yang menurun terhadap Organ termasuk Otak dan Organ Tubuh lainnya. Sehingga sebetulnya Nikotin ini dapat mengganggu seluruh sistem tubuh. f. Gangguan Kehamilan dan Janin. Dari berbagai penelitian medis menyatakan jika wanita hamil yang merokok dipastikan memasukan ribuan gas kimia yang berbahaya ke dalam aliran darahnya, seperti karbon monoksida dan Nikotin.Kemudian aliran darah tadi membawa gas-gas tersebut ke dalam plasenta si bayi.Akibatnya bayi kekurangan jatah aliran oksigen. Pengaruh nikotin menimbulkan kontraksi pada pembuluh darah, akibatnya aliran darah ke janin melalui tali pusar janin akan berkurang sehingga mengurangi kemampuan distribusi zat makanan yang diperlukan oleh janin. Selain itu akibat karbondioksida yang terkandung dalam asap rokok akan mengikat hemoglobin yang mestinya mengikat oksigen untuk disalurkan keseluruh tubuh. Sehingga rokok akan mengganggu distribusi zat makanan serta oksigen ke janin. Ini meningkatkan risiko kelahiran bayi dengan berat badan kurang, yaitu dibawah 2.500 gram. Hal ini terutama ditujukan pada Wanita perokok.Banyak hasil penelitian yang menggungkapkan bahwa Wanita hamil yang merokok meiliki resiko Melahirkan Bayi dengan Berat badan yang rendah, Kecacatan, Keguguran bahkan Bayi meninggal saat dilahirkan.
9

2.2 Faktor faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang merokok, diantaranya adalah : 1. Pendidikan Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut .11 Sebuah penelitian di Amerika Serikat pernah mengonfirmasikan adanya hubungan yang erat antara kebiasaan merokok dan latar pendidikan sang perokok. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dalam laporannya yang bertajuk Morbidity and Mortality Weekly Report yang dipublikasikan tahun 2008 mengatakan perokok dengan pendidikan diploma merupakan yang tertinggi dengan 44%. Sementara itu, perokok yang pernah mengenyam pendidikan 9-11 tahun mempunyai tingkat prevalensi 33,3%, dan perokok yang berlatar pendidikan perguruan tinggi hanya 11,4%. Prevalensi perokok berpendidikan sarjana jauh lebih rendah lagi, yaitu hanya 6,2%. 11 Hal ini menunjukkan betapa pentingnya latar belakang pendidikan untuk benarbenar memahami bahaya merokok bagi kesehatan.Data itu juga menjelaskan adanya

10

kecenderungan di antara perokok dengan latar pendidikan yang rendah untuk mengabaikan kesehatan mereka. 12 2. Status Ekonomi Status sosial ekonomi yang terdiri dari tingkat pekerjaan, pendidikan dan penghasilan juga mempunyai hubungan yang cukup signifikan dengan perilaku merokok.Pada banyak negara berkembang, prevalensi perilaku merokok menjadi lebih besar pada kelompok sosial ekonomi rendah.13 Dalam penelitian lain menemukan bahwa usia yang semakin tua, jenis kelamin pria, tingkat pendidikan orang tua yang semakin rendah, dan ketersediaan uang saku yang cukup banyak pada masa remaja berhubungan secara signifikan dengan perilaku merokok saat ini. Secara lebih spesifik dapat dijelaskan bahwa anak-anak dari ayah yang mengenyam pendidikan lebih tinggi lebih kecil kemungkinannya untuk merokok dibanding anak-anak dari ayah yang hanya mengenyam pendidikan dasar.Ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seorang ayah, semakin jarang anak mereka yang menjadi perokok. Lebih lanjut dapat dijelaskan bahwa status sosial ekonomi, khususnya tingkat pendidikan sang ayah lebih berpengaruh terhadap perilaku remaja dibanding tingkat pendidikan sang ibu. Sementara dari penelitian yang dilakukan terhadap para remaja di Selandia Baru diketahui bahwa perilaku merokok berkorelasi positif dengan jumlah uang saku yang diterima, namun tergantung pada status sosial ekonomi.14 3. Orang Tua DiAmerika Serikat, remaja putri yang orang tuanya perokok lima kali lebih seringmenjadi perokok bila dibandingkan dengan yang orang tuanya tidak merokok.Sekitar 75% pengalaman mengisap rokok pertama para remaja biasanya dilakukanbersama teman-temannya. Kalau seorang remaja tidak ikut-ikutan merokok maka iatakut ditolak oleh kelompoknya, diisolasi dan dikesampingkan. 11 Faktor lingkungan keluarga meliputi struktur keluarga, riwayat, pola hubungan orang tua-anak, pola asuh, dan perilaku merokok orang tua.Struktur keluarga memainkan peran yang cukup signifikan dalam hal ini, misalnya dalam sebuah penelitian terungkap bahwa perceraian orang tua meningkatkan resiko perilaku ini.Di samping struktur keluarga, riwayat keluarga juga memainkan peran yang tidak kalah
11

pentingnya.Keluarga dengan riwayat perilaku kejam, penyia-nyiaan, dan pengabaian berkontribusi terhadap pemakaian dan penyalahgunaan zat pada remaja, termasuk perilaku merokok. Pola interaksi dan hubungan dalam sebuah keluarga merupakan faktor yang juga berkontribusi terhadap perilaku merokok, misalnya dalam keluarga dengan tingkat peraturan dan pengawasan yang lebih ketat akan menurunkan tingkat perilaku merokok secara signifikan. Pola asuh adalah faktor lain yang mempengaruhi perilaku merokok. Secara lebih spesifik dapat dijelaskan bahwa perilaku merokok berhubungan dengan pola asuh permisif dan rendahnya tingkat kelekatan.Selain itu, penelitian-penelitian terdahulu menghasilkan temuan bahwa perilaku merokok orang tua mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perilaku merokok remaja. Conrad, Flay, dan Hill menemukan bahwa 7 dari 13 penelitian yang direview, perilaku merokok orang tua secara signifikan menjadi prediktor munculnya perilaku merokok pada usia remaja.7 4. Teman Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya.Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman- teman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok.Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok.15 Perilaku merokok juga dapat disebabkan oleh pengaruh kelompok sebaya (peer group). Kelompok sebaya seringkali menjadi faktor utama dalam masalah penggunaan zat oleh remaja Selama masa remaja, seorang individu mulai menghabiskan lebih banyak waktu dengan teman sebayanya daripada dengan orang tua.Hal ini berarti bahwa teman sebaya mempunyai peran yang sangat berarti bagi remaja, karena masa tersebut remaja mulai memisahkan diri dari orang tua dan mulai bergabung pada kelompok sebaya.Memiliki teman-teman yang merokok

memprediksi kebiasaan merokok pada seorang individu.Sikap teman sebaya terhadap penggunaan berbagai zat termasuk nikotin dapat mempengaruhi individu untuk menggunakan zat tersebut. Dalam sebuah penelitian longitudinal ditemukan bahwa
12

para pemuda New York yang pernah berhubungan dengan teman sebaya yang merokok atau memakai mariyuana lebih mungkin untuk memakai mariyuana dalam rentang kehidupan mereka 8 5. Iklan Iklan merupakan media promosi yang sangat ampuh dalam membentuk opini publik, dalam hal ini pencitraan terhadap produk rokok. Karena hal itulah parapengusaha rokok rela menghabiskan dana sekitar 2 miliar dollar Amerika per tahununtuk keperluan iklan. Mengingat ampuhnya media iklan ini, dan

mengingatbesarnya biaya yang dikeluarkan maka upaya penanggulangan merokok di suatunegara harus melibatkan penanganan terhadap iklan ini. Iklan yang menyesatkanseperti menghubungkan rokok dengan kejantanan, dunia glamor, olahraga, dansebagainya perlu dikendalikan.4 Para ahli menyatakan bahwa iklan rokok dapatmerangsang seseorang untuk mulai merokok, dapat menghambat perokok yang inginberhenti merokok atau mengurangi rokoknya, dapat merangsang perokok untukmerokok lebih banyak lagi, dan memotivasi perokok untuk memilih merek-merektertentu.Iklan-iklan rokok juga berpengaruh pada anak-anak. Karena besarnyapengaruh iklan rokok ini maka berbagai organisasi kesehatan di dunia telahmengusulkan pembatasan iklan rokok.43 Faktor lainnya yang mempengaruhi seseorang untuk mulai merokok adalah iklan.Kini di berbagai negara Eropa dan Amerika telah banyak dilakukan usahauntuk membatasi iklan rokok, termasuk di majalah khusus para gadis dan remaja. Di Hongkong misalnya, di akhir tahun 1980-an telah diperkenalkan rokok khusus untuk wanita yang menjanjikan emansipasi, kelangsingan dan kecantikan. Suatu ungkapan yang menyesatkan.9 2.3 Kebijakan Pemerintah Terhadap Rokok 2.3.1 Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) Indonesia merupakan salah satu penggagas dan pembahas draft FCTC yang kini telah menjadi hukum internasional, akan tetapi hingga saat ini pemerintahIndonesia belum menandatangani FCTC ini. Padahal sudah ada 192 negara anggota WHO yang menundukkan diri dalam kerangka Konvensi Pengendalian Dampak Tembakau
13

(Framework Convention on Tobacco Control/FCTC) ini dan berkomitmen untuk menjalankan segala cara untuk mengurangi konsumsi rokok di negara mereka. 16

2.3.2 Peraturan Pemerintah (PP) No 81/1999 Tentang Penanggulangan MasalahMerokok Bagi Kesehatan. PP ini memerintahkan agar kandungan tar/nikotin pada rokok dibatasi, maksimum 20 mg untuk tar dan 1,5 mg untuk nikotin. PP ini juga melarang totaliklan rokok (total ban) di media massa elektronik. Tetapi daya patuk PP ini hanya seumur jagung Presiden Gus Dur via PP No 32/2000 dan Presiden Megawati via PPNo 19/2003, telah menggergaji taring PP No 81/1999.37. 17

2.3.3 Peraturan Daerah (Perda) No 2/2005 pasal 13 Dalam peraturan daerah yang telah disahkan tahun 2005 ini terdapat larangan merokok di tempat umum serta kewajiban pengelola gedung menyediakan ruang khusus merokok bagi perokok.Undang-Undang tentang rokok yang ada saat ini bukan bermaksud untuk melarang seseorang merokok, tetapi membatasi agar masyarakat tidak mudah mengkonsumsi rokok dan merokok di sembarang tempat. Isimateri UndangUndang antirokok antara lain pengaturan cukai dan harga rokok yang mahal untuk membatasi penduduk merokok, pelarangan seluruh iklan rokok, pelarangan merokok di kawasaan umum serta pencantuman isi kandungan produkrokok dan peringatan bahaya merokok bagi kesehatan.17

2.4 Perilaku Merokok Para ilmuwan psikologi umumnya sesuai dalam pendapat bahwa pokok persoalan psikologi adalah perilaku, namun tetap terdapat perbedaan yang besar sekali dalam pendapat mereka mengenai hal-hal apa saja tepatnya yang harus dimasukkan ke dalam kategori perilaku tersebut. Dalam pengertian paling luas, perilaku ini mencakup segala sesuatu yang dilakukan atau dialami seseorang. Ide-ide, impian-impian, reaksi-reaksi kelenjar, lari, menggerakkan sesuatu, semuanya itu adalah perilaku. Dengan kata lain, perilaku adalah sebarang respon (reaksi, tanggapan, jawaban, balasan) yang dilakukan oleh suatu organisme. Sedangkan menurut pengertian yang lebih sempit, perilaku hanya mencakup reaksi yang
14

dapat diamati secara umum atau objektif Hampir sama dengan definisi tersebut, Atkinson menyatakan bahwa perilaku adalah aktivitas suatu organisme yang dapat dideteksi. Munculnya perilaku dari organisme ini dipengaruhi oleh faktor stimulus yang diterima, baik stimulus internal maupun stimulus eksternal. 2 Seperti halnya perilaku lain, perilaku merokok pun muncul karena adanya faktor internal (faktor biologis dan faktor psikologis, seperti perilaku merokok dilakukan untuk mengurangi stres) dan faktor eksternal (faktor lingkungan sosial, seperti terpengaruh oleh teman sebaya).Perilaku merokok adalah aktivitas menghisap atau menghirup asap rokok dengan menggunakan pipa atau rokok. Perilaku merokok disebut sebagai suatu kebiasaan atau ketagihan, tetapi dewasa ini merokok disebut sebagai tobacco dependency atau

ketergantungan tembakau. Tobacco dependency sendiri dapat didefinisikan sebagai perlaku penggunaan tembakau yang menetap, biasanya lebih dari setengah bungkus rokok per hari, dengan adanya tambahan distres yang disebabkan oleh kebutuhan akan tembakau secara berulang-ulang. Perilaku merokok dapat juga didefinisikan sebagai aktivitas subjek yang berhubungan dengan perilaku merokoknya, yang diukur melalui intensitas merokok, waktu merokok, dan fungsi merokok dalam kehidupan sehari-hari. 2

2.5 Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra pengihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Perubahan perilaku subjek terhadap rokok dimulai dari subjek mengenal dan mengetahui rokok terlebih dahulu (awareness), selanjutnya subjek mulai tertarik terhadap rokok (interest), setelah itu subjek mulai menimbang-nimbang keuntungan dan kerugian rokok terhadap dirinya (evaluation), kemudian subjek mulai mencoba berperilaku merokok (trial), dan akhirnya subjek telah berperilaku baru berupa merokok yang telah disesuaikan dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap rokok (adoption).
15

Pengetahuan yang tercakup dalam dominan kognitif menurut mempunyai 6 tingkatan, yaitu : 18 a. Tahu (know) b. Memahami (comprehension) c. Aplikasi (application) d. Analisis (analysis) e. Sintesis (synthesis) f. Evaluasi (evaluation) g. Pada tingkat pengetahuan , tahu (know) adalah tingkat pengetahuan yang paling rendah, di sini subjek mengetahui apa iitu rokok dan rokok telah dikenal dan dipelajari sebekumnya. Subjek akan menyebutkan, menguraikan atau

mendefinisikan secara benar apa yang dimaksud dengan rokok, misalnya : seseorang mengetahui apa itu rokok, jenis jenis rokok yang ada dijual, ataupun menjelaskan rokok itu dari sudut pandangnya. Memahami (comprehension) merupakan tingkat yang lebih tinggi dari tahu, di sini subjek memiliki kemampuan untuk menjelaskan dan menginterpretasikan rokok secara benar. Aplikasi (application), di sini subjek mampu menggunakan pengetahuannya akan rokok dalam kondisi atau situasi yang sesungguhnya, misalnya : seseorang yang telah mengeri bahaya asap rokok, dia akan keluar dari ruangan yang penuh dengan asap rokok tersebut guna menjaga kesehatannya. Pada tingkat analisis (analysis), subjek memiliki kemampuan untuk menjabarkan rokok lebih spesifik. Pada tahap ini subjek mulai menganalisis efek-efek dari asap rokok terhadap kesehatan maupun keuntungan dan kerugian dari asap rokok. Sedangkan pada tingkat sintesis (synthesis), subjek mulai menghubungkan efek-efek dari asap rokok, kandungan di dalam rokok dengan timbulnya penyakit, misalnya : kanker, penyakit jantung maupun PPOK. Akhirnya pada tingkat evaluasi (evaluation), subjek membuat keputusan berdasarkan tahapan pengetahuan terhadap rokok, di mana subjek akan menanggapi rokok secara positif maupun negatif.

16

2.6 Sikap Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.Dari batasan-batasan di atas dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditefsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Menurut Newcomb, salah seorang psikologis sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.19 Menurut Allport (1954) menelaskan bahwa sikap mempunyai 3 komponen pokok : 19 a. Kepecayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek. b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave). Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude).Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting. Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu : menerima (receiving), merespon (responding), menghargai (valuing), bertanggung jawab (responsible) (18) Sikap dimulai dari subjek mau dan memerhatikan rokok sebagai stimulus yang diberikan, kemudian subjek akan merespon rokok, biasanya subjek mulai berbagi pendapat atau berdiskusi akan rokok terhadap orang disekitarnya. Akhirnya subjek akan membuat pilihannya terhadap rokok dengan segala risiko.20

17

2.7 Kerangka Teori

Zat zat berbahaya dalam rokok: Nikotin Tar Co Pb Amoniak HCN Nitrous oxyde Fenol

Efek terhadap Kesehatan: Kanker Paru PPOK Penyakit jantung Stroke Impotensi Gangguan Janin

Pengetahuan tentang bahaya rokok

Karakteristik: Aspek Pendidikan Aspek ekonomi Sikap tentang rokok

Aspek sosial Keluarga Teman Lingkungan Iklan

Perilaku merokok

Kebijakan pemerintah terhadap rokok

18

BAB III KERANGKA KONSEP, VARIABEL PENELITIAN DAN DEFENISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Pendidikan Pendapatan

Pengetahuan tentang Rokok

Sikap tentang Rokok

Perilaku merokok

3.2 Variabel Penelitian 1. Variabel bebas/Independen Pendapatan, Tingkat Pendidikan, Pengetahuan tentang rokok, Sikap tentang rokok 2. Variabel tergantung/Dependen Perilaku merokok

19

3.3 Definisi operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional N o Skala Ukur

Variabel

Definisi

Alat ukur

Cara ukur

Hasil Ukur

Referensi http://www.colora

1.

Pendapatan

2.

Tingkat Pendidikan

Kedudukan, tingkat sosial ekonomi seseorang dilihat dari segi pekerjaan atau jabatan, dan keadaan Kuesioner ekonomidalam suatu kelompok serta masyarakat yang membedakan dengan orang lain Perkembangan pendidikan dari sangat dasar hingga pengalaman belajar yang lebih rumit, merangkul Kuesioner semua bidang dan kelompok program yang mungkin terjadi pada tahap tertentu dari perkembangan tersebut

do.edu/ibs/pubs.p df

Wawancara

1. < 500.000 2. 500.001 1.000.000 3. 1.000.001 2.000.000 4. >2.000.000

Ordinal

1. Handbook of Household Surveys, Revised Edition, Studiesin Methods Wawancara 1. Rendah 2. Tinggi Ordinal 2. Handbook of Survei Rumah Tangga

20

http://www.cnu.e Pengetahuan terhadap rokok Hasil dari tahu, yang terjadi setelah terjadi Kuesioner penginderaaan terhadap rokok du/resources.html Wawancara 1. Tinggi 2. Rendah Nominal

3.

http://www.cleosc Reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap rokok holars.com/index. Kuesioner Wawancara 1. Positif 2. Negatif Nominal cfm.page.view .

4.

Sikap

5.

Perilaku Merokok

Reaksi, tanggapan, jawaban, balasan yang dilakukan oleh sesorang terhadap rokok

Kuesioner

Wawancara

1. Merokok 2. Tidak Merokok

Nominal

http://www.hru.ut s.edu.au/docs/ma nual/

21

BAB IV METODE PENELITIAN


4.1 Desain Penelitian Rancangan penelitian ini adalah survei analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional yaitu data yang dikumpulkan sesaat atau data yang diperoleh pada saat melakukan penelitian. Hal ini bermaksud mencari hubungan antara satu keadaan dengan keadaan yang lain yang terdapat dalam populasi yang sama. Pendekatan tersebut berarti penelitian itu dilakukan pada suatu saat tertentu dan tidak diikuti lebih lanjut.

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kecamatan Mampang pada tanggal 23 Juli 2012 3Agustus 2012.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh laki-laki berusia di atas 15 tahun yang berkunjung mulai tanggal 23 Juli 2012 hingga 3 Agustus 2012 di ke Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan

4.3.2 Sampel Besar sampel minimal dalam penelitian ini sesuai dengan rumus berikut ini untukpopulasi infinit:

n0 = z2 x p x q d2

n0 = 1,962 x x (1-) (0,05)2

n0 =

22

Keterangan n0 : Besar sampel optimal yang dibutuhkan z : Pada tingkat kemaknaan 95% besarnya 1,96 p : Prevalensi / proporsi kelompok yang merokok yang berusia diatas 15 tahun q : Prevalensi / proporsi yang tidak merokok (1-p) d : Akurasi dari ketepatan pengukuran, untuk p = > 10 % adalah 0,05

Rumus populasi finit:

n = __n0_ 1+ (n0/N)

n = _...__ 1+ (/.) n=

Keterangan n : Besar sampel yang dibutuhkan untuk populasi yang finit n0 : Besar sampel dari populasi infinit N : Besar populasi finit (jumlah laki-laki yang berusia di atas 15 tahun yang berkunjung ke Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan yaitu 200 orang) Berdasarkan data riskesdas 2007 prevalensi merokok usia 15 tahun ke atas adalah sebesar 34,2%.

23

Rumus populasi infinit:

n0 = z2 x p x q d2

n0 = (1,96)2 x 0,342 x0,658 (0,05)2

n0 = 345,8
Rumus populasi finit:

n = __n0_ 1+ (n0/N)

n=

345,8_ 1+ (345,8/200)

n 127
Dari populasi terjangkau yang berjumlah 200 pasien, maka besarnya sampel minimal yang dibutuhkan adalah sebesar 127 orang.

4.4 Teknik Sampling Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian laki-laki yang berusia di atas 15 tahun di Kecamatan Mampang Prapatan yang memenuhi kriteria inklusi penelitian. Pengambilan sampel menggunakanmetode consecutive sampling.

4.5 Inklusi dan Eksklusi Kriteria Inklusi : 1. Laki-laki berusia di atas 15 tahun yang berkunjung ke Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan. 2. Bersedia menjadi responden pada saat pengambilan sampel. 3. Mampu berkomunikasi dengan baik (tidak dalam keadaan sakit).

24

Kriteria Eksklusi : 1. Laki-laki yang sedang mengalami gangguan jiwa dan mental 2. Laki-laki yang tidak kooperatif

4.6 Instrumen Penelitian Kuesioner yang terdiri dari 5 bagian pertanyaan dengan total 18 pertanyaan. Pertanyaan meliputi identitas, pendapatan, tingkat pendidikan, pengetahuan tentang rokok, sikap tentang rokok dan perilaku merokok.

25

4.7 Alur Pelaksanaan Penelitian dan Pengambilan Data

Proposal disetujui

Peneliti turun ke lapangan

Peneliti mendapatkan data yaitu populasi terjangkau berjumlah 200 orang dari Puskesmas Kecamatan Mampang

Mengumpulkan sampel

Peneliti melakukan wawancara berdasarkan panduan kuesioner yang ada

Peneliti mengumpulkan data

Peneliti mengolah data dalam bentuk tabular dengan menggunakan Microsoft Word 2007, SPSS Statistics 17.0

Penyajian data dalam bentuk presentasi

Gambar 1. Alur Pelaksanaan Penelitian

Data Primer Data yang diperoleh dengan cara langsung yaitu berupa wawancara dengan menggunakan alat bantu berupa kuesioner yang telah diujicoba kepada laki-laki yang berusia di atas 15 tahun di Kecamatan Mampang Prapatan. Daftar pertanyaan yang digunakan adalah pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan variabel yang diteliti.

26

Data Sekunder Data yang didapatkan dari Puskesmas, Survei Sosial Ekonomi (Susenas) Tahun 1995, 2001, 2004 dan Riskesdas 2007. Data Tersier Data yang diperoleh dari buku teks, atau karya ilmiah berupa data yang berhubungan dengan perilaku merokok.

4.8 Rencana Pengolahan dan Analisa Data 4.8.1 Data Entri Data yang telah berhasil diperoleh diolah secara elektronik setelah melalui proses penyuntingan, pemindahan data ke komputer dan tabulasi. Data yang terkumpul dari hasil kuesioner diolah, dianalisis, dengan menggunakan program computer. 4.8.2 Analisis Data Analisis Univariat Dilakukan secara deskriptif masing-masing variabel dengan analisis pada distribusi frekuensi. Analisis Bivariat Untuk menganalisa tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok digunakan uji Chi-square dengan tingkat kemaknaan sebesar p<0,05. Semua analisa dilakukan dengan menggunakan program komputer.

4.9 Penyajian Data Data yang diperoleh dari penelitian ini akan disajikan dalam bentuk : 1. Tekstular, dimana hasil penelitian disajikan dalam bentuk kalimat. 2. Tabular, dimana hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel. 3. Grafikal, dimana hasil penelitian disajikan dalam bentuk grafik.

27

BAB V HASIL PENELITIAN

5.1 Hasil Univariat 5.1.1 Pendapatan Tabel 1. Tabel Frekuensi Pendapatan Responden Pendapatan < 500.000 500.001-1.000.000 1.000.001-2.000.000 >2.000.000 Total n 12 27 49 39 127 (%) 9,4 21.3 38.6 30.7 100

Berdasarkan tabel 1. dapat diketahui bahwa responden yang memiliki pendapatan kurang dari Rp 500.000,- sebanyak 12 orang (9,4%), responden yang memiliki pendapatan Rp 500.001,- sampai dengan Rp 1.000.000,- sebanyak 27 orang (21,3%), responden yang memiliki pendapatan Rp 1.000.001 sampai dengan Rp 2.000.000,- sebanyak 49 orang (38,6%) dan responden yang memiliki pendapatan lebih dari Rp 2.000.000,- sebanyak 39 orang (30,7%)

5.1.2 Pendidikan Tabel 2.Tabel Frekuensi Pendidikan Responden Pendidikan Rendah Tinggi Total n 23 104 127 (%) 18.1 81.9 100
28

Berdasarkan tabel 2. responden yang berpendidikan rendah yaitu tidak bersekolah, SD/Tamat SD dan SMP /Tamat SMP sebanyak 23 orang (18,1 %), responden, dan responden yang berpendidikan tinggi yaitu SMA/Tamat SMA, Diploma, dan Sarjana sebanyak 104 orang (81,9 %). 5.1.3 Pengetahuan Tabel 3. Tabel Frekuensi Pengetahuan Responden Pengetahuan Rendah Tinggi Total n 22 105 127 (%) 17.3 82.7 100

Berdasarkan tabel 3. sebagian besar responden yaitu 105 orang (82,7%) memiliki pengetahuan yang baik mengenai rokok, dimana mereka dapat menjawab lebih dari sam dengan 60% pertanyaan yang diberikan, sedangkan sisanya 22 orang (17,3%) sisanya kurang memiliki pengetahuan mengenai rokok, dimana mereka hanya dapat menjawab kurang dari 60% pertanyaan yang diberikan.

5.1.4 Sikap Tabel 4.Tabel Frekuensi Sikap Responden Sikap Positif Negatif Total n 111 16 127 (%) 87.4 12.6 100

Berdasarkan tabel 4 sebagian besar responden yaitu 111 orang (87,4%) memilki sikap positif dimana mereka memiliki respon yang baik terhadap rokok lebih dari sama dengan
29

62,5% pertanyaan yang diberikan, sedangkan sisanya 16 orang (12,6%) memilki sikap positif dimana mereka memiliki respon yang kurang baik terhadap rokok kurang dari 62,5% pertanyaan yang diberikan.

5.1.5 Perilaku Tabel 5.Tabel Frekuensi Perilaku Responden Perilaku Tidak Merokok Merokok Total n 65 62 127 (%) 51.2 48.8 100

Berdasarkan tabel 5.didapatkan 65 orang (51,2%) responden yang tidak merokok, sedangkan 62 orang (48,8%) sisanya yang merokok.

30

5.2 Hasil Bivariat 5.2.1 Hubungan Antara Pendapatan dan Perilaku Merokok Tabel 6.Tabel Frekuensi Hubungan Antara Pendapatan dan Perilaku Merokok Pendapatan Tidak Merokok 0-500.000 7 10.8% 500.001-1.000.000 17 16.2% 1.000.001-2.000.000 19 29.2% >2.000.000 22 33.8% Total 65 100% Perilaku P Merokok 5 8.1% 10 16.1% 30 48.4% 17 27.4% 62 100% Total 12 9.4% 27 21.3% 49 38.6% 39 30.7% 127 100.0% 0.158

Berdasarkan tabel 6. responden yang memiliki pendapatan kurang dari Rp. 500.000 adalah sebesar 12 orang (9,4) % , yang terdiri dari 7 orang (10.8%) berperilaku tidak merokok dan 5 orang (8,1%) berperilaku merokok. Responden yang memiliki pendapatan Rp 500.001,- sampai dengan Rp 1.000.000,- adalah sebanyak 27 orang (21,3%) yang terdiri dari 17 orang (26.2%) berperilaku tidak merokok dan 10 orang (16.1%)

berperilaku merokok. Responden yang memiliki pendapatan antara Rp. 1.000.001 hingga Rp. 2.000.000,- adalah sebanyak 49 orang (38,6)%) yang terdiri dari 19 orang (29.2%) memiliki perilaku tidak merokok dan 30 orang (48.4%) berperilaku merokok.

Responden yang memiliki pendapatan lebih dari Rp 2.000.000,- yaitu sebesar 39 orang
31

(30,7%) yang terdiri dari 22 orang (33,8%) memiliki perilaku tidak merokok dan 17 orang (27,4%) berperilaku merokok . 5.2.2 Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dan Perilaku Merokok Tabel 7.Tabel Frekuensi Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dan Perilaku Merokok Pendidikan Tidak Merokok Rendah 10 43,5% Tinggi 55 52,9% Total 65 51.2% Perilaku p Merokok 13 56,5% 49 47,1% 62 48.8% Total 23 100% 104 100% 127 100.0% 0.414

Berdasarkan tabel7.terdapat 104 orang (81,9 %)

dari total 127 orang responden

memiliki pendidikan tinggi yaitu SMA/Tamat SMA, Diploma, dan Sarjana yang terdiri dari 104 orang (81,9 %), dimana responden yang memiliki perilaku tidak merokok sebanyak 55 orang (52,9 %) dan 49 orang (47,1 %) berperilaku merokok. Sedangkan responden yang memiliki tingkat pendidikan rendah yaitu tidak bersekolah, SD/Tamat SD , SMP/Tamat SMP adalah sebanyak 23 orang (18,1 %) dari 127 orang total responden terdiri dari 10 orang (43,5 %) memiliki perilaku tidak merokok dan 13 orang (56,5 %) berperilaku merokok.

32

5.2.3 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Rokok dan Perilaku Merokok Tabel 8. Tabel Frekuensi Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Rokok dan Perilaku Merokok Perilaku Pengetahuan Tidak Merokok 10 15,4% Tinggi 55 84,6% Total 65 100% p Merokok 12 19,4% 50 80,6% 62 100% Total 22 17,3% 105 82,7% 127 100.0% 0.555

Rendah

Berdasarkan tabel 8. responden yang memiliki pengetahuan tinggi sebesar 105 orang (82,7%) responden, yang terdiri dari 55 orang (84,6%) berperilaku tidak merokok, dan 50 orang (80,6%) responden yang berperilaku merokok. Sedangkan responden yang memiliki pengetahuan rendah adalah sebanyak 22 orang (17,3%) responden, yang terdiri dari 10 orang (15,4%) berperilaku tidak merokok, dan 12 orang (19,4%) responden yang berperilaku merokok.

33

5.2.4 Hubungan Antara Sikap Tentang Rokok dan Perilaku Merokok Tabel 9. Tabel Frekuensi Hubungan Antara Sikap Terhadap Rokok dan Perilaku Merokok Perilaku Tidak Merokok Positif 61 93,8% Negatif 4 6,2% Total 65 100% p Merokok 50 80,6% 12 19,4% 62 100% Total 111 87,4% 16 12,6% 127 100.0% 0.025

Berdasarkan tabel 9. sebanyak 111 orang (87,4%) yang terdiri dari 61 orang (93,8%) yang memiliki perilaku tidak merokok dan 50 orang (80,6%) responden yang berperilaku merokok, memilki sikap positif dimana mereka memiliki respon yang baik terhadap rokok lebih dari sama dengan 62,5% pertanyaan yang diberikan, sedangkan sisanya 16 orang (12,6%) dari jumlah total, yang terdiri dari 4 orang (6,2%) yang memiliki perilaku tidak merokok dan 12 orang (19,4%) responden yang berperilaku merokok memilki sikap positif dimana mereka memiliki respon yang kurang baik terhadap rokok kurang dari 62,5% pertanyaan yang diberikan.

34

BAB VI PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian terhadap 127 orang, Dimana responden yang ikut serta dalam penelitian merupakan laki-laki berusia di atas 15 tahun yang berkunjung mulai tanggal 23 juli 2012 hingga 10 Agustus 2012 di ke Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan, didapatkan bahwa jumlah responden yang ditinjau dari hasil pendapatan, responden terbanyak yang

memiliki pendapatan lebih dari Rp 2.000.000,- yaitu sebesar 39 orang (30,7%) yang terdiri dari 22 orang (33,8%) memiliki perilaku tidak merokok dan 17 orang (27,4%) berperilaku merokok . Responden yang memiliki pendapatan antara Rp. 1.000.001 hingga Rp. 2.000.000,- adalah sebanyak 49 orang (38,6)%) yang terdiri dari 19 orang (29.2%) memiliki perilaku tidak

merokok dan 30 orang (48.4%) berperilaku merokok. Responden yang memiliki pendapatan Rp 500.001,- sampai dengan Rp 1.000.000,- adalah sebanyak 27 orang (21,3%) yang terdiri dari 17 orang (26.2%) berperilaku tidak merokok dan 10 orang (16.1%) berperilaku merokok.

Sedangkan hanya sedikit responden yaitu sebanyak 12 orang (9,4) % responden yang memiliki pendapatan kurang dari Rp 500.000 yang terdiri dari 7 orang (10.8%) berperilaku tidak merokok dan 5 orang (8,1%) berperilaku merokok . Sehingga dapat dikatakan bahwa mayoritas responden yang terdiri dari laki-laki yang berusia di atas 15 tahun yang berkunjung ke Puskesmas

Kecamatan Mampang Prapatan memiliki pendapatan Rp 1.000.001 sampai dengan Rp 2.000.000,- yaitu sebanyak 49 orang (38,6%)responden yang terdiri dari 19 orang (29.2%) memiliki perilaku tidak merokok dan 30 orang (48.4%) berperilaku merokok. Dari hasi penelitian ini, terdapat 104 orang (81,9 %) dari total 127 orang responden memiliki pendidikan tinggi yaitu SMA/Tamat SMA, Diploma, dan Sarjana yang terdiri dari 104 orang (81,9 %), dimana responden yang memiliki perilaku tidak merokok sebanyak 55 orang (52,9 %) dan 49 orang (47,1 %) berperilaku merokok. Sedangkan responden yang memiliki tingkat pendidikan rendah yaitu tidak bersekolah, SD/Tamat SD , SMP/Tamat SMP adalah sebanyak 23 orang (18,1 %) dari 127 orang total responden terdiri dari 10 orang (43,5 %) memiliki perilaku tidak merokok dan 13 orang (56,5 %) berperilaku merokok. Sehingga dapat dikatakan mayoritas laki-laki berusia di atas 15 tahun yang berkunjung ke Puskesmas
35

Kecamatan Mampang Prapatan memiliki pendidikan yang tinggi, dimana responden yang memiliki perilaku tidak merokok sebanyak 55 orang (52,9 %) dan 49 orang (47,1 %) berperilaku merokok. Dari penelitian ini ditinjau dari tingkat pengetahuan, sebagian besar responden yaitu 105 orang (82,7%) dari total yang terdiri dari 55 orang (84,6%) berperilaku tidak merokok, dan 50 orang (80,6%) responden yang berperilaku merokok, memiliki pengetahuan yang baik mengenai rokok. Mereka dapat menjawab lebih dari sama dengan 60% pertanyaan yang diberikan dimana hal tersebut merupakan dalam kriteria pengetahuan tinggi. sedangkan sisanya 22 orang (17,3%) sisanya yang terdiri dari 10 orang (15,4%) berperilaku tidak merokok, dan 12 orang (19,4%) responden yang berperilaku merokok, kurang memiliki pengetahuan mengenai rokok, dimana mereka hanya dapat menjawab kurang dari 60% pertanyaan yang diberikan dan termasuk dalam kriterian pengetahuan rendah. Sehingga dapat dikatakan bahwa mayoritas laki-laki berusia di atas 15 tahun yang berkunjung ke Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan memiliki

pengetahuan yang tinggi, dimana antara jumlah pasien berperilaku tidak merokok yaitu 55 orang dan perilaku merokok yaitu 50 orang memiliki nilai selisih hasil yang tidak terlalu beda jauh. Dari penelitian ini ditinjau dari sikap yang dibagi menjadi respon positif dan respon negatif , sebagian besar responden yaitu 111 orang (87,4%) yang terdiri dari 61 orang (93,8%) yang memiliki perilaku tidak merokok dan 50 orang (80,6%) responden yang berperilaku merokok, memilki sikap positif dimana mereka memiliki respon yang baik terhadap rokok lebih dari sama dengan 62,5% pertanyaan yang diberikan, sedangkan sisanya 16 orang (12,6%) dari jumlah total, yang terdiri dari 4 orang (6,2%) yang memiliki perilaku tidak merokok dan 12 orang (19,4%) responden yang berperilaku merokok memilki sikap positif dimana mereka memiliki respon yang kurang baik terhadap rokok kurang dari 62,5% pertanyaan yang diberikan. Sehingga dapat dikatakan bahwa mayoritas laki-laki berusia di atas 15 tahun yang berkunjung ke Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan sebanyak 111 orang (87,4%) responden yang terdiri dari dari 61 orang (93,8%) yang memiliki perilaku tidak merokok dan 50 orang (80,6%) responden yang berperilaku merokok,mempunyai sikap positif terhadap perilaku merokok. Dari hasil penelitian terhadap seluruh 127 orang dari jumlah total responden yang

berpartisipasi, didapatkan bahwa mayoritas laki-laki berusia di atas 15 tahun yang berkunjung ke Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan yang ikut berpartisipasi menjadi responden
36

sebanyak 65 orang (51,2%) responden berperilaku tidak merokok, sedangkan 62 orang (48,8%) sisanya berperilaku merokok. Dari hasil penelitian ini tidak didapatkan hubungan antara pendapatan dengan perilaku merokok, pada laki-laki berusia di atas 15 tahun di Kecamatan Mampang Prapatan, karena dengan uji chi-square didapatkan p > 0,05(p=0,158) yang menunjukkan hipotesa nol diterima, maka tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah pendapatan dengan perilaku merokok. Ketidaksesuaian ini mungkin bisa disebabkan jumlah tingkat pendapatan atau status ekonomi responden yang berperilaku tidak merokok maupun merokok tidak beda jauh dan hampir sama apabila ditinjau dari tingkat pendapatan masing-masing responden yang ikut berpartisipasi dalam penelitian ini. Sehingga, tidak ada hubungan yang bermakna dan signifikan antara status ekonomi atau pendapatan dengan perilaku merokok pada laki-lai berusia di atas 15 tahun yang berkunjung di puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan.Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2007) bahwa ada hubungan antara penghasilan dengan perilaku merokok responden. Menurut Handayani hal ini sangat masuk akal karena merokok adalah kegiatan yang memerlukan dana dan karena sebagian besar responden menjadikan dana sebagai alasan untuk merokok atau tidak merokok selain karena alasan kesehatan dan keluarga/anak. Dari hasil penelitian ini tidak didapatkan hubungan antara pengetahuan terhadap rokok dengan perilaku merokok, pada laki-laki berusia di atas 15 tahun di Kecamatan Mampang Prapatan, karena dengan uji chi-square didapatkan p > 0,05(p=0,555) yang menunjukkan hipotesa nol diterima, maka tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan den perilaku merokok. Ketidaksesuaian ini bisa disebabkan mungkin karena sebagian responden yang datang mayoritas berpendidikan tinggi, antara yang berperilaku merokok dan tidak merokok tidak beda jauh, mengingat bahaya rokok yang akibatnya tidak langsung atau tidak secara nyata terjadi. Misalnya, melihat orang merokok menjadi kurang/tidak sehat dan orang yang tidak/berhenti merokok menjadi lebih sehat. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2007) Dari hasil penelitian ini tidak didapatkan hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku merokok pada laki-laki berusia di atas 15 tahun di Kecamatan Mampang Prapatan, karena dengan uji chi-square didapatkan p > 0,05(p=0.414)yang menunjukkan hipotesa nol
37

diterima, maka tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan perilaku merokok. Ketidaksesuaian ini bias disebabkan mungkin karena pendidikan yang dihubungkan dengan praktek merupakan pendidikan umum, bukan pendidikan yang spesifik mengenai kesehatan. Misalnya pendidikan tentang bahaya rokok.Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2007) Dari hasil penelitian ini didapatkan hubungan antara sikap dan perilaku merokok pada laki-laki berusia di atas 15 tahun di Kecamatan Mampang Prapatan, karena dengan uji chi-square didapatkan p < 0,05(p=0,025) yang menunjukkan hipotesa nol ditolak, maka terdapat hubungan yang bermakna antara sikap dan perilaku merokok. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2007).

38

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan 1. Tidak ada hubungan bermakna antara pendapatan dengan perilaku merokok 2. Tidak ada hubungan bermakna antara tingkat pendidikan dengan perilaku merokok 3. Tidak ada hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan tentang rokok dengan perilaku merokok 4. Ada hubungan bermakna antara sikap terhadap rokok dengan perilaku merokok

7.2 Saran Untuk menurunkan angka kejadian di masyarakat terhadap perilaku merokok dan meningkatkan kesadaran terhadap bahaya dari rokok, disarankan untuk : 1. Bagi puskesmas, agar lebih meningkatkan dan mendukung pelaksanakan program pemerintah dalam menurunkan jumlah angka perokok. meningkatnya perilaku merokok. 2. Mensosialisasikan dan memberikan edukasi mengenai bahaya dan efek samping yang ditimbulkan dari perilaku merokok kepada masyarakat yang berkunjung ke puskesmas mampang dan masyakat yang berada dilingkungan setempat.

39

DAFTAR PUSTAKA

1. Smoking definition. 2010 Available at http://www.medicalnewstoday.com?articles/105666.phpAccesed on July 15 th 2012 2. Smoking behaviour. 2009. Available at http://www.hru.uts.edu.au/docs/manual/. Accesed on July 15 th 2012 3. Smoking behaviour. 2008. Available at http://www.oeaw.ac.at/vid/WP201 . Accesed on July 16 th 2012 4. Smoking behaviour. 2010. Available at http://dh.gov.uk/en/publicationstatistics/DH4085 . Accesed on July 16 th 2012 5. Smoking behaviour. 2011. Available at http://ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/ Accesed on July 16 th 2012 6. Prevalensi perokok. 2009. Accesed on July 17 th 2012 7. Smoking behaviour. 2011. Available at http://fampra.oxfordjournals.org/627.fullpdf Accesed on July 17 th 2012 8. Smoking behaviour. 2009. Available at http://www.cdc.gov/mmwr/preview/53002.html . Accesed on July 18 th 2012 9. Cigarette. Available at http://www.medterms.com/script/main/art.132 . Accesed on July 18 th 2012 10. Agusti AGN, Nouguera A, Sauleda J, Sala E. Systemic Effects of Cigarette. 2009, 21: 347-360 11. Smoking and education level. 2010. Available at http://www.cdc.gov/adultsmoking/index.html Accesed on July 20 th 2012 12. Smoking and education level. 2009. Available at http://www.bmj.com/content/fullpdf. Accesed on July 20 th 2012 13. Smoking and economics level. 2008. Available at http://www.colorado.edu/ibs/pubs.pdf . Accesed on July 24 th 2012 14. Smoking and economics level. 2007. Available at http://www.idph.state.il.us/pubs . Accesed on July 24 th 2012 Available at http://www.riskesdas.litbang.depkes.go.id

40

15. Smoking behaviour. 2011. Available at http://www.cancercouncil.au/smoking/tobacco . Accesed on July 25 th 2012 16. FCTC. 2012. Available at http://www.who.int/fctc . Accesed on July 27 th 2012 17. Peraturan mengenai rokok. 2010. Available at http://www.searo.who.int/linkfiles . Accesed on July 28th 2012 18. Knowledge. 2007. Available at http://www.cnu.edu/resources.html . Accesed on July 30th 2012 19. Smoking attitude. 2009. Available at http://www.cleoscholars.com/index.cfm.page.view . Accesed on July 30 th 2012 20. Smoking attitude. 2007. Available at http://www.psasir.upm.edu.my/6313 Accesed on July 30th 2012 21. Handbook of Household Surveys, Revised Edition, Studies in Methods, Series F, No. 31, United Nations, New York, 1999, para. Handbook of Survei Rumah Tangga, Edisi Revisi, Studi di Metode, Seri F, No 31, United Nations, New York, 2000

41

LAMPIRAN 1 ORGANISASI PENELITIAN

Pembimbing dari Kedokteran Universitas Trisakti dr. Oktavianus Ch.S, M.Kes Pembimbing Puskesmas Kecamatan Mampang dr. Citra Rajmi Cara Penyusun dan Pelaksana Penelitian Eugenius Ria Novitasari Karlina Isabella Septia Hapsari ( 030.04.071 ) ( 030.05.189 ) ( 030.07.132 ) ( 030.07.237 )

42

LAMPIRAN 2 ALUR PELAKSANAAN PENELITIAN

Proposal disetujui

Peneliti turun ke lapangan

Peneliti mendapatkan data yaitu populasi terjangkau berjumlah 200 orangdari Puskesmas Kecamatan Mampang

Mengumpulkan sampel

Peneliti melakukan wawancara berdasarkan panduan kuesioner yang ada

Peneliti mengumpulkan data

Peneliti mengolah data dalam bentuk tabular dengan menggunakan Microsoft Word 2007, SPSS Statistics 17.0

Penyajian data dalam bentuk presentasi

43

LAMPIRAN 3 JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

Tahapan Kegiatan A Perencanaan 1 Orientasi dan Identifikasi Masalah 2 Pemilihan Topik 3 Penelurusan kepustakaan 4 Pembuatan Proposal 5 Konsultasi dengan pembimbing 6 Pembuatan questionnaire 7 Presentasi Proposal B Pelaksanaan 1 Uji coba kuesioner 2 Pengumpulan data dan Survey 3 Pengolahan data 4 Analisis data 5 Konsultasi dengan Pembimbing C Pelaporan Hasil 1 Penulisan laporan sementara 2 Diskusi 3 Presentasi hasil laporan sementara 4 Revisi Presentasi Hasil akhir 5 (puskesmas dan trisakti) 6 Penulisan laporan akhir

Waktu Dalam Minggu 1 2 3 4 5 6 7 8 9

44

LAMPIRAN 4 PERKIRAAN BIAYA PENELITIAN 1. Bahan-bahan Kertas A4 1 Rim + Tinta Tinta printer 2. Fotokopi dan penjilidan 3. Transportasi 4. Dana tak terduga 5. CD Jumlah Rp. 50.000,Rp. 100.000,Rp. 100.000,Rp. 100.000,Rp. 50.000,Rp. 15.000,Rp. 415.000,-

45

LAMPIRAN 5 Kuesioner

INFORM CONSENT PERSETUJUAN UNTUK MENJADI RESPONDEN

Assalamualaikum Wr.Wb Saat ini kami sedang melakukan penelitian mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Pada Usia di atas 15 Tahun di Kecamatan Mampang Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuifaktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok tersebut . Kuesioner yang sedang Anda pegang ini adalah alat bantuuntuk mendapatkan data tentang perilaku merokok dan faktor-faktor yangberkaitan dengan hal tersebut. Pada penelitian ini setiap responden akan diberikan beberapa pertanyaan (kuisioner) yang harus dijawab dengan baik. Semua informasi yang diberikan akan dijamin kerahasiaannya dan perlu dipahami bahwa keikutertaan anda dalam program ini dilakukan secara sukarela. \ Saya mengerti dan memahami penjelasan tentang tujuan penelitian ini dan secara sukarela bersedia ikut serta dalam program ini Tanggal Umur : :

Tanda tangan :

Terima kasih atas kesediaan anda mengkuti penelitian ini.


46

Kuesioner

A. Identitas Nama Tempat/ tanggal lahir Alamat Rumah No. Telp B. Status Ekonomi Lingkari jawaban yang anda anggap benar 1. Berapa pendapatan rata-rata Anda per bulan? a. Kurang dari Rp 500.000 b. Antara Rp 500.001 Rp 1.000.000 c. Antara Rp 1.000.001 Rp 2.000.000 d. Lebih dari Rp 2.000.001 C. Tingkat Pendidikan Lingkari jawaban yang anda anggap benar 2. Apa tingkat pendidikan terakhir yang Anda selesaikan? a. Tidak pernah sekolah b. SD c. SLTP atau sederajat d. SLTA atau sederajat e. Diploma f. Sarjana : : : :

47

D. Pengetahuan Tentang Rokok Lingkari jawaban yang anda anggap benar

3. Di bawah ini, yang bukan merupakan kandungan dari rokok? a. Nikotin b. Tar c. Karbon dioksida (CO2) 4. Di bawah ini, yang bukan merupakan jenis rokok jika dibagi berdasarkan penggunaan filter? a. Filter b. Nonfilter c. Kretek 5. Dibawah ini, yang dimaksud perokok pasif? a. Orang yang merokok b. Orang yang tidak merokok tetapi menghirup asap rokok orang lain c. Orang yang tidak merokok dan tidak menghisap asap rokok 6. Di bawah ini, bahaya asap rokok terhadap kesehatan pada perokok aktif dan perokok pasif? a. Perokok aktif lebih besar perokok pasif b. Perokok aktif lebih kecil perokok pasif c. Perokok aktif sama dengan perokok pasif 7. Dibawah ini, organ tubuh yang paling rusak karena rokok? a. Ginjal b. Kulit c. Paru-paru

48

E. Sikap Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda contreng () pada pada salah satu kolom jawaban yang paling sesuai dengan sikap dan pendapat saudara. Tidak ada jawaban yang benar ataupun salah, karena itu isilah sesuai dengan keadaan diri saudara yang sesungguhnya, yaitu berdasarkan jawaban pertama yang terlintas dalam pikiran saudara

No

Pertanyaan

Setuju Tidak Setuju

Berikan Alasan Anda

Apakah menurut anda asap rokok dapat mengganggu orang lain yang berada di sekitar anda?

Apakah menurut anda dengan merokok dapat meningkatkan rasa percaya diri?

10

Apakah menurut anda setiap orang dapat bebas merokok di mana saja ?

11

Apakah menurut anda pemerintah sebaiknya menaikkan harga rokok?

49

No

Pertanyaan

Setuju Tidak Setuju

Berikan Alasan Anda

12

Apakah menurut anda menghirup udara bebas asap rokok merupakan hak setiap orang ?

13 Apakah menurut anda perlu peraturan yang mewajibkan pencantuman label peringatan bahaya merokok di setiap bungkus rokok?

14

Apakah menurut anda larangan merokok wajib di berlakukan pada setiap tempat umum , sekolah, dan tempat ibadah ?

15

Apakah menurut andaa berhenti merokok adalah suatu hal yang tidak bisa dilakukan ?

50

F. Perilaku Lingkari jawaban yang anda anggap benar 16. Apakah kamu pernah merokok? a. Ya b. Tidak

17. Apakah sampai sekarang masih merokok? a. Ya b. Tidak

18. Berapa batang rokok yang Anda hisap dalam satu hari? a. Tidak Pernah merokok b. 1-4 batang per hari c. 5-14 batang per hari d. Lebih dari 15 batang per hari

Atas partisipasi Anda, Kami mengucapkan banyak terima kasih.

51

LAMPIRAN 6

Frequency Table
Pendapatan Cumulative Frequency Valid 0-500.000 500.001-1.000.000 1.000.001-2.000.000 >2.000.000 Total 12 27 49 39 127 Percent 9.4 21.3 38.6 30.7 100.0 Valid Percent 9.4 21.3 38.6 30.7 100.0 Percent 9.4 30.7 69.3 100.0

Pendidikan Cumulative Frequency Valid Rendah Tinggi Total 23 104 127 Percent 18.1 81.9 100.0 Valid Percent 18.1 81.9 100.0 Percent 18.1 100.0

Pengetahuan Cumulative Frequency Valid Rendah Tinggi Total 22 105 127 Percent 17.3 82.7 100.0 Valid Percent 17.3 82.7 100.0 Percent 17.3 100.0

52

Sikap Cumulative Frequency Valid Positif Negatif Total 111 16 127 Percent 87.4 12.6 100.0 Valid Percent 87.4 12.6 100.0 Percent 87.4 100.0

Perilaku Cumulative Frequency Valid Tidak Merokok Merokok Total 65 62 127 Percent 51.2 48.8 100.0 Valid Percent 51.2 48.8 100.0 Percent 51.2 100.0

Pendapatan * Perilaku

Crosstab Perilaku Tidak Merokok Pendapatan 0-500.000 Count % within Perilaku 500.001-1.000.000 Count % within Perilaku 1.000.001-2.000.000 Count % within Perilaku >2.000.000 Count % within Perilaku Total Count % within Perilaku 7 10.8% 17 26.2% 19 29.2% 22 33.8% 65 100.0% Merokok 5 8.1% 10 16.1% 30 48.4% 17 27.4% 62 100.0% Total 12 9.4% 27 21.3% 49 38.6% 39 30.7% 127 100.0%

53

Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 5.191
a

df 3 3 1

sided) .158 .156 .592

5.233 .287 127

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.86.

Risk Estimate Value Odds Ratio for Pendapatan (0-500.000 / 500.0011.000.000) a. Risk Estimate statistics cannot be computed. They are only computed for a 2*2 table without empty cells.
a

54

Pendidikan * Perilaku

Crosstab Perilaku Tidak Merokok Pendidikan Rendah Count Expected Count % within Pendidikan Tinggi Count Expected Count % within Pendidikan Total Count Expected Count % within Pendidikan 10 11.8 43.5% 55 53.2 52.9% 65 65.0 51.2% Merokok 13 11.2 56.5% 49 50.8 47.1% 62 62.0 48.8% Total 23 23.0 100.0% 104 104.0 100.0% 127 127.0 100.0%

Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases .662 127 1 .416
b

Exact Sig. (2sided)

Exact Sig. (1sided)

df
a

sided) 1 1 1 .414 .558 .414

.667

.344 .668

.492

.279

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.23. b. Computed only for a 2x2 table

55

Risk Estimate 95% Confidence Interval Value Odds Ratio for Pendidikan (Rendah / Tinggi) For cohort Perilaku = Tidak Merokok For cohort Perilaku = Merokok N of Valid Cases 127 1.200 .794 1.812 .822 .499 1.356 .685 Lower .276 Upper 1.702

Pengetahuan * Perilaku

Crosstab Perilaku Tidak Merokok Pengetahuan Rendah Count % within Perilaku Tinggi Count % within Perilaku Total Count % within Perilaku 10 15.4% 55 84.6% 65 100.0% Merokok 12 19.4% 50 80.6% 62 100.0% Total 22 17.3% 105 82.7% 127 100.0%

56

Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases .346 127 1 .556
b

Exact Sig. (2sided)

Exact Sig. (1sided)

df
a

sided) 1 1 1 .555 .722 .554

.349

.127 .349

.642

.361

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.74. b. Computed only for a 2x2 table

57

Risk Estimate 95% Confidence Interval Value Odds Ratio for Pengetahuan (Rendah / Tinggi) For cohort Perilaku = Tidak Merokok For cohort Perilaku = Merokok N of Valid Cases 127 1.145 .744 1.763 .868 .530 1.420 .758 Lower .301 Upper 1.906

Sikap * Perilaku
Crosstab Perilaku Tidak Merokok Sikap Positif Count % within Perilaku Negatif Count % within Perilaku Total Count % within Perilaku 61 93.8% 4 6.2% 65 100.0% Merokok 50 80.6% 12 19.4% 62 100.0% Total 111 87.4% 16 12.6% 127 100.0%

58

Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value Pearson Chi-Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 4.982 127 1 .026
b

Exact Sig. (2sided)

Exact Sig. (1sided)

df
a

sided) 1 1 1 .025 .048 .022

5.022

3.895 5.207

.032

.023

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.81. b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate 95% Confidence Interval Value Odds Ratio for Sikap (Positif / Negatif) For cohort Perilaku = Tidak Merokok For cohort Perilaku = Merokok N of Valid Cases 127 .601 .423 .852 2.198 .925 5.222 3.660 Lower 1.111 Upper 12.052

59

Pie Chart

60

61

LAMPIRAN 8

Nama R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23

Usia 28 52 24 30 54 26 31 23 22 32 41 22 21 22 27 39 26 29 43 43 22 40 28

Pendapatan Pendidikan Pengetahuan Sikap 3 4 4 3 2 4 3 4 2 2 3 2 3 4 3 4 4 2 4 4 2 3 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

Perilaku 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2

62

R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30 R31 R32 R33 R34 R35 R36 R37 R38 R39 R40 R41 R42 R43 R44 R45 R46 R47 R48 R49 R50

27 23 38 29 48 38 20 35 30 36 23 26 29 28 32 27 33 24 50 33 23 23 27 48 36 43 28

3 2 2 3 3 3 2 4 2 4 1 3 4 3 2 2 2 4 2 3 4 3 3 1 3 4 3

2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2

1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2

1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1
63

R51 R52 R53 R54 R55 R56 R57 R58 R59 R60 R61 R62 R63 R64 R65 R66 R67 R68 R69 R70 R71 R72 R73 R74 R75 R76 R77

27 53 34 42 23 28 23 23 32 24 28 31 25 20 29 33 25 35 25 28 21 30 21 37 26 58 37

3 3 1 1 4 3 2 3 3 3 4 3 4 4 4 2 3 1 3 2 1 2 3 4 3 1 4

2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2

2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2

1 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1
64

R78 R79 R80 R81 R82 R83 R84 R85 R86 R87 R88 R89 R90 R91 R92 R93 R94 R95 R96 R97 R98 R99 R100 R101 R102 R103 R104

42 28 32 23 29 28 29 37 31 36 30 25 42 26 36 35 32 72 26 58 32 40 18 17 28 38 42

2 4 3 4 3 3 3 2 2 2 3 3 4 3 3 2 4 1 1 4 3 4 3 1 4 1 2

2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1

2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2

1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2
65

R105 R106 R107 R108 R109 R110 R111 R112 R113 R114 R115 R116 R117 R118 R119 R120 R121 R122 R123 R124 R125 R126 R127

26 32 25 25 23 26 30 26 33 28 18 46 56 34 37 26 26 29 32 32 30 52 58

4 4 4 4 2 4 3 3 3 3 1 4 4 4 4 4 3 3 2 2 3 3 3

2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2

1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2

66

Anda mungkin juga menyukai