Anda di halaman 1dari 5

Definisi Hipertensi

Hipertensi adalah adalah peninggian tekanan darah diatas normal. Ini termasuk golongan penyakit yang terjadi akibat suatu mekanisme kompensasi kardiovaskuler untuk mempertahankan metabolisme tubuh agar berfungsi normal. Dan diukur paling tidak pada tiga kesempatan berbeda. Tekanan darah normal bervariasi sesuai usia, jadi mendiagnosinya harus spesifik bersifat usia.

Etiologi Hipertensi

Berdasarkan penyebab hipertensi, dapat diklasifikasikan sebagai : 1. Hipertensi primer Hipertensi primer didefinisikan sebagai hipertensi yang tidak disebabkan oleh adanya gangguan organ lain seperti ginjal dan jantung. Hipertensi ini dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan seperti faktor keturunan, pola hidup yang tidak seimbang, keramaian, stress, dan pekerjaan. Sikap yang dapat menyebabkan hipertensi seperti konsumsi tinggi lemak, garam, aktivitas yang rendah, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol dan kafein. Sebagian besar hipertensi primer disebabkan oleh faktor stress. 2. Hipertensi sekunder Hipertensi yang disebabkan oleh gangguan ginjal, endokrin, dan kekakuan dari aorta. Kondisi stress dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, karena saat seseorang dalam kondisi stress akan terjadi pengeluaran beberapa hormon yang akan menyebabkan penyempitan dari pembuluh darah, dan pengeluaran cairan lambung yang berlebihan,

akibatnya seseorang akan mengalami mual, muntah, mudah kenyang, nyeri lambung yang berulang, dan nyeri kepala. Kondisi stress yang terus menerus dapat menyebabkan komplikasi hipertensi pula. Pola hidup yang tidak seimbang, merupakan sikap hidup yang tidak tepat komposisi antara asupan makanan, olahraga dan istirahat, sehingga menimbulkan gejala awal seperti obesitas yang selanjutnya dapat menyebabkan gangguan lain seperti kencing manis, dan gangguan jantung. Konsumsi garam berlebihan, dapat menimbulkan darah tinggi diakibatkan oleh peningkatan kekentalan dari darah, sehingga jantung membutuhkan tenaga yang lebih untuk mendorong darah sampai ke jaringan paling kecil. Kebiasaan konsumsi alkohol, kafein, merokok dapat menyebabkan kekakuan dari pembuluh

darah sehingga kemampuan elastisitas pada saat mengalami tekanan yang tinggi menjadi hilang.

Patofisiologi Hipertensi

Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalahg hipertrofi ventrikel kiri yang tejadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembuluh perifer dan beban akhir ventrikel kiri. Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan lamanya peningkatan diastol. Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-adrenal yang meningkat dan pemingkatan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA)belum diketahui, mungkin sebagai penunjang. Pengaruh faktor genetik lebih jelas. Tekanan darah arteri Tekanan darah arteri adalah tekanan yang diukur pada dinding arteri dalam millimeter merkuri. Dua tekanan darah arteri yang biasanya diukur, tekanan darah sistolik (TDS) dan tekanan darah diastolik (TDD). TDS diperoleh selama kontraksi jantung dan TDD diperoleh setelah kontraksi sewaktu bilik jantung diisi. Banyak faktor yang mengontrol tekanan darah berkontribusi secara potensial dalam terbentuknya hipertensi; faktor-faktor tersebut adalah: Meningkatnya aktifitas sistem saraf simpatik (tonus simpatis dan/atau variasi diurnal), mungkin berhubungan dengan meningkatnya respons terhadap stress psikososial dll Produksi berlebihan hormon yang menahan natrium dan vasokonstriktor. Asupan natrium (garam) berlebihan Tidak cukupnya asupan kalium dan kalsium Meningkatnya sekresi renin sehingga mengakibatkan meningkatnya produksi angiotensin II dan aldosteron Defisiensi vasodilator seperti prostasiklin, nitrik oxida (NO), dan peptide natriuretik Perubahan dalam ekspresi sistem kallikrein-kinin yang mempengaruhi tonus vaskular dan penanganan garam oleh ginjal Abnormalitas tahanan pembuluh darah, termasuk gangguan pada pembuluh darah kecil di ginjal Diabetes mellitus Resistensi insulin Obesitas Meningkatnya aktivitas vascular growth factors

Perubahan reseptor adrenergik yang mempengaruhi denyut jantung, karakteristik inotropik dari jantung, dan tonus vaskular Berubahnya transpor ion dalam sel

Klasifikasi Hipertensi Klasifikasi tekanan darah oleh JNC 7 untuk pasien dewasa (umur 18 tahun) berdasarkan rata-rata pengukuran dua tekanan darah atau lebih pada dua atau lebih kunjungan klinis. Klasifikasi tekanan darah mencakup 4 kategori, dengan nilai normal pada tekanan darah sistolik (TDS) < 120 mm Hg dan tekanan darah diastolik (TDD) < 80 mm Hg. Prehipertensi tidak dianggap sebagai kategori penyakit tetapi mengidentifikasi pasien-pasien yang tekanan darahnya cendrung meningkat ke klasifikasi hipertensi dimasa yang akan datang. Ada dua tingkat (stage) hipertensi , dan semua pasien pada kategori ini harus diberi terapi obat. Klasifikasi tekanan Darah Normal Prehipertensi Hipertensi stage 1 Hipertensi stage 2 Tekanan darah sistolik (mmHg) <120 120-139 140-159 160 dan atau atau atau Tekanan darah diastolik (mmHg) <80 80-89 90-99 100

Krisis hipertensi merupakan suatu keadaan klinis yang ditandai oleh tekanan darah yang sangat tinggi yang kemungkinan dapat menimbulkan atau telah terjadinya kelainan organ target. Biasanya ditandai oleh tekanan darah >180/120 mmHg; dikategotikan sebagai hipertensi emergensi atau hipertensi urgensi. Hipertensi Emergensi tekanan darah meningkat ekstrim disertai dengan kerusakan organ target akut yang bersifat progresif, sehingga tekanan darah harus diturunkan segera (dalam hitungan menit jam) untuk mencegah kerusakan organ target lebih lanjut. Contoh gangguan organ target akut: encephalopathy, pendarahan intrakranial, gagal ventrikel kiri akut disertai edema paru, dissecting aortic aneurysm, angina pectoris tidak stabil, dan eklampsia atau hipertensi berat selama kehamilan. Hipertensi Urgensi adalah tingginya tekanan darah tanpa disertai kerusakan organ target yang progresif. Tekanan darah diturunkan dengan obat antihipertensi oral ke nilai tekanan darah pada tingkat 1 dalam waktu beberapa jam s/d beberap hari.

Management dan Edukasi Pasien Hipertensi

Pencegahan Hipertensi Upaya pencegahan dan penanggulangan hipertensi didasarkan pada perubahan pola makan dan gaya hidup. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan meliputi. - Penurunan berat badan pada penderita hipertensi yang gemuk melalui perubahan pola makan dan olah raga. - Pembatasan intake garam hingga 4 6 gram per hari, makanan yang mengandung soda kue, bumbu penyedap dan pengawet makanan. - Meningkatkan komsumsi lemak tak jenuh dan mengurangi konsumsi lemak jenuh (daging sapi, kerbau, kambing, babi, susu, keju, dan kelapa). -Mengurangi makanan yang mengandung kolesterol tinggi (jeroan, kuning telur, cumi-cumi, kerang, kepiting, coklat, mentega, dan margarin) - Meningkatkan intake makanan yang berserat tinggi seperti buah-buahan (jambu biji, belimbing, jambu bol, kedondong, jeruk, pisang, nangka masak, markisa, dan lain-lain), sayuran (daun bawang, kecipir muda, jamur segar, bawang putih, daun dan kulit melinjo, dan lain-lain), ikan, agar-agar, dan rumput laut) - Menghentikan kebiasaan merokok - Olah raga teratur - Hindari ketegangan mental dan stress Pengobatan farmakologik Keputusan untuk memberikan pengobatan farmakologik mempertimbangkan beberapa factor, yaitu: derajat kenaikan TD, adanya kerusakan organ target, dan adanya penyakit kardiovaskuler. Tujuan pengobatan adalah menurunkan morbiditas dan mortalitas akibat hipertensi dengan memelihara tekanan darah sistolik di bawah 140 mmHg, tekanan diastolic di bawah 90 mmHg disamping mencegah resiko penyakit kardiovaskuler lainnya. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan pada penggunaan obat anti hipertensi, yaitu : i) saat mulai pengobatan gunakanlah dosis yang kecil, ii) bila efek tidak memuaskan tambahkan obat untuk kombinasi, dan iii) pergunakan obat long acting dengan dosis tunggal yang dapat mencakup efek selama 24 jam. Terdapat enam golongan utama obat untuk hipertensi baik untuk pengobatan pemulaan maupun pemeliharaan :
C l as s of drug C om p elling Possible Compelling Possible

indications in d ic ations c o ntraindications c o ntraindications Gagal jantung diabetes Gout Dislipidemia Diuretika Penderita lansia laki-laki aktif Hipertensi sistolik seksual Beta-bloker Agina Gagal jantung Asma dan penyakit Dislipidemia Pasca infark kehamilan paru obstruktif kronik Atlit dan Miokard Diabetes Blok jantung Penyakit Takhiariatmia vakuler perifer Angiotensin- Gagal jantung Kehamilan Converting Disfungsi ventrikel Stenosis arteri renal (ACE) inhibitors kiri bilateral Pasca infark Hiperkalemia miokard Diabetik nefropati Kalsium Angina Penyakit Blok jantung Gagal jantung Antagonis Pasien lansia vaskuler perifer kongestif Hipertensi sistolik Alfa bloker Hipertrofi prostat intoleransi Hipertensi glukosa Dislipidemia Angotensin II Timbul efek Gagal jantung Kehamilan Antagonist samping bila Stesonosis arteri Gunakan obat lain, renalis bilateral Contoh ACE inhibitor batuk Ternyata terdapat empat jenis

Anda mungkin juga menyukai