Anda di halaman 1dari 12

METFORMIN FOR TREATMENT OF THE POLYCYSTIC OVARY SYNDROME

John E. Nestler, M. D.

Pembimbing : Dr. A. Rauf, Sp.OG

Karakteristik untuk diagnosis klinis dari PCOs ,

adanya 2 atau 3 dari gejala berikut : - oligo-ovulasi atau anovulasi - peningkatan androgen - kista ovarium PCOs merupakan gabungan dari perubahan perubahan metabolik di tubuh Prevalensi dari Sind. Metabolik 2- 3 x lebih besar pada wanita dengan PCOs daripada wanita normal dilihat dari umur dan index massa tubuh. 20% wanita yang PCOs yang berumur kurang dari 20 tahun mempunyai sindroma metabolik

Patofisiologi
Patofisiologi dari PCOs sendiri kurang dipahami. Tetapi ada hubungannya dengan interaksi dari gonadotropin, ovarium,

androgen dan insulin yaitu resistensi insulin. Mayoritas wanita dengan PCOs mengalami resistensi insulin yang mana memperlihatkan adanya hubungan dengan diabetes tipe II

Insulin menstimulasi memproduksi androgen.

ovarium

untuk

Ovarium pada wanita dengan PCOs sangat

sensitiv terhadap insulin meningkatkan jumlah androgen dalam ovarium. Ovarium pada wanita dengan PCOs sangat sensitiv terhadap insulin meningkatkan jumlah androgen dalam ovarium.

Metformin , banyak digunakan untuk Diabetes

Mellitus tipe II . Kerja utamanya menghambat hepar untuk memproduksi glukosa dan meningkatkan sensitivitas jaringan perifer terhadap insulin. Hal ini juga ditemukan pada wanita dengan PCOs Pengobatan lama metformin pada wanita dengan PCOs dapat meningkatkan ovulasi, merubah siklus haid, dan menurunkan jumlah androgen

Penelitian Lain
1996, dikatakan bahwa metformin dapat menurunkan insulin dalam darah dan menurunkan sekresi androgen dari ovarium 1998, beberapa penelitian membandingkan metformin dengan placebo, metformin, metformin + clomiphen, metformin + clomiphene dengan placebo 2003, meta analysis oleh Lord meneliti 543 wanita dengan PCOs , hasilnya metformin efektif untuk meningkatkan frekuensi ovulasi

Peneliti membandingkan antara metformin dengan metformin + clomiphen untuk jangka pendek pada wanita yang menginginkan

kehamilan. Percobaan : 626 wanita infertil dengan PCOs . Hasil mengkonfirmasikan bahwa metformin yang dicampur dengan clomiphen meningkatkan ovulasi dibandingkan dengan clomiphen saja.

Penggunaan
Untuk beberapa wanita yang menganggap infertilitas sangat penting, clomiphen digunakan sebagai terapi jangka pendek

untuk menginduksi ovulasi Pada beberapa yang menganggap infertilitas tidak begitu penting, kontrasepsi estrogenprogestin dengan atau tanpa antiandrogen seperti spironolakton digunakan untuk terap jangka panjang

Beberapa penelitian mengatakan penggunaan

kontrasepsi oral membuat resistensi insulin dan memperburuk toleransi glukosa pada wanita dengan PCos.
Metformin bisa menurunkan jumlah androgen

dalam darah dan meningkatkan ovulasi dalam terapi jangka panjang

Untuk meminimalisir efek samping, pada terapi awal dimulai dengan dosis rendah. Peneliti mencoba 500 mg metformin diberikan satu kali

sehari pada malam hari untuk satu minggu. Dosis ditingkatkan 500 mg 2x sehari dalam 1 minggu Ditingkatkan lagi 500 mg pada pagi dan 1000 mg pada malam hari untuk satu minggu Selanjutnya dosis ditingkatkan lagi sampai 1000 mg, 2x sehari

Efek Samping
Yang sering terjadi ialah distress dari gastrointestinal, biasanya berupa muntah dan diare Jika terjadi dosis tetap 500 mg / diturunkan selama 2-4 minggu sampai gejala menghilang

Anda mungkin juga menyukai