Anda di halaman 1dari 2

eran Dokter Keluarga Sangat Besar di Era BPJS

10

Medan : Indonesia saat ini sedang melakukan persiapan menyongsong diberlakukannya Universal Coverage Jaminan Kesehatan. Mengingat UU No. 40 tahun 2004 dan UU No. 24 tahun 2011 yang mengamanatkan penjaminan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia melalui sistem pembiayaan dengan pengelolaan Badan Jaminan Sosial pada tahun 2014. Sistem kesehatan yang ke depan akan terlaksana dengan hadirnya BPJS Kesehatan tahun 2014 tentu melibatkan seluruh aspek pelayanan kesehatan termasuk diantaranya Dokter Praktik Umum dan Dokter Keluarga. Keduanya harus terus menerus meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam bidang pelayanan di tingkat pertama yang saat ini menjadi primadona di seluruh dunia. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan Dokter tingkat pertama ini (Dokter Umum dan Dokter Keluarga) di Indonesia diharapkan terus menerus diasah melalui sistem pendidikan kedokteran berkelanjutan (CME) agar mencapai kesetaraan dengan negara lain.

Menurut Direktur Utama PT Askes (Persero), I Gede Subawa saat menyampaikan materi presentasi dalam acara Peran Dokter Keluarga dalam Mendukung Universal Coverage di Indonesia di Medan (16/06) mengungkapkan begitu besar peran dokter praktik umum dan dokter keluarga sebagai pelaku pemberi pelayanan kesehatan primer di era BPJS mendatang. Dalam implementasi sistem kesehatan nasional, yang akan menganut prinsip managed care, pelayanan kesehatan primer yang saat ini dilakukan di Puskesmas, dokter umum serta dokter keluarga akan menjadi gerbang utama pasien dalam mengakses pelayanan kesehatan. Untuk itu kualitas pelayanan kesehatan primer ini harus kita jaga, mengingat efek dari implementasi Jaminan Kesehatan nasional ke depan, akan mengakibatkan naiknya permintaan (demand) masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan karena kepastian jaminan sudah didapatkan, jelas I Gede Subawa.

Dokter yang bekerja di tingkat pertama (primer) pelayanan kesehatan, harus menguasai hal-hal terbaru mengenai prediksi, tanda, gejala, penegakan diagnosis dan penatalaksanaan komprehensif mengenai berbagai penyakit. Pencegahan penyakit yang kini menjadi produk lokal harus dipahami oleh setiap dokter yang bekerja di tengah masyarakat (yang heterogen) agar pasien ke depan memperoleh pelayanan kesehatan yang terjangkau, dengan kualitas tinggi serta mencapai kesembuhan. Dokter praktik umum dan dokter keluarga akan menjadi gatekeeper dimana mereka akan menjadi kontak pertama pasien saat sakit. Ini akan mengurangi angka rujukan ke rumah sakit, karena harapannya pasien akan mendapatkan pengobatan yang efektif dan efisien. Tidak harus melulu ditangani langsung oleh dokter spesialis di rumah sakit jika penyakitnya juga bisa ditangani oleh dokter praktik umum atau dokter keluarga, jelasnya.

Hadirnya dokter praktik umum dan dokter keluarga di era BPJS nantinya secara otomatis akan meningkatkan kualitas dokter itu sendiri. Saat ini ribuan tenaga dokter tidak terdistribusi dengan baik, hanya mengumpul di satu kota sehingga penghasilan yang mereka dapatkan pun tidak sesuai dengan harapan. Di era BPJS nanti, melalui sistem rujukan dengan peningkatan pelayanan kesehatan primer di Puskesmas, dokter praktik umum dan dokter keluarga akan terjadi penyebaran jumlah dokter hingga pelosok-pelosok daerah. Ini akan terjadi jika sistem kapitasi berjalan baik. Sistem kapitasi akan meningkatkan kualitas dokter karena dokter akan berusaha membuat pasien mereka sehat dan penghasian dokter akan menjadi layak. Bedanya dengan sistem out of pocket yang kasarnya menginginkan pasien sakit agar memperoleh penghasilan yang lebih. Ini sudah tidak benar, oleh karena itu kualitas dokter khususnya dokter praktik umum dan dokter keluarga (baik dari segi peforma dan penghasilan) akan baik di era BPJS mendatang, dengan sistem asuransi sos ial, jelas pria yang pernah menjadi dokter Puskesmas di pelosok Nusa Tenggara ini.

Optimalisasi pelayanan kesehatan di tikat pertama ini akan mempetaruhkan kompetensi dokter, dimana dokter dituntut keahliannya selain dari segi kuratif, dan yang terpenting adalah bagaimana mendidik peserta dengan upaya promotif dan preventif, disinilah tantangannya. Di sisi lain itu beban Puskesmas akan berkurang sehingga dapat fokus dalam upaya usaha-usaha kesehatan masyarakat yang bersifat massal. Misalnya posyandu, fogging, penyuluhan-penyuluhan kesehatan akan kembali aktif. Selain itu dokter sudah memiliki pasar tersendiri di daerah tersebut dan akan menetap pada akhirnya (distribusi dokter berjalan dengan baik).

Mekanisme kerja dokter praktik umum dan dokter keluarga dalam Jaminan Kesehatan Nasional nantinya diharapkan mampu menunjang sistem komunikasi antara sesama PPK, antara PPK dengan peserta serta pihak terkait lainnya memang perlu dipelihara guna menjaga pelayanan PPK tetap bermutu ( cost-effective, memuaskan peserta) dan terkendali biayanya. Untuk itu tantangan ini termaktub dalam aturan-aturan yang mengatur tentang berbagai standarisasi baik dari segi kompetensi, pelayananan, tarif, serta distribusi d dokter praktik umum dan dokter keluarga di seluruh Indonesia. []
10

Anda mungkin juga menyukai