Anda di halaman 1dari 12

Sindrom Turner NAMA NIM EMAIL : AHMED HAYKAL HILMAN : 10.2008.160 : airmatrix2003@yahoo.

com

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

PENDAHULUAN

Sindrom ini dinamai oleh Henry Turner, seorang endokrinologi Oklahoma, yang digambarkan pada tahun 1938. Di Eropa, ini sering disebut sindrom turner Ullrich. Laporan pertama yang diterbitkan atas seorang wanita dengan 45, kariotipe X pada tahun 1959 oleh Dr Charles Ford dan rekan di Harwell dan Guys Hospital di London. Ditemukan seorang gadis 14 tahun dengan tanda-tanda sindrom turner. Turner menguraikan sindrom yang terdiri dari infantilisme seksual, leher berselaput dan kubitus valgus.

ISI
Anamnesis
Anamnesis adalah pengambilan data yang dilakukan oleh seorang dokter dengan cara melakukan serangkaian wawancara dengan pasien atau keluarga pasien atau dalam keadaan tertentu dengan penolong pasien. Berbeda dengan wawancara biasa, anamnesis dilakukan dengan cara yang khas, berdasarkan pengetahuan tentang penyakit dan dasardasar pengetahuan yang ada di balik terjadinya suatu penyakit serta bertolak dari masalah yang dikeluhkan oleh pasien. Hal-hal yang bisa ditanyakan adalah : Identitas Menanyakan keluhan utama Menanyakan apa pasien sudah menstruasi Menanyakan keadaannya di sekolah Menanyakan adakah pembengkakan pada tangan atau kaki Bagaimana berat badan lahir pasien dulu Bagaimana pertumbuhannya

Riwayat penyakit keluarga


Peta silsilah (pedigree) dibuat untuk mengetahui pewarisan penyakit pada suatu keluarga.1

Pemeriksaan Fisik Dan Penunjang


Pemeriksaan Fisik : Pada inspeksi pasien didapatkan tubuh yang pendek, webbing neck (membengkaknya tengkuk akibat pelebaran saluran limfatik yang tampak sebagai leher bersayap pada 2

anak), garis rambut posterior yang rendah, kubitus valgus (meningkatnya sudut angkat lengan), dada mirip tameng dengan puting payudara terpisah jauh dan limfedema tangan dan kaki. Sedangkan tanda-tanda sekunder seks ditandai dengan perkembangan glandula mamae yang minimal, rambut pubis yang tipis dan mengeluh amenore juga kesulitan dalam belajar.

Pada Pemeriksaan Penunjang, dapat dilakukan : Kariotipe, adalah jumlah serta bentuk kromosom dari sel somatis suatu individu. Dilakukan pada stadium metafase karena pada stadium ini kromosom mengalami kontraksi maksimal dan nampak paling jelas.

Langkah-langkah : Mengambil darah 5 cc dari vena sel-sel eritrosit dipisahkan tambahkan media kultur kepada suspensi sel-sel leukosit inkubasi selama 3 hari pada suhu 37 C tambahkan kolkhisin (untuk meniadakan gelendong inti dan menghentikan pembelahan mitosis pada) pisahkan sel-sel leukosit bubuhkan garam hipotonik sel-sel ditetapkan sel-sel dijatuhkan pada gelas preparat dan diratakan diberi warna dilihat di mikroskop dan dibuat mikrofoto (tiap-tiap kromosom pada foto dikelompokkan berdasarkan ukuran dan letak sentromer).

USG : Frekuensi gelombang bunyi yang tinggi di gunakan untuk menghasilkan gambaran visual dari corak lantunan yang terjadi dari berbagai jaringan dan organ termasuk janin di dalam sarung ketuban atau kaviti amnion. Embrio dapat di lihat pada 6 minggu. Organ internal dan ekstrimitas pada minggu 18 24. Menentukan ukuran dan posisi fetus, ukuran dan posisi uri/plasenta, jumlah air ketuban, bentuk anatomi fetus. Amniosentesis : Memasukkan jarum ke abdomen ibu memasuki kavum amnion dalam rahim. Untuk diagnosa prenatal, kebanyakan di lakukan antara minggu 14 20. Ultrasound selalu di dilakukan terlebih dahulu untuk memastikan umur kandungan, posisi kandungan dan plasenta, juga memastikan cairan amnion mencukupi. Di dalam cairan amnion terdapat sel fetal ( kebanyakan dari kulit janin) yang boleh dikulturkan untuk analisis kromosom, analisis biokimia dan analisis biologi. Di trimester ketiga, cairan amnion dapat di analisa untuk kematangan paru-paru janin. Hal ini dapat dilakukan apabila fetus berusia mendekati usia kehamilan 35-36 minggu. 4

FISH (Fluorescent In Situ Hybridization) : FISH dirancang secara khusus mengidentifikasi trisomi 13, 18 dan 21 dan tiap kelainan krmosom seks. FISH menggunakan probe DNA yang menempel di kromosom janin, sehingga sel tersebut dapat dianalisis menggunakan mikroskop. Probe DNA, yang memiliki pewarna fluoresen berbeda, dicampur dengan sel janin dan dilekatkan pada kromosom melalui proses yang disebut hibridisasi. Campuran probe DNA dan sel janin ditempatkanpada kaca objek dan dapat dianalisis setelah 24 jam. Jumlah bintik warna dalam tiap sel kemudian dihitung untuk menetapkan jika jumlah yang diharapkan terdapat pada kromosom 13, 18, dan 21 dan untuk kromosom X dan Y.5

Differential Diagnosis

Sindrom Noonan : Gangguan bawaan autosomal dominan dianggap sebagai jenis dwarfisme. Sindrom ini diperkirakan terjadi diantara 1 sampai 1000-2500 kelahiran. Penyebabnya adalah mutasi gen. Mutasi dapat diwariskan dari orang tua (autosomal dominan) ataupun bisa berkembang karena mutasi baru pada anak yang tidak memiliki kecendrungan genetik akan penyakit ini. Adapun gen yang dapat bermutasi pada sindrom Noonan antara lain, PTPN11 gen (paling sering), SOS1 gen, RAF1 gen dan gen Kras. Gejalanya adalah karakteristik wajah yang khas dan bertubuh pendek, garis rambut rendah di bagian belakang leher, bungkuk, bertubuh pendek, dahi lebar, deformitas tulang dada dengan dada cekung, kelopak mata turun, mata besar dan miring ke bawah, sepasang telinga yang rendah dan leher pendek dengan lipatan kulit ekstra. Pasien memiliki kelainan jantung seperti Pulmonary valve stenosis. Penyempitan pulmonary valve yang membawa darah dari jantung ke paru-paru, Hypertrophic cardiomyopathy (Pertumbuhan yang tidak normal atau penebalan otot jantung). Structural (ventricular septal defect atau defects

pulmonary artery stenosis). Dalam mendiagnosis,

meskipun identifikasi empat gen penyebab sudah diketahui, tetapi diagnosis sindrom Noonan masih berdasarkan fitur klinis. Nilai-nilai utama seperti membuat diagnosis adalah bahwa itu memandu evaluasi medis dan perkembangan tambahan, termasuk kemungkinan penjelasan lain untuk gejala klinis lainnya, dan memungkinkan perkiraan risiko kekambuhan lebih akurat. Untuk pengobatannya, Tidak ada pengobatan khusus 5

untuk sindrom Noonan. Manajemen berfokus pada pengendalian gejala penyakit dan komplikasi. Hormon pertumbuhan dapat digunakan untuk mengobati perawakan pendek pada beberapa orang yang memiliki sindrom Noonan.

Sindrom XXX : Suatu jenis variasi kromosom disebabkan oleh 3 kromosom X (trisomi) dalam gamet. Penderita mempunyai fenotip perempuan. Sindrom Triple-X terjadi terjadi akibat abnormalitas pembelahan kromosom menjadi gamet semasa meiosis. Perempuan dengan keadaan ini (lebih kurang 0.1% populasi perempuan) dan tidak memiliki risiko terhadap masalah kesehatan lainnya. Kariotip penderita sindrom Triple-X mempunyai 47 kromosom. Sindrom Triple X merupakan kelainan kromosom yang tidak diturunkan, tetapi biasanya terjadi dikarenakan adanya pembentukan sel reproduktif, sperma dan ovum, yang tidak sempurna. Ketidaknormalan tersebut terjadi karena nondisjunction kromosom dalam divisi cell yang menyebebakan pertambahan seks kromosom dalam sel reproduksi. Misalnya oosit mendapat tambahan kromosom X sebagai hasil terjadinya nondisjunction. Jika salah satu sel tersebut memiliki kontribusi pada kode genetik seorang anak, maka anak tersebut akan mendapat tambahan satu kromosom X di setiap sel reproduksinya. Pada beberapa kasus, trisomi X ini terjadi selama pembentukan awal embrio. Ciri-ciri umum penderita syndrome triple X adalah lebih tinggi dari orang normal (kira-kira 172cm), kepala kecil, mongolisme, terdapat lipatan kulit pada epicanthal, lambat dalam berbicara dan lambat perkembangan motorik. Penatalaksanaan sampai pada saat ini belum ditemukan metode yang paling efektif untuk mengatasi kelainan ini. Pada tahap perkembangan penderita Sindrom Super female dapat mengalami kemunduran kemampuan bicara maupun tingkat kemampuan memorinya. Dapat dilakukan pelatihan dan pembimbingan penderita untuk dapat berbicara dengan kata-kata yang sederhana, mudah dipahami dan mudah diingat. Penderita harus mendapatkan support maupun informasi yang cukup serta kemudahan perkembangan fisik maupun mentalnya. Perhatian khusus pada perbaikan status nutrisi penderita dapat dilakukan dengan cara edukasi pemberian makanan dan asupan gizi yang proporsional dan seimbang kepada keluarga.2,3

Working Diagnosis

Sindrom Turner : kelainan kromosom dimana pada kariotipe penderita hanya ada 1 krosomom X (monosomi X) sehingga jumlah kromosomnya hanya 45 kromosom (45,X). Wanita normal biasanya disebut XX, maka penderita sindrom turner disebut juga XO. Kurangnya hormon kelamin menyebabkan kurang perkembangan seksual sekunder Monosomi X pada sindrom turner ini terjadi mungkin karena adanya nondisjunction diwaktu ibunya membentuk sel telur, bisa juga disebabkan hilangnya sebuah kromosom kelamin selama mitosis setelah zigot XX atau XY terbentuk.1,6

Etiologi
Sindroma Turner biasanya disebabkan oleh hilangnya kromosom X. Sindrom turner dengan kariotipe (22AA+X0). Jumlah kromosomnya 45 dan kehilangan 1 kromosom kelamin. Penderita Sindrom turner berjenis kelamin wanita, namun ovumnya tidak berkembang (ovaricular disgenesis). Sindrom turner (Disgenesis gonad) biasanya disebabkan oleh apa yang disebut nondisjunction.3

Epidemiologi
Sindrom turner ditemukan pada 60.000 perempuan di Amerika Serikat. Gangguan ini terlihat dalam 1 dari setiap 2000-2500 bayi lahir, dengan sekitar 800 kasus baru didiagnosa setiap tahun. Pada 75-80% kasus, satu kromosom X berasal dari telur ibu, sperma ayah yang menyuburkan telur hilang dengan seks kromosom.7

Patofisiologi
Seperti yang sudah dijelaskan pada etiologi, Sindrom turner biasanya disebabkan karena adanya nondisjunction. Jika sepasang kromosom seks gagal untuk memisahkan selama pembentukan telur (atau sperma), ini disebut sebagai nondisjunction. Ketika abnormal telur menyatu dengan sperma yang normal untuk membentuk embrio, embrio yang

mungkin akan berakhir dengan kehilangan satu dari kromosom seks (X bukan XX). Sebagai embrio tumbuh dan sel-sel membagi, setiap sel dari tubuh bayi akan kehilangan salah satu kromosom X. Yang kelainan tidak diwarisi dari orang tua yang terkena (bukan diturunkan dari orang tua ke anak) karena wanita dengan sindrom turner biasanya steril dan tidak bisa punya anak. Pada sekitar 20 persen dari kasus-kasus sindrom turner, salah satu kromosom X yang abnormal. Mungkin berbentuk seperti cincin, atau hilang beberapa bahan genetik. Sekitar 30 persen anak dengan kelainan hanya hilang kromosom X dalam beberapa sel mereka. Pola kromosom campuran ini dikenal sebagai mosaic.

Salah satu gen yang hilang pada kromosom X adalah gen SHOX, yang bertanggung jawab untuk pertumbuhan tulang panjang. SHOX gen yang hilang adalah alasan gadisgadis yang memiliki kelainan yang sangat pendek. Hilang lain gen mengatur perkembangan ovarium, yang mempengaruhi karakteristik seksual.1, 6, 7

Gejala Klinis
Tubuh pendek Webbed neck (kulit diantara leher dan bahunya menyatu, seperti selaput) Garis rambut yang pendek pada leher bagian belakangnya Kelopak matanya turun Pembengkakan pada punggung tangan dan puncak kakinya (limfedema) Pada leher bagian belakang seringkali ditemukan pembengkakan atau lipatan kulit yang longgar Jari manis dan jari-jari kakinya pendek, kukunya tidak terbentuk dengan baik Perkembangan tulang abnormal (misalnya dada berbentuk seperti tameng, lebar dan datar, dengan jarak yang lebar diantara kedua puting susunya) Perkembangan seksual sekunder pada masa pubertas tidak terjadi atau mengalami keterbelakangan (rambut kemaluan yang jarang dan tipis, payudara kecil)

Kemandulan, karena ovarium (sel indung telur) biasanya mengandung sel-sel telur yang tidak berkembang Amenore (tidak mengalami menstruasi) Simian crease (pada telapak tangan hanya terdapat satu garis tangan) Koartasio aorta (penyempitan aorta), yang bisa menyebabkan tekanan darah tinggi Sering ditemukan kelainan ginjal dan pembengkakan pada pembuluh darah (hemangioma) Kadang terjadi keterbelakangan mental.2

Penatalaksanaan
Hampir semua perempuan dengan sindrom Turner membutuhkan perawatan medis yang berkelanjutan dari berbagai spesialis. Check up rutin dan perawatan yang tepat dapat membantu sebagian besar penderita bisa relatif lebih sehat dan hidup mandiri. Pengobatannya bersifat suportif. Agar tinggi badannya bertambah, bisa diberikan hormon pertumbuhan. Terapi estrogen dimulai pada usia 12-13 tahun untuk merangsang pertumbuhan ciri seksual sekunder sehingga penderita akan memiliki penampilan yang lebih normal pada masa dewasa nanti. Terapi estrogen tidak dapat mengatasi kemandulan. pembedahan.1,4 Untuk memperbaiki kelainan jantung kadang perlu dilakukan

Komplikasi
Koartasio aorta (penyempitan aorta) merupakan penyakit jantung bawaan. Pasien wanita dengan sindrom Turner dengan komplikasi ini menunjukkan jumlah signifikan lebih besar kematian. Malformasi kardiovaskular menjadi keprihatinan yang serius karena merupakan penyebab kematian paling umum pada orang dewasa dengan sindrom Turner.

Menyebabkan peningkatan 3 kali lipat dalam mortalitas secara keseluruhan dan harapan hidup berkurang (sampai 13 tahun) yang berhubungan dengan sindrom Turner.1

Pencegahan

Tidak ada pencegahan khusus untuk Sindrom Turner, namun pencegahan disini adalah untuk mengetahui sindrom turner sejak dini. Sindrom turner dapat didiagnosis selama kehamilan dengan villus chorionic sampling (CVS) atau amniosentesis. Atau, USG (sebuah mesin yang menggunakan gelombang suara untuk melihat ke dalam rahim seorang ibu) dapat mengidentifikasi gangguan oleh gejala fisik sebelum bayi lahir.1,3

Prognosis
Sementara sebagian besar temuan fisik dalam sindrom Turner tidak berbahaya, akan ada masalah medis signifikan yang terkait dengan sindrom bila ditemukannya komplikasi penyakit jantung bawaan.1,6

10

PENUTUP

Sindrom Turner adalah suatu kondisi yang hanya mempengaruhi anak perempuan dan wanita,yang disebabkan kekurangan kromosom seks.Sindrom Turner dapat menyebabkan berbagai masalah medis dan perkembangan, termasuk perawakan pendek, kegagalan untuk mulai pubertas, infertilitas, cacat jantung dan ketidakmampuan belajar tertentu. Pada perawatan sindrom Turner membutuhkan perawatan medis yang berkelanjutan dari berbagai spesialis. Check up rutin dan perawatan yang tepat dapat membantu sebagian besar penderita bisa relatif lebih sehat dan hidup mandiri.

11

DAFTAR PUSTAKA

1. Behrman, Kliegman, Arvin. 2004. Ilmu Kesehatan Anak. Penerbit Buku Kedokteran EGC

2. Muladno, 2002. Seputar Teknologi Rekayasa Genetika. Bogor : Penerbit Pustaka Wirausaha Muda.

3. Roberts, J.A. Fraser, dkk. 1995. Genetika Kedokteran. Suatu Pengantar.Edisi kedelapan Cetakan Pertama. Jakarta enerbit Buku kedokeran (EGC).

4. Smaglik, P.; 2000; NIH Tightens Up Monitoring Of Gene-Therapy Mishaps;Nature 404:5.

5. Amanda S, Lucy K, Alison C. 2009. Panduan Pemeriksaan Antenatal. Penerbit Buku Kedokteran EGC

6. Suryo. 1994. Genetika Manusia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

7. Elrod, S and Stansfield, W. 2002. Genetika. Edisi keempat. Jakarta: Erlangga.

8. Price and Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta : EGC.

12

Anda mungkin juga menyukai