Anda di halaman 1dari 23

MODUL 3 STRUKTUR, FUNGSI RANGKA DAN PERSENDIAN SERTA KORELASI KLINISNYA

SKENARIO 3 : KEKUASAAN ALLAH SWT


Dokter Aurelia yang baru saja lulus dari Fakultas Kedokteran, terkagum-kagum dengan keterampilan sopir angkot yang ditumpanginya. Sopir ini tidak mempunyai kedua anggota tubuh bagian atas. Tangannya hanya dilekatkan pada badan oleh sebuah tulang kecil. Walaupun demikian, sopir ini dengan cekatan sekali menukar gigi mobil sesuai dengan kebutuhannya. Oleh karena anggota gerak bawahnya utuh seperti biasa, maka anggota gerak tersebut dapat melakukan pergerakan pada persendian yang terdapat pada anggota gerak tersebut. Sungguh suatu kekuasaan yang diberikan Allah swt. kepadanya. Setiap dia menukar gigi mobil, dokter Aurelia memperhatikan muskulus pectoralis mayor sopir tersebut, apakah berkonteaksi atau tidak. Ternyata otot ini tetap bekerja. Jadi menurut analisa sementara dokter Aurelia, otot ini tetap berinsertio pada tempatnya. Tetapi, dimanakah? Tentu tulang kecil tersebut tidak merupakan penyembuhan dari tulang yang patah, yang membutuhkan pertahanan homeostasis dan promosi pertumbuhan tulang. Seandainya sopir ini mau dilakukan pemerikasaan rontgen photo, tentu keraguan hal ini akan terjawab, pikir dr. Aurelia. Bagaimana anda menerangkan tentang keterampilan dan pergerakan yang dilakukan oleh supir tersebut?

1|Page

I.

Mengklarifikasikan terminologi dan konsep 1. Sendi : Tempat pertemuan dua tulang atau lebih atau dapat juga dikatakan sebagai penyatuan du tulang atau lebih yang memungkinkan adanya gerakan dari sambungan tersebut. 2. Insersi : Tempat perlekatan otot pada tulang yang bias digerakkan, atau merupakan muara dari otot yang mempengaruhi bahkan menentukan kerja otot. 3. Rontgen : Pengukuran radiasibdengan menggunakan sinar X, untuk mengetahui kelainan pada organ tubuh bagian dalam yang tidak bias terlihat langsung, serta gambaran yang didapat hanya gambaran tulang secara umum saja.

II.

Menetapkan masalah 1. Apakah jenis kelainan yang diderita oleh bapak tersebut? Kongenital atau didapatkah? 2. Apa yang menyebabkan tidak terbentuknya Anggota gerak atas tersebut, baik secara embriologi maupun secara umum? 3. Mengapa dengan rontgen bias diketahui apa yang terjadi pada bapak tersebut? 4. Apa fungsi muskuluss pectoralis mayor? 5. Apa itu promosi pertumbuhan tulang dan pertahanan hemoistasis tulang? Apa hubungan anatara keduanya? 6. Bagaimana proses penyembuhan tulang yang patah? 7. Bagaimana bisa pergerakan yang terjadi dapat dilakukan dengan kondisi seperti pada skenario?

III.

Menganalisis masalah 1. Kelaianan yang diderita oleh bapak tersebut merupakan suatu penyakit congenital pada tulang. Dan bukan sebuah bekas fraktur. Hal ini dikarenakan, jika merupakan fraktur, bapak tersebut akan sulit melakukan
2|Page

pergerakan. Selain itu, jkika itu merupakan fraktur, maka bagian bekas fraktur jika merpakan fraktur.

akan

menghambat pergerakan bapak tersebut, sehingga ada kesan melindungi 2. Ada beberapa factor yangmempengaruhi tidak terbentuknya anggota gerak atas, yakni: a. Faktor lingkungan (si ibu ketika mengandung): nutrisi, bahan kimia(contohnya penggunaan teratogen sebagai obat anti AIDS dan kanker yang dapat menimbulkan gangguan pada proses embriologi, terutama pada minggu4-5 yang sangat rentan dengan teratogen ini), panas dan mekanik, radiasi, dst. b. Faktor infeksi c. Herediter d. Tidak diketahui secara pasti 3. Dengan rontgen dapat diketahui apa yang terjadi pada bapak tersebut. Hal ini dikarenakan melalui rontgen dapat dilihat gambaran tulang secara umum, sehingga dapat dilihat dengan jelas apakah tulang kecil pada anggota gerak bapak tersebut memang bawaan dari lahir atau didapat karena trauma atau fraktur tertentu. Dengan kata lain dapat dinilai apakah tulang kecil pada anggota gerak bapak tersebut memang meupakan tulang anggota gerak yang mengalami pertumbuhan yang abnormal, atau sebagai bentuk tulang baru hasil dari perbaikan patah tulang. 4. Muskulus pectoralis mayor berfungsi menggerakkan lengan(fleksi,ekstensi,abduksi, adduksi, pronasi dfan supinasi), dan mengangkat ipa pada saat inspirasi. 5. Promosi pertumbuhan tulang pada dasarnya merupakan bentuk homeostasis tubuh atas terjadinya patah tulang. Selain itu dalam hal homeostasis tulang juga berperan dalam menjaga kadar kalsium dan posfat dalam darah.

3|Page

6. Proses penyembuhan tulang yang patah secaara umum ada tiga fase: a. Fase lunak: terjadi pertumbuhan jaringan-jaringan lunak. b. Fase penyembuhan tulang c. Fase penyembuahan tulang konsolidasi 7. Pergerakan yang terjadi dapat dilakukan dengan kondisi yang disebutkan diskenario. Hal ini dikeranakan karena otot pectoralis mayor si bapak masih normal, sehingga gerakaan pun masih normal. Walau begitu tetap saja ada factor eksternal lainnya seperti kemauan yang besar dari si bapak itu sendiri yang didukung dengan latihan yang terus-menerus sehingga si bapak dapat melakukuan pergerakan sedemikian rupa, yang terkadang kelincahan gerakannya melebihi pada orang normal.

IV. Mengkaji penjelasan

secara

sistematik

dari

berbagai

4|Page

V.

Menentukan Learning Objectives (LO)


1. Mengetahui tentang embriologi system skeletal. 2. Mengetahui tentang anatomi system skeletal. 3. Mengetahui tentang histology sel dan jaringan dari system skeletal. 4. Mengetahui tentang fungsi system skeletal. 5. Mengetahui tentang korelasi klinis system skeletal. 6. Mengetahui tentang kelainan congenital pada system skeletal. 7. Mengetahui tentang kelainan didapat pada system skeletal. 8. Mengetahui tentang pemeriksaan penunjang pada system skeletal. 9. Mengetahui tentang peranan system skeletal dalam pertahanan homeostasis dan penyembuhan patah tulang.

VI. Mengumpulkan informasi


1. Embriologi system skeletal: Sitem rangka(skeletal) terbentuk dari mesenkim, yang berasal dari lapisan germinativum mesoderm dan dari Krista neuralis. Sebagian tulang, misalnya tulang-tulang pipih di tengkorak, mengalami osifikasi membranosa, yaitu sel-sel mesenkim secara langsung berubah menjadi osteoblas. Di sebagian besar tulang misalnya tulang-tulang panjang ekstremitas, mesenkim memadat dan membentuk model kartilago hialin untuk tulang. Muncul pusat-pusat osifikasi di model kartilago ini, dan tulang secara bertahap mengalami penulangan melalui osifikasi endokondral. Teulang tengkorak terdiri dari neokranium dan viserokranium(wajah). Neokranium mencakup bagian membranosa yang membentuk kubah cranium, dan bagian kartilaginosa(kondrokranium) yang membentuk dasar tengkorak. Sel-sel Krista neuralis membentuk wajah, sebagian besar kubah cranium, dan bagian prekordal kondrokranium(bagian yang terletak

5|Page

rostral dari notokord). Mesoderm paraksial membentuk bagian tengkorak sisanya. Bagian ekstremitas terbentuk dari tunas di sepanjang dinding tubuh yang muncul pada minggu keempat. Mesoderm lempeng lateral membentuk tulang dan jaringan ikat, sedangkan sel-sel otot bermigrasi ke ekstermitas dari somit. AER mengatut pertumbuhan keluar ekstremitas, dan ZPA mengontrol pola anteroposterior. Banyak dari gen yang mengatur pertumbuhan dan pembentukan pola ekstremitas ini telah diketahui. Kolumna vertebralis dan iga terbentuk dari kompartemen skleretom somit, dan sternum berasal dari mesoderm di dinding tubuh ventral. Vertebre definitive dibentuk oleh pemadatan separuh kaudal satu sklerotom dan penyatuan dengan separuh cranial sklerotom di bawahnya. 2. Anatomi system skeletal: Sistem rangka(skeletal) tubuh terdiri dari: a. Axial skeleton tulang-tulang yang terdapat sepanjang sumbu sentral (central axis) dari tubuh. Diantaranya adalah : . TULANG KRANIAL (KEPALA) : TULANG TENGKORAK : Tulang Ubun-ubun (parietale) Tulang Dahi (frontal) Tulang Pelipis (temporal) Tulang Belakang Kepala (oksipital) Tulang Pipi (zigomatikus) Tulang Hidung (nasal) Tulang Rahang Atas (maksila) Tulang Rahang Bawah (mandibula)

TULANG WAJAH

6|Page

TULANG VERTEBRA (TULANG BELAKANG) TULANG LEHER (SERVICAL) TULANG PUNGGUNG (TORAKALIS) TULANG PINGGANG (LUMBAL) TULANG SELANGKANG (SARKUM) TULANG TUNGGING/EKOR (KOKSIGIS)

TULANG THORAKS (DADA) TULANG DADA (STERNUM) TULANG IGA (COSTAE) TULANG ABDOMENVELPIS (PERUT PANGGUL) TULANG USUS (ILIUM) TULANG KEMALUAN (PUBIS) TULANG DUDUK (ISKHIUM) b. Appendicular skeleton tulang-tulang yang membentuk anggota badan. TULANG ANGGOTA GERAK ATAS TULANG SELANGKA (KLAVIKULA) TULANG BELIKAT (SKAPULA) TULANG LENGAN (HUMERUS) TULANG HASTA (ULNA) TULANG PENGUMPIL (RADIALIS) TULANG PERGELANGAN TANGAN (CARPALIA) TULANG TELAPAK TANGAN (METACARPALIA) TULANG JARI TANGAN (FALANK)

TULANG ANGGOTA GERAK BAWAH TULANG PAHA (FEMUR)

7|Page

TULANG TEMPURUNG LUTUT (PLATELA) TULANG KERING (TIBIA) TULANG BETIS (FIBULA) TULANG TUMIT (CALCANEUS) TULANG PERGELANGAN KAKI (TARSALIA) TULANG JARI KAKI (FALANK)

TULANG PUNGGUNG KAKI (METATARSALIA) 3. Histologi system skeletal: Jaringan tulang secara makroskopik keras, padat, dan kaku, serta terdiri atas substantia compacta dan substantia spongiosa. Secara mikroskopis : Diselubungi oleh periosteum dan endosteum Jaringan tulang primer terdiri dari serabut kolagen belum teratur Jaringan tulang sekunder terdiri dari serabut kolagen lebih teratur Komponen jaringan tulang : beberapa jenis sel, serabut kolagen, matriks yang mengalami pengapuran, dan terdapat system pembuluh darah. Jaringan tulang sekunder merupakan jaringan yang menggantikan jaringan tulang primer dan juga sebagai kerangka tetap, dikenal dengan substantia compacta, yang terdiri dari: Osteon yang mentuk sistema harversi yang tersusun oleh: o Lamella konsentris yang mengandung serabut-serabut kolagen, tersusun spiral o Matriks tulang mengandung garam kapur o Sel-sel tulang(osteosit) yang berada dalam lamella atau di antara lamella o Bentuk osteosit lonjong pipih dengan tonjolan-tonjolan bercabang-cabang o Osteosit terperangkap dalam lacuna o Tojolan osteosit terperangkap dal;am kanalikuli
8|Page

Jaringan pengikat pelapis tulang: Periosteum o Menutupi permukaan luar tulang o Jaringan padat fibrosa dengan sedikit sel o Dilalui pembuluh darah yang melanjutkan dalam jaringan tulang dalam canalis harversi dan canalis volkmani o Lapisan dalam : lapisan osteogenik o Perlekatan dengan tulang melalui: Endosteum o Melapisi tulang pada rongga sumsum tulang o Lapisan sel-sel tipis, bersifat osteogenik o Melanjutkan ke seluruh rongga tulang Komponen sel dalam jaringan tulang: Sel osteoprogenitor = sel osteogenik o Berbentuk gepeng o Sulit dibedakan dengan fibroblast dan osteoblas o Mampu membelah diri dan menjadi osteoblas atau kondroblas dan osteoklas. Osteoblas o Terdapat berderet-deret pada peremukaan o Berbentuk kuboid atau silindris pendek o Sitoplasma basofil banyak ribosom o Membentuk matriks tulang Osteosit o Merupakan komponen utama jaringan tulang Pembuluh darah yang masuk Serabut kolagen yang disebut serabut-serabut Serabut elastic (sedikit)

9|Page

o Berbentuk lonjong gepeng dengan tonjilan sitoplasma saling berhubungan dengan tonjolan osteosit yang berdekatan melalui gap junction o Badan sel terperangkap oleh matriks tulang dalam lacuna o Tonjolan-tonjolan terperangkap dalam kanalikuli o Menghasilkan alkali fosfatase spertyi osteoblas untuk melepaskan gugus posfat o Gugus posfat perlu unutuk membentuk endapan garam kalsium o Apabila terlepas dari lacuna dapat menjadi sel osteoprognitor Osteoklas o Sel raksasa multinuclear o Berada dalam cekungan lacuna howship o Sitoplasma sel dewasa eosinofil o Permukaan gambaran striated border o Dengan mikroskop electron: Permukaan kasar karena tonjolan-tonjolan tidak teratur Didekatnya terdapat gelembung-gelembung Diduga mengandung enzim hidrolitik (fostase asam)

o Fungsi : terlibat dengan resorbsi tulang o Asal usulnya dari sel osteoprognitor Matriks tulang Komponen-komponennya: o Matriks organic 95% serabut kolagen terbenam dalam Substansi dasar (mukopolisakharid dan glikoprotein) Kalsiumposfat Ion sitrat Karbonat
10 | P a g e

o Garam anorganik (berupa bahan mineral) yang tersusun sebagai Kristal yang menempel serabut kolagen

Magnesium Natrium

4. Fungsi system skeletal: Memberi bentuk dan meneguhkan badan Melindungi alat-alat Alat penting sistem lokomotor Depot penyimpanan zat kapur Tempat melekatnya otot 5. Korelasi klinis pada system skeletal: Gagal tumbuh bagian tertentu yang dapat menyebabkan penyakit seperti aplasia ataupun hipoplasia. Tumbuh abnormal pada bagian tertentu yang dapat menybabkan penyakit-penyakit yang tergolong dysplasia. Tumbuh berlebihan pada bagian tertentu menimbulkan penyakit berupa Hypertrophy /Local Gigantism. Duplikasi pada organ tertetu, dan sering terjadi pada bagian jemari yang dikenal dengan Extra supernumery / polydactily (Extra digit). Tumbuh salah letak bagian tertentu, sehingga ada bagian tubuh tertentu yang tidak berada pada tempatnya yang menimbulkan penyakit yang dikenal sebagai Sprengels deformity, misalnya scapula gagal turun ketempatnya sehingga bahunya turun. Nagian Epifisis (ujung tulang) tak tumbuh akan berkorelasi menjadi penyakit yang dikenal dengan naman Achondroplasia. Gangguan pada osteogenesis (pembentukan tulang) dapat menyebabkan penyakit Osteogenesis Inferfecta. Kelebihan pertumbuhan tulang pada beberapa tempat bukan hanya pada satu tempat saja dapat menimbulkan penyakit Multipel eksostosis. 6. Kelainan congenital pada system skeletal: Kelainan pada congenital pada tulang Poly Dactily (Jari Berlebih)
11 | P a g e

Polydactyly or polydactylism polus many + (daktulos finger Syndactily (jari Dempet) Diturunkan secara: autosomal dominant Pengobatan Operasi rekonstruksi Hypoplasia radius (club hand) Kelainan kongenital dimana os.radius tidak terbentuk sempurna sebahagian (partial) atau total. Diturunkan : autosomal recessive Gejala o Tulang tangan mengecil o Berpotensi untuk terjadi patah Pengobatan : Substitusi tulang Radioulnar synostosis Kelainan kongenital dimana tulang radius dan sebahagian (partial) atau total. Diturunkan : autosomal recessive Gejala : Tulang tangan tidak bisa gerakan pronasi dan supinasi Pengobatan : operasi Congenital metarsus varsus Kelainan kongenital dimana tulang jari kaki pertama (Metatarsal) tumbuh arah keluar (varus). Diturunkan : autosomal recessive Gejala o Jari pertama mengarah keluar Pengobatan o Latihan o Operasi Spina bifida Kelainan kongenital dimana tulang punggung (vertebra) tidak menutup sehingga terjadi penonjolan dari kantong medula spinalis.
12 | P a g e

ulna melengket

Diturunkan : autosomal recessive Pengobatan Operasi Congenital pseudoarthrosis of tibia Kelainan kongenital dimana pada tulang tibia mudah patah dan terbentuk sendi palsu. Diturunkan: autosomal resesif Insiden : o 1 dari 190000 kelahiran o Lebih banyak mengenai sisi kiri Gejala o Tulang tibia bengkok ke arah depan yang makin lama makin bertambah Pengobatan : Susah very difficult, multiple different operations used over the years o Operasi pasang pen Didalam tulang (Internal fiksasi) Diluar tulang (External fixation)

o Cangkok tulang (Free vascularised fibular graft) o Amputasi Osteogenesis interfecta Kelainan kongenital dimana terganggunya proses osteogenesis (fungsi osteoclast lebih dominan) pada seluruh tulang sehingga mudah patah Diturunkan : autosomal resesif Insiden 1 diantara 20000 bayi Tanda khas Blue sclera Patah tulang hanya dengan trama ringan Pengobatan Konservatif Operasi
13 | P a g e

Multiple exostosis congenital Exostosis = tulang berlebih Kelainan kongenital dimana tulang bertumbuh dibeberapa tempat Muncul biasanya umur diatas 10 th Pengobatan o Konservatif o Operasi jika mengganggu Achondroplasia Kelainan kongenital dimana tulang efifisis (pusat pertumbuhan tulang) tidak bertumbuh sebahagian atau keseluruhan Diturunkan : Autosomal dominant Gejala o Tubuh kecil (Pendek) o Perbandingan panjang anggota tubuh dengan badan tidak seimbang o Life expetensi < dari arang normal Pengobatan masih dipertanyakan

Kelainan congenital pada sendi: Rigid joint Merupakan gangguan sendi dimana gerakan sendi menjadi terbatas atau bahkan tidak bias digerakkan. Penyebabnya: o Terjadinya perlengketan kepala dengan mangkok sendi o Kapsul sendi mengeras dan lengket o Ligament sendi mengeras dan pendek o Otot sekitar sendi menipis ataui bahkan putus Mobile joint Merupakan gangguan pada sendi yang penyebabnya adalah kebalikan darei penyebab pada penyakit rigid joint.
14 | P a g e

Hypermobility joint/unstable joint Merupakan gangguan sendi dimana gerakan ruang lingkup sendi (ROM) bertambah. Penyebabnya: o Pengaruh hormone estrogen ibu. Hormon estrogen ibu ini akan melemaskan ligament sendi. Biasanya hal ini ditunjukkan dengan masih melengketnya hormone estrogen ibu pada si bayi ketika 4-5 minggu setelah kelahiran. o Diturunkan (herediter) Pengobatan: dapat dilakukan dengan latihan. Cerai sendi panggul congenital/Congenital hipdisplasia (CHD) Pada sendi panggul dan jaringan sekitarnya(acetabulum, kaput, femur, kapsul, ligament dan otot) timbul gangguan stebilitas sendi. Dibawa sejak lahir. Resiko terbesar pada bayi yang lahir dengan posisi sunsang(bokong). Tanda-tanda: o Pergerakan sendi panggul terbatas o Posisi tungkai yang asimetris o Setelah bayi berumur 3 bulan terlihat kaki mulai memendek o Ketika dewasa pincang Pengobatan : o non operatif bias dengan teknik Dennis Browngips o operasi Congenital telipes equino varus(CTEV) Dikenal juga dengan clubfoot, piedetordo, piebot, piezambo) Kelainan dimana tumit (talipes) bengkok ke bawah (equino) dan kearah dalam (varus). Biasanya bilateral (50%) Diagnosa dapat dilakukan dengan mudah, namun penanganannya sulit. Gejala: o Tumit kecil dan tinggi serta menonjol dorso lateral
15 | P a g e

o Betis mengecil Bahayanya adalah jalan tidak menapak. Pengobatan: o Koreksi sendiri sedini mungkin o 3-4 bulan operasi pasang gips o Kemudian pasang sepatu terbalik pada sianak o 6-7 bulan kemudian siap pakai Congenital generalized hypermobile joint Kelainan dimana seluruh sendi tubuh dapat bergerak ke segala arah. Arthrogryposis multiple congenital Kelainan dimana beberapa sendi kaku dan memendek sehingga tak dapat ditekuk. Biasanya kecerdasan tetap normal. Tanda-tanda: sendi terasa kaku. Pengobatan: o Latihan o Pembedahan 7. Kelainan didapat pada system skeletal: Gangguan fisik Gaangguan yang paling umum terjadi pada tulang adalah kerusakan fisik tulang seperti patah atau retak tulang. Apabila terjadi fraktura(patah tulang) akan ternentuk zona fraktura yang runcing dan tajam. Pada zona tersebut timbul rasa sakit karena pergeseran tulang yang akan mengakibatkan pembengkakan bahkan pendarahan. Ada empat kelompok dari jenis-jenis fraktura ini, yakni : o Fraktur sederhana Merupakan fraktura yang tidak melukai otot yang ada di sekitarnya.

16 | P a g e

o Fraktura kompleks Merupakan fraktura yang melukai otot atau organ yang ada di sekitarnya, bahkan terkadang bagian fraktura dapat muncul ke permukaan kulit. o Greenstick Merupakan fraktura sebagian yang tidak memisahkan tulang menjadi dua bagian. o Comminuted Merupakan fraktura yang mengakibatkan tulang terbagi menjadi beberapa bagian, tetapi masih berada di dalam otot. Gangguan fisiologis Gangguan fisiologis pada tulang disebabkan oleh kelainan fungsi hormone dan vitamin. Berikut beberapa gangguan fisiologis pada tulang: o Rakhitis Merupakan penyakit tulang yang disebabkan kekurangan vitamin D. Vitamin D ini berperan dalam proses penimbunan senyawa kapur di tulang. Kekurangan vitamin D akan menyebabkan tulang menjadi tidak keras. Pada penderita rakhitis terlihat bagian kaki(tulang tibia daan fibula) melengkung menyerupai huruf O atau X. o Mikrosefalus Merupakan gangguan pertumbuhan tulang tengokrak sehingga kepala kalsium. o Osteoporosis Merupakan gangguan tulang dengan gejala penurunan massa tulang sehingga tulang rapuh. Hal ini dikarenakan lambatnya osiifikasi dan penghambatan reabsorbsi (penyerapan kembali) berukuran kecil. Kepala berukuran kecil karena pertumbuhan tulang tengkorak pada masa bayi kekurangan

17 | P a g e

bahan-bahan

tulang.

Osteoporosis

terjadi

karena

ketidakseimbangan hormone kelamin pada pria maupun wanita. o Kelainan akibat suatu penyakit Penyakit seperti tuberculosis tulang dan penyakit tumor dapat menyebabkan tekanan fisik dan fisiologis terhadap mekanisme gerak tubuh. Gangguan pada sendi Gangguan pada sendi dapat terjadi karena sendi tidak berfungsi dengan normal. Berikut ada empat kelompok dari jenis-jenis gannguan pada sendi: o Dislokasi Merupakan gangguan yang terjadi karena pergeseran tulang yang menyusun persendian dari posisi awal. Dislokasi disebabkan oleh jaringan ligament yang sobek atau tertarik. o Terkilir (keseleo) Merupakan penyakit pada sendi yang disebabkan tertariknya ligament sendi karena gerakan tiba-tiba atau gerakan yang tidak biasa dilakukan. Terkilir menyebabkan rasa sakit disertai peradangan pada daerah sendi. o Ankilosis Merupakan gangguan yang terjadi karena tidak berfungsinya persendian. o Arthritis Merupakan gangguan yang disebabkan adanya peradangan pada sendi. Gangguan arthritis dapat dibedakan menjadi rheumatoid, osteoarthritis, dan gautarthritis. Rheumatoid merupakan proses peradangan atau pengapuran pada jaringan tulang rawan yang menghubungkan tulang di persendian. Osteoarthriris merupakan penipisan tulang rawan yang menghubungkan gerak akibat persendian. kegagalan
18 | P a g e

Gautarthritis

merupakan

gangguan

metabolism asam urat sehingga terjadi penimbunan asam urat pada persendian. Gangguan pada tulang belakang terjadi karena adanya perubahan p;osisi tulang belakang, sehingga menyebabkan perubahan kelengkungan batang tulang belakang. Gangguan yang disebabkan oleh kelainan tulang tulang belakang dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu: o Skoliosis, melengkungnya tulang belakang kearah samping, mengakibatkan tubuh melengkung kea rah kanan atau kiri. o Kifosis, perubahan kelengkungan pada tulang belakang secara keseluruhan sehingga orang mnejadi bongkok. o Lordosis, melengkungnya tulang belakang di daerah lumbal atau pinggang kearah depan sehingga kepala tertarik kearah belakang. o Sublukasi, gangguan tulang belakang pada segmen leher sehingga posisi kepala tertarik kearah kiri atau kanan. 8. Pemeriksaan penunjang pada system skeletal: X-ray (rontgent) Pemerikrasaan rontgent tulang dapat memberikan informasi berupa : o Lesi tulang & jaringan Lunak sekitarnya o Adanya fraktur/ancaman fraktur patologis o Asal/Sifat suatu lesi(jinak/ganas) o Sebagai guide untuk biopsi o Follow Up perjalanan penyakit Namun ada kelemahannya yakni effek radiasi yang masih cukup besar, yang dapat membahayakan pasien, ditambah lagi keterbatasan dari keakuratan gambar yang diperoleh. CT Scan (Computerized tomography scanning) Keunggulan pemeriksaan ini; o Mudah, cepat dan tepat o Tidak invasif o Non traumatik
19 | P a g e

o Tanpa persiapan yang sulit o Memberikan informasi yang akurat Kelemahannya tetap ada, diantaranya masih ada efek radiasinya dan juga karena merupakan alat yang canggih, jadi tidak semua kalangan masyarakat yang dapat menggunakannya. Hal ini dikarenakan harganya yang rtelatif mahal. MRI (Magnetig Resonance Imaging) Keunggulan: o Sangat sensitif menilai jaringan lunak o Mampu menghasilkan penampang dalam berbagai arah tanpa merubah posisi pasien (multi planar) axial, koronal, sagital o Tidak menggunakan radiasi o Dapat membedakan antara jaringan lunak, lemak dan cairan o Tidak invasif Kelemahannya hanya pada harga saja. Harga peralatannya saja 3 kali lipat disbanding harga CT Scan. Jadi dapat diperkirakan berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk sekali pemeriksaan MRI ini. Sehingga hanya kalangan tertentu saja yang dapat menggunakannya. 9. Penyembuhan patah tulang dan peranan system skeletal dalam pertahanan homeostasis kalsium: o Penyembuhan patah tulang Jika tulang mengalamai fraktur(patah tulang), reaksi pertama adalah pembentukan hematoma(gumpalan darah yang besar). Pembuluh darah pada area cedera mengalami hemoragi dan pembekuan. Hematoma kemudian diinvasi dengan cara meregenerasi pembuluh darah, osteoblas dan osteoklas dari periosteum dan endosteum. Dalam hal ini makrofag dalam darah mengeluarkan bekuan dan fragmen jaringan mati(debris), dan osteoblas mengeluarkan matriks tulang yang rusak.
20 | P a g e

Pembelahan sel yang cepat dari periosteum dan endosteum mengisi dan mengelilingi fraktur serta membentuk kalus eksternal(melingkari cedera) dan kalus internal(dalam rongga sumsum tulang) kartilago hialin. Fraktur kemudiann diperbaiki melalui proses osifikasi endokondrial dan osifikasi intramembranosa yang berlangsung pada fragmen kartilago kecil dalam kalus eksternal dan internal. Kalus tulang yang terbentuk kemudian mengalami reorganisasi dan diganti dengan tulang lamella kompak. Dengan demikian, tulang sembuh dan kembali ke struktur tulang aslinya. o Peranan tulang dalam proses homeostasis: Tulang berperan dalam menjaga homeostasis kalsium (ca) di dalam tubuh manusia. Prosesnya dapat dilihat dari penjelasan melalui skema berikut ini:

21 | P a g e

Kalsium penting untuk berbagai fungsi tubuh, termasuk kontraksi otot, konduksi saraf dan fungsi dari berbagai macam enzim. Sebagian besar kalsium tubuh disimpan dalam tulang, namun kalsium dan darah. Pemeliharaan konsentrasi kalsium yang normal dalam darah tergantung kepada: Asupan lewat mulut sedikitnya 500-1.000 mgr/hari Penyerapan dalam jumlah yang memadai dari saluran pencernaan Pengeluaran kelebihan kalsium dalam air kemih. Kalsium dapat berpindah dari tulang ke dalam aliran darah sesuai kebutuhan, untuk mempertahankan konsentrasi kalsium darah. Pemindahan kalsium dari tulang dalam jumlah yang terlalu banyak, pada akhirnya dapat menyebabkan tulang menjadi lemah dan terjadi osteoporosis. Konsentrasi kalsium dalam darah diatur oleh 2 hormon: 1. Hormon paratiroid, dihasilkan oleh 4 kelenjar tiroid yang terletak disekitar kelenjar tiroid di leher. Jika konsentrasi kalsium darah menurun, kelenjar paratiroid menghasilkan lebih banyak hormon paratiroid; jika konsentrasinya meningkat, kelenjar menghasilkan lebih sedikit hormon. Hormon paratiroid merangsang saluran pencernaan untuk menyerap lebih banyak kalsium dan menyebabkan ginjal mengaktifkan vitamin D. Selanjutnya vitamin D menambah kemampuan saluran pencernaan untuk menyerap kalsium. Hormon paratiroid juga merangsang tulang untuk juga ditemukan di dalam sel dan darah. Tubuh mengendalikan dengan tepat jumlah kalsium dalam sel

22 | P a g e

melepaskan kalsium ke dalam darah dan menyebabkan ginjal membuang lebih sedikit kalsium ke dalam urin. 2. Kalsitonin, merupakan hormon yang dihasilkan oleh sel-sel dari kelenjar paratiroid, tiroid dan kelenjar timus. Fungsinya adalah menurunkan kadar kalsium darah dengan cara merangsang perpindahan kalsium ke dalam tulang.

VII. Sintesis dan uji informasi yang diperoleh


Informasi yang diperoleh dan disintesis serta diuji telah terangkum dalam analisa masalah pada langkah 3.

KESIMPULAN
1. Proses embriologi tulang dimulai dari lapisan mesenkim paraksial dan Krista neuralis. 2. Secara anatomi system skeletal pada tubuh manusia dibedakan mnjadi du bagian, yakni aksial skeletal dan apendikular skeletal. 3. Secara histology system skeletal disusun atas sel osteoblas, osteosit, dan osteoklas. 4. Sistem skeletal merupakan alat gerak pasif dengan berbagai fungsi pentingnya guna menjaga kestabilan tubuh manusia. 5. Berbagai gangguan yang terjadi pada system skeletal pada tubuh manusia berkorelasi menjadi penyakit-penyakit baik yang congenital maupun didapat. 6. Sistem skeletal terutama tulang juga berperan dalam menjaga kadar kalsium dalam darah sebgaimana peranannya dalam hal homeostasis. 7. Sebagai bentuk homesostasis tubuh kita terhadap patah tulang, maka tulang dapat kembali sembuh dengan sendirinya melalui proses penyembuhan tulang, walau tetap saja perlu perawatan medis untuk mendapatkan hasil yang memuaskan.

23 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai