Anda di halaman 1dari 13

UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS EKONOMI MATA KULIAH Periode Modul Dosen Pokok Bahasan Tujuan Pembelajaran : Setelah

mempelajari pokok bahasan sebagaimana tersebut diatas, diharapkan dapat memahami materi-materi bahasan yang berkenaan dengan: 1. Perjanjian pembagian laba / rugi dalam operasi persekutuan (berdasarkan modal) 2. Perubahan kepemilikan (masuknya sekutu baru dan keluarnya sekutu lama) : AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I / 3/ S1/GENAP / 09/10 : Maret Juli 2010 : 1 (pertemuan ke 1) : Sugianto SE, MM : PERSEKUTUAN

PENDAHULUAN Modal adalah factor yang penting dalam proses penghasilan berbagai usaha, dan modal yang dikontribusi oleh sekutu biasanya diperhitungkan dalam perjanjian pembagian laba dan rugi. Apabila modal dipertimbangkan dalam pembagian pendapatan persekutuan, perjanjian pembagian laba harus spesifik terhadap konsep modal yang akan diterapkan. Sebagai contoh, modal dapat berarti saldo modal awal, saldo modal akhir, atau saldo modal rata-rata. Oleh sebab itu, konsep modal yang akan digunakan harus dirancang dengan tepat dalam perjanjian persekutuan. Jika saldo modal awal digunakan dalam mengalokasikan pendapatan persekutuan, tambahan investasi selama periode akuntansi tidak ikut dihitung karena investasi ini

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Sugianto, SE., MM AKUTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

tidak dimasukkan dalam perhitungan pembagian laba sampai periode yang akan datang. Masalah yang sama juga muncul jika saldo modal akhir yang digunakan. Contoh : Alokasi Pendapatan dalam Hubungannya dengan Modal Persekutuan Persekutuan Anni dan Beby dibentuk pada tanggal 1 Januari 2008. Setiap sekutu menginvestasikan kas Rp.20.000.000. Perubahan dalam perkiraan modal selama 2008 seperti dibawah ini : Anni Saldo modal, 1 Januari 2008 Rp.20.000.000 Investasi, 1 April Penarikan, 1 Juli (5.000.000) Investasi, 1 September Penarikan, 1 Oktober Investasi, 28 Desember 8.000.000 Saldo modal, 31 Desember 2008 Rp.19.000.000 Modal awal, akhir, dan rata-rata 2008 untuk Anni dan Beby adalah sebagai berikut : PERBANDINGAN DASAR MODAL Investasi modal awal Anni Beby Rp.20.000.000 20.000.000 Investasi modal akhir Rp.25.000.000 19.000.000 Investasi modal tertimbang rata-rata Rp.22.500.000 16.500.000 Rp.25.000.000 3.000.000 (4.000.000) ------2.000.000 ----Rp.20.000.000 Beby

PERHITUNGAN INVESTASI MODAL RATA-RATA TERTIMBANG Investasi Rupiah Bulan Investasi modal rata-rata Anni Rp.20.000.000 x 3 bulan (1 Januari-1 April) Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Rp. 60.000.000 Sugianto, SE., MM AKUTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

Rp.22.000.000 x 5 bulan (1 April-1 September ) Rp.25.000.000 x 4 bulan (1 September-31 Desember) 12 bulan Investasi modal rata-rata Anni (Rp.270.000.000 / 12) Rp.22.500.000 Rata-rata Investasi modal Beby Rp.20.000.000 x 6 bulan (1 Januari 1 Juli) Rp.15.000.000 x 3 bulan (1 Juli-1 Oktober) Rp.11.000.000 x 3 bulan (1 Oktober-28 Desember) 12 bulan Rata-rata investasi modal Beby Rp.16.5000.000

110.000.000 100.000.000 Rp.270.000.000

Rp.120.000.000 45.000.000 33.000.000 Rp.198.000.000

Investasi actual dikalikan dengan jumlah bulan untuk memperoleh perhitungan investasi rupiah-bulan. Total investasi rupiah-bulan dibagi dengan 12 untuk mendapatkan saldo modal rata-rata tertimbang tahunan. Contoh Anni dan Beby bisa diperluas dengan asumsi bahwa laba bersih persekutuan dibagi berdasarkan saldo modal, dan laba bersih untuk tahun 2008 adalah Rp.100.000.000. Alokasi pendapatan persekutuan untuk Anni dan Beby berdasarkan modal masing-masing adalah : Saldo modal awal Anni Rp.100.000.000 x 20/40 Beby Rp.100.000.000 x 20/40 Total laba Saldo modal akhir Anni Rp.100.000.000 x 25/44 Beby Rp.100.000.000 x 19/44 Total laba Saldo modal rata-rata Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sugianto, SE., MM AKUTANSI KEUANGAN LANJUTAN I Rp. 56.818.180 43.181.820 Rp.100.000.000 Rp. 50.000.000 50.000.000 Rp.100.000.000

Anni Rp.100.000.000 x 225/390 Beby Rp.100.000.000 x 165/390 Total laba

Rp. 57.692.310 42.307.690 Rp.100.000.000

Apabila perjanjian persekutuan antara Anni dan Beby tidak menyebutkan bagaimana perhitungan saldo modal dilakukan, perhitungan rata-rata tertimbang yang digunakan dan pendapatan persekutuan sebesar Rp.100.000.000 pada tahun 2008 dialokasikan pada Anni sebesar Rp.57.692.310 dan pada Beby sebesar Rp.42.307.690 Penyisihan Bunga pada Modal Persekutuan Meskipun investasi modal dapat menjadi basis tunggal untuk alokasi pendapatan, juga bisa digunakan sebagai salah satu dari beberapa provisi alokasi pendapatan dalam perjanjian persekutuan. Sebagai contoh, perjanjian dapat saja membentuk penyisihan bunga dalam modal persekutuan untuk meningkatkan investasi modal, sebagaimana halnya penyisihan gaji untuk kompensasi waktu yang diberikan kepada persekutuan. Sisa bunga kemudian dibagi secara rata atau dengan rasio lain yang disebutkan dalam perjanjian pembagian laba. Berikut ini informasi yang berhubungan dengan perkiraan modal dan prive persekutuan Rudi dan Santo untuk tahun kalender 2008 : Rudi Perkiraan modal Saldo modal, 1 Januari 2008 Rp.114.000.000 Tambahan investasi, 1 Juni 2008 36.000.000 Penarikan, 1 Juli 2008 (10.000.000) Saldo modal 31 Desember 2008 Rp.140.000.000 (sebelum prive) Perkiraan prive Rp.210.000.000 24.000.000 --Rp.186.000.000 Santo

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Sugianto, SE., MM AKUTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

Saldo perkiraan prive* 31 Desember 2008 12.000.000

Rp. 10.000.000

Rp.

* Nama perkiraannya mungkin lebih tepat menggunakan gaji sekutu dari pada prive sekutu. Untuk kasus apapun, saldonya harus ditutup ke perkiraan modal sekutu dan bukan ke ikhtisar laba-rugi. Perjanjian persekutuan menyatakan bahwa laba persekutuan dibagi secara merata setelah penyisihan gaji Rp.12.000.000 tiap tahun untuk tiap-tiap sekutu, dan setelah penyisihan bunga 10 % setahun atas saldo modal rata-rata. Skedul yang menunjukkan alokasi pendapatan 2008 dengan perjanjian ini seperti peraga dibawah ini. Skedul pertana (Bagian A) mengasumsikan bahwa laba bersih persekutuan untuk tahun 2008 adalah Rp.91.000.000, dan skedul kedua (Bagian B) mrngasumsikan rugi persekutuan untuk 2008 sebesar Rp.3.000.000. BAGIAN ADIASUMSIKAN LABA PERSEKUTUAN Rp.91.000.000 SKEDUL ALOKASI PENDAPATAN Rudi LABA BERSIH Penyisihan gaji Rp.24.000.000 Sisa untuk dibagi Penyisihan bunga : Rp.200.000.000 x 10 % 20.000.000 Rp.130.000.000 x 10 % 13.000.000 Sisa untuk dibagi Dibagi rata 34.000.000 Sisa untuk bibagi 0 34.000.000 (34.000.000) 17.000.000 17.000.000 (13.000.000) --13.000.000 (20.000.000) 20.000.000 --67.000.000 Rp.91.000.000 (24.000.000) Rp.12.000.000 Rp.12.000.000 Santo Total

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Sugianto, SE., MM AKUTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

Alokasi laba bersih Rp.91.000.00

Rp.49.000.000

Rp.42.000.000

BAGIAN BDIASUMSIKAN RUGI PERSEKUTUAN RP.3.000.000 SKEDUL ALOKASI PENDAPATAN Rudi Total Laba bersih Penisihan gaji 24.000.000 Sisa untuk dibagi Penyisihan bunga : Rp.200.000.000 x 10 % 20.000.000 Rp.130.000.000 x 10 % 13.000.000 Sisa untuk dibagi Dibagi rata (60.000.000) Sisa untuk dibagi Alokasi laba (rugi) bersih 3.000.000) Saldo modal rata-rata Rudi dan Santo pada Peraga,dihitung sebagai berikut : Investasi Rupiah Bulan Investasi modal rata-rata Rudi Rp.186.000.000 x 5 bulan Rp.210.000.000 x 7 bulan 12 bulan Modal rata-rata (Rp.2.400.000.000/12 bulan) Rp.200.000.000 Rp. 930.000.000 1.470.000.000 2.400.000.000 0 Rp. 2.000.000 (Rp. 5.000.000) (Rp. (60.000.000) 60.000.000 (30.000.000) (30.000.000) (13.000.000) 13.000.000 (20.000.000) 20.000.000 --(27.000.000) (Rp. 3.000.000) (24.000.000) 12.000.000 12.000.000 Santo

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Sugianto, SE., MM AKUTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

Investasi modal rata-rata Santo Rp.114.000.000 x 5 bulan Rp.150.000.000 x 1 bulan Rp.140.000.000 x 6 bulan 12 bulan Modal rata-rata (Rp.1.560.000.000/12 bulan) Rp.130.000.000 Peraga diatas menggambarkan bahwa seluruh provisi dari perjanjian pembagian laba digunakan dalam alokasi pendapatan persekutuan, baik apakah persekutuan tersebut mengalami laba atau rugi bersih. Jumlah penyisihan gaji seperti disajikan dalam perjanjian termasuk dalam pembagian laba, meskipun Rudi hanya mengambil Rp.10.000.000 dari Rp.12.000.000 jumlah yang diperbolehkan. Pada bagian A peraga diatas, pendapatan persekutun Rp.91.000.000 dibagi Rp.49.000.000 untuk Rudi dan Rp.42.000.000 untuk Santo. Pembagian rugi bersih Rp.3.000.000 pada Bagian B dialokasikan Rp.2.000.000 sebagai laba untuk Rudi dan Rp.5.000.000 sebagai rugi untuk Santo. Pada kedua kasus itu perjanjian persekutuan memuat perbedaan alokasi laba sebesar Rp.7.000.000 antara dua sekutu. Jumlah perbedaan ini sama dalam situsi laba maupun rugi, karena jumlah sisa laba dibagi secara rata. Pembagian laba 60 : 40 setelah penyisihan gaji dan bunga, sebagai contoh, akan memberikan dampak perbedaan yang besar pada Bagian A (lebih besar dari Rp.7.000.000). PERUBAHAN KEPEMILIKAN PERSEKUTUAN Masuknya sekutu baru atau pengunduran diri sekutu lama atau wafatnya sekutu lama akan mengakibatkan disolusi persekutuan. Tetapi disolusi tidak selalu terjadi dengan berhentinya operasi persekutuan atau berhentinya usaha atau akuntansi persekutuan. Ketika persekutuan secara hukum resmi didisolusi baik dengan masuknya sekutu baru atau dengan berhenti atau meninggalnya sekutu lama, suatu perjanjian persekutuan baru perlu dibuat untuk kelanjutan usaha persekutuan. Pertanyaan muncul apakah aktiva dari usaha persekutuan yang sedang berlangsung harus dinilai ulang ? Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Sugianto, SE., MM AKUTANSI KEUANGAN LANJUTAN I Rp. 570.000.000 150.000.000 840.000.000 Rp.1.560.000.000

Masuknya Sekutu Baru Sekutu baru bisa diterima dengan kesepakatan bersama antar sekutu lama. Persekutuan lama didisolusi dan perjanjian yang baru diperlukan untuk operasi persekutuan. Jika tidak ada perjanjian yang baru, maka seluruh laba dan rugi dalam persekutuan yang baru dibagi secara merata (seperti yang tercantum dalam Provisi Uniform Partnership Act). Seseorang bisa menjadi sekutu dalam sebuah persekutuan yang telah berjalan dengan cara membeli kepemilikan satu atau lebih sekutu lama dengan persetujuan seluruh sekutu lama yang lain atau dengan cara menginvestasikan sejumlah uang atau sumber daya ke dalam persekutuan. PEMBELIAN KEPEMILIKAN DARI SEKUTU LAMA Dengan persetujuan dari seluruh sekutu yang ada, sekutu baru dapat diterima masuk kedalam persekutuan dengan membeli kepemilikan langsung dari sekutu lama. Persekutuan lama didisolusi, buku persekutuan ditutup, dan perjanjian yang baru digunakan untuk kegiatan operasi persekutuan selanjutnya. Misalnya, Alfa dan Baleno adalah sekutu dengan saldo modal masing-masing Rp.50.000.000, dan membagi laba-rugi secara merata. Cakra membeli setengah kepemilikan Alfa dari Alfa sebesar Rp.25.000.000. Persekutuan yang baru Alfa, Baleno, dan Cakra terdiri dari Alfa dan Cakra masingmasing memiliki 25 % kepemilikan dalam modal dan laba persekutuan baru. Ayat jurnal yang harus dibuat untuk mencatat transfer kepemilikan Alfa dan Cakra adalah : Modal Alfa Modal Cakra Mencatat masuknya Cakra ke dalam persekutuan dengan membeli setengah kepemilikan Alfa. Rp.25.000.000 Rp.25.000.000

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Sugianto, SE., MM AKUTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

Pada kasus ini, modal dan kepemilikan disamakan sebelum dan sesudah masuknya Cakra, dan bukti-bukti mengidentifikasikan bahwa aktiva bersih dari persekutuan lama dinilai secara benar. Yaitu pembayaran Cakra Rp.25.000.000 untuk kepemilikan dalam modal dan pendapatan persekutuan yang akan datang mengimplikasikan nilai total persekutuan Rp.100.000.000 (Rp.25.000.000 / 0.25). Karena aktiva bersih persekutuan lama dicatat sebesar Rp.100.000.000, maka penilaian ulang tidak diperlukan. Sekarang diasumsikan bahwa Alfa dan Baleno memiliki saldo modal masing-masing Rp.50.000.000 dan Rp.40.000.000. Laba dibagi secara merata dan setuju mengambil Cakra sebagai sekutu dengan membayar Rp. Rp.25.000.000 secara langsung ke Alfa. Sekutu setuju bahwa setengah dari saldo modal Alfa akan ditransfer kepada Cakra (seperti pada contoh sebelum-nya) dan aktiva bersih tidak perlu dinilai ulang. Laba dibagi berdasarkan rasio 25 %, 50 %, 25 %, masing-masing untuk Alfa, Baleno dan Cakra. Meskipun kelihatan-nya merata tidak ada alasan yang kuat untruk perjanjian seperti itu, karena modal dan kepemilikan tidak disamakan baik sebelum atau sesudah masuknya Cakra. Persekutuan Lama Investasi Modal Alfa Baleno Cakra Rp.90.000.000 Rp.50.000.000 5/9 40.000.000 4/9 50 % 50 % Kepemilikan Persekutuan Baru Investasi Modal Rp.25.000.000 40.000.000 25.000.000 Rp.90.000.000 5/18 8/18 5/18 25 % 50 % 25 % Kepemilikan

Perhatikan juga bahwa pembayaran Cakra Rp.25.000.000 kepada Alfa tidak memberikan bukti sebagai penilaian yang benar atas aktiva bersih persekutuan, karena pembayaran tersebut hanya merupakan 5/18 dari aktiva bersih persekutuan, tetapi 25 % laba (kepemilikan) persekutuan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Sugianto, SE., MM AKUTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

Apabila penilaian ulang diinginkan, nilai aktiva harus didasarkan pada penilaian atau bukti lain selain jumlah yang dibayar Cakra kepada Alfa. Penilaian Ulang / Cara Goodwill Kemungkinan ketiga ialah bahwa Alfa dan Baleno masing-masing memiliki saldo modal Rp.50.000.000 dan Rp.40.000.000; mereka membagi laba secara rata-rata; dan Cakra masuk kedalam persekutuan dengan membayar total Rp.50.000.000 secara langsung kepada sekutu. Cakra akan mendapatkan kepemilikan sebesar 50 % dalam modal dan kepemilikan persekutuan baru. Alfa dan Baleno masing-masing mendapatkan sebesar 25 % kepemilikan pada persekutuan yang baru. Beberapa pertanyaan tambahan mengenai modal muncul sehubungan dengan penilaian aktiva total persekutuan, modal yang ditransfer ke Cakra , dan pembagian pembayaran Rp.50.000.000 antara Alfa dan Baleno. Pembayaran Cakra sebesar Rp.50.000.000 untuk 50 % kepemilikan baik untuk modal maupun laba yang akan datang mengimplikasikan penilaian Rp.100.000.000 untuk total aktiva persekutuan. Jika aktiva akan dinilai ulang, penilaian ulang harus dicatat sebelum masuknya Cakra kedalam persekutuan. Penilaian ulang itu dicatat sebagai berikut :

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Sugianto, SE., MM AKUTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

Goodwill (atau aktiva yang dapat diidentifikasi) Modal Alfa Modal Baleno

Rp.10.000.000 Rp.5.000.000 Rp.5.000.000

Saat aktiva dinilai ulang dan goodwill dicatat, goodwill harus diamortisasi maksimum 40 tahun. Apabila aktiva dinilai ulang dan perkiraan aktiva tak berwujud disesuaikan, jumlah yang disesuaikan diamortisasi atau di-deprisiasi selama sisa umur aktiva. Meskipun cara penilaian ulang biasanya mengacu pada cara goodwill, goodwill tidak boleh dicatat sampai seluruh aktiva yang dapat di-identifikasi disesuaikan ke nilai wajar-nya. Oleh sebab itu, pedekatan ini dapat dibandingkan dengan pendekatan yang digunakan untuk mencatat penggabungan usaha yang menggunakan metode pembelian atau akuisisi divisi yang beroperasi atau kelompok aktiva. Jurnal sebelum-nya mencatat goodwill Rp.10.000.000 yang menjadikan saldo modal Alfa dan Baleno masing-masing Rp.55.000.000 dan Rp.45.000.000. Apabila jumlah yang sama dari modal ditransfer kepada Cakra, jurnal untuk mencatat masuk-nya Cakra kedalam persekutuan adalah : Modal Alfa Modal Baleno Modal Cakra Rp.25.000.000 25.000.000 Rp.50.000.000

Karena jumlah modal yang ditransfer ke Alfa dan Baleno sama, terlihat seakan-akan seimbang bagi Alfa dan Baleno untuk membagi Rp.50.000.000 yang diterima dari Cakra. Saldo modal diberikan berikut ini : Saldo Modal (dalam ribuan) Setelah Modal Modal

Sebelum

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Sugianto, SE., MM AKUTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

Penilaian Ulang Alfa (30 %) Baleno (20 %) Cakra (50 %) Rp.90.000 40.000 Rp.50.000

Penilaian Ulang Rp. 5.000 5.000

Penilaian Ulang Rp.55.000 45.000

yang Ditransfer - Rp.25.000 25.000 50.000

setelah transfer Rp. 30.000 20.000 50.000 Rp.100.000

Rp.10.000

Rp.100.000

Alternatif lain , mungkin diinginkan menyesuaikan saldo modal Alfa dan Baleno dalam persekutuan baru. Pada kasus ini masuknya Cakra akan dicatat : Modal Alfa Modal Baleno Modal Cakra Rp.50.000.000 Pembagian kas yang diterima dari Cakra sama dengan modal yang ditransfer (Rp.30.000.000 dan Rp.20.000.000). Pada kasus ini perubahan modal adalah sebagai berikut : Rp.30.000.000 20.000.000

Saldo modal (dalam ribuan) Sebelum Penilaian Ulang Alfa (25 %) Baleno (25%) Cakra (50 %) Rp.90.000 Rp.10.000 Rp.100.000 0 Rp.100.000 50.000 50.000 40.000 5.000 45.000 20.000 25.000 Rp.50.000 Penilaian Ulang Rp. 5.000 Setelah Penilaian Ulang Rp.55.000 Modal yang Ditransfer - Rp.30.000 Modal setelah transfer Rp. 25.000

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Sugianto, SE., MM AKUTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

Daftar Pustaka : 1. Beam, Floyd A.2006. Advanced Accounting, 9th edition, Pearson Education, Prentice Hall 2. Allan Drebin. Advanced Accounting, 5th edition 3. Ikatan Akuntansi Indonesia.2004. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba empat Jakarta

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Sugianto, SE., MM AKUTANSI KEUANGAN LANJUTAN I

Anda mungkin juga menyukai