Anda di halaman 1dari 6

Struktur dan Fungsi Lisosom, Peroksisom, Sitoskleton, Ribosom, Retikulum Endoplasma dan Aparatus Golgi

oleh Esra Devi Tarida L, 1106053092


Sel merupakan jembatan antara molekul dan manusia. Sel terdiri dari berbagai macam unsur penyusun salah satunya organel sel. Organel sel merupakan bagian dari sitoplasma. Masing-masing organel sel memiliki fungsi dan unsur penyusun yang berbeda-beda. Ada beberapa organel-organel sel, diantaranya : a. Lisosom Lisosom adalah vesikel kecil berupa kantung terbungkus membran, mengandung hampir 40 jenis enzim hidrolitik kuat (seperti protease, nuklease, glikosidae, lipase, fosfolipase, fosfatase dan sulfatase), yang mampu menguraikan hampir semua jenis makromolekul (protein, lipid, karbohidrat, asam nukleat, dll.). Lisosom mampu mencerna dan menyingkirkan berbagi sisa sel atau benda asing yang tidak diinginkan masuk ke dalam sel. Itulah fungsi utama lisosom, yakni untuk pencernaan intraseluler. Lisosom memegang peranan dalam proses normal dan patologis. Bahan ekstasel yang akan dihancurkan oleh enzim-enzim lisosom dibawa ke bagian dalam sel melalui proses endositosis. Dimana membran plasma mengalami invaginasi (melekuk ke dalam), membentuk suatu kantung yang mengandung sedikit cairan ekstrasel, biasanya dengan partikel spesifik yang telah terikat dengan reseptor permukaan. Membran plasma kemudian menutup dipermukaan kantung, membentuk vesikel kecil intrasel yang terbungkus membran dengan isi yang terperangkap di dalamnya. Contohnya sel darah putih yang disebut fagositosis. Lisosom yang telah menyelesaikan tugasnya akan dikenal dengan badan residual. Biasanya bahan-bahan yang tidak tercerna atau yang tertinggal di dalam badan residual akhirnya dikeluarkan dari sel melalui eksositosis. Lisosom dapat bergabung dengan berbagai organel tua atau rusak, jika mengalami kerusakan yang berat atau mati, maka lisosom akan pecah dan melepaskan enzim desktruktif ke dalam sitosol, sehingga sel dicerna secara tuntas. Lisosom juga berperan dalam pertumbuhan dan perbaikan selular normal dengan cara memindahkan komponen selular yang sudah rusak atau berlebihan. Produk yang dicerna kemudian di daur ulang dalam sel untuk memungkinkan terjadi pembaharuan dan rekonstruksi isi sel. b. Peroksisom Peroksisom merupakan kantung yang mengandung enzim-enzim dekstruktif, seperti enzim-enzim oksidatif (urate oksidatif) dan katalase. Enzim ini merupakan enzim yang menggunakan oksigen (O2) untuk mempreteli hidrogen pada molekulmolekul tertentu.

Reaksi ini penting untuk mendetoksifikasi berbagai zat sisa yang dihasilkan di dalam sel atau senyawa asing yang masuk ke dalam sel. Katalase (sejenis enzim antioksidan) yang ada di dalam peroksisom akan mengoksidasi berbagai substrat meliputi fenol, asam format, formaldehid, dan alkohol melalui reaksi peroksidatif. Contohnya, hidrogen peroksida (H2O2) yang bersifat merusak diuraikan oleh katalase menjadi H2O dan O2 yang tidak berbahaya. H2O2 + R H2 R + 2H2O c. Sitoskleton Sitoskleton terdiri dari jaringan filamen protein yang menyebar sepanjang sitoplasma dari sel eukariotik. Fungsinya sebagai pendukung struktural sel dan mengorganisasikan pergerakan sel komponen-komponen intrasel. Sitoskeleton disusun oleh tiga tipe filamen protein : 1. Mikrotubulus Sub unit protein penyusunannya adalah tubulin. Tubulin terdiri dari dua polipeptida globular, yakni tubulin dan tubulin . Fungsinya untuk mempertahankan bentuk sel yang asimetris dan pergerakan sel yang kompleks. Pergerakan sel : a. Transport intraselular dari organel berperan pada penempatan organel. Mikrotubulus menyediakan jalan bagi vesikel dengan gaya dorong bergantung pada ATP. b. Pemisahan kromosom selama mitosis. Mikrotubulus berperan dengan berkumpul membentuk gelendong mitotik yang menyusun dan mengarahkan gerakan replikasi kromosom-kromosom menjauhi satu sama lain ke arah kutub sel yang berlawanan, sehingga bahan genetik terdistribusi secara merata sewaktu sel membelah. 2. Filamen aktin Sub unit protein penyunsunannya adalah aktin. Fungsinya : a. Untuk membentuk jaringan yang memberikan dukungan mekanik, contohnya mikrovili. Mikrovili akan mengalami perluasan ketika menyerap sari-sari makanan. Maka filamen-filamen aktin akan tersusun sejajar dan menyatu membentuk penguat mekanis yang kaku sehingga tonjolan permukaan sel tetap utuh. b. Memungkinkan pergerakan sel, seperti kontraksi otot. Otot banyak mengandung filamen aktin dan miosin yang tersusun sedemikian rupa. Sehingga ketika terpicu untuk bergeser satu sama lain oleh penguraian ATP yang diinduksi listrik, filamen-filamen tersebut menghasilkan suatu gaya kontraktil yang akan menyebabkan pergerakan sel. 3. Filamen intermediet Sub unit protein penyusunannya adalah protein fibrous, seperti keratin, vimentin, nuclear lamin. Fungsinya memberikan dukungan strukrural bagi sel dan jaringan terutama pada bagian-bagian sel yang mendapat stres mekanis.

Contohnya : a. filamen intermediet yang dijumpai di akson sel saraf bersama dengan mikrotubulus, memperkuat dan menstabilsasi pemanjangan tonjolan sel. b. Sel kulit mengandung jaringan tidak beraturan yang terdiri dari filamen-filamen intrasel saling berhubungan dengan filamen-filamen ekstrasel, sehingga terbentuk suatu jaringan filamentosa kontinu yang meluas ke seluruh kulit dan menyebabkan kulit kuat. d. Ribosom Ribosom adalah granula kecil berwarna hitam (berdiameter 25 nm), yang tersusun dari kompleks protein-RNA ribosomal dan hampir 80 jenis protein. Ribosom ditemukan sebagai granula individual atau dalam kelompok yang disebut poliribosom. Ribosom bisa bebas dalam sitoplasma (ribosom bebas) atau melekat pada membran RE. Fungsi ribosom merupakan tempat sintesis protein dibawah pengarahan DNA nukleus. Kode genetik dari nukleus untuk sintesis protein akan ditranskripsikan menjadi sebuah molekul pembawa (kurir, RNA messenger) yang membawa pesan genetik dari nukleus ke meja kerja ribosom, kemudian dilakukan sintesis protein. Ribosom bebas terlibat dalam sintesis protein untuk dipakai sel itu sendiri, misalnya dalam pembaharuan enzim dan membran. e. Retikulum Endoplasma (RE) Retikulum endoplasma terdiri dari jaringan membranosa yang luas dan kontinu, terdiri dari tubulus berisi cairan dari kantung gepeng sebagian ditaburi oleh ribosom. Ada dua jenis RE, yaitu : 1. Retikulum Endoplasma Kasar RE kasar merupakan tonjolan RE halus sebagai tumpukan kantung-kantung yang relatif gepeng. Dinding membranosa RE mengandung enzim-enzim yang penting untuk sintesis hampir semua lipid yang dibutuhkan untuk membentuk membran baru. Sementara permukaan luar membran RE kasar tampak kasar (bergranula) karena ada ribosom. Ribosom merupakan salah satu organel sel. Ribosom adalah kompleks ptorein-RNA khusus yang fungsinya mensintesis protein dibawah pengarahan DNA nukleus. RE kasar berfungsi untuk mensintesis dan melepaskan berbagai protein baru ke dalam lumen RE (ruang berisi cairan yang dibungkus oleh membrane RE) yang dibantu oleh ribosom. Protein-protein yang dihasilkan menjalankan salah satu dari fungsi, sebagai berikut : a. Sebagai protein yang akan diekspor ke luar sel sebagi produk sekretorik, contohnya enzim-enzim berprotein. b. Sebagian lagi diangkut ke tempat-tempat di dalam sel untuk membentuk membrane sel baru dan komponen protein pada organel lain.

Molekul baru yang di sintesis di dalam lumen RE mencapai tempat tujuannya di bagian intrasel yang lain atau bagian luar sel dengan bantuan RE halus. 2. Retikulum Endoplasma Halus RE halus adalah suatu jala tubulus-tubulus halus yang saling berhubungan. RE halus tidak memiliki ribosom. Fungsi utama RE halus ialah sebagai pusat pengemasan dan pengeluaran molekul-molekul yang akan dipindahkan dari RE kasar juga terlibat dalam metabolisme lipid dari pada protein. Protein yang baru dibentuk di RE kasar akan berkumpul di RE halus. RE halus kemudian membentuk tonjolan yang disebut vesikel transportasi dan mengandung molekul-molekul baru yang dibungkus oleh sebuah membrane yang berasal dari membrane RE halus. Komponen-komponen membrane yang baru digabungkan dengan membrane RE itu sendiri untuk menggantikan membrane yang digunakan untuk membungkus vesikel transportasi. Vesikel transportasi bergerak ke kompleks Golgi untuk mengalami proses lebih lanjut. Fungsi lainnya RE halus : a. RE halus yang mengkhususkan dirinya untuk metabolisme lipid. Dinding membranosa RE halus mengandung enzim-enzim untuk sintesis lipid. RE halus akan mengalami perluasan kompartemen untuk menyimpan enzim-enzim tambahan yang diperlukan untuk mengimbangi kebutuhan akan sekresi hormon. Sehingga kadar sekresi hormone steroid tetap adekuat. b. Pada sel-sel hati, RE halus mengandung enzim-enzim yang berperan dalam detoksifikasi berbagai bahan-bahan yang berbahaya diproduksi didalam tubuh sebagai hasil metabolisme atau bahan-bahan yang masuk ke dalam tubuh dari luar dalam bentuk obat atau senyawa asing. c. Enzim-enzim detoksifikasi ini mengubah bahan-bahan toksik sedemikian rupa, sehingga mudah dikeluarkan melalui urin. d. Sel-sel otot memiliki RE halus yang telah diperluas dan dimodifikasi, dikenal sebagi retikulum sarkoplasma yang menyimpan kalsium dan berperan penting dalam proses kontraksi otot.

Percobaan yang dilakukan oleh George Palade menyimpulkan suatu jalur protein yang disekresi yang disebut secretory pathway yaitu : RE kasar Golgi Vesikel Sekretoti Eksterior (bagian luar sel)

f. Aparatus golgi

Aparatus golgi mengandung 6-7 kantung datar yang terikat membran, masingmasing bentuknya agak melekuk yang bertumpuk-tumpuk membentuk lapisan.. Kantung tersebut tersusun seperti mangkuk terbalik. Permukaan konveks susunan menghadap ke retikulum endoplasma dan nukleus : permukaan konkaf menghadap ke permukaan eksternal sel. Fungsi aparatus golgi merupakan tempat akumulasi, konsentrasi, pembungkusan dan modifikasi kimia produk sekretori yang disintesis dalam retikulum endoplasma kasar. Vesikel transpor terlepas dari retikulum endoplasma dan membawa hasil sekresi ke aparatus golgi, tempat sekresi bergabung dengan sisternanya. Vakuola tebal yang besar akan mengonsentrasi sekresi dan membungkusnya menjadi granula sekretori. Granula sekretori (zimogen) yang besar dan terbungkus rapat membran, mengeluarkan isinya melalui proses eksositosi akibat stimulasi hormon dan saraf. Aparatus golgi secara kimia juga memodifikasi molekul yang disintesis dalam RE untuk bergabung dengan membran plasma. Aparatus golgi tentu mengubahnya menjadi lipoprotein, dan bersintesis serta melekatkan rantai sisi karbohidrat pada protein untuk membentuk glikoprotein. Prosuk-produk yang akan diarahkan untuk transportasi intrasel di kemas secara berbeda dari produk-produk yang akan dikeluarkan dari sel. Yang menuju intrasel akan dikemas dalam vesikel berselubung dan yang keluar dikemas dalam vesikel sekretorik. Vesikel ini dilapisi protein aksesoris spesifik dipermukaan sebagai tanda pengenal untuk pengenalan dan pelekatan pada lumen golgi. Juga dilapisi aksesori protein lainnya di permukaan luar sebagai penambat agar hanya dapat melebur atau menyatu dengan bagian membran yang telah ditentukan saja. Sehingga mencegah pelepasan produk sekretori yang tidak berguna atau bahkan berbahaya ke organel lain.

Daftar Pustaka
http://staff.ui.ac.id/internal/132206698/material/RetikulumEndoplasmamitokondrialisosompe roksisomdansitoskeleton.pdf http://staff.ui.ac.id/internal/132206698/material/RIBOSOMdanGolgi.pdf http://staff.ui.ac.id/internal/132206698/material/SEL2ribosomnukleusnukleolusapparatusgolg i.pdf http://staff.ui.ac.id/internal/132206698/material/SEL3retikulumendoplasmamitokondrialisoso mperoksisom.pdf http://staff.ui.ac.id/internal/132206698/material/SEL4sitoskeleton.pdf Sloane, Ethel.(2003).Anatomi dan fisiologi untuk pemula.Ahli bahasa : James Veldman. Editor edisi bahasa indonesia : Palupi Widyastuti. Jakarta : EGC. Sherwood, L.(2001).Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi 2. Ahli bahasa : dr. Brahm U. Pendit, Sp. KK.Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai