Anda di halaman 1dari 7

Perkembangan Teori Atom (Fisika)

Disusun oleh : Nama : Hanifah Khoirunnisa | Kelas : XII PPPDCI | No. Absen : 07 Tanggal : 13 Februari 2011

Atom merupakan partikel penyusun materi yang ada di alam semesta, oleh sebab itu atom sangatlah penting untuk dipelajari. Dari zaman Yunani kuno sampai sekarang ini, teori atom terus berkembang. Melalui teori atom tersebut dapat diketahui model serta struktur atom. Kemudian dapat dipelajari bagaimana satu atom dengan yang lain berinteraksi, mengetahui sifat-sifat atom, dan sebagainya sehigga alam semesta dapat dimanfaatkan untuk kepentingan umat manusia. I. Teori Atom Democritus (460 SM 370 SM) Konsep atom yang merupakan penyusun materi yang tidak dapat dibagi lagi, pertama kali diperkenalkan oleh ahli filsafat Yunani dan India. Democritus, seorang filsafat asal Yunani pada abad IV SM, adalah pencetus gagasan tentang atom pertama kali. Pada masa itu ada dua pendapat mengenai pembagian materi. Pendapat pertama, menurut Democritus, pembagian materi bersifat diskontinu. Artinya, jika suatu materi dibagi dan dibagi lagi maka akhirnya diperoleh partikel terkecil yang sudah tak dapat dibagi lagi. Partikel terkecil itu disebut atom, yang dalam bahasa Yunani berarti tak terbagi (a = tidak; tomos = terbagi). Pendapat kedua, teori atom Democritus ditolak oleh Aristoteles (384 322 SM), yang berpendapat bahwa materi bersifat kontinu (materi dapat dibelah terus-menerus sampai tidak berhingga). Aristoteles lebih menyetujui teori Empedokles, yaitu materi tersusun atas api, air, tanah, dan udara. Kemudian, sekitar tahun 1592 1655 Gasendi mengemukakan bahwa atom merupakan bagian terkecil suatu zat. II. Teori Atom Dalton (1766-1844) Pada tahun 1803, John Dalton seorang guru berkebangsaan Ingris menggunakan konsep atom untuk menjelaskan mengapa unsur selalu bereaksi dengan perbandingan angka bulat sederhana (selanjutnya lebih dikenal dengan hokum perbandingan berganda) dan mengapa gas lebih mudah larut dalam air dibandingkan yang lain. Dalton menyusun teori atomnya berdasarkan Hukum Kekekalan Massa (hukum Lavoisier : massa total zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama) dan Hukum Perbandingan Tetap (hukum Proust : perbandingan massa unsur-unsur yang menyusun suatu zat adalah tetap). Postulat dasar dari teori atom Dalton : a. b. c. Setiap materi terdiri atas partikel yang disebut atom. Unsur adalah materi yang terdiri atas sejenis atom. Atom suatu unsur adalah identik, tetapi berbeda dengan atom unsur lain (mempunyai massa yang berbeda).

d.

Senyawa adalah materi yang terdiri atas 2 atau lebih jenis atom dengan perbandingan tertentu.

e.

Atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, dan yang dapat diubah hanyalah penataan ulang (reorganisasi ) atom-atom yang terlibat dalam reaksi tersebut menjadi atom lain melalui reaksi kimia biasa Kelemahan dari postulat teori atom Dalton :

a) Atom bukanlah sesuatu yang tak terbagi, melainkan terdiri dari partikel subatom. b) Atom-atom dari unsur yang sama, dapat mempunyai massa yang berbeda yang disebut isotop. c) Atom dari suatu unsur dapat diubah menjadi atom unsur lain melalui reaksi nuklir. d) Beberapa unsur tidak terdiri dari atom-atom melainkan molekul-molekul.

Gbr. 1.1 Model Atom Dalton Teori atom Dalton, antara lain sebagai berikut : 1. Semua materi (senyawa) tersusun dari partikel-partikel yang sangat kecil dan tidak dapat dibagi lagi yang disebut atom. Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, dan tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan atau dibagi, dibelah, dan dipecah. 2. Setiap unsur tersusun dari atom-atom yang sama dan tidak dapat berubah menjadi atom unsur lain. Atom-atom dari suatu unsur dan antara unsur yang sama adalah identik (sama) dan memiliki sifat dan massa yang sama, sedangkan atom-atom antara unsur yang tidak sama adalah berbeda dan memiliki sifat dan massa yang berbeda. 3. Dua atom atau lebih yang bergabung dapat membentuk suatu molekul. Molekul adalah bagian dari senyawa yang terkecil. Bila atom-atom yang bergabung sama akan terbentuk molekul unsur, sedangkan bila atom-atom yang bergabung berbeda akan terbentuk molekul senyawa.

4. Reaksi kimia merupakan pemisahan dan penggabungan (penyusunan) kembali dari atomatom, sehingga atom tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan. Pada reaksi kimia, atomatom berpisah, kemudian bergabung lagi dengan susunan yang berbeda dengan semula, tetapi massa keseluruhan tetap. Dapat melakukan reorganisasi (penataan ulang) atom-atom melalui reaksi kimia sehingga terjadi perubahan cara atom-atom berikatan, tetapi atomatom yang terlibat tersebut tidak berubah selama reaksi kimia berjalan. Kelemahan teori atom Dalton, yaitu : 1) Tidak dapat menjelaskan sifat listrik materi ataupun atom. 2) Tidak dapat menjelaskan cara atom-atom saling berikatan. 3) Model atom Dalton tidak dapat menjelaskan perbedaan antara atom unsur yang satu dengan unsur yang lain. 4) Atom tidak dapat dibagi lagi bertentangan dengan eksperimen. 5) Atom merupakan bola kecil yang keras dan padat bertentangan dengan eksperimen Faraday dan J.J. Thomson. 6) Tidak membedakan pengertian atom dan molekul yakni, satuan molekul juga disebut atom. 7) Tidak menerangkan hubungan antara larutan senyawa dan daya hantar arus listrik. 8) Pada kenyataannya, suatu atom dapat berubah menjadi atom lain dengan reaksi nuklir. III. Teori Atom Thompson (1856-1940) Pada tahun 1897 seorang fisikawan Inggris, Joseph John Thoposon menemukan elektron, yaitu suatu partikel bermuatan negatif yang lebih ringan daripada atom. Dia memperlihatkan bahwa elektron merupakan partikel subatomik. J.J. Thomson melakukan percobaan dengan menggunakan tabung katoda. Dia menemukan bahwa apabila tabung katoda di beri tegangan tinggi maka suatu sinar yang dia sebut sebagai sinar katoda akan dihasilkan. Disebabkan sinar ini muncul pada elektroda negatif dan sinar ini menolak kutub negatif dari medan listrik yang diaplikasikan ke tabung katoda, maka Thompson menyatakan bahwa sinar katoda tersebut tak lain adalah aliran partikel bermuatan negatif yang dikemudian hari disebut sebagai elektron. Walaupun katoda diganti dengan menggunakan berbagai macam logam, percobaan yang dilakukan Thompson tetap menghasilkan jenis sinar yang sama. Berdasarkan hal tersebut, maka Thompson menyatakan bahwa setiap atom pasti memiliki elektron, dan disebabkan atom bersifat netral maka dalam atom juga harus megandung sejumlah muatan positif. Sehingga menurut Thompson,

Atom terdiri dari awan bermuatan positif yang terdistribusi sedemikian rupa dengan muatan negatif tersebar secara random di dalamnya. Sehingga disusunlah suatu model atom Thompson yang disebut sebagai plum pudding model, dan di Indonesia lebih dikenal sebagai model roti kismis. Model atom yang dikemukakan oleh Thompson sering disebut sebagai model roti kismis dengan roti sebagai atom yang bermuatan positif dan kismis sebagai elektron yang tersebar merata di seluruh bagian roti. Atom secara keseluruhan bersifat netral.

Gbr. 1.2 Model Atom Thompson Teori atom yang dikemukakan oleh J.J Thompson, yaitu : a. Atom seperti bola pejal yang bermuatan positif dan bermuatan negatif (elektron) yang tersebar merata di dalamnya, bagaikan kismis (muatan negatif) dalam roti kismis (muatan positif). b. Atom bersifat netral, yaitu muatan positif dan muatan negatif jumlahnya sama. Kelebihan teori atom J.J Thompson : 1. Dapat menerangkan adanya partikel yang lebih kecil dari atom yang disebut subatomik. 2. Dapat meneranakan sifat listrik materi ataupun atom. Kelemahan teori atom J.J Thompson : 1) Tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola atom tersebut. 2) Tidak dapat menerangkan fenomena penghamburan sinar alfa pada lempengan tipis emas. IV. Teori Atom Rutherford (1871-1937) Eksperimen yang dilakukan Ernest Rutherford pada tahun 1911 adalah penembakan lempeng tipis dengan partikel alpha. Ternyata partikel itu ada yang diteruskan, dibelokkan atau dipantulkan. Berarti di dalam atom terdapat susunan-susunan partikel bermuatan positif dan negatif. Hipotesa dari Rutherford adalah : Atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil dan bermuatan positif, dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif.

Gbr. 1.3 Model Atom Rutherford Teori atom menurut E. Rutherford, yaitu sebagai berikut : a. Atom terdiri dari inti atom bermuatan positif dan hampir seluruh massa akan terpusat pada inti. b. Elektron bermuatan negatif beredar mengelilingi inti pada lintasan tertentu. c. Jumlah muatan inti sama dengan jumlah muatan elektron, sehingga atom bersifat netral. d. Inti atom dan elektron tarik-menarik, gaya tarik-menarik ini menimbulkan gaya sentripetel pada elektron yang menyebabkan elektron tetap pada orbitnya (lintasannya).

e. Pada reaksi kimia, inti atom tidak mengalami perubahan, hanya elektron-elektron pada lintasan luar yang saling mempengaruhi. Kelemahan teori atom Rutherford, antara lain sebagai berikut : a) V. VI. Teori Atom Bohr (1885-1962) Efek Zeeman Dalam medan magnetik, energi keadaan suatu atom tidak hanya bergantung pada bilangan kuantum n, tetapi juga bergantung pada medan magnetik dalam ruang tempat atom tersebut berada. Pada keadaan ini, energi keadaan pada tiap bilangan kuantum n terbagi menjadi beberapa subkeadaan yang ditandai dengan bilangan kuantum magnetik . Besarnya

energy pada subkeadaan tersebut bisa sedikit lebih besar atau sedikit lebih kecil dari pada keadaan atom tanpa pengaruh medan magnet. Pengaruh medan magnetik itu menyebabkan terpecahnya garis spektrum individual menjadi garis-garis terpisah dengan jarak antara garis bergantung dari besar medan itu. Terpecahnya garis spektrum oleh medan magnetik disebut efek Zeeman; nama ini diambil dari nama seorang fisikawan Belanda Zeeman yang mengamati efek itu pada tahun 1896. VII. Pauli Prinsip Pauli menyatakan bahwa :

Tidak ada elektron dalam sebuah atom memiliki satu set bilangan kuantum n, l, , dan

yang tepat sama.

Anda mungkin juga menyukai