Anda di halaman 1dari 16

Sesaria Marina Raissa - 1006680985

Chapter 19 - Conventional Energy


Definisi dan Sumber Energi Usaha adalah aplikasi gaya terhadap waktu, sedangkan energi adalah kapasitas untuk melakukan suatu usaha. Daya adalah laju aliran energi atau tingkat di mana pekerjaan dilakukan. Energi yang digunakan untuk menggerakkan otot, berpikir, dan melaksanakan fungsi metabolisme berasal dari energi kimia yang tersimpan (energi potensial) dalam makanan. Penggunaan energi oleh manusia berubah dari waktu ke waktu, dimulai dari penggunaan api sebagai sumber energi pertama kalinya hingga sumber energi yang modern sekarang ini. Fossil fuels atau bahan bakar fosil seperti minyak bumi, gas alam, dan batu bara merupakan tiga sumber energi utama saat ini. Sebanyak 87% kebutuhan energi manusia di bumi dipenuhi oleh bahan bakar fosil yang mana minyak bumi menempati urutan teratas dari ketiganya. Konsumsi energi secara global telah mengalami peningkatan sekitar 1% per tahun pada periode 1970 dan 2000. Peningkatan konsumsi energi ini diimbangi dengan pertumbuhan ekonomi pada negaranegara berkembang terutama CIna. Selama beberapa tahun, negara-negara yang lebih kaya atau maju dengan populasi penduduk 20% dari populasi bumi mengkonsumsi sebanyak 80% sumber energi. Namun, keadaan ini dapat berubah karena diperkirakan beberapa dekade kemudian negara berkembang seperti Cina dan India lah yang akan mengkonsumsi energi yang terbesar. Harga minyak bumi sangat flukuatif selama empat puluh tahun terakhir, hal ini sangat mempengaruhi tingkat perekonomian dunia. Misalnya saja pada 1970-an, kekurangan minyak bumi disebabkan oleh embargo minyak Arab 1973 dan revolusi Iran tahun 1979 yang

menyebabkanmeningkatnya harga minyak sepuluh kali lipat. Guncangan ini membuat inflasi meroket dan stagnasi ekonomi yang berlangsung selama satu dekade yang mana sangat menjatuhkan negara-negara yang masih berkembang dan terbelit utang. Hingga tahun 1947 Amerika Serikat merupakan eksportir minyak bumi terbesar di dunia namun kini Amerika merupakan negara importer minyak bumi terbesar. Amerika saat ini mengimpor minyak bumi dari Kanada dan Arab Saudi dan minyak bumi tersebut dipakai banyak dalam sektor industri. Sekitar setengah dari semua energi dalam bahan bakar utama hilang selama konversi ke bentuk yang lebih berguna, saat itu sedang dikirim ke tempat penggunaan akhir, atau selama penggunaannya. Batu Bara

Batu bara adalah material tanaman yang terfosilkan dengan penguburan dalam sedimen dan diubah menjadi bahan bakar yang kaya akan karbon. Cadangan batu bara dunia sepuluh kali lebih besar dari pada minyak konvensional dan gas. Cadangan batu bara yang ada di dunia tidak terdistribusi secara merata, Amerika Utara, Eropa, dan Asia mengandung lebih dari 90 persen dari batu bara yang ada. Dengan banyaknya cadangan batu bara yang ada di bumi, Cina dan India berencana untuk meningkatkan konsumsi akan batu bara guna menaikkan taraf kehidupan. Namun, batu bara memiliki sisi negatif yang dapat memperparah pemanasan global: produksi karbon dioksida (CO2). Pertambangan bawah tanah (underground mining) sangat berhubungan erat dengan masalah kebakaran, kecelakaan, dan akumulasi gas yang beracun dan mudah meledak (karbon monoksida, karbon dioksida, metana, hidrogen sulfida). Antara 1870 dan 1950, lebih dari 30.000 penambang batubara meninggal karena kecelakaan dan cedera di Pennsylvania saja. Banyak juga pekerja yang meninggal akibat penyakit pernapasan. Dalam beberapa tambang, hampir setiap penambang yang tidak meninggal di awal akibat beberapa penyebab lainnya akhirnya sakit oleh black lung disease, dan fibrosis yang disebabkan oleh penumpukan debu batu bara di paru-paru dan saluran pernapasan. Strip mining atau surface mining jauh lebih murah dan aman dari pada penambangan di bawah tanah hanya saja seringkali berakibat pada lahan yang tidak layak untuk digunakan untuk tujuan lain. Reklamasi tambang sekarang diwajibkan di Amerika Serikat tetapi tanah jarang dikembalikan ke kontur aslinya atau komunitas biologisnya. Pertambangan batu bara juga berkontribusi terhadap polusi air: mineral air belerang dan lainnya larut membuat drainase dan limpasan dari tumpukan batubara dan tailing tambang asam dan sangat beracun. Pembakaran batu bara melepaskan banyak zat radioaktif dan logam beracun (uranium, arsen, timbal, merkuri, dan lainnya) yang dapat terserap oleh tanaman dan terkonsentrasi dalam proses pembentukan batu bara. Unsur-unsur ini tidak hancur ketika batu bara dibakar, sebaliknya unsurunsur tersebut dilepaskan ke udara sebagai gas atau terkonsentrasi di fly ash dan bottom slag. Batu bara mengandung hingga 10 persen sulfur, kecuali sulfur ini dihilangkan dengan mencuci atau flue-gas scrubbing, dilepaskan selama pembakaran dan mengoksidasi untuk sulfur dioksida (SO2) atau sulfat (SO4) di atmosfer. Suhu tinggi dan campuran udara biasanya digunakan dalam coal-fired burners juga mengoksidasi senyawa nitrogen (kebanyakan dari udara) untuk nitrogen monoksida, karbon, dan trioksida. Oleh karena itu, tidak hanya has CO2 tetapi juga SO2, nitrogen oksida dalam NOx, partikulat, hidrokarbon, dan karbon monoksida. Pembakaran batu bara merupakan sumber terbesar gas rumah kaca dan hujan asam di banyak daerah di Amerika Serikat. Polutan udara akibat

pembakaran batu bara memiliki banyak dampak yang merusak, biaya kesehatan manusia, mengganggu keberlangsungan hidup tanaman serta hewan domestik dan liar, serta merusak bangunan dan harta benda. Kini ada teknologi yang berbasis batubara, listrik zero-emissions, dan bahan bakar hidrogen yang disebut integrated gasification combined cycle (IGCC). Teknologi ini bisa memecahkan banyak masalah saat ini disebabkan oleh pembakaran batu bara. Di sebagian besar Amerika Serikat pemberlakuan sulfur-removal dari gas buang pada pembangkit listrik konvensional telah efektif dalam mengurangi hujan asam dan mungkin akan jauh lebih baik dengan IGCC sebelum batu bara tersebut dibakar. Demikian pula, merkuri dapat dihilangkan dari gas buang, tetapi menangkap lebih murah dalam sebuah IGCC. Pembentukan NOx pun dikatakan jauh lebih rendah dengan IGCC daripada di kebanyakan coal-fired boiler. Kunci dari masalah ini adalah bahan bakar alternatif. Pilihan yang paling mungkin adalah teknologi coal-to-liquid (CTL) yang telah dimungkinkan untuk waktu yang lama. Nazi melakukannya di Jerman selama Perang Dunia II ketika pasokan minyak mereka terputus. Sementara menggunakan IGCC dalam pembangkit listrik stasioner memiliki beberapa fitur menarik, CTL adalah salah satu alternatif terburuk mungkin bisa dilakukan. Ada emisi CO2 yang besar dan produksi limbah selama konversi padat-ke-cair, dan bahkan lebih banyak pelepasan CO2 saat bahan bakar dibakar di kendaraan, dari yang mana tidak mungkin untuk menangkap emisi dari kendaraan. Selanjutnya, jika CTL lebih efektif dalam hal biaya, bisa menghentikan insentif untuk membangun kendaraan efisien atau alternatif yang lebih bersih, seperti fuel cells atau kendaraan listrik. Minyak Bumi Seperti batubara, minyak bumi berasal dari molekul organik terbuat dari organisme yang hidup jutaan tahun yang lalu dan terkubur dalam sedimen di mana tekanan dan suhu tinggi terkonsentrasi dan mengubahnya menjadi energi. Tergantung pada usia dan sejarah, deposit minyak bumi akan memiliki berbagai campuran minyak, gas, dan bahan tarlike padat. Beberapa deposito yang sangat besar minyak berat dan ter terjebak dalam serpih berpori, batu pasir, dan endapan pasir di daerah barat Kanada dan Amerika Serikat. Hidrokarbon cair dan gas dapat keluar dari sedimen di mana mereka terbentuk melalui celah dan pori di lapisan batuan sekitarnya. Minyak dan gas sering menumpuk di bawah lapisan serpih atau sedimen impermeabel lain. Kolam minyak (oil pool) biasanya bukan suatu reservoir cairan ke dalam sebuah gua terbuka tetapi lebih kepada tetesan atau film tipis akan cairan dalam pasir berpori atau batu kapur, seperti spons yang jenuh akan air.

Jumlah minyak di dunia diperkirakan sekitar 4 triliun barel (600 miliar ton metrik), setengah dari yang dianggap akhirnya dipulihkan. Sebanyak 465 miliar barel minyak sudah telah dikonsumsi. Pada tahun 2006, cadangan yang tersisa adalah sekitar 1,15 triliun BBLS, cukup untuk bertahan selama 40 tahun pada tingkat konsumsi saat ini: 28,5 miliar barel per tahun. Diperkirakan masih terdapat 800 miliar barel lain yang harus ditemukan atau tidak ditemukan akibat harga dan teknologi sekarang ini. Ketika minyak menjadi habis dan harga naik, mungkin akan menjadi ekonomis untuk menemukan dan membawa minyak ke pasar apabila sumber energi alternatif dikembangkan. Estimasi sumber daya ini tidak memperhitungkan potensi yang sangat besar dari sumber daya inkonvensional hidrokarbon cair, seperti serpih minyak (oil shale) dan pasir tar yang mungkin dapat melipatgandakan cadangan total jika dapat ditambang dengan dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan yang dapat diterima. Dr M. King Hubbert, seorang ahli geofisika Shell, pertama kali memperkirakan pada 1940-an kurva berbentuk lonceng untuk produksi minyak AS, memuncak pada 1970-an, yang hal itu memang terjadi. Sejauh ini, produksi minyak dunia tampaknya mengikuti jalur yang sama. Seperti halnya bahan bakar fosil lainnya, minyak bumi juga memiliki berbagai dampak negatif. Sumur minyak dapat menjadi kotor dan mengganggu, terutama di daerah yang masih asli atau belum tersentuh oleh kegiatan manusia. Sisa ladang minyak terbesar yang belum dimanfaatkan di Amerika Serikat diduga berada di Kutub Utara National Wildlife Refuge (ANWR) di timur laut Alaska yang mana pengeboran pada dataran pantai bisa mengganggu satwa liar dan hutan belantara yang ada di sana. Sama halnya dengan batu bara, pembakaran minyak bumi akan menghasilkan sejumlah gas CO2 yang berkontribusi dalam perubahan iklim dunia. Mesin pembakaran internal juga menghasilkan sejumlah besar nitrogen oksida (NOx). Di banyak kota, kendaraan merupakan sumber terbesar dari pencemaran udara, termasuk polutan udara sekunder seperti ozon ambien. Permasalahan menyangkut minyak bumi lainnya adalah kerusakan lingkungan dari tumpahan minyak akibat kegiatan impor minyak bumi. Setiap tahun sekitar 1,5 miliar ton (90 miliar barel) minyak dikirim dalam kapal tanker laut dan sekitar 1 persennya dari kargo (1,5 juta ton) tumpah atau habis setiap tahunnya. Sebagian besar minyak memasuki laut dari pencucian lambung kapal; kecelakaan hanya mewakili sekitar seperempat dari minyak hilang dari kapal tanker. Minyak yang

tumpah ini tentunya akan mengganggu ekosistem perairan dan daratan sekitaranya juga sector wisata di daerah tersebut. Kerugian ekonomi yang ditimbulkan pun tidaklah kecil, dapat mencapai milyaran dolar besarnya. Telah disebutkan bahwa oil shale dan pasir tar dapat menambah cadangan total minyak bumi, pasir tar sendiri terdiri dari partikel pasir dan serpih yang dilapisi dengan aspal, campuran kental dari hidrokarbon rantai panjang. Pasir tar dangkal digali dan dicampur dengan air panas dan diuapkan untuk mengekstrak aspal, kemudian difraksinasi menjadi produk yang bermanfaat. Untuk cadangan yang lebih dalam, uap yang sangat panas disuntikkan untuk mencairkan aspal yang kemudian dapat dipompa ke permukaan, seperti minyak mentah cair. Setelah minyak telah diambil, tetap saja harus dibersihkan dan diperbaiki untuk menjadi berguna. Walaupun begitu, dalam produksinya minyak ini menghasilkan sekitar 15 juta m3 lumpur beracun, 5.000 ton gas rumah kaca, dan mengkonsumsi atau mencemari miliaran liter air setiap tahun. Oil shale kaya akan bahan organik padat disebut kerogen apabila dipanaskan sampai sekitar 480 C (900 F), kerogen akan mencair dan dapat diekstrak dari batuan. Pertambangan dan penggalian oil shale juga menciptakan banyak masalah: mahal; menggunakan sejumlah besar air; memiliki potensi tinggi untuk mencemari udara dan air, dan menghasilkan banyak limbah. Gas Alam Gas adalah sumber energi yang paling berkembang pesat karena akan kemudahannya, murah, dan pembakaran yang bersih. Gas alam hanya memproduksi setengah CO2 dibandingkan dengan jumlah yang setara dengan batu bara sehingga substitusi energi kepada gas alam dapat membantu mengurangi pemanasan global dunia. Distribusi gas sangatlah mudah dan ekonomis, cukup dengan menggunakan pipa bawah tanah. Namun, distribusi antar kontinen cukup berbahaya apabila menggunakan pipa sejenis sehingga gas dikompres dan dicairkan agar lebih ekonomis. Kapal pendingin khusus transportasi gas alam cair (LNG). LNG beratnya hanya sekitar setengah dari air, sehingga kapal sangat terapung. Menemukan lokasi terminal untuk memuat dan membongkar kapal sangatlah sulit, banyak kota tidak mau menerima resiko ledakan kargo volatile. Hal ini disebabkan oleh sebuah kapal LNG penuh berisi energi yang setara dengan bom atom ukuran sedang. Selanjutnya, sejumlah besar air laut digunakan untuk menghangatkan dan mengubahnya kembali menjadi gas LNG yang mana berpotensi merusak ekologi pesisir. Jumlah sumber gas alam yang telah ditemukan masih sedikit, dua per tiganya terletak di Arab Saudi dan di Rusia. Cadangan gas alam yang telah ditemukan adalah 6.200 triliun ft3 (176 juta metrik ton). Karena tingkat konsumsi gas hanya sekitar setengah dari mereka untuk minyak, cadangan gas saat

ini mewakili kira-kira pasokan 60 tahun pada tingkat konsumsi seperti saat ini. Cadangan yang telah ditemukan di Amerika Utara sekitar 185 triliun ft3 atau 3 persen dari total dunia. Ini adalah pasokan sepuluh tahun pada tingkat konsumsi saat ini. Sumber daya gas alam kurang diteliti dibandingkan minyak bumi dan hal ini membuat kemungkinan terdapatnya sumber gas inkonvensional yang luas di tempat tak terduga. Contoh yang utama adalah ditemukannya cadangan hidrat metana di Arktik permafrost dan di bawah sedimen laut dalam. Hidrat metana terdiri gelembung kecil atau molekul individu gas alam terperangkap dalam kristal air beku. Setidaknya 50 cadangan gas alam di dasar samudera dan beberapa cadangan di daratan diketahui dan secara keseluruhan diperkirakan mengandung sekitar 10.000 gigaton (1013 ton) karbon atau dua kali lipat dari jumlah gabungan semua batu bara, minyak, dan gas alam konvensional. Ini bisa menjadi sumber energi yang berharga tetapi akan sulit untuk mengambil, menyimpan, dan mendistribusikannya. Metana juga dapat diperoleh dari dekomposisi sampah atau kotoran. Beberapa kota di AS mengumpulkan metana dari TPA dan limbah lumpur. Karena metana jauh lebih kuat daripada CO2 sebagai gas rumah kaca, pengawasan akan kebocoran pipa dan lainnya sangat penting untuk mencegah pemanasan global. Nuklir Pada tahun 1953, Presiden Dwight Eisenhower mempresentasikan "Atom untuk Perdamaian" pidato untuk PBB. Dia mengumumkan bahwa Amerika Serikat akan membangun nuklir bertenaga generator listrik untuk menyediakan energi yang bersih dan berlimpah. Dia memperkirakan bahwa energi nuklir akan mengisi defisit yang disebabkan oleh kekurangan minyak dan gas alam. Antara 1970 dan 1974, utilitas Amerika memerintahkan 140 reaktor baru untuk pembangkit listrik. Namun, meningkatnya biaya konstruksi dan ketakutan akan keamanan telah membuat energi nuklir kurang menarik daripada yang diharapkan. Listrik dari pembangkit nuklir adalah sekitar setengah harga batubara pada tahun 1970 tetapi dua kali lebih tinggi pada tahun 1990. Bahan yang paling umum digunakan dalam pembangkit listrik tenaga nuklir adalah uranium 235 (U235), isotop radioaktif alami uranium. Biasanya U-235 hanyalah 0,7% dari bijih uranium yang mana hanyalah sedikit untuk menghasilkan reaksi berantai di kebanyakan reaktor. U-235 harus dimurnikan terlebih dahulu dan dikonsentrasikan dengan prosedur mekanis dan kimiawi. Penambangan dan kegiatan memproses uranium bahkan lebih berbahaya dari pada penambangan batu bara. Hal ini disebabkan adanya kandungan radon dan partikulat yang tinggi.

Ketika konsentrasi U-235 mencapai sekitar 3 persen, uranium dibentuk menjadi pelet silinder sedikit lebih tebal dari pensil dengan panjang sekitar 1,5 cm. Meskipun kecil, setiap 8,5 gram pelet adalah setara dengan satu ton batu bara atau empat barel minyak mentah. Dengan kata lain pelet tersebut memiliki jumlah energi yang sangat besar. Pelet ditumpuk di batang logam berongga dengan panjang kira-kira 4 meter. Atom uranium tidaklah stabil sehingga ketika dipukul oleh partikel energi tinggi subatomik yang disebut neutron, mereka menjalani fisi nuklir, melepaskan energi dan neutron lebih. Ketika uranium dikemas erat di teras reaktor, neutron yang dilepaskan oleh satu atom akan memicu fisi dari atom uranium lain dan pelepasan neutron masih lebih. Hal ini membuat reaksi berantai diatur dalam gerakan dan sejumlah besar energi dilepaskan. Reaksi rantai diperlambat dalam pembangkit listrik oleh larutan pendingin neutron-absorbing yang bersirkulasi di antara tabung bahan bakar. Selain itu, tabung kontrol material neutron-absorbing, seperti kadmium atau boron, dimasukkan ke ruang antara perangkat bahan bakar untuk mematikan reaksi fisi atau ditarik untuk memungkinkan untuk melanjutkan. Air atau pendingin lainnya beredar antara tabung bahan bakar untuk menghilangkan kelebihan panas. Bahaya yang mungkin dapat terjadi adalah kegagalan sistem pendingin yang menyebabkan bahan bakar nuklir menjadi terlalu panas dan meltdown dapat terjadi: meledaknya reaktor dan terlepasnya zat radioaktif berbahaya ke luar. Sebenarnya jenis reaktor yang ada tidaklah hanya satu: pressurized water reactors (PWR). Kenyataannya 70 persen reaktor di Amerika Serikat dan dunia menggunakan jenis PWR untuk pembangkit listrik tenaga nuklirnya. Walaupun begitu, terdapat pula jenis reaktor boiling water reactor (BWR) yang lebih sederhana namun lebih berbahaya. Dalam model ini, air dari reaktor inti mendidih untuk membuat uap yang secara langsung menggerakan generator turbin. Hal ini

membuat bahwa air dan uap yang sangat radioaktif meninggalkan struktur penahanan. Kegiatan mengontrol kebocoran sangatlah sulit dan kemungkinan lepasnya radiasi akibat kecelakaan juga sangat tinggi. Di Inggris, Perancis, dan Rusia, desain reaktor yang umum menggunakan grafit, baik sebagai moderator dan sebagai bahan struktural untuk teras reaktor. Dalam desain British MAGNOX (dinamakan atas magnesium alloy yang digunakan untuk tabung bahan bakarnya), karbon dioksida gas ditiupkan melalui inti untuk mendinginkan perangkat bahan bakar dan membawa panas ke generator uap. Dalam desain Soviet, yang disebut RBMK (inisial Rusia untuk reaktor graphite moderated, water-cooled), air pendingin dengan tekanan rendah bersirkulasi melalui inti dalam ribuan tabung logam kecil. Kecelakaan yang dapat terjadi adalah tabung pendingin kecil dengan cepat dapat tertutup oleh uap jika sistem pendingin gagal dan inti grafit terbakar bila terkena udara.

Dua kecelakaan reaktor paling berbahaya di dunia sejauh ini terlibat kebakaran di inti grafit yang memungkinkan bahan bakar nuklir mencair dan melarikan diri ke lingkungan. Beberapa desain reaktor lainnya secara inheren lebih aman daripada yang sekarang digunakan. Di antaranya adalah modular High-Temperature, Gas-Cooled Reactor (HTGCR) dan Process-Inherent Ultimate- Safety (PIUS) reaktor. Sebuah desain yang jauh lebih sukses telah dibangun di Eropa oleh General Atomic. Dalam pengetesannya di Jerman Barat, HTGCR yang menjadi sasaran untuk total kehilangan pendingin jumlah ketika berjalan pada daya penuh. Suhu tetap jauh di bawah titik leleh pelet bahan bakar dan tidak ada kerusakan atau lepasnya radiasi. Reaktor-reaktor ini mungkin dibangun tanpa bangunan penahanan mahal, sistem darurat pendinginan, atau kontrol yang kompleks sehingga lebih aman pula. Pengelolaan Limbah Radioaktif Produksi 1.000 ton bahan bakar uranium biasanya menghasilkan 100.000 ton tailing dan 3,5 juta liter limbah cair. Sekarang ada sekitar 200 juta ton limbah radioaktif dalam tumpukan sekitar tambang dan pabrik pengolahan di Amerika Serikat. Material -material ini dapat terbawa oleh angin, terbawa aliran air hingga ke badan air, dan mampun mencemari daerah-daerah lain yang jauh dari sumbernya. Saat ini belum ada cara yang dapat dilakukan untuk memproses limbah radioaktif hasil pembangkit listrik tenaga nuklir. Negara-negara pengguna PLTN ini kebanyakan akan menimbun limbah radioaktif jauh di dalam tanah, seperti yang dilakukan Amerika Serikat di punggung bukit gurun tandus dekat Yucca Mountain, Nevada dan oleh Rusia di dekat Chelyabinsk di mana diperkirakan merupakan tempat dengan radioaktivitas tertinggi di dunia. Pembangkit listrik tua (jangka hidup 30 tahun) sendiri akhirnya menjadi sampah ketika mereka telah hidup lebih lama dari masa manfaatnya. Hal ini membuat PLTN yang dibangun pada 1950-an dan awal 1960-an haruslah dibongkar dan bagian yang paling radioaktif harus disimpan seperti limbah lainnya. Ini bukan saja reaktor dan pipa tetapi juga bangunan containment yang terbuat dari beton steel-reinforced yang sangat tebal. Potongan harus dipotong terpisah dengan robot karena terlalu berbahaya untuk dikerjakan secara langsung oleh manusia. Oleh karena itu, beberapa PLTN yang telah dinonaktifkan menghabiskan biaya dua hingga sepuluh kali lipatnya dari pembangunan awal. Fusi Nuklir Energi fusi merupakan energi alternatif untuk fisi nuklir yang bisa memiliki potensi hampir tak terbatas. Energi fusi nuklir dilepaskan ketika dua inti atom yang lebih kecil melebur menjadi satu inti yang lebih besar.

Telah diketahui selama 50 tahun bahwa jika suhu dalam campuran bahan bakar yang tepat dinaikkan menjadi 100 juta derajat Celcius dan tekanan dari beberapa miliar atmosfer diperoleh, fusi deuterium dan tritium akan terjadi. Di bawah kondisi ini, elektron dilucuti dari atom dan kekuatan yang biasanya menjaga inti terpisah menjadi melemah. Sebagaimana inti melebur, maka beberapa massa akan dikonversi menjadi energi dan beberapa di antaranya adalah dalam bentuk panas. Ada dua skema utama untuk menciptakan kondisi ini: kurungan magnetik dan kurungan inersia.

Chapter 20 - Sustainable Energy


Konservasi Energi Sehubungan dengan maraknya penggunaan energi konvensional yang kurang efisien dan tidak dapat diperbaharui, kegiatan konservasi enegi guna menghindari kelangkaan energi. Penggunaan energi oleh manusia saat ini sangat tidak efisien karena sebagian besar dari energi potensial yang ada pada bahan bakar hilang menjadi panas yang menjadi suatu bentuk pencemaran lingkungan. Banyak teknik konservasi energi yang mudah dan tidak memakan biaya yang mahal, misalnya lampu neon yang menghasilkan sinar lampu yang empat kali lebih terang daripada lampu biasa (bohlam, lampu pijar) dan jauh lebih lama penggunaannya sehingga lebih ekonomis pula. Salah satu cara yang langsung dan segera dalam penghematan energi secara individu adalah dengan mematikan alat apabila tidak digunakan. Penempatan alat pada modus standby tetap saja membuat alat elektronik mengambil sejumlah energi yang sama ketika menyala. Untuk rumah standar, peralatan dalam keadaan standby merupakan dua puluh lima persen dari biaya listrik bulanan. Oleh karena itu, mematikan peralatan elektronik sangatlah efektif dalam penghematan energi. Efisiensi energi adalah suatu perbandingan antara energi yang diproduksi dengan energi yang dikonsumsi. Setiap peralatan elektronik memiliki efisiensinya masing-masing, misalnya suatu oil generator yang merubah energi panas menjadi energi listrik atau mekanis pasti memiliki sejumlah energi yang pada akhirnya tidak berubah menjadi energi listrik dan mekanis (terbuang). Namun, perkembangan teknologi saat ini memungkinkan untuk peningkatan efisiensi mesin, misalnya IGCC yang dapat menangkap kembali panas yang hilang untuk dikonversi menjadi energi. Konversi energi juga memiliki dampak besar pada bidang transportasi, mengingat semakin tingginya jumlah industri otomotif dan juga permintaan pasar sekarang ini. Dengan adanya konservasi energi dapat membuat penggunaan kendaraan menjadi lebih efisien dan juga bisa menekan polusi yang ditimbulkannya (gas karbon dioksida, karbon monoksida, dan partikulat). Bahan bakar fosil yang

menjadi sumber energi bagi alat transportasi dan tingginya jumlah kendaraan membuat peningkatan dalam hal emisi gas rumah kaca yang mendukung pemanasan global. Alternatif transportasi termurah, paling tidak merusak lingkungan, dan sehat adalah dengan cara berjalan kaki dan bersepeda. Selain kedua cara tersebut, mobil mini dengan efisiensi yang tinggi dapat pula dipertimbangkan sebagai sarana transportasi. Msalnya DaimlerChrysler "mobil pintar", yang telah tersedia di Eropa selama beberapa tahun dan sekarang telah disetujui untuk dijual di Amerika Serikat. Mobil ini hanya menggunakan 60 mpg (miles per gallon) dan menghasilkan emisi gas yang lebih sedikit daripada mobil biasa. Selain itu, ukurannya yang kecil membuatnya mudah untuk bermanuver dan dapat menghemat ruang tempat parkir. Mobil-mobil hybrid saat ini pun sedang marak karena mobil ini bekerja dengan menggunakan baterai yang dapat diisi kembali dan sama sekali tidak menghasilkan polusi udara maupun suara. Seperti jenis plug-in hybrids yang dapat diisi ulang menggunakan besar arus yang standar pada rumah di malam hari dapat membuatnya berkendara sejauh 64 km hanya dengan motor listrik saja. Memanfaatkan Energi Matahari Matahari berfungsi sebagai tungku nuklir raksasa di ruang angkasa dan terus memandikan planet kita dengan suplai energi bebas. Panas matahari banyak mempengaruhi banyak aspek kehidupan, misalnya mengatur gerakan arah angin, siklus hidrologi, hingga sumber energi bahan bakar fosil serta makanan sehari-hari dihasilkan dari energi panas matahari yang dikonversi menjadi energi mekanis dan energi ikatan kimia. Penggunaan energi matahari yang paling sederhana dan tertua adalah passive heat absorption yang menggunakan material alam atau struktur absorptive tanpa bagian yang bergerak hanya untuk mengumpulkan dan menyimpan panas. Selama ribuan tahun manusia telah membuat rumah dengan dinding tebal dari batu dan batako guna menyerap panas secara perlahan di siang hari dan melepaskannya ketika malam. Hal ini membuat bangunan menjadi suhu bangunan ketika siang hari menjadi nyaman akibat pendinginan di malam hari dan menjadi hangat ketika malam hari karena lepasnya panas. Sistem surya aktif umumnya memompa menyerap panas, medium cairan (udara, air, atau larutan antibeku) melalui kolektor kecil, kolektor ini tidak pasif mengumpulkan panas seperti batu. Kolektor aktif dapat terletak berdekatan dengan atau di atas bangunan. Karena mereka relatif kecil dan secara struktural independen, sistem aktif dapat dipasang untuk bangunan yang ada.

Sinar matahari tidaklah selalu ada (karena adanya pergantian fase siang dan malam serta perubahan musim), maka dari itu diperlukanlah suatu cara untuk menyimpannya ketika diperlukan. Pada iklim tropis di mana sunless day jarang, tangki air insulated kecil pun bisa digunakan untuk menyimpan panas matahari. Untuk area di mana awan menutupi matahari selama berhari-hari atau di mana energi harus disimpan untuk digunakan saat musim dingin, bin besar terisolasi yang mengandung heat-storing mass, seperti batu, air atau tanah liat, dapat menyediakan penyimpanan energi surya yang baik. Selama musim panas, suatu kipas menghembuskan udara panas dari kolektor ke dalam media penyimpanan. Di musim dingin, kipas serupa di ujung bin bertiup udara hangat ke dalam rumah. Selama musim panas, storage mass lebih dingin dari udara luar dan membantu mendinginkan rumah dengan menyerap panas. Selama musim dingin, storage mass lebih hangat dan bertindak sebagai sumber panas dengan memancarkan disimpan panas. Energi Matahari dengan Suhu Tinggi Sinar matahari dapat dikonsentrasikan pada suatu titik sehingga temperaturnya meingkat dan dapat digunakan sebagai sumber energi. Dalam kondisi optimal, 50 ha (130 hektar) susunan cermin mampu menghasilkan 100 MW listrik. Sistem high-temperature menggunakan ribuan cermin kecil disusun dalam lingkaran konsentris di sekitar sebuah menara sentral tinggi. Cermin yang didorong oleh motor listrik akan melacak matahari dan memfokuskan cahayanya pada penyerap panas di bagian atas menara di mana garam cair dipanaskan sampai suhu setinggi 500 C, yang kemudian menggerakkan uap turbin-generator listrik. Cermin parabolik telah diuji untuk memasak rumah di negara tropis di mana sinar matahari banyak dan bahan bakar lainnya langka. Mereka menghasilkan suhu tinggi dan cahaya yang intens namun. Berbahaya. Teknologi lain yang lebih murah dan aman adalah solar box cooker. Sebuah kotak terisolasi dengan biaya hanya beberapa dolar, memiliki interior berwarna hitam dan kaca atau plastik bening sebagai tutup yang berfungsi sebagai kolektor surya pasif. Beberapa panci dapat ditempatkan di dalam pada saat yang sama dan suhu hanya mencapai sekitar 120 C sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memasak dibandingkan oven biasa. Sel photovoltaic menawarkan potensi menarik untuk menangkap energi matahari dengan cara yang bersih, serbaguna, renewable. Perangkat sederhana ini tidak memiliki bagian yang bergerak, biaya pemeliharaan yang dapat diabaikan, tidak menghasilkan polusi, dan memiliki hidup yang sama dengan bahan bakar fosil yang konvensional dan pembangkit listrik tenaga nuklir. Sel surya menangkap energi matahari dan mengubahnya langsung ke arus listrik dengan memisahkan elektron

dari atom induknya dan mempercepatnya di one-way electrostatic barrier yang dibentuk oleh sambungan antara dua jenis bahan semikonduktor. Salah satu perkembangan yang paling menjanjikan dalam teknologi sel photovoltaic dalam beberapa tahun terakhir adalah penemuan kolektor silikon amorf. Semikonduktor bentuk non-kristalin silikon ini dapat dibuat menjadi ringan, lembaran tipis yang memerlukan material yang lebih sedikit dari sel surya konvensional. Mereka juga jauh lebih murah untuk memproduksi dan dapat dibuat dalam berbagai bentuk dan ukuran. Sel photovoltaic silikon amorf banyak digunakan pada kalkulator, jam tangan, mainan, dan produk lainnya. Penyimpanan energi merupakan suatu masalah bagi sel photovoltaic, begitu pula dengan sumber tenaga listrik lainnya. Baterai yang berbasis timbal memiliki kepadatan energi yang rendah dan asam yang dikandungnya bersifat korosif. Selain itu timbal juga merupakan salah satu zat beracun yang dapat mengganggu kesehatan para pekerja yang menangani material tersebut. Baterai alkali-metal memiliki kapasitas penyimpanan yang tinggi tetapi bahkan lebih mahal. Lithiumion baterai memiliki jangka hidup yang sangat panjang dan menyimpan lebih banyak energi daripada jenis lainnya, tetapi merupakan yang paling mahal dari semua. Strategi lainnya adalah untuk menyimpan energi dalam bentuk yang dapat diubah kembali menjadi listrik bila diperlukan. Penyimpanan pumped-hydro melibatkan pemompaan air ke reservoir yang letaknya lebih tinggi pada saat-saat kelebihan listrik yang tersedia. Air dilepaskan mengalir kembali melalui generator turbin ketika energi ekstra yang dibutuhkan. Dengan menggunakan prinsip yang sama, udara bertekanan dapat dipompa ke reservoir seperti gua-gua alam, minyak dan gas yang habis, tambang ditinggalkan, atau tangki khusus. Cara yang lebih baik untuk menggunakan listrik surplus yait dengan dekomposisi elektrolit air menjadi H2 dan O2. Gas-gas ini dapat dicairkan pada suhu -252 C dan membuat mereka lebih mudah untuk disimpan dan didistribusikan. Walaupun begitu, sifatnya sangat eksplosif dan harus ditangani dengan hati-hati. Gas-gas tersebut dapat dibakar dalam mesin pembakaran internal, menghasilkan energi mekanik, atau digunakan untuk sel bahan bakar listrik yang menghasilkan lebih banyak energi listrik. Flywheels adalah subjek eksperimen saat ini dalam hal penyimpanan energi. Ukurannya yang besar dan berkecepatan tinggi, berputar dalam suatu lingkungan yang hampir bebas akan gesekan, dan mampu menyimpan sejumlah besar energi mekanik di daerah kecil. Energi ini dapat diubah menjadi energi listrik namun sulit untuk menemukan bahan-bahan yang cukup kuat untuk bertahan ketika berputar dengan kecepatan tinggi. Flywheels memiliki kecenderungan untuk fail dan meledak

sehingga melemparkan serpihan logam ke segala arah. Namun, flywheels mungkin merupakan teknologi yang bermanfaat jika masalah ini dapat diatasi. Sel Bahan Bakar (Fuel Cells) Sel bahan bakar adalah perangkat yang menggunakan reaksi elektrokimia yang berkelanjutan untuk menghasilkan arus listrik. Semua jenis fuel cell terdiri dari elektroda positif (katoda) dan elektroda negatif (anoda) yang dipisahkan oleh suatu elektrolit. Biasanya hidrogen atau bahan bakar yang mengandung hidrogen melewati anoda sedangkan oksigen melewati katoda. Sel bahan bakar dapat menghasilkan listrik DC selama disuplai dengan hidrogen dan oksigen. Oksigen disediakan oleh udara ambien sedangkan hidrogen dapat disuplai sebagai gas murni. Namun, untuk menyimpang gas hidrogen adalah sulit dan berbahaya karena volume dan sifat eksplosif yang dimilikinya. Alternatif lain dalam menyuplai hidrogen adalah dengan alat yang disebut reformer atau konverter yang mengekstrak hidrogen dari bahan bakar seperti gas alam, metanol, amonia, bensin, etanol, atau bahkan minyak sayur. Bahkan limbah metana dari tempat pembuangan sampah dan pengelolaan air limbah dapat digunakan sebagai sumber bahan bakar. Jenis dari fuel cells ada banyak, berdasarkan elektrolitnya: proton electrolyte membrane, phosphoric acid, molten carbonate, dan solid oxide. Untuk pembangkit listrik stasioner, desain sel bahan bakar yang paling umum digunakan adalah phosphoric acid yang terimobilisasi dalam matriks keramik berpori sebagai elektrolitnya. Karena sistem ini beroperasi pada suhu yang lebih tinggi dari sel PEM, maka jumlah platina yang dibutuhkan sebagai katalis menjadi lebih sedikit. Desain sel bahan bakar yang kurang berkembang adalah solid oxide, karena menggunakan keramik zirkonium yang dilapisi sebagai elektrolit. Ion oksigen yang terbentuk oleh katalis titanium membawa muatan ke seluruh bagian elektrolit. Suhu yang dibutuhkan selama prosesnya adalah 1.000 C. Solid oxide memiliki efisiensi bahan bakar tertinggi dari seluruh desain yang ada saat ini tetapi produksi massal komponen belum dapat dikuasai dan sel-sel ini masih dalam tahap percobaan. Energi dari Biomassa Organisme fotosintetik mampu menangkap energi matahari yang masuk ke dalam bumi dan mengubahnya menjadi ikatan kimia dalam molekul organik melalui proses fotosintesis. Energi matahari yang diserap oleh tanaman hanya digunakan kurang dari setengahnya unruk melakukan kegiatan metabolik (pemompaan air dan ion, bergerak, reproduksi, dan lainnya) dan sisanya disimpan dalam biomassa.

Biomassa dapatlah dibakar, misalnya saja kayu bakar yang sejak dahulu telah digunakan untuk memasak dan memanaskan ruangan. Namun, penggunaan kayu bakar sangat banyak memberi dampak negatif: polusi udara akibat pelepasan gas karbon monoksida dan hidrokarbon lainnya ketika pembakaran. Kini telah ada tungku kayu yang sangat efisien dan clean-burning tetapi biayanya tentulah mahal. Sebanyak dua milyar manusia (40% dari total populasi dunia) sangat bergantung pada penggunaan kayu bakar dan arang untuk kegiatan sehari-harinya, terutama mereka yang berada di negara-negara yang kurang berkembang. Faktanya, sekitar tiga per empat nya (1,5 milyar) tidak memiliki suplai yang cukup untuk kesehariannya. Seiring dengan semakin langkanya kayu bakar dan arang, wanita dan anak kecil yang banyak mengerjakan pekerjaan rumah tangga di sebagian besar budaya, harus menghabiskan waktu yang lebih lama untuk mencari kayu bakar dan arang. Kelangkaan kayu bakar dan arang ini membuat meningkatnya penebangan pohon secara liar, bahkan pohon yang dapat berbuah pun ikut ditebang agar dapat digunakan kayunya. Kotoran hewan juga dapat digunakan sebagai sumber energi, kotoran hewan sendiri menghasilkan gas metana yang merupakan salah satu komponen dari gas alam. Dekomposisi secara anorganik dari setiap material organik yang lembab akan menghasilkan gas metana. Metana adalah bahan bakar bersih yang mampu membakar secara efisien. Biofuel, etanol atau metanol dapat menggantikan sebagian dari energi yang berbahan dasar minyak. Mereka terbuat dari bahan tanaman atau bahan bakar diesel yang terbuat dari minyak nabati atau lemak hewan, dapat memenuhi banyak kebutuhan transportasi manusia. Alkohol dapat dibakar langsung di dalam mesin yang telah teradaptasi dengan bahan bakar jenis ini atau dengan dicampur dengan bensin agar dapat digunakan dalam mesin biasa (etanol membuat bensin terbakar dengan cara yang lebih bersih). Penggunaan etanol sebagai bahan bakar juga dapat menaikkan harga tanaman yang dapat menghasilkan etanol yang mana keadaan ini dapat menguntungkan petani. Energi dari Gaya Milik Bumi Angin, gelombang, pasang surut, gradien termal laut, dan daerah panas bumi merupakan sumber energi terbarukan. Meskipun hanya tersedia di lokasi yang dipilih, sumber-sumber ini bisa membuat kontribusi yang berharga untuk pasokan energi total. Pembangkit listrik tenaga air kini marak digunakan, penemuan turbin air di abad kesembilan belas sangat meningkatkan efisiensi bendungan PLTA dalam menghasilkan energi. Sebagian besar pengembangan tenaga air dalam beberapa tahun terakhir telah di bendungan besar. Ada efisiensi tertentu dari skala bendungan raksasa dan hal ini membawa kebanggaan bagi negara-negara yang

membangunnya. Namun, pembangunan PLTA juga dapat menjadi masalah sosial dan lingkungan yang tidak diinginkan. Misalnya bendungan hidroelektrik terbesar di dunia saat ini adalah Three Gorges Dam di China, Sungai Yangtze, yang lebarnya sebesar 2 km dan tingginya 185 m. Dirancang untuk menghasilkan 25.000 MW listrik yang mana sebanyak 25 pembangkit listrik besar nuklir. Permasalahannya adalah pembangunan tersebut telah mengusir sedikitnya 1,5 juta orang dan menenggelamkan sekitar 5.000 situs arkeologi. Untungnya, ada alternatif untuk bendungan dan waduk raksasa yang sifatnya memakan ruang: teknologi low-head hydropower yang memiliki skala yang kecil dapat mengekstrak energi bendungan berhulu kecil yang menyebabkan kerusakan jauh lebih sedikit dibandingkan proyek yang lebih besar. Beberapa turbin high-efficiency dapat beroperasi pada aliran run-of-the-river. Karena langsung terendam dalam aliran dan ukurannya yang cukup kecil, turbin ini tidak memerlukan struktur bendungan atau pengalihan dan dapat menghasilkan daya yang berguna dengan arus hanya beberapa kilometer per jam. Kerusakan lingkungan yang ditimbulkan juga kecil dan tidak mengganggu gerakan ikan. Generator micro-hydro beroperasi pada prinsip yang sama tetapi cukup kecil untuk memberikan tenaga ekonomis bagi satu rumah. Selain air, angin juga termasuk dalam kategori energi yang cukup berkembang saat ini dan sifatnya dapat diperbaharui. Mesin angin modern jauh berbeda dari generasi yang lalu. Turbin angin terbesar sekarang ini memiliki menara sampai 150 m dengan panjang pisau 62 m dan setiap turbin dapat menghasilkan 5 MW listrik. Tenaga angin membuat kontribusi yang berharga untuk mengurangi pemanasan global. Namun, seperti energi matahari, tenaga angin adalah sumber intermittent. Selain itu, tidak setiap tempat memiliki angin yang cukup kuat atau cukup stabil untuk membuat sumber daya yang ekonomis. Ditambah terancamnya burung yang terbang di sekitar turbin, dilaporkan bahwa tingkat kematian burung sangat tinggi di sekitar area turbin angin. Panas geotermal, pasang surut, dan gelombang juga bisa menjadi sumber energi yang berharga. Uap bertekanan dan suhu tinggi ada di bawah permukaan bumi ini ada dalam bentuk mata air panas, geyser, dan fumarol (energi geothermal). Karena banyak tempat memiliki uap panas bumi, maka panas bumi dapat membantu mengurangi biaya energi hampir di mana-mana. Memompa air melalui pipa terkubur dapat mengekstrak panas yang cukup sehingga pompa panas akan beroperasi lebih efisien. Pasang laut dan gelombang mengandung sejumlah besar energi yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan pekerjaan yang bermanfaat. Sebuah stasiun pasang surut bekerja seperti bendungan tenaga air dengan turbin yang berputar sebagai arus mengalir melalui mereka. Namun,

permasalahannya adalah periode pasang surut lah yang menyebabkan kesulitan dalam mengintegrasi teknologi ini dengan sumber energinya. Sebuah perkembangan baru yang menarik dalam bidang ini adalah Pelamis wave-power yang dikembangkan oleh scottish start-up company Ocean Power Delivery. Aplikasi pertama teknologi ini sekarang sedang dibangun 5 km di lepas pantai Portugal. Ini akan menggunakan tiga unit mampu menghasilkan beberapa 2,25 MW listrik. Perbedaan suhu antara lapisan atas dan bawah air laut juga merupakan sumber potensi energi terbarukan. Dalam closed-cycle ocean thermal electric conversion (OTEC), panas dari matahari yang hangat lapisan laut bagian atas digunakan untuk menguapkan working fluid, seperti amonia atau freon, yang memiliki titik didih rendah. Selama ada perbedaan suhu sekitar 20 C antara lapisan hangat dan dingin, jumlah berguna daya bersih dapat dihasilkan dengan sistem ini.

Anda mungkin juga menyukai