Anda di halaman 1dari 3

Pencurian Helm di Kampus Kuning Puput fazriyanti, salah seorang mahasiswa jurusan Biologi merasa trauma dengan peristiwa

kehilangan helm yang dialaminya di sekitar lokasi perkuliahan MKU (Mata Kuliah Umum). Kejadian itu terjadi pada hari jumat (3/5), tepatnya di depan pekarangan kantor Menwa (Resimen Mahasiswa), hari itu ia sedang terlambat datang kuliah PKN (Pendidikan Kewarganegaraan) dan PAI (Pendidikan Agama Islam) jadi buru-buru memarkirkan sepeda motornya di depan pekarangan Menwa. Ia baru menyadari helmnya hilang usai kuliah MKU PAI. Saya agak trauma dengan hilang helm ini, makanya tiap MKU saya bawa helm itu kemanapun saya pergi, ujarnya, Sabtu (18/5). Hal yang serupa juga dialami oleh SR (nama samaran) salah seorang mahasiswa FBS (Fakultas Bahasa dan Seni) yang enggan disebutkan namanya, kehilangan helm justru dialaminya di rumah nya sendiri. SR mengalami musibah itu (kehilangan helm-red) sekitar dua bulan yang lalu. Saat itu hari Senin, pulang kuliah saya mengetahui helm saya sudah tidak ada lagi di jok motor, saya sangat panik dan menangis karena tidak tahu harus bagaimana ujarnya, Senin (26/5). Rahman Setiadi Wibowo mahasiswa jurusan Biologi mengalami nasib yang lebih miris. Ia telah kehilangan helm sebanyak dua kali di kampus. Kejadian pertama terjadi di FMIPA, tepatnya di parkiran dekat pustaka lalu kejadian kedua terjadi di depan GOR. Memang rahman belum pernah melaporkan kehilangan helm ke pihak terkait. menurut saya kehilangan helm yang saya alami adalah akibat kesalahan diri saya sendiri jadi justru buat malu jika dilaporkan ke pihak terkait, ujarnya Kamis (23/5) Puput dan SR pernah berinisiatif melaporkan kehilangan helm mereka pada satpam selaku pihak keamanan kampus. Tapi, didapatkan respon yang berbeda-beda. Puput contohnya, karena kejadian itu terjadi pada hari jumat jadi satpam sudah tidak ada lagi karena sudah pulang. Beda halnya dengan SR yang juga melapor, SR mengatakan bahwa ia telah menghubungi satpam setempat tapi hanya ditanggapi dengan santai karena menurut satpam tersebut, SR bukanlah korban yang satu-satunya, sudah banyak orang yang kehilangan helm sebelumnya. Fakta berbeda diuraikan oleh salah satu satpam FBS, Andi Arman. Andi mengatakan kalau masalah pencurian helm dibilang sering tidak tapi ada terjadi. Tiga bulan yang lalu memang ada mahasiswa yang melaporkan kehilangan helm, ujarnya Rabu (15/5). Pencurian helm sedikit sekali yang dilaporkan oleh mahasiswa yang menjadi korban, sehingga satpam pun tidak mengetahui kalau pencurian marak terjadi. Selain itu adanya sistem kerja shift pada satpam juga turut menyebabkan kurangnya

koordinasi antar satpam dalam penanganan kasus-kasus seperti ini. Andi juga menerangkan bahwa terkadang kasus yang terjadi pelakunya justru berasal dari mahasiswa itu sendiri. orang-orang sekarang banyak yang pemalas, maunya banyak untung saja tanpa harus ada usaha, bayangkan saja setiap helm itu saja bisa ia jual 45 ribu sampai 70 ribu, andaikan dapat sepuluh helm, bayangkan berapa uang yang didapatkannya?, ujarnya. Pencurian helm yang marak terjadi biasanya berlangsung disiang hari saat jamjam sibuk kuliah. Mahasiswa yang menjadi korbanpun umumnya kepada mereka yang parkir bukan pada tempatnya. Pelaku melakukan aksi pencurian biasanya dengan silet, tali helm dipotong lalu nanti dijual lagi. Bapak Drs. Syarkani selaku kepala BAUK yang kami mintai pendapatnya terkait maraknya pencurian helm di UNP mengatakan bahwa terjadinya pencurian helm di kampus bukanlah sepenuhnya mutlak kesalahan dari niat pelaku pencurian. Menurutnya mahasiswa justru ikut ambil andil dalam kasus tersebut. Dari laporan yang saya terima dari pihak keamanan kampus, banyaknya kasus pencurian helm karena mahasiswa itu terlalu acuh kepada barang-barangnya. Kadang helmnya hanya digantungkan atau diletakkan saja di atas sepeda motornya. Lebih mirisnya lagi , mereka bahkan sering meninggalkan kunci motornya. Jadi orang yang tidak berniat untuk mencuri pun akan melakukan pencurian karena adanya kesempatan. Mahasiswa itu sendirilah yang membukakan kesempatan untuk terjadinya pencurian di universitas ini, ujar beliau saat ditemui disela-sela kesibukannya, Senin (20/5). Maraknya pencurian helm tentu yang paling di pandang sebagai penanggung jawab adalah satpam selaku pihak keamanan kampus, saat ini satpam-satpam yang ada di UNP hanya satu orang per shift kerjanya. Sistem shift kerja satpam dibagi berbedabeda tiap fakultasnya tergantung kondisi kampus masing-masing. Sebut saja di FMIPA (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) satpam terbagi dalam dua shift kerja. Bapak Syarkani menjelaskan bahwa untuk kampus seluas UNP memang dirasa tenaga keamanannya masih kurang. Keinginan untuk menambahpun memang pada. Rencananya tiap pos dipekerjakan dua orang satpam sekali shift. Namun keinginan itu terbentur oleh dana. Lagi, bapak syarkani menjelaskan bahwa dana untuk satpam tidak ditanggung oleh pemerintah, melainkan universitas sendiri yang menanggung. Keinginan memang ada, tapi terbentur dana, ujarnya (20/5) Dalam hal penanganan keamanan kampus, saat ini UNP bekerja sama dengan perusahaan Andalan Mitra Prestasi dalam penyediaan tenaga satpam. Sebelumnya, UNP bekerja sama dengan perusahaan Citra Cahaya Mandiri. Namun, kontrak itu diputuskan karena masih banyaknya kasus-kasus pencurian yang terjadi. Kalau masalah kinerja satpam, itu merupakan tanggung jawab langsung perusahaan penyedianya karena UNP tidak mengadakan kontrak dengan setiap pribadi satpam,

UNP menandatangani kontrak hanya dengan supplier nya saja yaitu perusahaan Andalan Mitra Prestasi. Jadi, jikalau ada kesalahan atau penyimpangan kinerja satpam maka itu bukanlah urusan pihak universitas. jika masih banyak kasus-kasus seperti ini saya rasa belum ada perbaikan dari tahun-tahun sebelumnya ujar Bapak Syarkani. *** Sebelumnya pada senin (22/4) SKK (Surat Kabar Kampus) Ganto memberitakan bahwa malam itu (20/4-Red), disekitaran parkiran FIK (Fakultas Ilmu Keolahragaan) Afit, salah seorang satpam di kampus itu secara tidak sengaja melihat ada dua orang memotong tali helm dari salah satu motor yang berada di parkiran. Mengetahui ada tindakan pencurian helm, afit lalu menangkap kedua pelaku yang diketahui berinisial KZ dan AR. Diketahui pelaku masih SMA dan mereka mengatakan baru pertama kalinya mencuri helm dengan alasan ingin menolong temannya yang tidak memiliki helm. Mendengar berita tertangkapnya pelaku pencurian helm ini melegakan rahman. Sebenarnya saya telah lama mengintai-ngintai pelaku pencuriannya, ujarnya Kamis (22/5). Bapak Syarkani mengharapkan adanya kepedulian dari semua pihak, Saya harap ada kepedulian dari semua pihak. Baik itu mahasiswa, dosen, dan para pegawainya terlebih mahasiswa, seharusnya lebih hati-hati dengan barang-barangnya. Jangan lalai ! Jangan ciptakan kesempatan untuk orang lain untuk mencuri !, ujarnya mengingatkan. Satpam UNP, Andi juga menuturkan hal serupa, ia mengingatkan agar mahasiswa lebih berhati-hati dan mawas diri terhadap barangnya.

Anda mungkin juga menyukai