Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ADMINISTRASI PENDIDIKAN Penyimpangan Pelaksanaan Administrasi Sarana dan Prasarana Pendidikan di Sekolah yang Mewajibkan Penggunaan Buku

Teks Dalam Proses Pembelajaran

Diajukan sebagai tugas akhir semester Mata Kuliah Keahlian Dasar (MKDK) Profesi Kependidikan

Oleh : Widia Kemala Sari 1101296 Pendidikan Biologi

UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang mana karena berkat rahmat serta karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang berjudul Penyimpangan Pelaksanaan Administrasi Sarana dan Prasarana Pendidikan di Sekolah yang Mewajibkan Penggunaan Buku Teks Dalam Proses Pembelajaran Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas Mata Kuliah Mata Kuliah Keahlian Dasar (MKKD) Profesi Kependidikan. Makalah ini tersusun dengan baik, tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis ucapkan terima kasih kepada : 1. Dosen pengajar Mata Kuliah Mata Kuliah Keahlian Dasar (MKKD) Profesi Kependidikan 2. Teman-teman yang ikut membantu penulis menyelesaikan penulisan makalah ini. Semoga semua kebaikan dan bantuan Ibu dosen serta teman-teman dapat menjadi amal ibadah dan dilipat gandakan oleh Allah SWT. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik, saran maupun petunjuk dari segala pihak untuk kesempurnaan makalah yang penulis sajikan ini. Semoga makalah yang penulis sajikan ini dapat bermanfaat nantinya. Padang, 31 Maret 2013

Penulis

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.................................................................................i DAFTAR ISI ............................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................................... 1 B. Permasalahan .................................................................................. 1 C. Rumusan Masalah .......................................................................... 1 D. Metode Pemecahan Masalah .......................................................... 2 E. Tujuan Penulisan ............................................................................ 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 3 A. Administrasi Pendidikan ................................................................ 3 B. Buku Teks Pelajaran ....................................................................... 4 BAB III PEMBAHASAN .......................................................................... 6 A. Langkah Preventif .......................................................................... 6 B. Langkah Recovery.......................................................................... 7 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan..................................................................................... 8 B. Saran ............................................................................................... 8 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 9

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penggunaaan buku teks pelajaran disekolah memang bertujuan baik yaitu meningkatkan kemampuan pemahaman siswa mengenai pelajaran yang

diembankan padanya. Akan tetapi, saat ini penggunaan buku teks pelajaran di beberapa sekolah justru dijadikan sebagai ladang uang. Buku teks pelajaran diperjualbelikan ke siswa dengan alasan bahwa dengan memiliki buku tersebut siswa akan lebih meningkat nilainya. Saat ini, buku teks pelajaran telah beralih fungsi dari kebutuhan sekunder menjadi kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh siswa.

A. Masalah Terjadinya penyimpangan pelaksanaan adiministrasi sarana dan prasarana pendidikan di sekolah yang mewajibkan pengadaan buku teks dalam proses pembelajaran.

B. Rumusan Masalah Dari uraian permasalahan, dapat dirunut beberapa permasalahan diantaranya : 1. Terjadi penyimpangan pelaksanaan administrasi sarana dan prasarana pendidikan di sekolah. 2. Sekelompok sekolah mewajibkan pengadaan buku teks pelajaran yang membebankan bagi siswa. 3. Ada oknum sekolah yang mengharuskan pembelian buku ajar dari sekolah siswa itu berasal

C. Metode Pemecahan Masalah Dalam makalah ini penulis menguraikan metode pemecahan masalah secara deskriptif melalui studi pustaka (Library Methods)

D. Tujuan Penulisan Penulisan makalah ini betujuan untuk: 1. Sebagai tugas akhir pada Mata Kuliah Keahlian Dasar Profesi Kependidikan. 2. Sebagai bahan renungan dalam menyikapi penyimpangan yang terjadi pada pelaksanaan Administrasi Sarana dan Prasarana Pendidikan. 3. Sebagai penggambaran kejadian di lapangan dan mencoba menguraikan beberapa langkah-langkah atau metode yang dapat ditempuh untuk mengatasi penyimpangan tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Administrasi Sarana dan Prasarana Pendidikan 1. Pengertian Administrasi Sarana dan Prasarana Pendidikan Administrasi Sarana dan Prasarana Pendidikan adalah penerapan konsep administrasi pendidikan dalam bidang sarana dan prasarana pendidikan. Menurut Sutjipto (1993) aktivitas administrasi dalam bidang sarana dan prasarana pendidikan meliputi; perencanaan kebutuhan, pengadaan,

penyimpanan, inventarisasi, pemeliharaan, penghapusan, dan pengawasan sarana dan prasarana pendidikan. Berdasarkan pengertian administrasi pendidikan dan aktivitas administrasi sarana dan prasarana pendidikan dapat dirumuskan sebagai Serangkaian kegiatan mulai dari perencanaan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, penyaluran, pemeliharaan, penginventarisasian, penghapusan, dan pengawasan semua peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan sekolah dapat dicapai secara efektif dan efisien. 2. Fungsi dan Peranan Administrasi Sarana dan Prasarana Pendidikan Administrasi sarana dan prasarana pendidikan berfungsi untuk mengelola sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Kegiatannya mencakup perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan. Kegiatan ini meliputi: analisis kebutuhan, mengumpulkan data dan informasi tentang sarana dan prasarana sekolah yang telah ada, menyusun rencana kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan, pengadaan sarana dan prasarana pendidikan,

penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan, inventarisasi sarana dan prasarana pendidika, pemeliharaan dan perawatan sarana dan prasarana pendidikan, penghapusan sarana dan prasarana pendidikan dan pengawasan sarana dan prasarana pendidikan.

A. Buku Teks 1. Pengertian Buku Teks Sebagai Salah Satu Bahan Ajar Di dalam dunia pendidikan, Proses Belajar Mengajar (PBM) memegang peranan yang sangat penting. Ada tiga komponen penting yang terlibat dalam proses belajar mengajar, yaitu pengajar (guru), pembelajar (siswa/mahasiswa), dan bahan ajar (Anwar,S.,2005)

Pengajar

Bahan Ajar Gambar 2.1

Pembelajar

Komponen Utama Proses Belajar Mengajar

Tarigan (1990) mendefinisikan buku teks sebagai buku pelajaran dalam bidang studi tertentu yang merupakan buku standar yang disusun oleh pakar dalam bidang itu untuk maksud-maksud dan tujuan instruksional yang dilengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakai di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi sehingga dapat menunjang suatu program pengajaran. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2005 tentang Buku Teks Pelajaran pasal 1 dinyatakan bahwa Buku Teks Pelajaran adalah buku acuan wajib yang digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketaqwaan, budi pekerti, dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan

teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun Berdasarkan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

2. Peraturan Hukum Terkait Pengadaan Buku Teks Pelajaran Mengenai pengadaan buku teks pelajaran diatur oleh Permendiknas No.11 Tahun 2005 yang diuraikan lebih rincinya pada pasal 8, pasal 9 dan pasal 10. Pasal 8 1. Guru dapat menganjurkan kepada memiliki buku teks pelajaran. 2. Anjuran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat tidak memaksa atau tidak mewajibkan. 3. Untuk memiliki buku teks pelajaran, peserta didik atau orangtua/walinya membelinya di pasar. 4. Untuk membantu peserta didik yang tidak mampu memiliki akses ke buku teks pelajaran, satuan pendidikan wajib menyediakan paling sedikit 10 (sepuluh) eksemplar buku teks pelajaran untuk setiap mata pelajaran pada setiap kelas, untuk dijadikan koleksi perpustakaannya. Pasal 9 Guru, tenaga kependidikan, satuan pendidikan, atau komite sekolah tidak peserta didik yang mampu untuk

dibenarkan melakukan penjualan buku kepada peserta didik. Pasal 10 1. Pengadaan buku teks pelajaran, buku panduan guru, buku pengayaan dan buku referensi untuk perpustakaan yang dilakukan oleh satuan pendidikan wajib mendapat pertimbangan Komite Sekolah. 2. Untuk daerah yang pasar bukunya belum berkembang atau tidak berfungsi, pengadaan buku perpustakaan dapat dilakukan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah

BAB III PEMBAHASAN

Telah diketahui bahwa sebenarnya pengadaan buku teks pelajaran memang diwajibkan oleh pemerintah akan tetapi, yang bagaimana nya itulah hal yang lebih tepat kita pertanyakan. Dalam pengadaan buku teks pelajaran telah dijelaskan secara rinci melalui Permen No 11 Tahun 2005 Bahwa sebenarnya sekolah tidak diizinkan untuk menjual buku ataupun mengharuskan siswa memiliki buku ajar dalam proses pembelajaran. Karena adanya permasalahan itulah saya akan mencoba menguraikan beberapa langkah yang dapat ditempuh untuk mengatasi permasalahan tersebut seperti: 1. Langkah preventif (pencegahan) Langkah pencegahan yang dapat kita lakukan agar hal tersebut tidak terjadi antara lain adalah: a. Melakukan pengawasan yang lebih pada pelaksanaan pengadaan buku ajar tersebut. Pengawasan akan dapat dilakukan secara optimal jika dimiliki walimurid yang kritis yang memperhatika setiap kebijakan yang dikeluarka oleh sekolah atau juga komite sekolah yang kritis yang memperhatikan kepentingan siswa bukan kepentingan sekolah semata. b. Meningkatkan pengawasan oleh pemerintah dengan melibatkan pihakpihak pengawas keuangan karena sekolah juga merupakan badan usaha. c. Membentuk peraturan-peraturan tegas baik pada tingkat pusat sampai ke tingkat daerah. d. Meningkatkan jumlah pengadaan buku ajar gratis bagi siswa yang kurang mampu. e. Menambah ragam sumber buku ajar sehingga tidak berpatokan pada satu sumber yang mana nantinya dapat menjadikan peningkatan harga pada buku itu. Hal ini terkait dengan hukum ekonomi semakin banyak permintaan maka semakin besar kenaikan harga.

2. Langkah Recovery (Perbaikan) Jika memang telah terjadi penyimpangan maka dibutuhkanlah langkahlangkah perbaikan untuk mencegah dampak yang lebih buruk, antara lain adalah: a. Memberikan sanksi tegas terhadap oknum pelaku penyimpangan yang dapat dilakukan oleh pemerintah terkait. b. Memberikan penyuluhan pada walimurid mengenai bagaimana

sebenarnya sistemis pengadaan buku tersebut sehingga tidak ada kecurangan.

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan uraian makalah diatas dapat disimpulkan bahwa: 4. Dalam pelaksanaan kegiatan administrasi sarana dan prasarana pendidikan di sekolah masih ditemukan beberapa penyimpangan seperti pengharusan kepemilikan dan pembelian buku teks pelajaran kepada siswa. 5. Dalam pelaksanaan administrasi sarana dan prasarana hendaknya diperlukan kerja sama semua pihak terkait (wali murid, masyarakat, pengajar dan pemerintah) untuk mengawasi pelaksanaannya di lapangan. 6. Buku Teks Pelajaran memang banyak berdampak positif bagi peningkatan mutu belajar siswa, tapi dalam segi pengadaannya tidaklah harus dibebani kepada siswa karena pemerintah pun menyediakan beberapa eksemplar kopian bagi siswa yang kurang mampu.

B. Saran Bagi penulis :Dalam penulisan makalah ini mungkin saja masih ditemukan kesalahan seperti kesalahan pengetikan ataupun EYD . makanya harus lebih diperhatikan kedepannya Bagi Pembaca :Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, dan menjadi suatu bahan rujukan ataupun renungan dalam penetapan suatu kebijakan terutama yang terkait dengan pengadaan buku teks di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA Adam. 2005 . (Dalam Jurnal Anonymous.2010.Repository Upi) Anonymous. 2010. Chapter II. Diakses pada 31 Maret 2013, Dari Repository UPI: http://repositoryupi.edu Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 22 Tahun 2006 Mengenai Buku Teks Pelajaran Sutjipto, & Rafis, K. 1993. Profesi Keguruan. Dalam Syahril,Dkk, PROFESI KEPENDIDIKAN (hal. 166). Jakarta: Dirjen Dikti Syahril, Dkk. 2009. PROFESI KEPENDIDIKAN. Padang: UNP Press

Anda mungkin juga menyukai