Anda di halaman 1dari 4

BAB II PEMBAHASAN II.

1 PENGERTIAN TANIN Tanin secara umum didefinisikan sebagai senyawa polifenol yang memiliki berat molekul cukup tinggi (lebih dari 1000) dan dapat membentuk kompleks dengan protein. Senyawa-senyawa kompleks yang tersebar luas dalam dunia tumbuh-tumbuhan terdapat dalam jumlah besar pada daun, buah dan batang Campuran senyawa polifenol, semakin banyak jumlah gugus fenolik maka semakin besar ukuran molekul tanin Tanin berikatan kuat dengan protein & dapat mengendapkan protein dari larutan. Tannin terdapat luas dalam tumbuhan berpembuluh, dalam angiospermae terdapat khusus dalam jaringan kayu. Menurut batasannya, tannin dapat bereaksi dengan protein membentuk kopolimer mantap yang tak larut dalam air. Dalam industry, tannin adalah senyawa yang berasal dari tumbuhan, yang mampu mengubah kulit hewan yang mentah menjadi kulit siap pakai karena kemampuannya menyambung silang protein.

II.2 PENGGOLONGAN TANIN Secara kimia terdapat dua jenis tannin yang tersebar tidak merata dalam dunia tumbuhan. Tannin-terkondensasi hampir terdapat semesta di dalam paku-pakuan dan gimnospermae, serta tersebar luas dalam angiospermae, terutama pada jenis tumbuhan berkayu. Sebaliknya, tannin yang terhidrolisiskan penyebarannya terbatas pada tumbuhan berkeping dua, di Inggris hanya terdapat pada suku yang nisbi sedikit. Tetapi kedua jenis tannin itu dijumpai bersamaan dalam tumbuhan yang sama seperti yang terjadi pada kulit dan daun ek, Quercus. tanin terkondensasi (condensed tannins) Tanin jenis ini biasanya tidak dapat dihidrolisis, tetapi dapat terkondensasi meghasilkan asam klorida. Tanin jenis ini kebanyakan terdiri dari polimer flafonoid yang merupakan senyawa fenol dan telah dibahas pada bab yang lain.Nama lain dari tanin ini adalah Proanthocyanidin. Proanthocyanidin merupakan polimer dari flavonoid yang dihubungan dengan melalui C 8 dengan C4. Salah satu contohnya adalah Sorghum procyanidin, senyawa ini merupakan trimer yang tersusun dari epiccatechin dan catechin.

Jika terkondensasi maka akan menghasilkan flavanoid jenis flavan dengan bantuan nuklofil

berupa floroglusinol

terdiri dari molekul-molekul katekin dan epikatekin yang dihubungkan dengan ikatan C-C katekin, epikatekin monomer 2 4 monomer prosianidin oligomerik (OPC) Bobot molekul 1000-3000 Lebih tahan terhadap penguraian Lebih mudah teroksidasi warna merah muda keunguan Penyimpanan flobafen (=flobatanin)

tanin terhidrolisiskan(hydrolysable tannins) Hydrolysable Tannin = Pirogalol tanin

Terdiri dari molekul gula pusat yang terikat pada molekul-molekul asam galat (galitanin) atau asam heksahidroksidifenat (elagitanin) Merupakan glikosida sehingga mudah terhidrolisis asam fenolat (asam/enzim) + gula Berat molekul galitanin1000-1500,sedangkan Berat molekul Ellaggitanin 1000-3000 Tanin ini biasanya berikatan dengan karbohidrat dengan membentuk jembatan oksigen, maka dari itu tanin ini dapat dihidrolisis dengan menggunakan asam sulfat atau asam klorida. Salah satu contoh jenis tanin ininadalah gallotanin yang merupakan senyawa gabungan dari krbohidrat denganasam galat. Senyawa

SISTEM PENOMORAN PADA FLAVANOID Flavonoid sering terdapat sebagai glikosida. Golongan terbesar flavonoid berciri mempunyai piran yang menghubungkan rantai tiga-karbon dengan salah satu dari cincin benzene. Sistem penomoran untuk turunan flavonoid diberikan dibawah:

Di antara flavonoid khas yang mempunyai kerangka seperti diatas berbagai jenis dibedakan tahanan oksidasi dan keragaman pada rantai C3. II.3 SIFAT-SIFAT TANIN SIFAT KHUSUS Tidak dapat dikristalisasi

Bila ditambah air larutan koloidal, reaksi asam, rasa astringen Mengendapkan larutan gelatin, protein dan alkaloid dalam larutan + garam Fe (III) senyawa biru tua / hitam kehijauan (larut) + K-ferisianida + NH4OH warna merah tua Mengendap dengan garam-garam Cu, Pb, Sn, lar. K-bikromat kuat / asam kromat 1 % dalam larutan basa mudah mengabsorbsi oksigen SIFAT UMUM 1. Dalam air membentuk larutan koloidal yang bereaksi asam dan sepat . 2. Mengendapkan larutan gelatin dan larutan alkaloid. 3. Tidak dapat mengkristal. 4. Larutan alkali mampu mengoksidasi oksigen. 5. Mengendapkan protein dari larutannya dan bersenyawa dengan protein tersebut sehingga tidak dipengaruhi oleh enzim protiolitik

II.4 FUNGSI TANIN Di dalam tumbuhan letak tannin terpisah dari protein dan enzim sitoplasma, tetapi bila jaringan rusak, misalnya bila hewan memakannya, maka reaksi penyamakan dapat terjadi. Reaksi ini menyebabkan protein lebih sukar dicapai oleh cairan pencernaan hewan. Pada kenyataanya, sebagian besar tumbuhan yang banyak bertanin dihindari oleh hewan pemakan tumbuhan karena rasanya yang sepat. Kita menganggap salah satu fungsi utama tannin dalam tumbuhan ialah sebagai penolak hewan pemakan tumbuhan. Fungsi tanin pada tanaman biasanya sebagai senjata pertahanan untuk menghindari terjadinya over grazing oleh hewan ruminansia dan menghindari diri dari serangga. Penyamak kulit. Pembuatan tinta (+ garam besi(III) senyawa berwarna tua). Reagen untuk deteksi gelatin, protein, alkaloid (karena sifat mengendap). Antidotum keracunan alkaloid (membentuk tannat yang mengendap) . Inflamasi saluran pencernaan bagian atas. Diare karena inflamasi saluran GI. Topikal : lesi terbuka, luka, hemoroid.

II.5 CARA IDENTIFIKASI TANIN KUALITATIF Galotanin, Elagitanin + garam Feri warna + hitam kebiruan Tanin terkondensasi + garam Feri coklat kehijauan Galotanin + K-iodat warna rosa Asam galat bebas + K-iodat warna jingga Elagitanin + asam nitrit mula2 rosa, kemudian ungu, lalu biru Tanin terkondensasi + vanilin + HCl merah

KUANTITATIF PENGUJIAN TANNIN METODE VOLUMETRIK Pereaksi : 1. Kalium Permanganat 0,1 N 2. Larutan indigokarmin : Larutkan 0,375 g dalam 250 ml air yang mengandung 12,5 ml H2SO4 pekat. 3. Larutan gelatin : Larutkan 6,25 g dalam NaCl jenuh selama 1hari, panaskan sampai gelatin larut, dinginkan dan encerkan dengan NaCl jenuh sampai 250 ml. 4. Larutan natrium klorida : Pada 975 ml larutan NaCl jenuh campur dengan 25 ml H2SO4 pekat. Cara kerja Pada sample setara dengan 0,01 g tannin, tambah 20 ml larutan indigokarmin dan sekitar 500 750 ml air. Tambah KMnO4 0,1 N dengan menggunakan buret, saat 1 ml dengan pengocokkan, warna berubah menjadi hijau terang. Kemudian tambah setetes demi setetes sampai warna berubah menjadi kuning terang atau pink gelap (Volume KMnO4 sebagai A). Pada 50 ml larutan tersebut, tambah 25 ml larutan gelatin dan larutan natrium klorida sampai volume 250 ml. Saring larutan tersebut (kaolin, Kieselguhr atau Supercel), kocok selama 15 menit dan saring. Pada 50 ml hasil saringan, tambah 20 ml larutan indigokarmin dan 500 750 ml air. Titrasi dengan KMnO4 0,1 N (Sebagai B). Perhitungan A : Total semua senyawa termasuk tannin B : Non senyawa tannin A B : Tannin 1 ml KMnO4 0,1 N ~ 0,0042 Tannin

Anda mungkin juga menyukai