Anda di halaman 1dari 8

Kesatuan Sila-sila pancasila sebagai suatu sistem Filsafat

Kesatuan nilai-nilai pancasila adalah bersifat hierarki dan mempunyai bentuk piramidal, digunakan untuk menggambarkan hubungan hierarki sila-sila pancasila dalam urut-urutan luas(kuantitas) dan dalam pengertian inilah hubungan kesatuan sila-sila pancasila itu dalam arti formal logis. Secara filosofis Pancasila sebagai suatukesatuan sistem filsafat memiliki dasar antologis,epistemologis,dan aksiologis yang berbeda dengan filsafat lainnya, misalnya materrialisme,liberalisme,pragmatisme,komunisme,idealisme,dll.

1. Dasar Antropologis Sila-sila pancasila


Pancasila secara filosofis meliputi dasar antopologis sila-sila pancasila. Pancasila yang terdiri dari 5 sila,bukanlah asas yang berdiri sendiri melainkan memiliki satu kesatuan dasar ontologis. Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia yang memiliki hakikat mutlak monopluralis, oleh karena itu hakikat dasar ini disebut sebagai dasar antropologis. Subjek pendukung pokok sila-sila pancasila adalah manusia. Memahami dari segi filsafat negara bahwa pancasila adalah dasar filsafat negara, pendukung pokok negara adalah rakyat dan unsur rakyat adalah manusia itu sendiri, jadi sangat tepat jika filsafat pancasila bahwa hakikat dasar antropologis sila-sila pancasila adalah manusia. Manusia sebagai pendukung pokok sila-sila pancasila secara antologis memiliki hal-hal mutlak yaitu terdiri atas susunan kodrat,jiwa d jasmann raga, jasmani dan rohani. Sifat kodrat manusia adalah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk Tuhan YME.

Hubungan kesesuaian antara negara dengan landasan sila-sila Pancasila adalah berupa hubungan sebab-akibat yaitu sebagai pendukung hubungan dan Tuhan,manusia,satu,rakyat, dan adil sebagai pokok pangkal hubungan. Landasan sila-sila pancasila yaitu Tuhan,manusia,satu,rakyat dan adil adalah sebagai sebab, sedangkan negara adalah sebagai akibat.

Hakikat sila-sila pancasila yang bertingkat dan berbentuk piramidal. Hakikat kesatuan sila-sila pancasila yang bertingkat dan berbentuk piramidal dijelaskan sebagai berikut : Sila pertama Ketuhanan yang maha esa mendasari dan menjiwai sila kedua sampai dengan sila kelima. Hal tersebut berdasarkan pada hakikat bahwa pendukung pokok negara adalah manusia,karena negara sebagai lembaga hidup bersama sebagai lembaga kemanusiaan dan manusia sebagai makhluk Tuhan YME, adanya manusia sebagai akibat adanya Tuhan YME sebagai kausa prima. Tuhan sebagai asal mula segala sesuatu, adanya Tuhan adalah mutlak,sempurna dan kuasa, tidak berubah, tidak terbatas, serta sebagai pengatur tata tertib alam. Dengan demikian sila pertama mendasari, meliputi dan menjiwai keempat sila lainnya.

Sila kemanusiaan yang adil dan beradap. Sila kedua kemanusiaan yang adil dan beradap di dasari dan di jiwai oleh sila pertama serta mendasari dan menjiwai sila ketiga smpai sila kelima. Hal ini dijelaskan sebagai berikut : negara adalah lembaga kemanusiaan yang diadakan oleh manusia. manusia sebagai subjek pendukung pokok negara, negara adalah dari,oleh dan untuk manusia sehingga terdapat hubungan sebab akibat yang langsung antara negara dengan manusia. Adapun manusia adalah makhluk Tuhan YME sehingga sila kedua di dasari dan di jiwai oleh sila pertama. Sila kedua mendasari sila ketiga sampai sila kelima pada hakikatnya mengandung makna : rakyat sebagai unsur pokok negara dan rakyat merupakan totalitas individu yang bersatu bertujuan mewujudkan suatu keadilan dalam hidup bersama(keadilan sosial)

Sila persatuan Indonesia


Sila ketiga persatuan indonesia di dasari dan di jiwai oleh sila pertama dan kedua serta mendasari dan menjiwai sila keempat dan kelima hal ini dijelaskan sebagai berikut hakikat persatuan didasari dan dijiwai oleh sila ketuhanan dan kemanusiaan bahwa manusia sebagai mahluk tuhan YME yang pertama yang harus adalah mewujudkan suatu persatuan dalam suatu persekutuan hidup yang disebut negara Persekutuan hidup bersama manusia dalam rangka mewujudkan tujuan bersama yaitu keadilan dalam kehidupan bersama sehingga sila ketiga mendasari dan menjiwai sila keempat dan sila kelima pancasila

Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam permusyawaratan perwakilan


Sila keempat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam permusyawaratan perwakilan makna pokok sila keempat adalah kerakyatan yaitu kesesuaianya dengan hakikat rakyat. Sila keempat didasari dan dijiwai oleh sila ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan dan persatuan. Kaitanya dalam kesatuan bertingkat hakikat rakyat sebagsi akibat bersatunya manusia sebagai mahluk tuhan yang maha esa dalam suatu wilayah negara tertentu. Adapun sila keempat mendasari sila kelima mengandung arti bahwa negara demi kesejahteraan warganya atau dengan kata lain negara adalah demi kesejahteraan rakyatnya. Maka tujuan negara adalah terwujudnya masyarakat yang berkeadilan, terwujudnya keadilan dalam hidup bersama.

Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia

Sila kelima keadilan bagi seluruh rakyat indonesia memiliki makna pokok keadilan yaitu hakikatnya kesesuaian dengan hakikat adil. Sila kelima didasari dan dijiwai oleh keempat sila lainya yaitu: ketuhanan, kemanusiaan, persatuan dan kerakyatan.mengandung hakikat bahwa keadilan sebagai akibat adanya negara kebangsaan dari manusia yang berketuhanan yang maha esa. Sila keadilan sosial merupakan tujuan dari keempat sila lainya. Menurut notonagoro hakikat keadilan yang terkandung dalam sila kedua yaitu keadilan dalam hakikat manusia monopluralis yaitu kemanusiaan yang adil terhadap diri sendiri, sesama dan terhadap tuhan atau kausa prima. Demikian logikanya keadilan sosial didasari dan dijiwai oleh sila kedua yaitu kemanusiaan yang adil dan beradap.

Anda mungkin juga menyukai