Kesatuan nilai-nilai pancasila adalah bersifat hierarki dan mempunyai bentuk piramidal, digunakan untuk menggambarkan hubungan hierarki sila-sila pancasila dalam urut-urutan luas(kuantitas) dan dalam pengertian inilah hubungan kesatuan sila-sila pancasila itu dalam arti formal logis. Secara filosofis Pancasila sebagai suatukesatuan sistem filsafat memiliki dasar antologis,epistemologis,dan aksiologis yang berbeda dengan filsafat lainnya, misalnya materrialisme,liberalisme,pragmatisme,komunisme,idealisme,dll.
Hubungan kesesuaian antara negara dengan landasan sila-sila Pancasila adalah berupa hubungan sebab-akibat yaitu sebagai pendukung hubungan dan Tuhan,manusia,satu,rakyat, dan adil sebagai pokok pangkal hubungan. Landasan sila-sila pancasila yaitu Tuhan,manusia,satu,rakyat dan adil adalah sebagai sebab, sedangkan negara adalah sebagai akibat.
Hakikat sila-sila pancasila yang bertingkat dan berbentuk piramidal. Hakikat kesatuan sila-sila pancasila yang bertingkat dan berbentuk piramidal dijelaskan sebagai berikut : Sila pertama Ketuhanan yang maha esa mendasari dan menjiwai sila kedua sampai dengan sila kelima. Hal tersebut berdasarkan pada hakikat bahwa pendukung pokok negara adalah manusia,karena negara sebagai lembaga hidup bersama sebagai lembaga kemanusiaan dan manusia sebagai makhluk Tuhan YME, adanya manusia sebagai akibat adanya Tuhan YME sebagai kausa prima. Tuhan sebagai asal mula segala sesuatu, adanya Tuhan adalah mutlak,sempurna dan kuasa, tidak berubah, tidak terbatas, serta sebagai pengatur tata tertib alam. Dengan demikian sila pertama mendasari, meliputi dan menjiwai keempat sila lainnya.
Sila kemanusiaan yang adil dan beradap. Sila kedua kemanusiaan yang adil dan beradap di dasari dan di jiwai oleh sila pertama serta mendasari dan menjiwai sila ketiga smpai sila kelima. Hal ini dijelaskan sebagai berikut : negara adalah lembaga kemanusiaan yang diadakan oleh manusia. manusia sebagai subjek pendukung pokok negara, negara adalah dari,oleh dan untuk manusia sehingga terdapat hubungan sebab akibat yang langsung antara negara dengan manusia. Adapun manusia adalah makhluk Tuhan YME sehingga sila kedua di dasari dan di jiwai oleh sila pertama. Sila kedua mendasari sila ketiga sampai sila kelima pada hakikatnya mengandung makna : rakyat sebagai unsur pokok negara dan rakyat merupakan totalitas individu yang bersatu bertujuan mewujudkan suatu keadilan dalam hidup bersama(keadilan sosial)
Sila kelima keadilan bagi seluruh rakyat indonesia memiliki makna pokok keadilan yaitu hakikatnya kesesuaian dengan hakikat adil. Sila kelima didasari dan dijiwai oleh keempat sila lainya yaitu: ketuhanan, kemanusiaan, persatuan dan kerakyatan.mengandung hakikat bahwa keadilan sebagai akibat adanya negara kebangsaan dari manusia yang berketuhanan yang maha esa. Sila keadilan sosial merupakan tujuan dari keempat sila lainya. Menurut notonagoro hakikat keadilan yang terkandung dalam sila kedua yaitu keadilan dalam hakikat manusia monopluralis yaitu kemanusiaan yang adil terhadap diri sendiri, sesama dan terhadap tuhan atau kausa prima. Demikian logikanya keadilan sosial didasari dan dijiwai oleh sila kedua yaitu kemanusiaan yang adil dan beradap.