21/09/2013
21/09/2013
UU No.36/2009 tentang Kesehatan UU No.32/2009 tentang Perlindungan & Pengelolaan Lingkungan Hidup UU No.18/2008 tentang Pengelolaan Sampah UU No.44/2009 tentang Rumah Sakit PP No.18/1999 tentang Pengelolaan limbah B3 PerMen LH No.18/2009 tentang Tata Cara Perizinan Pengelolaan Limbah B3 SK MenKes No.1204/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
21/09/2013
PENGERTIAN ...
4
I.
PP No.18/1999 tentang Pengelolaan Limbah B3 Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinta dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencermarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain.
21/09/2013
II. Sk MenKes No.1204/2004 tentang Persyaratan Kesling RS Limbah RS adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan RS dalam bentuk padat, cair dan gas.
III. UU No.18/2008 tentang Pengelolaan Smapah Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau volumenya memerlukan pengelolaan khusus. Sampah spesifik meliputi sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun ; sampah yang mengandung limbah berbahaya dan beracun.
5 21/09/2013
Rumah Sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan.
Salah satu program kegiatan yang mendukung upaya pencegahan risiko dan gangguan kesehatan tersebut adlaah pengelolaan limbah di rumah sakit.
21/09/2013
Melindungi masyarakat rumah sakit (karyawan, pasien dan pengunjung) agar terhindar dari segala kemungkinan gangguan / resiko yang berasal dari kegiatan rumah sakit sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal. Mewujudkan mutu kesehatan lingkungan rumah sakit yang bersih dan tertib meningkatkan citra rumah sakit.
21/09/2013
Semua bahan-bahan yang tidak digunakan atau terbuang sebagai hasil dari suatu kegiatan di Rumah Sakit baik dalam bentuk padat, cair dan gas, yang pengelolaannya diatur oleh rumah sakit.
21/09/2013
KOMITMEN DAN KEBIJAKAN PENANGGUNG JAWAB KEPALA SANITASI RS PENYUSUNAN PROGRAM (REVISI) PELAKSANAAN RPEOGRAM MONITORING DAN EVALUASI
ORGANIZING
PELAPORAN
10
KEGIATAN DI RUMAH SAKIT: RAWAT JALAN RAWAT INAP KEGIATAN PENUNJANG ( GIZI ) ADMINISTRASI
LIMBAH
21/09/2013
LIMBAH ...
11
Sebagai mata rantai penyebaran penyakit menular Tempat tertimbunnya organisme penyakit Tempat bersarang serangga dan tikus Mengandung bahan kimia beracun, bendabenda tajam dan partikel debu Dapat menimbulkan cidera, kontaminasi dan pencemaran
21/09/2013
Limbah klinis atau medis Produk farmasi kadaluwarsa Peralatan laboratorium terkontaminasi Kemasan produk farmasi Limbah laboratorium Residu dari proses insenerasi
21/09/2013
Limbah sitotoksi k
Limbah radioakti f
Limbah infeksius Limbah Jaringan tubuh
21/09/2013
Limbah kimia
Perawatan Bedah
Alat suntik, tabung infus, kateter, kassa, dsb Pisau bedah, jaringan tubuh, kantung darah, dsb
Alat suntik, pot sputum, reagen kimia, dsb Alat suntik, kassa, kateter, sarung tangan, dsb Dus, botol plastik atau kaca, obat kadaluwarsa, dsb catridge film, sarung tangan, kertas, plastik, dsb Alat suntik, tabung infus, kassa, kateter, masker, dsb Sisa bahan makanan, sisa makanan, kertas, dsb
Laundy
Kamar mandi atau WC
21/09/2013
Pengelolaan limbah dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan yang dilakukan terhadap limbah mulai dari tahap pengumpulan di tempat sumber, pengangkutan, penyimpanan serta tahap pengolahan akhir yang berarti pembuangan atau pemusnahan.
21/09/2013
PENGELOLAAN LIMBAH
16
Dokter Perawat Pegawai layanan kesehatan Tenaga bagian pemeliharaan R3
21/09/2013
17
Daur Ulang
Pengolahan Limbah
P R I O R I T A S
RENDAH
21/09/2013
18
Pembuangan akhir
Penyimpana n sementara
21/09/2013
Tata laksana penanganan limbah di Rumah sakit meliputi : Kegiatan Minimisasi dan Kegiatan Pemilahan Limbah.
19
21/09/2013
Menyeleksi bahan-bahan yang kurang menghasilkan limbah sebelum membelinya. Menggunakan sedikit mungkin bahan-bahan kimia. Mengutamakan metode pembersihan secara fisik daripada secara kimiawi. Mencegah bahan-bahan yang dapat menjadi limbah seperti dalam kegiatan petugas kesehatan dan kebersihan. Memonitor alur penggunaan bahan kimia dari bahan baku sampai menjadi limbah bahan berbahaya dan beracun. Memesan bahan-bahan sesuai kebutuhan. Menggunakan bahan yang diproduksi lebih awal untuk menghindari kadaluarsa. Menghabiskan bahan dari setiap kemasan. 21/09/2013 Mengecek tanggal kadaluarsa bahan pada saat
Dilakukan pemilihan jenis limbah medis mulai dari sumber yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan dan dengan kandungan logam berat yang tinggi. Pemisahan limbah berbahaya dari semua limbah pada tempat penghasil limbah adalah kunci pembuangan yang baik.
21/09/2013
22
21/09/2013
21/09/2013
Evaluasi keberhasilan pengelolaan sampah bisa dilihat dengan indikator : - akumulasi sampah tak terangkut - peningkatan populasi lalat - adanya keluhan masyarakat, pasien, pengunjung atau petugas rumah sakit.
21/09/2013
RS hendaknya menetapkan peraturan standard (protap) yang jelas untuk penanganan, penampungan, pengangkutan, dan pembuangan limbah medis/klinis .
Protap tersebut harus disesuaikan dengan kondisi lokal serta perlu untuk diikuti dengan latihan sesuai dengan kategori dan fungsi tenaga yang ada.
Perlu ditetapkan seorang petugas yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan dan untuk pengembangan program sanitasi rumah sakit.
21/09/2013
26
21/09/2013
Bagian di institusi pelayanan kesehatan (rumah sakit) yang mengurus suplai dan peralatan bersih atau steril. CSSD melayani suplai barang bersih dan steril yang digunakan di rumah sakit secara terpusat.
21/09/2013
Pembentukan CSSD (Central Sterilization Supply Department) berdasarkan pada Kebijakan Departemen Kesehatan Republik Indonesia yang menyatakan bahwa CSSD sebagai salah satu upaya dalam pengendalian infeksi di rumah sakit dan merupakan salah satu mata rantai yang penting untuk Perencanaan dan Pengendalian infeksi (PPI).
28
21/09/2013
Tujuan CSSD :
29
Untuk memberikan/pengiriman barang steril yang tepat, di tempat yang tepat, pada waktu yang tepat, dalam kondisi yang tepat dan selalu memberikan layanan yang efisien dan berkualitas.
21/09/2013
Fungsi CSSD :
30
Memberikan suplai barang dan instrumen ke area yang membutuhkan. Meningkatkan pelayanan kesehatan dengan servis yang akurat Memberikan suplai barang steril meliputi linen, instrumen dan barang-barang steril lainnya Melakukan pencatatan yang akurat terhadap kegiatan dekontaminasi, pencucian, sterilisasi dan pengiriman barang steril
21/09/2013
Lanjutan ..
31
Melakukan pengetatan keseragaman dan kemudahan dalam rak instrumen dan set operasi di seluruh lingkungan rumah sakit Mempertahankan jumlah inventaris barang dan instrumen. Melakukan monitoring dan kontrol terhadap tindakan pengendalian infeksi sesuai dengan arahan komite pengendalian infeksi Membuat dan mempertahankan standart sterilisasi dan distribusinya
21/09/2013
Lanjutan ...
32
Beroperasi secara efisien dalam rangka pengurangan biaya operasional Melakukan pengembangan sesuai dengan metode yang terbaru dan peraturan yang berlak Melakukan evaluasi berkala untuk meningkatkan kualitas pela Memberikan pelayanan konsultasi kepada bagian lain yang membutuhkan pemrosesan dan sterilisasi instrumen. Meliputi penjelasan peraturan dan prosedur yang digunakan dan 21/09/2013 implementasi metode baru
Kegiatan CSSD :
33
Dekontaminasi dan pencucian Inspeksi dan pengemasan Sterilisasi Penyimpanan, dan Distribusi ke pasien.
21/09/2013
34
Area dekontaminasi dan pencucian merupakan area dimana barang dan instrumen kotor yang dapat diproses ulang. Di area ini barang dan instrumen tersebut didekontaminasi menggunakan disinfektan yang sesuai dan dicuci bersih. Sehingga setelah melalui area ini barang dan instrumen yang kotor dan terkontaminasi dapat diproses secara aman.
21/09/2013
Area inspeksi dan pengemasan menjadi tempat selanjutnya untuk barang dan instrumen yang telah mengalami dekontaminasi dan pencucian. Instrumen yang telah dicuci dilakukan inspeksi untuk mengetahui adanya kerusakan. Instrumen yang rusak akan disingkirkan agar tidak digunakan lagi. Pengemasan menggunakan pengemas sekali pakai maupun menggunakan pengemas rigid yang digunakan berulang.
21/09/2013
3. Sterilisasi
36
Area sterilisasi merupakan tempat mesin sterilisasi berada. Metode sterilisasi yang tersedia di rumah sakit sebaiknya terdiri dari dua jenis yaitu suhu tinggi dan suhu rendah,s ehingga semua jenis barang dan instrumen yang perlu disterilkan dapat disterilkan di CSSD. Metode sterilisasi suhu tinggi yang paling diumumkan adalah sterilisasi uap. Metode sterilisasi suhu rendah memiliki bermacam jenis, dapat menggunakan Etilen oksida, Formaldehida, Hidrogen peroksida, maupun Gas Plasma. 21/09/2013
4. Penyimpanan
37
Area penyimpanan merupakan tempat dimana barang dan instrumen disimpan sebelum dikirimkan untuk digunakan pada pasien. Area penyimpanan harus mengikuti kaidah clean room, dimana terdapat beberapa persyaratan yang membutuhkan pengaturan. Pengaturan suhu dan kelembaban, pembatasan lalu lintas personel, ventilasi agar bertekanan positif, dan mekanisme lain agar terbebas dari kotoran dan debu.
21/09/2013
5. Distribusi
38
Area distribusi bertanggung jawab pada ketersediaan instrumen dan barang steril yang dibutuhkan oleh pasien. CSSD harus menjamin ketersediaan dengan mempertahankan par level. Sistem distribusi harus dibuat seefisien dan seefektif mungkin. Meminimalisir personel, mengurangi waktu simpan namun tetap siap untuk keadaan darurat. Di area distribusi juga harus tersedia disinfektan untuk membersihkan kereta dari ruangan perawatan pasien yang membawa barang atau instrumen steril. 21/09/2013
Keuntungan CSSD :
39
1.
2.
21/09/2013
Rumah Sakit RK. Charitas sangat memperhatikan dan mementingkan pencegahan terjadinya infeksi di rumah sakit. Oleh sebab itu RS RK. Charitas melakukan upaya untuk pemusatan sterilisasi di rumah sakit dan melengkapinya dengan peralatan yang berstandar tinggi dan terbaik. Caranya dengan menerapkan CSSD / Instalasi Pusat Sterilisasi sebagai bagian dari rumah sakit yang melaksanakan sterilisasi, mulai dari perencanaan, pengadaan, penerimaan instrumen / linen /peralatan medis on steril, dekontaminasi, pengemasan, pemberian tanda/labeling,proses sterilisasi, penyimpanan instrumen/linen/peralatan medis steril hingga pendistribusian ke semua bagian yang membutuhkan semuanya dalam kondisi steril.
21/09/2013
Bagian CSSD
41
21/09/2013
Kesimpulan :
42
Salah satu indikator keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit adalah rendahnya angka infeksi nosokomial di rumah sakit. Untuk mencapai keberhasilan tersebut, perlu dilakukan pengendalian infeksi di rumah sakit. Salah satu bentuk pengendalian infeksi nosokomial di rumah sakit dilakukan dengan proses sterilisasi terhadap bahan dan alat medik yang digunakan untuk pelayanan pada pasien.
21/09/2013
43
21/09/2013