PENDAHULUAN
Di Indonesia terdapat kehilangan gigi pada kelompok umur 45-54 tahun sebesar 1,8 %, 55-64 tahun sebesar 59% dan pada kelompok 65 tahun keatas kehilangan gigi mencapai 17,6%. adapun beberapa faktor penyebab masalah tersebut antara lain yaitu: OH yang buruk penyakit periodontitis Xerostomia Trauma Osteoporosis penyakit sistemik kebiasaan buruk , misalnya kebiasaan menggunakan tusuk gigi setelah makan. Pangkur gigi. Kelainan kongenital
PEMERIKSAAN KLINIS
Anamnesis Anamnesis yaitu riwayat yg lalu dari suatu penyakit atau kelainan berdasarkan ingatan penderita pd waktu dilakukan wawancara dan pemeriksaan medic atau dental. Hal-hal yang ditanyakan pada penderita meliputi : nama, alamat, pekerjaan, jenis kelamin, usia, waktu dan letak gigi yg terakhir dicabut/hilang, pengalaman memakai gigi tiruan (adaptasi terhadap gigi tiruan baru), tujuan pembuatan gigi tiruan lebih mementingkan pemenuhan faktor estetik atau fungsional, dan faktor kebiasaan buruk pasien.
Pemeriksaan status lokal: 1.Extra oral pembengkakan wajah Asimetri wajah jumlah gigi yg terlihat ketika pasien berbicara Besar kedua rahang sesuai / tidak Susunan gigi teratur / tidak ? bentuk muka/ Profil wajah mata Hidung telinga bibir
Intra oral - keadaan umum : a) OH [ plak, kalkulus, stain = baik, sedang, buruk] b) Mukosa mulut c) Frekwensi karies d) Status gigi [ goyah, migrasi, malposisi] e) Ro foto : - Melihat/ memeriksa struktur tulang yg akan menjadi pendukung - Melihat bentuk , panjang, jumlah akar - Melihat kelainan bentuk pd residual ridge - Sisa akar - Keadaan vitalitas gigi - Keadaan kelainan periapikal - Berhubungan dg penentuan gigi pegangan f) Oklusi g) Artikulasi [ untuk mengetahui adanya hambatan oklusi] h) Vestibulum i) Frenulum j) Kelainan gigi [ jumlah, warna, bentuk] k) Macam gigi [ sulung, permanen] l) Proc alveolaris m) Bentuk palatum [ huruf U atau huruf V] n) Torus palatinus [ dibebaskan ] o) Lidah p) konsistensi saliva (kental/cair)
Pemeriksaan RO foto Tujuan pemeriksaan RO foto, yaitu : Melihat/ memeriksa struktur tulang yg akan menjadi pendukung Melihat bentuk , panjang, jumlah akar Melihat kelainan bentuk pd residual ridge Sisa akar Keadaan vitalitas gigi Keadaan kelainan periapikal Berhubungan dengan penentuan gigi pegangan (abutment) RO foto yang digunakan pada kasus, yaitu panoramic dan periapikal
RENCANA PERAWATAN
Tindakan Pre-Prostetik -13, 21 dapat di lakukan perawatan endodontik, namun jika gigi sudah tidak dapat di pertahankan lagi maka ekstraksi bisa menjadi alternatif . -35,31,44 sudah mobile derajat 3 dapat dilakukan ekstraksi, namun sebelum melakukan tindakan ekstraksi kondisi sistemik pasien harus di perhatikan - dilakukan tindakan bedah untuk membuang tonjolan pada ridge regio palatal RA perawatan prostodontik yaitu dengan membuat Gigi tiruan penuh lepasan akrilik.
ALTERNATIF PERAWATAN
Melakukan pemasangan implan pada gigi 35 31 44 jika pada pasien tidak terdapat penyakit sistemik seperti DM, jika ada maka perawatan implan tidak dianjurkan karena mempunyai resiko yang besar terhadap kesehatan pasien. Melakukan perawatan overdenture pada gigi 13 dan 21 dilanjutkan dengan melakukan perawatan GTP Melakukan pemasangan gigi tiruan immediate pada gigi 35 31 44 dilanjutkan dengan melakukan perawatan GTS
DESAIN GTP
INFORMED CONSENT
Informasi/keterangan yang wajib diberikan sebelum suatu tindakan kedokteran dilaksanakan adalah: Diagnosa yang telah ditegakkan. Lama waktu perawatan. Sifat dan luasnya tindakan yang akan dilakukan. Manfaat dan urgensinya dilakukan tindakan tersebut. Resiko resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi daripada tindakan kedokteran tersebut. Konsekwensinya bila tidak dilakukan tindakan tersebut dan adakah alternatif cara pengobatan yang lain. Kadangkala biaya yang menyangkut tindakan kedokteran tersebut. Resiko resiko yang harus diinformasikan kepada pasien yang dimintakan persetujuan tindakan kedokteran : Resiko yang melekat pada tindakan kedokteran tersebut. Resiko yang tidak bisa diperkirakan sebelumnya.
TERIMA KASIH