Anda di halaman 1dari 6

4. PENGUKURAN ANTHOPOMETRI a).

Penimbangan berat badan Letakkan kain atau kertas pelindung dan atur skala penimbangan ke titik nol sebelum penimbangan. Hasil timbangan dikurangi berat alas dan pembungkus bayi b). Pengukuran panjang badan Letakkan bayi di tempat yang datar. Ukur panjang badan dari kepala sampai tumit dengan kaki/badan bayi diluruskan. Alat ukur harus terbuat dari bahan yang tidak lentur. c). Ukur lingkar kepala Pengukuran dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala kembali lagi ke dahi. d). Ukur lingkar dada ukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung kembali ke dada (pengukuran dilakukan melalui kedua puting susu) 5. PEMERIKSAAN FISIK a). Kepala Raba sepanjang garis sutura dan fontanel ,apakah ukuran dan tampilannya normal. Sutura yang berjarak lebar mengindikasikan bayi preterm,moulding yang buruk atau hidrosefalus. Pada kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang tindih yang disebut moulding/moulase.Keadaan ini normal kembali setelah beberapa hari sehingga ubun-ubun mudah diraba. Perhatikan ukuran dan ketegangannya. Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang besar dapat terjadi akibat prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil terjadi pada mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini diakibatkan peningkatan tekanan intakranial, sedangkan yang cekung dapat tejadi akibat deidrasi. Terkadang teraba fontanel ketiga antara fontanel anterior dan posterior, hal ini terjadi karena adanya trisomi 21 Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum, sefal hematoma, perdarahan subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ; anensefali, mikrosefali, kraniotabes dan sebagainya

b). wajah wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak asimetris hal ini dikarenakan posisi bayi di intrauteri.Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti sindrom down atau sindrom piere robin. Perhatikan juga kelainan wajah akibat trauma lahir seperti laserasi, paresi N.fasialis. 3 c). Mata Goyangkan kepala bayi secara perlahanlahan supaya mata bayi terbuka. Periksa jumlah, posisi atau letak mata Perksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai pembesaran kemudian sebagai kekeruhan pada kornea Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil harus tampak bulat. Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobama) yang dapat mengindikasikan adanya defek retina Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat menjadi panoftalmia dan menyebabkan kebutaan Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami sindrom down d). Hidung Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih dari 2,5 cm. Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus diperhatikan kemungkinan ada obstruksi jalan napas akarena atresia koana bilateral, fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah , hal ini kemungkinan adanya sifilis kongenital Perksa adanya pernapasa cuping hidung, jika

cuping hidung mengembang menunjukkan adanya gangguan pernapasan e). Mulut Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris. Ketidaksimetrisan bibir menunjukkan adanya palsi wajah. Mulut yang kecil menunjukkan mikrognatia Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (kista lunak yang berasal dari dasar mulut) Periksa keutuhan langit-langit, terutama pada persambungan antara palatum keras dan lunak Perhatika adanya bercak putih pada gusi atau palatum yang biasanya terjadi akibatvEpisteins pearl atau gigi Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak. Bayi dengan edema otak atau tekanan intrakranial meninggi seringkali lidahnya keluar masuk (tanda foote) 4 f). Telinga Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang Dauntelinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang jelas dibagia atas Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya rendah (low set ears) terdapat pada bayi yangmengalami sindrom tertentu (Pierre-robin) Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat berhubungan dengan abnormalitas ginjal g). Leher Leher bayibiasanya pendek dan harus diperiksa kesimetrisannya. Pergerakannya harus baik. Jika terdapat keterbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang leher Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan pad fleksus brakhialis Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan.periksa adanya pembesaran kelenjar tyroid dan vena

jugularis Adanya lipata kulit yang berlebihan di bagian belakang leher menunjukkan adanya kemungkinan trisomi 21. h). Klavikula Raba seluruh klavikula untuk memastikan keutuhannya terutama pada bayi yang lahir dengan presentasi bokong atau distosia bahu. Periksa kemungkinan adanya fraktur i). Tangan Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara meluruskan kedua lengan ke bawah Kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan kurang kemungkinan adanya kerusakan neurologis atau fraktur Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya polidaktili atau sidaktili Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu buah berkaitan dengan abnormaltas kromosom, seperti trisomi 21 Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat terinfeksi atau tercabut sehingga menimbulkan luka dan perdarahan j). Dada Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabila tidak simetris kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks, paresis diafragma atau hernia diafragmatika. Pernapasan yang normal dinding dada dan abdomen bergerak secara bersamaan.Tarikan sternum atau interkostal pada saat bernapas perlu diperhatikan Pada bayi cukup bulan, puting susu sudah terbentuk dengan baik dan tampak simetris Payudara dapat tampak membesar tetapi ini normal 5 k). Abdomen Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan gerakan dada saat bernapas. Kaji adanya pembengkakan Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia diafragmatika Abdomen yang membuncit kemungkinan karena hepato-splenomegali atau tumor

lainnya Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel atau ductus omfaloentriskus persisten l). Genetalia Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm.Periksa posisi lubang uretra. Prepusium tidak boleh ditarik karena akan menyebabkan fimosis Periksa adanya hipospadia dan epispadia Skrortum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia minora Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah dari vagina, hal ini disebabkan oleh pengaruh hormon ibu (withdrawl bedding) m). Anus dan rectum Periksa adanya kelainan atresia ani , kaji posisinya Mekonium secara umum keluar pada 24 jam pertama, jika sampai 48 jam belumkeluar kemungkinan adanya mekonium plug syndrom, megakolon atau obstruksi saluran pencernaan n). Tungkai Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang kedua kaki dengan meluruskan keduanya dan bandingkan Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas. Kuraknya gerakan berkaitan dengan adanya trauma, misalnya fraktur, kerusakan neurologis. Periksa adanya polidaktili atau sidaktili padajari kaki p). Spinal Periksa psina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-tanda abnormalitas seperti spina bifida, pembengkakan, lesung atau bercak kecil berambut yang dapat menunjukkan adanya abdormalitas medula spinalis atau kolumna vertebra q). Kulit Perhatikan kondisi kuli bayi. Periksa adanya ruam dan bercak atau tanda lahir

Periksa adanya pembekakan Perhatinan adanya vernik kaseosa Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang banyak terdapat pada bayi kurang bulan

17. KULIT a). Anemi Paling baik dinilai pada telapak tangan / kaki, kuku, mukosa mulut dan conjunctiva b). Ikterus Sebaiknya dinilai dengan sinar alamiah Paling jelas terlihat di sklera, kulit, selaput lendir Harus dibedakan dengan karotenemia 12 c) Sianosis Warna kebiruan pada kulit dan mukosa Sianosis sentral oleh karena penyakit jantung, paru Sianosis perifer oleh karena kedinginan, dehidrasi, syok d) Edema Akibat cairan extraseluler abnormal Pitting edema : meninggalkan bekas Edema minimal cenderung dijaringan ikat longgar (palpebra) Edema lebih banyak kaki sakrum, skrotum Edema hebat Anasarka Edema Lokal alergi, trauma e) Lain-lain yang perlu dilihat - Ptechiae Purpura - Eritema Haemangioma - Sclerema Turgor kulit 18. KEPALA Bentuk : ukuran kepala Rambut : Warna, Kelebatan, Rontok Ubun-ubun besar Normal : Rata / sedikit cekung Umur 18 bulan menutup Wajah Mata : Palpebra,Conjungtiva, Sklera, Kornea, Pupil, Bola mata Telinga Bentuk daun telinga Sekret telinga Hidung Pernapasan cuping hidung

Mukosa hidung, Sekret Epistaksis Mulut Trismus, Halitosis Bibir : Labioskisis, Keilitis ,warna mukosa bibir Mukosa pipi : Oral thrush, Bercak koplik spots Palatum : Palatoskisis Lidah : Makroglossi, lidah kotor Gigi : Caries Salivasi : Hipersalivasi Faring, tonsil : Hiperemi, Edem, Eksudat, Abses 19. LEHER Tekanan vena jugularis Edema Bullneck Parotitis Tortikolis Kaku kuduk Massa : Kelenjar Getah Bening, Tiroid 13 20. DADA Inspeksi Bentuk, simetris Gerakan dada, Retraksi 21. PARU PARU a) Inspeksi Tercakup pada inspeksi dada b). Palpasi Simetri Kel. Axilla Fremitus Suara Meraba getaran pada dada pada konsolidasi paru jika ada cairan c). Perkusi Mulai supraklavikula ke bawah, bandingkan kanan dan kiri Normal : Sonor Hipersonor : Emfisema, pneumothorax Redup : Pneumonia, tumor, cairan d). Auskultasi Dilakukan pada seluruh dada atas, bawah, kanan, kiri Suara Napas Normal Vesikuler Inspirasi > Ekspirasi Suara napas tambahan Ronki basa Cairan

Halus : Alveolus, bronkiolus Sedang : Bronkus Nyaring : Nyata terdengar oleh karena melalui benda padat Ronki kering menyempit Jelas pada fase ekspirasi Wheezing 22. JANTUNG a). Inspeksi Denyut Apex (Apex / ictus cordis) biasanya sulit dilihat b). Palpasi Menentukan letak apex / ictus cordis NormalICS IV MCL sinistra pada bayi, anak kecil Anak besar ICS V Kardiomegali bergeser kebawah, lateral Getaran bising (thrill) bising jantung (murmur) derajat IV VSD di ICS III IV sternum kiri RHD di Apex (insufisiensi mitral) c). Perkusi Perifer ketengah Kesan besarnya jantung sulit dilakukan pada anak . Inspeksi, Palpasi lebih baik untuk menentukan besarnya jantung 14 d). Auskultasi Bunyi, murmur Sisi mangkok stetoskop 4 daerah auskultasi Apex Mitral Parasternal kiri bawah Trikuspid ICS II sternum kiri Pulmonal ICS II sternum kanan Aorta Bunyi jantung I Fase sistolik Bersamaan dengan ictus cordis Paling jelas di apex Penutupan katup atrioventrikular Bunyi jantung II Fase diastolik Penutupan katup semilunar (aorta, pulmonal) Paling jelas di ICS II sternum sinistra Bunyi jantung III, IV Bernada rendah Sulit didengar Akibat deselerasi darah

Irama derap (Gallop) Bunyi jantung III, IV terdengar jelas + takikardi Adanya gagal jantung Bising jantung Akibat turbulensi darah melalui jalan yang sempit Bising sistolik Terdengar antara S I S II Pada VSD, MI, TI Bising Diastolik Terdengar antara S II S I Pada AI, PI Bising Kontinyu Pada PDA Derajat Bising 1: Sangat lemah, hanya terdengar oleh pemeriksa yang berpengalaman, ditempat tenang 2: Lemah tapi mudah didengar 3: Keras, tidak disertai thrill 4: Keras disertai thrill 5: Sangat keras 6: Paling keras, terdengar meskipun stetoskop diangkat dari dinding dada 23. ABDOMEN a). Inspeksi Normal pada anak, perut agak membuncit oleh karena otot abdomen tipis Distensi abdomen simetris / tidak simetris Umbilikus 15 b). Auskultasi Bising Usus (suara peristaltik) terdengar tiap 10 30 Frekuensi Pada Diare atau hilang pada ileus paralitik atau peritonitis Nada tinggi (metalic sound) pada ileus obstruktif c). Perkusi Normal bunyi timpani pada seluruh abdomen kecuali didaerah hati dan limpa Untuk menentukan adanya cairan (asites) atau udara Asites ditentukan dengan : - Shifting Dulness - Undulasi - Batas daerah pekak timpani d). Palpasi

Bagian terpenting pada abdomen Nyeri dapat dilihat dari perubahan mimik anak Defans musculair (ketegangan otot perut) peritonitis Hati Pembesaran hati (Hepatomegali) dinyatakan dalam cm dibawah arcus costae Limpa Splenomegali diukur dengan cara Schuffner Tarik garis dari arcus costae pusat lipat paha Sampai pusat S IV Sampai lipat paha S VIII Massa Intra abdominal Tumor, Skibala, Hernia Anus Anus Imperforata Fisura ani . Polip Rektum Diaper Rash Colok Dubur Genetalia Pada neonatus melihat kel. Kongenital Inspeksi, Palpasi, kadang Transluminasi Laki-laki: Phymosis, Hipospadia, Skrotum, Testis Extremitas Memperhatikan sikap anggota gerak, jarijari, warna kuku, deformitas Pemeriksaan otot Kekuatan, Tonus Atrofi Pemeriksaan sendi Radang sendi (artritis) 16 24. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS Tanda rangsang Meningeal Kaku Kuduk Brudzinski I, II Kernig Kekuatan Otot Pada anak yang kooperatif 5: Normal 4: Dapat melawan tekanan 3: Dapat menahan berat tidak dapat melawan tekanan

2: Hanya dapat menggerakkan anggota badan 1: Teraba gerakan konstraksi otot, tidak dapat bergerak 0: Tidak ada konstraksi Reflek tendon KPR, BPR Pada Tumor batang otak, hipokalsemia, hipertiroid pada malnutrisi Reflek Babinski, oppenheim Klonus hiperrefleksi, reflek patologis (+) Pemeriksaan saraf otak N.IXIINeurologi

Anda mungkin juga menyukai