Anda di halaman 1dari 3

Akhir yang Memilukan (persembahan siswa-siswi kelas XII IPA 4)

Suatu hari hidup seorang pemuda. Pemuda itu hidup dalam kesenangan dunia. Hari demi hari dilaluinya dengan kesenangan belaka. Dengan hidup bermewah-mewahan dan bermalas-malasan. Pria itu memiliki wajah yang tampan. Banyak gadis yang menyukainya dan menginginkan pria itu. Akan tetapi, pemuda itu memiliki sifat yang sombong; ia dikenal sebagai pemuda yang tidak ramah kepada penduduk desanya. Namun, sebuah mimpi mengubah perjalanan hidupnya ketika dia bertemu dengan seorang gadis di sebuah acara di taman kota. Gadis itu sedang duduk sendirian, lalu pemuda itu memutuskan untuk menghampiri gadis itu dan berkata, Hei, sendirian saja? tanya pemuda tersebut. Iya, emang kenapa? jawab gadis itu sambil menengok ke wajah pemuda tersebut. Betapa terkejutnya ia ketika menatap pemuda tersebut. Matanya begitu tegas dan dia tersenyum. A..a..apa yang sedang kau lakukan di sini? tanya pemuda itu dengan gugup. Aku sedang menunggu seseorang, jawab gadis itu. Oh, bolehkah aku duduk di sebelahmu? tanya pemuda itu lagi. Silakan, jawabnya. Pemuda itu menatap mata sang gadis sambil bertanya Siapa namamu? Namaku Laras dan kamu? sambil tersenyum. Lalu pemuda itu menjawab, Nama yang indah... perkenalkan namaku Altris. Tak lama seorang laki-laki datang mendekati Laras. Dahinya mengerenyit ketika melihat seorang pemuda duduk di samping Laras. Dengan mata yang tajam, laki-laki tersebut menarik tangan Laras dan pergi dari bangku tersebut. Laras sedikit mengerang kesakitan karena genggaman yang kuat dari lelaki tersebut. Altris terbelalak dengan apa yang ia lihat. Aneh! Mengapa laki-laki tersebut bersikap kasar terhadap gadis secantik Laras? Memangnya siapa dia? Altris bertanya-tanya dalam hatinya.

Altris yang berniat mendekati Laras pun menjadi kurang percaya diri ketika ia melihat peristiwa yang baru saja ia saksikan. Altris kemudian pergi meninggalkan tempat itu dengan muka yang masam. Altris yang masih terkejut dengan peristiwa yang baru saja ia lihat masih bertanya-tanya, siapakah lelaki tersebut? Apakah ia kekasihnya? Lalu tak lama kemudian Altris segera mencari tahu siapa sebenarnya lelaki tersebut. Ia berkeliling di taman tersebut dengan harapan dapat menemukan Laras dan lelaki yang bersikap kasar terhadap Laras tadi. Setelah lima menit mencari, akhirnya Altris menemukan mereka. Altris melihat mereka berdua sedang berbincang-bincang di taman. Lelaki itu terkejut setelah melihat Altris ternyata mengikutinya dari belakang. Apa yang kau inginkan? Mengapa kau mengikuti kami? sergah lelaki itu kepada Altris. Segera Altris menjawab, Aku hanya ingin bertanya mengapa tadi kau berbuat kasar tehadap Laras? Memangnya apa urusanmu? kata lelaki itu semakin kasar. Jelaslah urusanku, aku tidak senang melihat seorang wanita dikasari oleh pria. Apalagi wanita secantik dan seanggun Laras. Sebaiknya kau mulai sadar diri bahwa kau telah ikut campur! lelaki itu mulai melangkah mendekati Altris dan menghantam perut Altris secara sadis. Seketika Laras memekik kaget dan ketakutan atas kejadian yang ia lihat dengan mata kepalanya sendiri. Sontak saja Laras pun menghampiri Altris,

mencoba membantu memapahnya yang sempat tersungkur atas hantaman dari lelaki tersebut. Lalu, Laras pun berkata kepada lelaki tersebut, Hei, jangan kau sakiti dia! Diam kau! jawabnya. Tiba-tiba terdengar ledakan di gedung yang terletak di beberapa meter di belakang lelaki tersebut. Mereka beruntung karena jangkauan ledakan tidak mencapai mereka dan situasi pun menjadi kacau. Altris pun memanfaatkan keadaan ini untuk melarikan diri. Ia memegang Laras dan berlari, tapi sialnya orang-orang malah mengira ia teroris karena hanya ia yang melarikan diri. Altris

menggenggam erat tangan Laras yang sangat ketakutan. Orang-orang berlari berhamburan menjauhi tempat itu sambil berteriak-teriak ketakutan. Tiba-tiba dari arah mereka, datang Densus 88 untuk mengamankan semua orang yang ada di sekitar gedung tersebut. Laras terus berlari terbirit-birit tanpa henti bersama Altris. Mereka terus berlari menyusuri jalan kecil di sela-sela gedung, mereka hampir tertimpa puingpuing bangunan dan mereka pun akhirnya terjatuh, kaki Altris terjepit puing bangunan. Sebaiknya kau berlari lebih cepat dan amankanlah dirimu, jangan hiraukan aku! pinta Altris sambil menahan rasa sakit pada kaki kirinya. Aku tidak bisa meninggalkanmu, kau harus bisa bertahan, jawab laras sambil menitikkan air mata. Kenapa kau begitu peduli padaku? tanya Altris. Berlarilah terus selamatkan dirimu! lanjut Altris. Dengan berat hati akhirnya Laras pergi berlari meninggalkan Altris yang kesakitan karena kakinya terjepit puing bangunan. Tidak lama kemudian ia bertemu dengan tim penyelamat dan memberi tahu bahwa Altris tertinggal dengan kondisi kaki terjepit puing bangunan.Tim penyelamat bergegas ke tempat Altris dan mulai menyelamatkannya. Namun, ketika tim penyelamat menghampiri Altris, ternyata Altris sudah memotong kakinya dengan menggunakan pecahan kaca. Kaki Altris banyak mengeluarkan darah. Ia akhirnya meninggal di tempat. Semenjak itu, tempat Altris tewas menjadi tempat keramat. Tidak ada yang berani mengunjungi tempat itu. Tempat itu menjadi tempat wisata walaupun sebenarnya tempat itu sangat angker. Kisah Altris dan Laras mengalahkan ketenaran kisah Romeo dan Juliet sehingga banyak wisatawan domestik maupun wisatawan asing yang mendatangi tempat bersejarah itu. Karena kisah yang romantis antara Altris dan Laras, pemerintah membangun monumen di sekitar tempat wisata dan mendaftarkannya sebagai aset UNESCO. Sungguh akhir yang memilukan. Tamat

Anda mungkin juga menyukai